Anda di halaman 1dari 15

KMB

SINDROM NEUFROTIK

Disusun Oleh :

SHERYEL AURADINDA HERLAMBANG

(2022.01.01.15)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

T.A. 2022/2023
BAB 1
• ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi Ginjal Ginjal merupakan organ yang berada di rongga abdomen, berada di
belakang peritoneum, dan terletak di kanan kiri kolumna vertebralis sekitar vertebra T12 hingga
L3.
Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11- 12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm,
berbentuk seperti biji kacang dengan lekukan mengahadap ke dalam, dan berukuran kira-kira
sebesar kepalan tangan manusia dewasa.
Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih antara 120-150
gram. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak yaitu lemak pararenal dan lemak perirenal
yang dipisahkan oleh sebuah fascia yang disebut fascia gerota.
Dalam potongan frontal ginjal, ditemukan dua lapisan ginjal di distal sinus renalis, yaitu
korteks renalis (bagian luar) yang berwarna coklat gelap dan medulla renalis (bagian dalam)
yang berwarna coklat terang.
Di bagian sinus renalis terdapat bangunan berbentuk corong yang merupakan kelanjutan dari
ureter dan disebut pelvis renalis. Masing-masing pelvis renalis membentuk dua atau tiga kaliks
rmayor dan masing-masing kaliks mayor tersebut akan bercabang lagi menjadi dua atau tiga
kaliks minor.Vaskularisasi ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta
abdominalis di distal arterme arteriola aferen yang menyusun glomerulus

Fisiologi Ginjal
Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupan, yakni
menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah serta mempertahankan
homeostatis cairan dan elektrolit yang kemudian dibuang melalui urine. Pembentukan urin
adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam mempertahankan homeostatis tubuh
Pada orang dewasa sehat, kurang lebih 1200 ml darah, atau 25% cardiac output, mengalir ke
kedua ginjal. Pada keadaan tertentu, aliran darah ke ginjal dapat meningkat hingga 30% (pada
saat latihan fisik) dan menurun hingga 12% dari cardiac output
Etiologi
Penyebab sindrom nefrotik dibagi menjadi dua menurut Muttaqin, 2012 adalah:
• Primer, yaitu berkaitan dengan berbagai penyakit ginjal, seperti glomerulonefritis, dan
nefrotik sindrom perubahan minimal
2.Sekunder, yaitu yang diakibatkan infeksi, penggunaan obat, dan penyakit sistemik lain,
seperti diabetes mellitus, sistema lupus eritematosus, dan amyloidosis

Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis menurut Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2 (2020), manifestasi
utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan
(pitting), dan umumnya ditemukan di sekitar mata (periorbital), pada area ekstremitas
(sekrum, tumit, dan tangan), dan pada abdomen (asites). Gejala lain seperti malese, sakit
kepala, iritabilitas dan keletihan umumnya terjadi.

Masalah Keperawatan
1. Kelebihanvolumecairan
2. Gangguanpolanafas
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Hipertensi
5. Proteinuria
7. Intoleransiaktivitas
8.Resiko Gangguan integritas kulit
9.Gangguan polaeliminasi
Patofisiologi

Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah proteinuria
sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini disebabkan oleh
karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang sebabnya belum diketahui
yang terkait dengan hilangnya muatan negative gliko protein dalam dinding kapiler. Pada
sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas campuran albumin dan protein yang
sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam tubulus terlalu banyak akibat dari kebocoran
glomerolus dan akhirnya diekskresikan dalam urin. (Latas, 2022 : 383).
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya
protein plasma dan kemudian akan terjadinya proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria
menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunya albumin, tekanan osmotic plasma
menurun sehingga cairan intravascular berpindah ke dalam intertisial. Perpindahan cairan
tersebut menjadikan volume cairan intravascular berkurang, sehingga menurunkan jumlah
aliran darah ke renal karena hipovolemi. Menurunya aliran darah ke renal, ginjal akan
melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan
sekresi antideuretik hormone (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian menjadi retensi
natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air, akan menyebabkan edema (Wati, 2012).
Terjadi peningkatan cholesterol dan Triglicerida serum akibat dari peningkatan stimulasi
produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin atau penurunan onkotik plasma. Adanya
hiperlipidemia juga akibat dari meningkat nya produksi lipoprotein dalam hati yang timbul oleh
karena kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam urin (lipiduria). Menurunya
respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena hipoalbuminemia,
hyperlipidemia, atau defisiensi seng.

PENATALAKSANAAN MEDIS

• Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal. Menjaga pasien
dalam keadaan tirah baring selama beberapa hari mungkin diperlukan untuk meningkatkan
diuresis guna mengurangi edema. Masukan protein ditingkatkan untuk menggantikan protein
yang hilang dalam urin dan untuk membentuk cadangan protein di tubuh. Jika edema berat,
pasien diberikan diet rendah natrium. Diuretik diresepkan untuk pasien dengan edema berat,
dan adrenokortikosteroid (prednison) digunakan untuk mengurangi proteinuria (Brunner &
Suddarth, 2020).
Medikasi lain yang digunakan dalam penanganan sindrom nefrotik mencakup agens
antineoplastik (Cytoxan) atau agens imunosupresif (Imuran, Leukeran, atau siklosporin), jika
terjadi kambuh, penanganan kortikosteroid ulang diperlukan (Brunner & Suddarth, 2020).

Terapi Nonfarmakologis

Diet bagi klien sindrom nefrotik


• Tujuan Diet
• Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
• Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
• Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
• Mengontrol hipertensi.
• Mengatasi anoreksia.

• Syarat Diet
• Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35 kkal/kg
BB per hari.
• Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein yang
dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi.
• Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total.
• Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
• Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema.
• Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida
darah.
• Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin ditambah
500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
• Diet yang Dianjurkan dan Dihindari
Jenis Bahan
Dianjurkan Dibatasi
Makanan
Sumber Nasi, bubur, bihun, roti, Roti, biskuit dan kue-
karbohidrat gandum, makaroni, pasta, kue yang dibuat
jagung, kentang, ubi, talas, menggunakan garam
singkong, havermout dapur dan soda.
Sumber Telur, susu skim/susu rendah Hati, ginjal, jantung,
protein lemak, daging tanpa lemak, limpa, otak, ham, sosis,
hewani ayam tanpa kulit, ikan babat, usus, paru,
sarden, kaldu daging,
bebek, burung, angsa,
remis, seafood dan
aneka. Protein hewani
yang diawetkan
menggunakan garam
seperti sarden, kornet,
ikan asin dan
sebagainya
Sumber Kacang-kacangan dan aneka Kacang-kacangan yang
protein nabati olahannya diasinkan aatu
diawetkan
Sayuran Semua jenis sayuran segar Sayuran yang
diasinkan atau
diawetkan
Buah-buahan Semua macam buah-buahan Buah-buahan yang
segar diasinkan atau
diawetkan
Minum Semua macam minuman yang Teh kental atau kopi.
tidak beralkohol Minuman yang
mengandung soda dan
alkohol: soft drink,
arak, ciu, bir
Lainnya Semua macam bumbu Makanan yang
secukupnya berlemak, penggunaan
santan kental, bumbu:
garam, baking powder,
soda kue, MSG, kecap,
terasi, ketchup, sambal
botol, petis, tauco,
bumbu instan, dan
sebagainya

• Tes diagnostic

Penegakan diagnosis sindrom nefrotik tidak ditentukan dengan hanya penampilan


klinis.Diagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan penunjang
berikut yaitu urinalisis, pemeriksaan sedimen urin, pengukuran protein urin, albumin serum,
pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan immunologis, USG renal, biopsi ginjal, dan
darah, dimana :
• Urinalisis
Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguri ) yang terjadi dalam 24-48 jam setelah
ginjal rusak, warna kotor, sedimen kecoklatan menunjuk kan adanya darah, Hb, Monoglobin,
Porfirin. Berat jenis kurang dari 1,020 menunjukkan penyakit ginjal. Protein urin meningkat
(nilai normal negatif). Urinalisis adalah tes awal diagnosis sindrom nefrotik. Proteinuria berkisar
3+ atau 4+ pada pembacaan dipstik, atau melalui tes semikuantitatif dengan asam sulfosalisilat,
3+ menandakan kandungan protein urin sebesar 300 mg/dL atau lebih, yang artinya 3g/dL atau
lebih yang masuk dalam nephrotic range.

• Pemeriksaan sedimen urin


Pemeriksaan sedimen akan memberikan gambaran oval fat bodies: epitel sel yang
mengandung butir-butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, torak hialin
dan torak eritrosit.
• Pengukuran protein urin
Pengukuran protein urin dilakukan melalui timed collection atau single spot collection.
Timed collection dilakukan melalui pengumpulan urin 24 jam, mulai dari jam 7 pagi
hingga waktu yang sama keesokan harinya. Pada individu sehat, total protein urin ≤ 150
mg. Adanya proteinuria masif merupakan kriteria diagnosis. Single spot collection lebih
mudah dilakukan. Saat rasio protein urin dan kreatinin > 2g/g, ini mengarahkan pada
kadar protein urin per hari sebanyak ≥ 3g.
• Albumin serum
kualitatif : ++ sampai ++++
kuantitatif :> 50 mg/kgBB/hari (diperiksa dengan memakai reagen ESBACH)
• Pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan imunologis
• USG renal: Terdapat tanda-tanda glomerulonefritis kronik.
• Biopsi ginjal
Biopsi ginjal diindikasikan pada anak dengan SN kongenital, onset usia > 8 tahun, resisten
steroid, dependen steroid atau frequent relaps, serta terdapat manifestasi nefritik signifikan. Pada
SN dewasa yang tidak diketahui asalnya, biopsy mungkin diperlukan untuk diagnosis.
Penegakan diagnosis patologi penting dilakukan karena masing-masing tipe memiliki
pengobatan dan prognosis yang berbeda.

• Darah
Hb menurun adanya anemia, Ht menurun pada gagal ginjal, natrium meningkat tapi
biasanya bervariasi, kalium meningkat sehubungan dengan retensi dengan perpindahan
seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah nerah).

Penurunan pada kadar serum dapat menunjukkan kehilangan protein dan albumin
melalui urin, perpindahan cairan, penurunan pemasukan dan penurunan sintesis karena
kekurangan asam amino essensial.

Kolesterol serum meningkat (umur 5-14 tahun : kurang dari atau sama dengan 220
mg/dl).
ASUHAN KEPERAWATAN

Data fokus
DataSubjek:
1.An.A(6tahun),JK:laki-laki,datang dibawa ibunya ke rumah sakit
Dengan keluhan badan anaknya bengkak-bengkak diseluruh badan
Terutama dibagian wajah dan mata.
2.Ibunya mengatakan 5hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata
Anaknya sembab,namun sembab berkurang disore hari,sembab
Juga menyebar dibagian perut dan esoknya pada ke dua kaki,
3.Ibunya mengatakan sejak 4hari yag lalu BAK berwarna merah tua
Dan sedikit.
DO:
1.Pada saat di kaji terlihat terdapat luka borok pada kulit An.A.
2.Keadaan umum pasien tampak sakit sedang,kesadaran kompos
mentis,
3.pada pemeriksaan TTV didapatkan
Nadi:112x/menit
RR:44x/menit,
Suhu:36,70C,
Dan Tekanan Darah 130/80mmHg.
BB=42KG
PB =136CM

pada pemeriksaan lab darah rutin diperoleh HB : 10,9 g/dl,


WBC : 5.900,
trombosit : 398.000, Ht : 33%,
kolesterol total 479 gr/dl,
protein total 2,4g/dl,
albumin: 1,0 g/dl,
globulin : 1,46 g/dl,5.
Ureum : 31mg/dl6.
Pasien anoreksia (+)7.
oedem priorbita (+),8.
hipoalbuminemia (+)9.
dan pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat II. Pada10.
pemeriksaan urin lengkap diperoleh warna : kuning, kejernihan :agakkeruh, berat jenis : 1,005,
pH 5,5, glukosa (-),11.
bilirubin (-),darah (+2), protein (+3) , urobilonogen (+1), leukosit (+1)

ANALISA DATA

N0. DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS: Retensi Natrium
- Ibu An.A mengatakan Kelebihan Volum
badan anaknya bengkak- Cairan
bengkak di seluruh badan
terutama dibagian wajah dan
mata

- Ibunya mengatakan 5 hari


SMRS saat bangun tidur pagi
hari mata anaknya sembab,
namun sembab berkurang di sore
hari, sembab juga menyebar
dibagian perut dan esoknya pada
kedua kaki

- Ibunya mengatakan Sejak 4


hari yag lalu BAK berwarna
merah

DO:
-Ureum : 31mg/d
-Tekanan darah 130/80mmhg
-Oedem priorbita (+),
- Nadi 112x/menit,
-RR : 44x/menit
- Pada ektstremitas pitting edema
(+) dengan derajat ii
- Pada pemeriksaan urin lengkap
diperoleh warna :kuning,
kejernihan :agak keruh,
- Urobilonogen (+1),
- Leukosit (+1)-Berat jenis : 1,005
2. DS: Asietas Ketidak
- Ibunya mengatakan sembab (Menekan Seimbangan
juga menyebar dibagian perut Lambung) Nutrisi

DO:
-Pasien anoreksia (+),
-Hipoalbuminemia (+)
-Protein total 2,4 g/dl,
-Albumin: 1,0 g/dl
-Kolesterol total 479 gr/dl

3. DS: Imobilisai Kerusakan


- Intregitas Kulit

DO:
-Pada saat di kaji terlihat
terdapat luka borok pada kulit
An.a
-keadaan umum px tampak
lemah

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Edema ditandai dengan Ibu An.A mengatakan
badan anaknya bengkak-bengkak diseluruh badan terutama dibagian wajah dan mata,Ibunya
mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata anaknyasembab, namun sembab
berkurang di sore hari, sembab juga menyebar dibagian perut dan esoknya pada kedua kaki,
Ureum:31mg/dl
Berat jenis : 1,005,Tekanan darah 130/80mmhg
Oedem priorbita (+),
Nadi 112x/menit,
RR : 44x/menit

Pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat ii


Th/ Sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit Pada pemeriksaan urin
lengkapdiperoleh warna : kuning, kejernihan :agak keruh, Urobilonogen (+1), Leukosit (+1)
2.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Imobilisasi d.d Pada saat dikaji terlihat terdapat
luka borok pada kulit An. A
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang
3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asites
(menekan lambung) d.d Ibunya mengatakansembab juga menyebar dibagian perut Pasien
anoreksia (+), Hipoalbuminemia (+)Protein total 2,4 g/dl,Albumin: 1,0 g/dlKolesterol total 479
gr/dl,

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai