Gambaran Umum
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung
energy dan protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk
makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur,
dan daging, atau dalam bentuk minuman enteral energy tinggi protein tinggi Diet
ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat
menerima makanan lengkap.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein adalah untuk:
1. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk mencengah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein adalah:
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
2. Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB.
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
8
Menurut keadaan, pasien dapat diberikan salah satu dari dua macam Diet Tinggi
Kalori Tinggi Protein (TKTP) seperti dibawah:
1. Diet Enexgi Tinggi Protein Tinggi 1 (TKTP I)
Energi: 2600 kkal, Protein: 100 g (2g/kg BB)
2. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi II (TKTP II)
Energi: 3000 kkal, Protein: 125 g (2,5 g/kg BB)
9
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan kental.
margarine, santan encer, salad Minuman rendah
dressing. energy
Minuman Soft drink, madu, sirup, teh dan Minuman rendah
kopi encer. energy
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti bawang
merah, bawang putih, laos, salam,
dan kecap.
10
DIET RENDAH GARAM
Gambaran Umum
Yang dimaksud dengan garam dalam Diet Rendah Garam adalah garam
natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3),
baking powder, natrium benzoate, dan vetsin (mono sodium glutamat). Natrium
adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi
menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam tranmisi
saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung
lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal,
jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang
dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang
dibutuhkan, sehingga tidak ada penyerapan kebutuhan natrium sehari. WHO
(1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari
(ekivalen dengan 2400 mg natrium)
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium
klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga
menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu
seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekompensasio kordis, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites
dan/atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu
dibatasi.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Rendah Garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau
air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
11
Syarat Diet
Syarat-syarat diet Rendah Garam adalah:
1. Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
2. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan
atau hipertensi.
12
Bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras, kentang, singkong, Roti, biscuit dan kue-kue yang
karbohidrat terigu, tapioka, hunkwe, gula, dimasak dengan garam dapur
bahan makanan yang diolah dan atau baking powder dan
dari makanan tersebut di atas soda
tanpa garam dapur dan soda
seperti: makaroni, mi, bihun,
roti, biscuit, kue kering.
Sumber protein Daging dan ikan maksimal Otak, ginjal, lidah, sarden:
hewani 100 g sehari, telur maksimal daging, ikan, susu, dan telur
1 butir sehari yang diawet dengan garam
dapur seperti daging asap, ham,
bacon, dendeng, abon, keju,
ikan asin, ikan kaleng, kornet,
ebi, udang kering, telur asin dan
telur pindang.
Sumber protein Semua kacang-kacangan dan Keju kacang tanah dan
nabati hasihiya semua kacang-kacangan
yang diolah dan dimasak dan hasilnya yang dimasak
tanpa garam dengan garam dapur.
dapur.
Sayuran Semua sayuran segar; Sayuran yang dimasak dan
sayuran yang diawet tanpa diawet dengan garam dapur dan
garam dapur dan natrium lain ikatan natrium, seperti
benzoate. sayuran dalam kaleng, sawi asin,
asinan dan acar.
Buah-buahan Semua buah-buahan segar; Buah-buahan yang diawet
buah yang diawet tanpa dengan garam dapur dan
garam dapur dan natrium lain ikatan natrium, seperti
benzoat. buah dalam kaleng.
13
Lemak Minyak goreng, margarin, Margarin dan mentega
dan mentega tanpa garam. biasa.
14
DIET PADA TINDAKAN BEDAH
Gambaran Umum
Pengaruh pembedahan terhadap metabolisme pascabedah tergantung berat
ringannya perbedaan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan
natrium yang : dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pascabedah
Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka
tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imbilisasi). Demam meningkatkan
kebutuhan energi, sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan
protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
A. Diet Pra-Bedah
Diet Pra-Bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien
yang akan menjadi pembedahan.
Pemberian Diet Pra-Bedah tergantung pada:
1. Keadaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status gizi, gula
darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu
tubuh.
2. Macam pembedahan:
a) Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstriptasi, dan
sirkumisisi atau khitan.
b) Bedah mayor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah saluran cerna
(lambung, usus halus, dan usus besar) dan bedah diluar saluran cerna
(jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang, dan sebagainya).
3. Sifat operasi:
a) Segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat
diberi Diet Pra-Bedah.
15
b) Berencana atau elektif. Pasim disiapkan dengan pemberian Diet
Pra-Bedah sesuai status gizi dan macam pembedahan.
4. Macam penyakit:
a) Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran
cerna, jantung, ginjal, saluran pernafasan, dan tulang.
b) Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes mellitus,
jantung, dan hipertensi.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Pra-Bedah adalah:
1. Energi
a) Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg
BB.
b) Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25 % di bawah
kebutuhan energi normal
c) Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan
energi normal ditambah factor stress sebesar 15% dari AMB (Angka
Metabolisme Basal)
d) Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan
penyakitnya.
2. Protein
a) Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah
(<2,5mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
b) Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein
normal 0,8-1 g/kg BB.
c) Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
16
3. Lemak cukup, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
4. Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk
menghindari hipennetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu,
karbohidrat diberikan sesuai dengan penyakitnya.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambah dalam
bentuk suplemen.
6. Mineral cukup. Bila perlu ditambah dalam bentuk suplemen.
7. Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma,
sehingga mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau kecil di
meja operasi)
17
o Pra-bedah besar di luar saluran cerna diberi Formula Enteral Sisa Rendah
selama 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir pada pra-bedah besar
dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan, sedangkan minum terakhir
8 jam sebelumnya.
B. Diet Pasca-Bedah
Diet pasca-bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani penbedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung
pada macam penbedahan dan jenis penyakit penyerta.
18
Tujuan Diet Pasca-Bedah
Tujuan diet pasca-bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahun tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
1) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2) Siengganti kehilangan piotein, glokogen, zat besi, dan zat gizi lain.
3) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
19
2) Diet Pasca-Bedah II
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pasca-bedah besar saluran
cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah I.
4) Diet Pasca-Bedah IV
Diet pasca-bedah IV diberikan kepada:
a) Pasien pasca-bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
b) Pasien pasca-bedah besar, setelah diet pasca-bedah III
20
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali
makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.
21
DIET PENYAKIT DIABETES MELITUS
Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Diabetes Melitus adalah, membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan control
metabolic yang lebih baik, dengan cara:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurun
glukosa oral dan aktivitas fisik.
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal.
4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama
serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit diabetes mellitus
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolism basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan
22
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya ada tidaknya
komplikasi. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi, siang,
dan sore, serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan.
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
4. Kebutuhan karbobidrat adalah sisa dari kebutuhan energ total, yaitu 60-70%.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah
terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni samapai 5% dari
kebutuhan energi normal.
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah
bahan pemanis seiain sukrosa. Ada dua gula alternatif yaitu yang bergizi dan
tidak bergizi. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gula alkohol berupa
sorbitol, manitol, dan silitol, sedangkan gula alternatif yang tidak bergizi
adalah aspartam dan sakarin. Penggunaan gula alternatif hendaknya
dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalan jumlah 20% dari kebutuhan energi
total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula alkohol dalam
jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
7. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi
kebutuhan serat sehari.
8. Cukup vitamin dan mineral.
9. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi
kebutuhan serat sehari.
10. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
23
Sebagai pedoman dipakai 8 jenis diet diabetes mellitus.
Penetapan diet ditentukan oleh keadaan pasien, jenis diabetes mellitus, dan
program pengobatan secara keseluruhan.
24
Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi/dihindari).
1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti:
o Gula pasir, gula jawa
o Sirop, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental
manis, minuman botol ringan, dan es krim.
o Kue-kue manis, dodol,cake dan tarcis.
2. Mengandung banyak lemak, contohnya: cake, makanan siap saji (fast food),
goreng-gorengan.
3. Mengandung banyak natrium, contohnya: ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus dengan nefrofati adalah untuk mencapai
dan mempertahankan status gizi optimal serta menghambat laju kerusakan ginjal,
dengan cara:
1. Mengendalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah.
2. Mencegah menurunnya fungsi ginjal.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit diabetes mellitus dengan nefrofati adalah:
1. Energi adekuat, yaitu 25-30 kkal/kg BB ideal.
2. Protein rendah, yaitu 10% dari kebutuhan energi total atau 0,8 g/kb BB.
Rendahnya kandungan protein diet sehari tergantung pada kondisi pasien.
Sebanyak 65% protein berasal dari sumber protein bernilai biologik tinggi.
25
3. Karbohidrat sedang, yaitu 55-60% dari kebutuhan energi total. Kebutuhan
karbobidrat tergantung pada kadar glukosa dan lipida darah. Gunakan
karbohidrat komplek sebagai sumber karbohidrat utama. Pemberian
karbobidrat sederhana berupa gula murni dalam jumlah terbatas sebaiknya
dilakukan bersama makanan utama dan bukan diantara waktu makan.
4. Lemak normal, yaitu 20-25% dari kebutuhan enrgi total. Utamakan asam
lemak tidak jenuh ganda atau tunggal. Asupan asam lemak jenuh
hendaknya <10% asupan energy total. Kolesterol < 300 mg.
5. Natrium: 1000-3000 mg, tergantung pada tekanan darah, adanya edema,
dan ekskresi natrium.
6. Kalium dibatasi, fosfor dan kalsium tinggi.
7. Vitamin tinggi, bila nafsu makan menurun diberikan suplemen vitamin b
kompleks, asam folat dan piridoksin, serta vitamin C.
26
Sumber protein - Semua jenis kacang-kacangan
nabati dan hasilnya yang merupakan
sumber protein bernilai
biologic rendah.
Sayuran Rendah kalium, seperti caisim, Tinggi kalium, seperti: tomat,
kangkung, sawi, wortel, dan kol, bayam, bit, daun bawang,
terong. taoge, kacang hijau, kacang
buncis, kembang kol, waluh,
dan rebung.
Buah-buahan Rendah kalium, seperti jambu, Tinggi kalium, seperti anggur,
kedondong, mangga, markisa, arbei, belimbing. duku, jambu
melon, semangka, nangka, pit, biji, jeruk, papaya, dan
pisang.
Minuman - Berbagai mmnman
bersoda dan beralkohol.
Bumbu Semua jenis bumbu selain gula Semua jenis gula, madu
27
DIET PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
Gambaran Umum
Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homoeostatik
cairan, elektrolit, dan bahan-bahan organik dalam tubuh. Hal ini terjadi melalui
proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Disamping itu, ginjal mempunyai fungsi
endorin penting, seperti sintesis hormone erittroprotein serta sekresi rennin dan
aldosteron, mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif, dan degradasi berbagai
jenis hormon.
Diet khusus diperlukan bila fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit-
penyakit: (1) Sindroma Nefrotik; (2) Gagal ginjal akut; (3) Penyakit ginjal kronik
dengan penurunan fungsi ginjal ringan sampai berat; (4) Penyakit ginjal tahap
akhir yang memerlukan doa;osos; dan (5) Batu ginjal. Diet pada penyakit ginjal
ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan, elektrolit natrium,
kalium, kalsium, dan fosfor.
Tujuan Diet
Tujuan diet sindroma nefrotik adalah untuk:
1. Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
2 Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Memonitor hiperkolesterolimia dan penumpukan trigliserida.
4. Mengontrol hipertensi.
5. Mengatasi anoreksia.
28
Syarat Diet
Syarat-syarat diet sindroma nefrotik adalah:
1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu
35 kkal/kg berat badan.
2. Protein sedang, yaitu 1 atau 0,8 g/kg berat badan ditambah jumlah protein
yang dikeluarkan melalui urin. Utamakana penggunaan protein bernilai
biologik tinggi.
3. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat sebagai sisa dari kebutuhan energi. Utamakan penggunaan
karbobidrat kompieks.
5. Natrium dibatasi, yaitu 1-4 g sehari, tergantung berat ringannya edema.
6. Kolesterol dibatasi < 300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernapasan.
29
4. Jenis terapi yang diberikan.
Pemberian diet disesuaikan dengan keempat hai tersebut diatas. Gejala penyakit
dapat disertai anoreksia, nausea, rasa ielah, gatal, mengantuk, pusing dan sesak
napas. Dalam keadaan katabolic sedang dan berat, pasien memerlukan dianalysis.
Apabila faktor penyebab dapat diatasi, penyakit dapat disembuhkan, yang berarti
fungsi ginjal kembali normal.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit gagal ginjal akut adalah untuk:
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
2. Menurunkan kadar ureum darah.
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
penyembuhan.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit gagal ginjal akut adalah:
1. Energi cukup untuk mencegah kabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg berat badan.
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg berat
badan. Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kg berat badan.
Kambolik sedang 0,8-1,2 g/kg berat badan, dan katabolik berat 1-1,5 g/kg
berat badan.
3. Lemak sedang, yaitu 20-30 % dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5-1,5
gkg berat badan. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg berat bsdan.
4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi
yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat hipertrigliseridimia,
batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni.
5. Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria.
6. Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin
± 500 ml.
7. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk
formula enteral atau parenteral.
30
3. Diet Penyakit Ginjal Kronik
Gambaran Umum
Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan dimana
terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun)
disebabkan oleh bagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresif dan
umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible). Gejala penyakit ini umumnya
adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah-muntah, pusing, sesak nafas, rasa
lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo
Filtration Rate (GFR) atau Tes Kliren Kreatinin (TKK) < 25 ml/menit, diberikan
diet protein rendah.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit ginjal kronik adalah untuk:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan
sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat
turunnya laju filtrasi glomerulus.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit ginjal kronik adalah:
1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg berat badan.
2. Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg berat badan. Sebagian hams bernilai
biologik tinggi.
3. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal
dari protein dan lemak.
5. Natrium dibatasi bila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
Banyaknya natrium yang diberikan antara 1-3 g.
6. Kalium dibatasi apabila ada hiperkalemia, oliguria, atau anuria.
7. Tairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran
31
cairan melalui keringat dan pernapasan (500 ml).
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:
1. Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 50 kg.
2. Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 60 kg.
3. Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 65 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada
keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat
lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar.
32
4. Diet Gagal Ginjal Dengan Dialisis
Gambaran Umum
Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal berat,
dimana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme,
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memproduksi
hormon-hormon. Ketidakmampuan ginjal mengeluarkan produk-produk sisa
metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialisis dilakukan bila hasil tes kliren
kreatinin < 15 ml/menit. Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialysis, sisa
fungsi ginjal, dan ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien umumnya rendah,
perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien dalam atas-batas diet yang
ditetapkan.
Tujuan Diet
Tujuan diet gagal ginjal dengan dialisis adalah untuk:
1. Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi,
agar pasien dapat melakukan aktifitas normal.
2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Menjaga agar akumulasi produk metabolisme tidak berlebihan.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet gagal ginjal dengan dialisisi adalah:
1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg berat badan ideal/hari pada pasien hemodialisis
(HD) maupun Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
2. Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti
asam amino yang hilang selama dialysis, yaitu 1-1,2 g/kg berat badan
ideal/hari pada HD dan 1,3 kg/kg berat badan ideal/hari pada CAPD.
3. Karbohidrat cukup, yaitu 55-75 % dari kebutuhan energi total.
4. Lemak normal, yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total.
5. Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu lg +
penyesuaian menurut jumiah urin sehari, yaitu lg untuk setiap ½ liter urin.
1-4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap ½ liter
urin (CAPD).
33
6. Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam, yaitu 2 g + penyesuaian
menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 1 liter urin (HD). 3 g +
penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 1 liter urin
(CAPD).
7. Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari.
8. Fosfor dibatasi, yaitu < 17 mg/kg berat badan ideal/hari.
9. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500-750 ml.
10. Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang mengandung energi
dan protein tinggi.
34
mencegah terbentuknya berbagai jenis batu ginjal. Kebutuhan cairan bertambah
dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan peningkatan aktivitas. Separo
cairan hendaknya adalah air putih.
Tujuan Diet
Tujuan diet batu ginjal adalah untuk:
1. Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal.
2. Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin
melalui peningkatan asupan cairan.
3. Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet batu ginjal adalah:
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan.
2. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak sedang, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total.
4. Karbobidrat, sisa dari kebutuhan energi total.
5. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/ hari, separonya berasal dari air putih.
6. Pembatasan makanan sesuai dengan jenis batu.
35
DIET PENYAKIT GOUT ARTRITIS
Gambaran Umum
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme
abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.
Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal berapa asam urat di
persendian yang menyebabkan peradangan sendi lutut dan/atau jari.
Tujuan Diet
Tujuan diet gout artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit gout artritis adalah:
1. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau
kegemukan, asupan energi sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-
1000 kkal dari kebutuhan energi normal hingga tercapai berat badan normal.
2. Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Hindari bahan malcanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin
> 150 mg/100 g.
4. Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total. Lemak berlebih
dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin.
5. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi
total. Karena kebanyakan pasien gout atritis mempunyai berat badan lebih,
maka dianjurkan untuk menggunakan sumber karbohidrat kompleks.
6. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutun.
7. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata-rata asupan
cairan yang dianjurkan adalah 2-2 lA liter/hari.
36
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet gout arthritis diberikan kepada pasien dengan gout dan/atau batu asam urat
dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl.
37
DIET PENYAKIT HATI DAN KANDUNG EMPEDU
Penyakit Hati
Gambaran Umum
Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan
setelah diabsorpsi, langsung dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi
bentuk lain dan diangkut ke bagian tubuh yang membutuhkan. Hati merupakan
tempat penyimpanan mineral benipa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut lemak A, D, E, dan K.
Hati mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi obat-
obatan dan racun-racun. Dengan demikian, kelainan atau kerusakan pada hati
berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh
sehingga sering menyebabkan gangguan gizi.
Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah Hepatitis dan Sirosis
Hati. Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin
tertentu atau infeksi karena virus. Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa
mual dan muntah, serta.jaundice (kuning).Hepatitis dapat bersifat akut atau
kronis.
Sirosis hati adalah kerusakan hati yang menetap, disebabkan oleh Hepatitis
Kronis, alkohol, penyumbatan saluran empedu, dan berbagai kelainan
metabolisme. Jaringan hati secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan
(fibrotik) sehingga fungsinya terganggu. Gejalanya yaitu kelelahan, kehilangan
berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan, dan jaundice.
Dalam keadaan berat disertai asites, hipertensi portal, dan hematemesis-melena
yang dapat berakhir dengan koma hepatik.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara:
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut
38
dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein.
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan hipertensi portal.
5. Mencegah koma hepatik.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu adalah:
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap
sesuai kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energo total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea,
gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak
45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agaik tinggi, yaita 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabotisme protein.
Pada kasus Hepatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati
disertai peningkatan amoniak di dalam darah, pemberian protein harus dibatasi
untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30-40 gram/hari. Pada sirosis hati
terkompensasi, protein diberikan sebanyak 1,25 gram/kg BB. Asupan minimal
protein hendaknya 0.8-l g/Kg BB. Protein nabati memberikan keuntungan
karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak
melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh.
Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat memperbaiki
keseimbangan nitrogen.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat
besi bila ada anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa
39
sesuai kemampuan saluran cerna.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Hati I
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma
sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat
keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian
protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
Formula enterai dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino
Acia/BCAA} yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakana. Bila ada asites
dan dieresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu
sebaiknya diberikan beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air,
diberikan sebagai Diet Hati I Rendah Garam. Bila ada asites hebat dan tanda-
tanda dieresis belum membaik, diberikan Diet Rendah Garam I. Untuk menambah
kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral
berupa cairan glukosa.
Diet Hati II
Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I
kepada pasien yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kg BB dan lemak
sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah cerna.
Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A dan C, tetapi kurang
kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan
sebagai Diet Hati II Rendah Garam. Bila asites hebat dan dieresis belum baik, diet
mengikuti pola Diet Rendah Garam I.
40
Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Makanan ini cukup mengandung energi. protein, lemak, mineral, dan vitamin tapi
tinggi karbohidrat Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan
sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
Kolelitiasis
Kolelitiasis adalah terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke saluran
empedu menimbulkan penyumbatan dan kram. Penyaluran empedu ke duodenum
terganggu sehingga mengganggu absorpsi lemak. Ada dua jenis batu empedu,
yaitu batu kolesterol dan batu pigmen yang terdiri dari polimer bilirubin dan
garam kalsium.
41
Faktor risiko terjadinya batu kolesterol antara lain adalah gender perempuan,
kegemukan, faktor etnik, obat-obatan dan penyakit saluran cerna, sedangkan
faktor risiko batu pigmen antara lain adalah berat badan kurang, asupan lemak dan
protein kurang, serta sirosis hati.
Kolesistitis
Kolesistitis adalah peradangan kandung empedu. Penyebabnya utamanya
adalah batu empedu yang menyumbat saluran empedu. Penyakit ini dapat
disertai jaundice (ikterius), karena cairan empedu yang tidak bisa masuk ke
saluran cerna berubah warnamenjadi bilirubin yang berwarna kuning dan masuk
ke peredaran darah.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit kandung empedu adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung
empedu, dengan cara:
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap.
2. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen.
3. Mengatasi malabsorpsi lemak.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Kandung Empedu adalah:
1. Energi sesuai kebutuhan. Bila kegemukan diberikan Diet Rendah Energi.
Hindari penurunan berat badan yang terlalu cepat.
2. Protein agaktinggi,yaitu 1-1,25 g/kg BB.
3. Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan samapai keadaan akutnya
mereda, sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari
kebutuhan energi total. Bila ada steatorea di mana lemak feses > 25 g/24 jam,
lemak dapat diberikan dalam bentuk asam lemak rantai sedang (MCT), yang
mungkin dapat mengurangi lemak feses dan mencegah kehilangan vitamin
dan mineral.
42
4. Bila perlu diberikan suplemen vitamin A, D, E, dan K.
5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan
asam empedu dalam saluran cerna.
6. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak
nyaman.
43
DIET PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
Diet Dislipedimia
Gambaran Umum
Dislipedimia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total. Kolesterol Low Density Lipoproteina
(LDL), dan triglesirida serta penurunan kadar kolesterol High Density Lipoprotein
(HDL). Peningkatan kadar kolesterol, terutama LDL, atau triglesirida darah perlu
mendapat perhatian karena merupakan predisposisi terhadap terjadinya penyakit
jantung koroner. HDL mempunyai pengaruh sebaliknya. Peningkatan kadar HDL
plasma menurunkan risiko terhadap penyakit jantung koroner. Rendahnya HDL
dihubungkan dengan hipertrigliseridimia.
Pengobatan dilipedimia berdasarkan asumsi bahwa normalisasi nilai lipid
darah mengurangi risiko terhadap aterogenesis dan penyakit kardiovaskuler,
Kolesterol terutama disintesis di dalam hati dari hasil metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein. Penyebab utama peningkatan kolesterol dalam darah adalah
faktor ketururnan dan asupan lemak tinggi. Asupan lemak total berhubungan
dengan kegemukan, yang merupakan faktor risiko utama untuk terserang
arterosklerosis.
Pengaruh lemak makanan pada penyakit jantung koroner berhubungan
dengan pengaruh komponen asam lemak dan kolesterol terhadap kolesterol darah,
terutam kolesterol LDL. Asam lemak tidak jenuh ganda dan asam lemak tidak
jenuh tunggal, serat larut air, karbohidrat komplek dan diet vegetarian mempunyai
pengaruh baik terhadap kadar lipid darah, sedangkan asam lemak jenuh, kolesterol
dan kegemukan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap kadar lipid darah
yang berkaitan denga risiko penyakit jantung koroner. Pilar utama pengelolaan
dislipedimia adalah upaya nonfarmalogois yang meliputi modifikasi diet, latihan
jasmani, dan pengelolaan berat badan.
44
Trigliserida dalam tubuh berasal dari lemak makanan atau dari hasil
perubahan unsur-unsur energi yang berlebihan di daiam tubuh. Trigliserida
diangkut oleh Very low Density Lipoprotein (VLDL) atau kilomikron ke jaringan
tubuh sebagai sumber energy atau ke jaringan lemak untuk disimpan. Penyebab
utama peningkatan trigliserida darah adalah faktor genetik, kegemukan, alkohol,
hormon estrogen, obat-obatan, diabetes mellitus tidak terkontrol, penyakit ginjal
kronik, penyakit hati serta asupan karbohidrat sederhana berlebihan.
Tujuan Diet
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan.
2. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3. Menurunkan asupan kolesterol makanan
4. Meningkatkan asupan karbohidrat komplek dan mennurunkan asupan
karbohidrat sederhana.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet dislipidemia adalah:
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat badan dan aktivitas fisik.
Bila kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan energi
rendah dan meningkatkan aktivitas fisik. Penurunan asupan energy serta
penurunan berat badan biasanya menghasilkan penurunan kadar trigliserida
darah yangcepat
2. Lemak sedang, < 30% dari kebutuhan energi total.
3. Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi normal.
4. Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
5. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk
atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
6. Vitamin dan mineral cukup.
45
tahap II. Bagi yang kegemukan, lebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap
riwayat berat badan, usaha penurunan berat badan, dan sikap yang berhubungan
dengan makanan. Penilaian ini diperlukan untuk menentukan apakah harus
dimulai dengan tahap I atau langsung diberikan tahap II.
Keberhasilan diet dinilai dengan mengukur kadar kolesterol darah setelah
4-6 minggu dan 3 bulan. Jika tujuan terapi diet tidak tercapai setelah 3 bulan
dengan diet tahap I, perlu dinilai penerimaan dan kepatuhan pasien terhadap diet
ini. Jika tujuan tidak tercapai meskipun patuh, pasien haras pindah ke diet tahap
II.
46
Sayuran Semua sayuran dalam bentu Sayuran yang dimasak
segar, direbus, dikukus, disetup, dengan mentega, minyak
ditumis dengan menggunakan kelapa atau minyak kelapa
minyak jagung, minyak kedelai sawit dan santan kental.
atau margarine tanpa garam
yang dibuat dari minyak tidak
jenuh ganda, dimasak dengan
santan encer.
Buah Semua buah dalam keadaan Buah yang diawer dengan
segar atau bentuk jus gula, seperti buah kaleng dan
buah kering
Sumber lemak Minyak jagung, kedelai, Minyak kelapa dan minyak
kacang tanah, bunga matahari kelapa sawit, mentega,
dan wijen, margarine tanpa margarin, kelapa, santan,
garam yang dibuat dari minyak krim, lemak babi.
tidak jenuh ganda
47
Tujuan diet penyakit jantung adalah untuk:
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja j antung.
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
3. Mencegah atau mengbilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet gagal ginjal dengan dialisisi adalah:
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg berat badan.
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total.
4. Kolesterol rendah, terutama j ika disertai dengan dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium,
dan magnesium j ika tidak dibutuhkan.
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
7. Makanan rendah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9. Cairan cukup, ± 2 Uter/hari sesuai dengan kebutuhan.
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi
kecil.
11. Bila kebutuhan gizi tidak terpenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral. atau suplemen gizi.
48
Diet Jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II garam rendah.
Diet ini rendah energy, protein, kalsium, dan tiamin.
Diet Jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung pada keadaan ringan.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung IV garam
rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
49
o Lemak: minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega dalam
jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tapi menumis, kelapa atau
santan encer dalam jumlah terbatas.
o Minuman: teh encer, coklat, sirup.
o Bumbu: semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas.
b) Bahan makanan yang tidak dianjurkan
o Sumber karbohidrat: makanan yang mengandung gas atau alkohol,
seperti: ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan.
o Sumber protein hewank daging sapi dan ayam yang berlemak; gajih,
sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting, dan kerang-kerangan; keju
dan susu penuh.
o Sumber protein nabati: kacang-kacangan kering yang mengandung lemak
cukup tinggi seperti kacang tanah. kacang mete, dan kacang bogor.
o Sayuran: semua sayuran yang mengandung gas, seperti: kol, kembang
kol, lobak, sawi, dan nangka muda.
o Buah-buahan: buah-buahan segar yang mengandung alkohol atau gas
seperti: durian dan nangka muda.
o Lemak: minyak kelapa an minyak kelapa sawit, santan kental.
o Minuman: teh/kopi kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol,
seperti bird an wiski.
o Bumbu: lombok, cabe rawit, dan bumbu-bumbu lain yang tajam.
50
Tujuan Diet
Tujuan diet stroke adalah untuk:
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit
2. Memperbaiki keadaan stroke , seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal,
dan dekubitus.
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet stroke adalah:
1. Energi cukup, yaitu 25-45 kkal/kg berat badan. Pada fase akut energi
diberikan 1100-1500 kkal/hari.
2. Protein cukup, yaitu 0,8-1 g/kg berat badan, apabila pasien dalam keadaan gizi
kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kg berat badan. Apabila penyakit disertai
gagal ginjal kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kg berat
badan.
3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, kolesterol dibatasi.
4. Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total. Untuk pasien
dengan diabetes mellitus diutamakan karbohidrat kompleks.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, C, dan E.
6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan
natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1½ sendok teh/
hari (setara dengan ± 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan
mencegah konstipasi.
8. Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan acites,
cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah makan agar porsi
makanan dapat dihabiskan.
9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
10. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
51
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Berdasarkan tahapannya diet stroke dibagi menjadi dua fase yaitu:
a) Fase akut
Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada
fase ini diberikan makanan parenteral dan dilanjutkan dengan makanan
enteral. Pemberian makanan parenteral perlu dimonitor dengan baik.
Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema serebral.
b) Fase pemulihan
Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami
gangguan fungsi menelan (disafagia). Makanan diberikan per oral secara
bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak, dan
makanan biasa.
52
Diet Stroke II
Diet stroke U diberikan sebagai makanan perpidahan dari diet stroke I
atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi
cair jernih dan cair kental, saring, lunak, dan biasa. Pemberian diet pada pasien
stroke disesuaikan dengan penyakit penyertanya. Diet stroke II dibagi dalam tiga
tahap, yaitu:
1. Diet stroke IIA : makanan cair + bubur saring 1700 kkal
2. Diet stroke IIB : lunak 1900 kkal.
3. Diet stroke IIC : Biasa 2100 kkal.
53
b) Bahan makanan yang tidak dianjurkan,
o Sumber karbobidrat: produk olahan yang dibuat dengan garam dapur,
soda/baking powder; kue-kue yang terlalu manis dan gurih.
o Sumber protein hewani: otak, ginjai, lidah, sarden: daging, ikan, susu, dan
telur yang diawet dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon,
dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering,
telur asin dan telur pindang.
o Sumber protein nabati: keju kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan
hasilnya yang dimasak dengan garam dapur.
o Sayuran: sayuran yang menimbulkan gas, seperti sawi, kol, kembang kol,
dan lobak; sayuran berserat tinggi, seperti daun singkong, daun katuk,
daun melinjo, dan pare; sayuran mentah.
o Buah-buahan: buah yang menimbulkan gas, seperti nangka dan durian;
buah yang diawet dengan garam natrium, seperti buah dalam kaleng dan
asinan.
o Sumber lemak: minyak kelapa dan minya kelapa sawit; margarine dan
mentega biasa; santan kental, krim, dan produk gorengan.
o Minuman: teh, kopi, coklat dalam jumlahn terbatas dan kental, minuman
bersoda dan alkohol.
o Bumbu: bumbu yang tajam, seperti cabe, merrica dan cuka; yang
mengandung bahan pengawet garam natrium, seperti kecap, maggi, terasi,
petis, vetsin, soda, dan baking powder.
54
DIET PENYAKIT SALURAN CERNA
Gambaran Umum
Saluran cema adalah saluran yang berfungsi untuk mencema makanan,
mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresikan sisa-sisa pencernaan. Saluran cema
terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi dan peradangan,
gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis-melena, kondisi saluran cema
pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi
antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematemesis-melena,
ulkus peptikum, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) sindorma dumping,
divertikulosis, Inflamatory Bowel Disease (IBD), hemoroid, diare, dan konstipasi.
Manifestasinya yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dispepsia, diare,
konstipasi, hematemesis, melena, dan hematokesia.
Diet Disfagia
Gambaran Umum
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran
makanan pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan system saraf
menelan, pasca stroke, dan adanya masa atau tumor yang menutupi saluran cerna.
Pasien memerlukan penanganan khusus tentang cara pemberian maupun bentuk
makanannya.
Tujuan Diet
Tujuan diet disfagia adalah untuk :
1. Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke daiam saluran
pernapasa.
2. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
55
Syarat Diet
Syarat-syarat diet disfagia adalah untuk:
1. Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.
2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan.
3. Cukup cairan.
4. Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara
bertahap, dimulai dari maifanan cair penuh atau cair kental, makanan saring,
kemudian makanan lunak.
5. Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan
tersedak/aspirasi.
6. Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde,
Tujuan Diet
Tujuan diet pasca-hematemesis-melena adalah untuk:
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran
cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
56
Syarat Diet
Syarat-syarat diet pasca hematemesis-melena adalah:
1. Tidak merangsang saluran cerna.
2. Tidak meninggalkan sisa-
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk member istirahat pada lambung.
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cema, porsi kecil, dan sering diberikan.
2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
57
3. Rendah lemak dan serat.
4. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
5. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
6. Rendah laktosa bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak.
7. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin.
58
o Sumber protein nabati: tahu, tempe direbus, ditim, ditumis, kacang hijau
direbus.
o Sayuran: sayuran yang tidak banyak serat dan yang tidak menimbulkan
gas seperti bayam, buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu kuning,
labu siam, direbus, ditumis, atau disetup.
o Buah-buahan: semua sari buah, buah segar yang matang (tanpa kulit dan
biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, sawo,
jeruk manis, buah dalam kaleng.
o Lemak nabati: margarin, mentega, santan encet, dan minyak dalam jumlah
terbatas untuk menumis atau mengoles.
o Minuman: teh encer, sirup.
o Bumbu: garam, vetsin dalam jumlah terbatas, gula, cuka, salam, laos,
kunyit, kunci, kencur, laos, salam,sereh, terasi, dan sebagainya.
b) Makanan yang tidak dianjurkan
o Sumber karbobidrat beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung,
ubi, singkong, talas, kentang digoreng, dodol dan sebagainya.
o Sumber protein hewani: daging, ikan, yang dikaleng, dikeringkan, diasap,
diberi bumbu-bumbu tajam, daging babi, telur goreng.
o Sumber protein nabati: tahu, tempe digoreng, kacang merah serta kacang-
kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan
kacang tolo.
o Sayuran: sayuran yang berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk,
daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, timun serta semua sayuran
yang dimakan mentah.
o Buah-buahan: buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu
biji, jeruk yang dimakan dengan kulit ari, buah yang menimbulkan gas
seperti durian dan nangka.
o Lemak: minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan
kental.
o Minuman: kopi dan teh kental, minuman yang mengandung soda dan
alkohol.
o Bumbu: lombok, merica, cuka dan bumbu iainnya yang tajam.
59
DIET SISA RENDAH
Gambaran Umum
Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah
serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah
bagian-bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu
dan produk susu serta serat daging yang berserat kasar (liat). Di samping itu,
makanan lain yang merangsang saluran cerna hams dibatasi.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Sisa Rendah adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume
feses, dan tidak merangsang saluran cerna.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet rendah garam adalah:
1. Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas.
2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4. Karbobidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang.
6. Menghidari susu, produk susu, dan daging berserat kasar.
7. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan
berbumbu tajam.
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu
panas dan dingin.
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
10. Bila diberikan untuk jangka waktu yang lama atau dalam keadaan khusus,
diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau
makanan panenteral.
60
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet sisa rendah diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan
saluran cerna akut, diverticulitis akut, obstipasi spastic, penyumbatan sebagian
saluran cerna, hemoroid berat, serta pada pra dan pasca bedah saluran cerna. Diet
biasanya rendah dalam beberapa zat gizi, sehingga hanya diberikan. untuk jangka
wakta yang pendek. Bila diperlukan disamping diet diberikan suplemen vitamin
dan mineral dan/atau makanan panenteral.
Menurut beratnya penyakit diberikan diet sisa rendah I atau II
Diet Sisa Rendah I
Diet sisa rendah I adalah makanan yang diberikan dalam bentuk disaring
atau diblender. Makanan ini menghindari makanan berserat tinggi dan sedang,
bunbu yang tajam, susu, daging berserat kasar (liat) dan membatasi pembatasan
gula dan lemak. Kandungan serat maksimal 4 gram. Diet ini rendah energy dan
sebagian besar zat gizi.
61
Sumber protein Tahu ditim dan direbus, susu Kacang-kacangan seperti
nabati kedelai. kacang tanah, kacang merah,
kacang tolo, kacang hijau,
kacang kedelai, temped an
oncom.
Sayuran Sari sayuran Sayuran dalam keadaan
utuh.
62
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras dibubur/ditim, roti Beras ketan,beras tumbuk/
karbobidrat bakar, kentang rebus, merah, roti whole wheat,
krakers, tepung-tepungan jagung, ubi, singkong, talas,
dibubur atau dibuat cake, tarcis, dodol, dan kue-kue
pudding. lain yang manis dan gurih.
Sumber protein Daging empuk, hati, ayam, Daging berserat kasar (liat)
hewani ikan ikan direbus, ditumis, serta daging, ikan ayam diawet;
dikukus, diungkep; dipang- daging babi, telur mata sapi,
gang, telur direbus, ditim, telur dadar.
diceplok air. didadar,
dicampur dalam makanan
dan minuman; susu
maksimal 2 gelas/perhari
Sumber protein Tahu, tempe ditim dan Kacan merah serta kacang
nabati direbus, ditumis, pindakas; kacang kering seperti kacang
susu kedelai. tanah, kacang hijau, kacang
kedelai dan kacang tolo.
Sayuran Sayuran yang berserat Sayuran yang berserat tinggi
rendah dan sedang seperti: seperti daun singkong, daun
kacang panjang, buncis katuk, daun pepaya, daun dan
muda, bayam, labu siam, buah melinjo, oyong, pare
tomat masak, wortel serta semua sayuran yang
direbus, dikukus, ditumis, dimakan mentah.
63
Buah-buahan Semua sari buah; buah segar Buah-buahan yang dimakan
yang matang (tanpa kulit dengan kulit. Seperti apel,
dan biji) dan tidak banyak jambu biji dan pir serta jeruk
menimbulkan gas, seperti: yang dimakan dengan kulit ari:
pepaya, pisang, jeruk, buah yang menimbulkan gas
avokad, nenas seperti durian dan nangka.
Lemak Margarin, mentega, dan Minyak untuk menggoreng,
minyak dalam jumlah lamak hewani, kelapa, dan
terbatas untuk menumis, santan.
mengoles dan setup.
Minuman Teh, sirup, kopi encer. Teh dan kopi kental, minuman
beralkohol dan mengandung
soda.
Bumbu Garam, vetsin, gula, cuka, Cabe dan merica.
salam, laos, kunyit, kunci
dalam jumlah terbatas.
64
DIETETIKA PADA TUMBUH KEMBANG BALITA & ANAK
Pengaturan makan untuk bayi dan anak dibahas secara tersendiri, sebab bayi dan
anak mempunyai cirri khas yang membedakannya dari orang dewasa yaitu berada
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Ada dua tujuan pengaturan makan untuk bayi dan anak
1. Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan, yaitu untuk
pemeliharaan dan pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan fisik dan psikomotor, serta melakukan aktivitas fisik.
2. Mendidik kebiasaan makan yang baik.
1
KEBUTUHAN GIZI
1. Energy
Kebutuhan energy sehari anak pada tahun pertama kurang lebih 100- 120
kkal/kg berat badan. Penggunaan energy dalam tubuh adalah sebagai
berikut :
a. 50% untuk Metabolise Basal (MB) atau sebanyak ± 55 kkal/kg berat
badan sehari.
b. 5 – 10% untuk specific Dynamic Action (SDA)
c. 12% untuk pertumbuhan
d. 25% untuk aktifitas fisik atau 15-25 kkal/kg BB
e. 10 % terbuang melalui feses.
2. Protein
Kebutuhan protein untuk pertumbuhan diperkirakan berkisar antara 1-4
gr/kg.
a. 10-15% total kalori . AKP : 1,2 gr/kgBB
b. AKG : 4-6 tahun :39 gr
7-9 tahun : 45 gr
Kecukupan protein sehari untuk bayi dan anak menurut umur :
Golongan umur (tahun) Kecukupan umur (g/kg BB)
0-1 2.5
1-3 2
4-6 1,8
6-10 1,5
10- 18 1 – 1,5
3. Lemak
Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi (1 gram lemak
menghasilkan 9 kilo kalori). Lemak memiliki 3 fungsi penting lain yaitu
sebagai sumber lemak esensial , zat pelarut vitamin ADEK , dan pemberi
rasa sedap pada makanan. Dianjurkan 15 – 20 % energy total berasal dari
lemak, untuk bayi dan anak dianjurkan 1- 2 % enenrgi total berasal dari
asam lemak esensial ( asam linoleat).
4. Karbohidrat
2
Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energy ( 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkal). Dianjurkan 60-70 % energy total berasal dari
karbohidrat.
5. Cairan
Air menyusun kira- kira 70% berat badan saat lahir kemudian menurun
sampai 60%.
3
LAMPIRAN
4
RSU PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
GANESHA
5
RSU PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
GANESHA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
....../PKRS/RSUG 00 1/1
4. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
5. Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan keluarga
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap materi
edukasi yang telah di berikan
7. Berikan formulir edukasi untuk ditandatangani oleh pasien atau
keluarga
8. Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan
9. Tawarkan bantuan kembali "apakah masih ada yang dapat saya
bantu?"
10. Ucapkan terimakasih
11. Berdiri ketika pasien dan atau keluarga akan keluar dari ruang
edukasi
Unit Terkait Semua unit pelayanan di RSU Ganesha
6
RSU
GANESHA PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI
RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..../PKRS/RSUG 00 1/2
7
RSU
GANESHA PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI
RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..../PKRS/RSUG 00 1/2
8
RSU
GANESHA PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI
RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
..../PKRS/RSUG 00 1/2
9
RSU PENGKAJIAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN/
GANESHA KOMUNIKASI DAN PENGAJARAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...../PKRS/RSUG 00 1/1
10
RSU PENGKAJIAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN/
GANESHA KOMUNIKASI DAN PENGAJARAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
...../PKRS/RSUG 00 1/1
5. Tanyakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh pasien dan
keluarga dalam berkomunikasi.
6. Tanyakan apakah pasien / keluarga perlu penerjemah dalam
kornunikasi.
7. Kaji adanya hambatan belajar pada pasien / keluarga.
8. Tanyakan cara belajar yang disukai oleh pasien / keluarga.
9. Tanyakan tingkat pendidikan pasien/ keluarga.
10. Tanyakan hal-hal yang perlu dan yang ingin di ketahui oleh pasien
keluarga tentang kesehatan.
11. Dokumentasikan hasi pengkajian pada form pengkajian
12. Lakukan terminasi dengan mengucapkan terimakasih dan lakukan
kontrk waktu untuk pertemuan berikutnya.
Unit Terkait Semua unit pelayanan di RSU Ganesha
11
LAMPIRAN
FORMULIR
58
RSU GANESHA RM.8.0a/RI/RJ
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
I’ve had the opportunity to ask and I already understand and are satyisfied with the explanation given in
connection with my questions, besides that in the event of an accident such as punctured needles or sharp
instruments on the medical officer during the operation, I give permission to take blood tests of patients separately
for HIV and other disease transmitted throught blood.
I hereby declare to the fact that I AGREE to do surgery or medical procedure that have been described above in
the form *)……………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………
59
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
Tanda tangan dan Nama Lengkap Tanda tangan dan Nama Lengkap
Signature and Full Name Signature and Full Name
Saksi dari Rumah Sakit Saksi dari Keluarga
Witness from Hospital Witness from Patient’s Family
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
Tanda tangan dan Nama Lengkap Tanda tangan dan Nama Lengkap
Signature and Full Name Signature and Full Name
□ Isi dengan tanda silang (X) atau rumput () jika telah dijelaskan
Fill with a cross (X) or grass () if it has been described
60
RSU GANESHA,GIANYAR RM.3.8/RI/RJ
Nama :
Umur : L/P
CATATAN EDUKASI DAN
PERENCANAAN
PULANG TERINTEGRASI A
No. RM :
Paraf / Nama
Metode/du Keterangan dan Evaluasi Paraf/Nama
No Penjelasan Tanggal Pasien /
rasi Respon Edukator
Keluarga
1 Dokter Spesialis / dokter umum □ Mampu menjelaskan
a. Penjelasan penyakir, penyebab,
tanda dan gejala, prognosa
b. Hasil pemeriksaan □ Mampu mendemonstrasikan :
c. Tindakan medis ……………………………..
d. Perkiraan hari rawat
e. Penjelasan komplikasi yang
mungkin terjadi
f. ……………………………….
61
g. Lain-lain :
……………………………
6 Rehabilitasi Medis □ Mampu menjelaskan
a. Dokter Sp. KFR
b. FT (fisioterapi)
c. OW (Okupasi Terapi) □ Mampu mendemonstrasikan :
d. TW (Terapi Wicara) ……………………………..
e. OP (Otortik Prostetik)
f. Psikologi
g. PSM (Pekerja Sosial Medik)
Metode : ● Diskusi (D)● Demonstrasi (Demo) ●Ceramah (C) ●Simulasi (S) ●Observasi(O) ●Praktek
Langsung (PL)
62
RSU GANESHA, GIANYAR RM. 3.9/RI/RJ
Nama :
Umur : L/P
CATATAN EDUKASI DAN
PERENCANAAN No. RM :
PULANG TERINTEGRASI B
Paraf / Nama
Metode/du Paraf/Nama
No Penjelasan/KIE Tanggal Keterangan dan Evaluasi Pasien /
rasi Edukator
Keluarga
63
Metode : ● Diskusi (D)● Demonstrasi (Demo) ●Ceramah (C) ●Simulasi (S) ●Observasi(O) ●Praktek
Langsung (PL)
Kode profesi educator 1: dokter spesialis/DPJP 2: dokter umum 3: perawat/bidan 4: apoteker 5: ahli gizi 6 : fisioterapi
64
EDUKASI LANJUTAN
Siapa yang diedukasi Metode Respon
Pasien Diskusi 1. Tidak respon sama sekali (tidak antusias dan keinginan belajar)
Auah/ibu Demonstrasi 2. Tidak paham (ingin belajar tapi kesulitan mengerti)
Suami/istri Leatlef 3. Paham hal yang diajarkan, tapi tidak bisa menjelaskan sendiri
Anak Audio visual 4. Dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi harus dibantu educator
Laki-laki (*) tulis 5. Dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi tanpa dibantu
Hubungan dengan pasien
CATATAN EDUKASI
Siap yang di Metode Nama Paraf Bidang
Tgl Edukasi yang diberikan Tempat Respon
edukasi/paraf Edukasi Educator Educator Disiplin
Dalam catatan edukasi mohon ditulis kode (no, 1-5) pada kolom siapa yang diedukasi, metode, respon.
65
PETUNJUK PENGISIAN
CATATAN EDUKASI DAN PERENCANAAN EDUKASI
TERINTEGRASI
Assessment awal kebutuhan komunikasi dan pengajaran pasien dan keluarga dilakukan oleh perawat
(RM.3.8/RI dan RM.3.9/RI)
Catatan Edukasi dan Perencanaan Pulang Terintegrasi A dan B (RM 3.8/RI dan RM 3.9/RI)
Kolom Nama Ditulis nama pasien dengan benar dan lengkap sesuai registrasi
Kolom Umw Ditulis tgl fohir / umur pasien saat M
Kolom L/P Dilingkari sesuai dengan jenis kelamin pasien, L- laki-laki dan
P = perempuan
Kolom No. RM Ditulis nomor registrasi pasien sesuai dengan kotak yang disediakan
(6 digit)
Kolom Penjelasan Lingkari sesuai dengan edukasi yang diberikan dan bila pilihan tidak
tercantum, tuliskan pada kolom titik-titik yang tersedia
Kolom Tanggal Tuliskan tanggal berapa diberi penyuluhan
Kolom Metode/Durasi Tuliskan dengan metode edukasi/penyuluhan yang diberikan, tulis dengan
inisial D (diskusi), Demo (demonstrasi), C (ceramah), S (simulasi), 0
(observasi), PL (praktek langsung) atau bisa ditulis dengan metode lain
sesuai penyuluhan yang diberikan kepada pasien. Durasi penyuluhan
ditulis, misalnya: tanggal 19/3/2013, selama 10 menit
Kolom Keterangan & Kolom keterangan & evaluasi
Evaluasi
Kolom Paraf/Nama Educator Diisi paraf dan nama educator yang memberi sesuai profesi pada kolom
yang sesuai, misalnya: dokter spesialis/DPJP dibaris 1 dan perawat/bidan di
baris 6. Bila sudah mengisi dan masih perlu penjelasan lebih dari 1 kali,
bukti edukasi ditulis pada form catatan edukasi dan perencanaan pulang
terintegrasi
Kolom Paraf/Nama Diisi paraf dan nama pasien/keluarga yang menerima penyuluhan saja
Pasien/Keluarga
Kolom Edukasi Lanjutan Diisi bila ada edukasi baru / evaluasi dari beberapa multidisiplin terkait
Kolom Tanggal Tuliskan tanggal berapa diberi penyuluhan
Kolom Edukasi yang Diisi oleh bidang multidisiplin terkait tentang edukasi yang diberikan
Diberikan
Kolom siapa yang diedukasi, Ditulis nomer sesuai dengan pilihan yang tercantum pada item yang telah
kolom metode edukasi, ditetapkan
kolom respon
Kolom tempat kolom nama Telah jelas
edukator. kolom paraf
edukator. kolom bidang
disiplin
66
PETUNJUK PENGISIAN
CATATAN EDUKASI DAN PERENCANAAN PULANG
TERINTEGRASI A DAN B
Assessment awal kebutuhan komunikasi dan pengajaran pasien dan keluarga dilakukan oleh perawat
((RM.3.8/RI dan RM.3.9/RI) khusus pada kolom Kebutuhan Komunikasi dan Pengajaran
Kolom Bicara Dicentang sesuai dengan kemampuan bicara pasien
Kolom Bahasa Sehari-hari Dicentang sesuai dengan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh pasien
Kolom Perlu Penterjemah Dicentang sesuai dengan keperluan penterjemah
Kolom Hambatan Belajar Dicentang yang menjadi hambatan dalam belajar
Kolom Cara Belajar Yang Dicentang sesuai dengan cara yang disukai oleh pasien
Disukai
Kolom Potensial Kebutuhan Dicentang potensial kebutuhan pembelajaran pasien
Pembelajaran
Kolom Lain-Lain Kolom pengkajian keyakinan dan nilai-nilai
67