Dosen Pengampu:
Putri Ronitawati, S.K.M, M.Si
Graciella - 20210302032
JAKARTA
2022
DIET RENDAH GARAM
BAB I
PENDAHULUAN
Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang sering digunakan untuk memberikan
rasa pada makanan, namun dapat menjadi masalah jika garam dikonsumsi dalam jumlah yang
banyak. Pada umunya makanan sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan natriun yang
dibutuhkan oleh tubuh sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990)
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram per hari (dengan 2400 mg
natrium). Kebiasaan mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan yang memiliki
kadar garam tinggi (makanan asin) bersamaan dengan kurangnya aktivitas fisik maka akan
memperbesar risiko terjadinya penyakit hipertensi.
Seseorang yang mengidap hipertensi akan memiliki penderitaan yang lebih berat jika
memiliki banyak faktor penyerta. Hampir 90% penderita hipertensi tidak dapat diketahui
penyebabnya dengan alasan yang pasti. Para ahli membagi dua kelompok faktor pemicu
timbulnya hipertensi, yaitu faktor terkontrol dan faktor tidak terkontrol. Faktor yang dapat
dikontrol berupa kegemukan, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga dan kebiasaan
merokok serta mengonsumsi alkohol. Sedangkan fakor tidak terkontrol merupakan faktor
keturunan, jenis kelamin dan usia seseorang.
Meskipun sebagian besar penderita hipertensi menganut diet rendah garam, namun
masih banyak yang tidak mengikuti diet rendah garam, sikap, dukungan keluarga, dan harga
diri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jika pasien hipertensi memiliki pengetahuan,
sikap, dan dukungan keluarga yang cukup tentang penerapan diet rendah garam, dan jika
mereka memiliki kesadaran untuk mengontrol tekanan darahnya, maka penerapan diet rendah
garam pada pasien hipertensi bisa adalah mungkin. Sudah selesai dilakukan dengan baik.
Saran bagi tenaga kesehatan dapat memberikan anjuran diet rendah garam agar penderita
tekanan darah tinggi dapat menerapkan diet rendah garam dengan baik untuk mengontrol
tekanan darahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Hipertensi atau dikenal dengan penyakit darah tinggi dimana penyakit ini tidak dapat
dipandang rendah akibatnya. darah tinggi juga merupakan salah satu faktor untuk tumbuhnya
penyakit lain seperti jantung dan stroke. Hipertensi bukan merupakan penyakit yang akan
membunuh pasiennya secara langsung, tetapi penyakit ini dapat memicu penyakit-penyakit
lainnya.
Menurut National Institutes of Health (2015). Tekanan darah normal adalah kurang
atau sama dengan 120/80 mmHg, sedangkan jika seseorang menderita hieprtensi maka
tekanan darahnya akan lebih dari 140/90 mmHg. Nilai yang lebih tinggi (140 mmHg) disebut
dengan tekanan darah sistolik akan menunjukkan fase darah yang dipompa oleh jantung.
Nilai yang lebih rendah (90 mmHg) disebut sebagai tekanan darah diastolik yang merupakan
fase darah kembali menuju jantung.
Hipertensi ini kebalikan dari hipertensi primer yaitu hipertensi yang diketahui
apa penyebabnya. hipertensi skunder ini 5-10% penderitanya disebabkan oleh
penyakit ginjal, sedangkan pada 1-2% diakbatkan terjadi kelainan hormonal atau
memakai obat-obat tertentu.
Diet rendah garam adalah diet masakkan yang dibuat tidak menggunakan garam atau
menggunakan garam dengan batasan tertentu. Biasanya garam yang sering digunakan adalah
garam natrium. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstrasluler yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Namun, mengkonsumi natrium dalam
jumlah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairannya sehingga dapat menyebabkan edema/asites dan hipertensi.
Tujuan dari diet rendah garam adalah untuk membantu tubuh menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju tekanan darah normal, membantu
menghilangkan retensi cairan dalam tubuh dan untuk mencegah komplikasi penyakit tekanan
darah tinggi. Diet rendah garam I boleh mengonsumsi natrium sebanyak 200-400 mg Na/hari,
diet rendah garam II boleh mengonsumsi 600-800 mg Na/hari dan diet rendah garam III
boleh mengosumsi 1000-1200 mg Na per hari di dalam makanannya.
KESIMPULAN
Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang sering digunakan untuk memberikan
rasa pada makanan, namun dapat menjadi masalah jika garam dikonsumsi dalam jumlah yang
banyak. Pada umunya makanan sehari-hari cukup untuk memenuhi kebutuhan natriun yang
dibutuhkan oleh tubuh sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990)
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram per hari (dengan 2400 mg
natrium). Kebiasaan mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan yang memiliki
kadar garam tinggi (makanan asin) bersamaan dengan kurangnya aktivitas fisik maka akan
memperbesar risiko terjadinya penyakit hipertensi.
Menurut National Institutes of Health (2015). Tekanan darah normal adalah kurang
atau sama dengan 120/80 mmHg, sedangkan jika seseorang menderita hieprtensi maka
tekanan darahnya akan lebih dari 140/90 mmHg. Nilai yang lebih tinggi (140 mmHg) disebut
dengan tekanan darah sistolik akan menunjukkan fase darah yang dipompa oleh jantung.
Nilai yang lebih rendah (90 mmHg) disebut sebagai tekanan darah diastolik yang merupakan
fase darah kembali menuju jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (1978). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, & Dermawan, R. (2008). Hipertensi.
Nur, Nisrina. (2021). Literature Review: Diet Rendah Garam pada Penderita Hipertensi.
Palimbong, Sarlina; Dyah, Maria; Refilda, Rani. (2018). Keefektifan Diet Rendah Garam I
pada Makanan Biasa dan Lunak terhadap Lama Kesembuhan Pasien Hipertensi.
BAB I
PENDAHULUAN
Purin adalah senyawa amina bagian dari protein yang menyusun tubuh makhluk
hidup, bahkan sistem metabolisme tubuh kita sendiri juga memproduksi purin. Hal ini
mengandung arti bahwa semua bahan makanan mengandung purin,sehingga purin tidak
pernah dapat disingkirkan sama sekali dari diet sehari hari.Hanya saja setiap makanan
mengandung purin dengan kadar yang berbeda-beda sehingga pengaruh yang ditimbulkannya
pun berbeda-beda juga (Kusumayanti, 2015).
Salah satu penyakit yang harus membatasi konsumsi purin adalah asam urat.
Seseorang yang telah mengalami pembengkakan sendi karena asam urat harus melakukan
pembatasan konsumsi purin. Hampir semua bahan makanan sumber protein mengandung
nukleoprotein. Asupan purin normal biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari dan
untuk penderita asam urat membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari
(Misnadiarly, 2007).
Secara alamiah, asam urat merupakan senyawa yang diproduksi oleh tubuh untuk
mengurai purin. Purin merupakan zat alami yang memiliki beberapa fungsi penting bagi
tubuh. Mulai dari mengatur pertumbuhan sel hingga menyediakan energi. Nantinya, ketika
sudah selesai digunakan tubuh, asam urat akan dibuang melalui urine.
Ada dua sumber utama purin yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin
yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya
mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia hanya memerlukan asupan purin dari
luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan purin dari makanan melebihi 15% akan
terjadi penumpukan zat purin, akibatnya asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini
menimbulkan risiko penyakit asam urat (Noviyanti, 2015).
Setiap manusia memiliki asam urat pada tubuhnya, dikarenakan pada setiap
metabolisme normal itu dihasilkan asasm urat. Asam urat yang terdapat dalam tubuh kita
tentu saja kadarnya tidak boleh berlebihan. Asam urat dapat berlebih disebabkan adanya
pemicu, yaitu makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Dikarenakan
tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari, hal ini berarti bahwa
kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15% (Artinawati, 2014).
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Faktor risiko yang menyebabkan orang
terserang penyakit asam urat adalah usia, asupan senyawa purin berlebih, konsumsi alkohol
berlebih, kegemukan, hipertensi dan penyakit jantung, obat-obatan (terutama diuretika) dan
gangguan fungsi ginjal.
Asam urat adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh metabolisme abnormal
purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Asam urat yang
terdapat dalam tubuh kita tentu saja kadarnya tidak boleh berlebihan. Asam urat dapat
berlebih disebabkan adanya pemicu, yaitu makanan dan senyawa lain yang banyak
mengandung purin. Sesungguhnya tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan
setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%
(Artinawati, 2014).
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi (10%
pasien) dan ekskresi (90% pasien). Bila keseimbangan ini terganggu maka dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut dengan
hiperurisemia (Manampiring, 2011).
BAB II
PEMBAHASAN
Asupan purin
Menurut (Siti Rahmawati, 2010) asupan makanan mempengaruhi kadar asam urat
dalam tubuh yaitu makanan yang mengandung tinggi kadar purinnya. Adapun makanan yang
mengandung tinggi purin terdapat 3 golongan yaitu golongan A, golongan makanan yang
memiliki kandungan purin tinggi (150 – 1000 mg/100 gram), golongan B, golongan makanan
yang memiliki kandungan purin sedang (50 – 150 mg/100 gram), golongan C, golongan
makanan yang memiliki kandungan purin rendah (0-15 mg/ 100 gram).
2. Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >
150mg/100gr
5. Apabila berat badan lebih, dianjurkan untuk menurunkan berat badan karena akan
membantu menurunkan kadar purin dalam darah.
Bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari unruk diet rendah purin:
Sumber Protein Putih telur, susu Daging, ayam, ikan Yang mengandung
Hewani krim/susu rendah lemak tongkol, tenggiri, tinggi purin, Kadar
bawal, bandeng, purin antara 150 - 800
kerang, udang dibatasi mg/100 gram bahan
maksimum 50 gram makanan : hati, ginjal,
/hari jantung, limpa, otak,
ham, sosis, babat,
usus, paru, sarden,
kaldu, daging, bebek,
burung, angsa, remis
dan ragi.
Sumber Protein Tempe,Tahu
Nabati maksimum 50
gram/hari dan
kacang-kacangan
(Kacang hijau, kacang
tanah, kedelai) paling
banyak 25 gram/hari
Minuman Semua macam minuman The Kental atau Kopi Minuman Yang
yang tidak beralkohol mengandung soda dan
alkohol : soft drink,
arak, ciu, bir
KESIMPULAN
Purin adalah hasil metabolisme protein yang dapat membentuk kristal asam urat dan
dapat menumpuk pada sendi-sendi tangan serta ginjal/saluran kencing. Tujuan diet
ini adalah untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah dan memperlancar
pengeluaran asam urat.
Ketika purin endogen dan eksogen diproses oleh tubuh, produk sampingannya adalah asam
urat. Biasanya, sekitar 90 persen asam urat bisa diserap kembali oleh tubuh dan sisanya
dibuang lewat urin dan kotoran. Nah, asam urat tinggi terjadi ketika tubuh tidak bisa
memproses purin secara optimal, sehingga ada terlalu banyak asam urat di dalam darah
(kadar asam urat tinggi). Alhasil, orang dengan asam urat tinggi pun disarankan untuk
menghindari makanan yang tinggi purin, agar kondisinya tidak memburuk dan menyebabkan
batu ginjal atau artritis gout.
Diet rendah purin adalah diet yang dilakukan untuk meminimalkan jumlah purin dalam
tubuh, dan mengurangi jumlah asam urat dalam darah. Hasil metabolisme purin adalah asam
urat. Ketika kadar asam urat melebihi jumlah yang dapat diproses oleh tubuh, maka asam
tersebut akan membentuk kristal dalam darah yang bisa menyebabkan gout maupun batu
ginjal. Terdapat dua langkah penting dari diet rendah purin, yaitu dengan menghindari
makanan yang mengandung purin tingkat tinggi dan mengonsumsi makanan yang dapat
membantu tubuh mengendalikan kadar asam urat.
Prinsip diet rendah purin yaitu mengurangi makanan tinggi purin, membatasi penggunaan
lemak karena lemak cenderung menghambat pengeluaran purin, serta harus banyak minum
air putih untuk mengeluarkan kelebihan asam urat (2-3 liter/hari) dan untuk mencegah
pengendapan asam urat di ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5385/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUS
TAKA.pdf
Ariani. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Diet Rendah Purin Pada
Penderita Gout. Journal keperawatan
Jurnal Kesehatan Tujuh Belas (Jurkes TB)ISSN : 2715-0976Vol.1, No.1 November 20191
HUBUNGAN DIET RENDAH PURIN DENGAN KADAR ASAM
URATPADAPENDERITA GOUT
Amik Muladi Yuni Setiawati2
Notoadmodjo. 2012.Promosi KesehatandanPerilakuKesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Zahara, R. (2013). Arthritis Gout Metakarpal Dengan Prilaku Makan Tinggi Purin
Diperberat Oleh Aktivitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi
Menggenggam Statis. Medula, 1(3), 67–76. https://doi.org/10.1002/hipo.20006