Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI PADA PENYAKIT DEGENERATIF (PJK, DM DAN


HIPERTENSI) DI POLI JANTUNG DAN
ENDOKRINOLOGI GEDUNG PMC LANTAI 2
RS PHC SURABAYA

Disusun Oleh :
Dian Firdaus Al Izzati (G42120044)
Febry Pratiwi Asril (G42120322)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GIZI PADA PENYAKIT DEGENERATIF (PJK, DM DAN HIPERTENSI)

A. Latar Belakang
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang sulit untuk diperbaiki yang
ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya hidup
sehat menggambarkan pola perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang u€ntuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Prevalensi
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner (PJK), diabetes mellitus
(DM) dan hipertensi (tekanan darah tinggi) di Indonesia cukup tinggi dan ini
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Gaya hidup menjadi salah satu faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif.
Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh beragam peubah bebas yang terjadi didalam
individu atau keluarga. Gaya hidup sekarang yang kurang dalam aktivitas fisik
yang disebabkan oleh berbagai teknologi yang semakin maju sehingga membuat
orang-orang kurang dalam melakukan aktivitas fisik. Padahal aktivitas fisik sangat
baik untuk kesehatan dan dapat mencegah berbagai penyakit. Orang yang
melakukan aktivitas fisik cukup cenderung memiliki berat badan yang ideal,
sedangkan orang yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung memiliki berat
badan obesitas atau IMT yang tinggi dimana obesitas merupakan faktor yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif.
Selain itu, kebiasaan makan juga dapat mempengaruhi resiko terjadinya
penyakit degeneratif. Kebiasaan makan yang tidak baik seperti suka
mengkonsumsi makanan berlemak dan kurang serat seperti buah dan sayur juga
dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif. Oleh karena itu, pengaturan diet
atau penatalaksanaan nutrisi pada penyakit degeneratif sangat diperlukan untuk
mengurangi resiko terjangkit penyakit degeneratif dan menjamin pola hidup sehat.

1
2

B. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang gizi pada penyakit degeneratif (PJK,
DM dan Hipertensi), diharapkan sasaran mampu mengerti dan memahami
tentang penyakit degeneratif (PJK, DM dan Hipertensi) dan penatalaksanaan
dietnya.
b. Tujuan Intruksional Khusus
1. Sasaran dapat memahami tentang pengertian penyakit degeneratif (PJK,
DM dan Hipertensi)
2. Sasaran dapat memahami tentang penyebab penyakit degeneratif (PJK,
DM dan Hipertensi)
3. Sasaran dapat memahami tentang gejala penyakit degeneratif (PJK, DM
dan Hipertensi)
4. Sasaran dapat memahami penatalaksanaan diet pada penyakit degeneratif
(PJK, DM dan Hipertensi)

C. Pokok Bahasan
Penatalaksanaan diet pada penyakit degeneratif (PJK, DM dan Hipertensi)

D. Materi
1. Penyakit PJK
a. Pengertian Penyakit PJK
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem
pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat
darah. Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana
jantung secara perlahan akan kehilangan kemampuannya untuk
melakukan fungsinya secara normal. Penyakit jantung dapat berupa infark
miokard akut (IMA), gagal jantung kongestif (congestive heart failure),
aterosklerosis, penyakit jantung rematik, penyakit jantung koroner
(coronary heart disease) dan penyakit jantung hipertensi. Penyakit
jantung koroner (coronary heart disease) adalah penyempitan pembuluh
3

darah arteri menuju jantung atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah


arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner.
b. Penyebab Penyakit PJK
Penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya endapan lemak
yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner
dan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateroma atau plak)
terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua
arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah
bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
Ateroma ini menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi
sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan
masuk ke dalam aliran darah di permukaan ateroma tersebut. Faktor
resiko yang memicu terjadinya PJK antara lain:
 Keturunan atau riwayat keluarga yang menderita sakit jantung.
 Umur (makin tua resiko makin besar)
 Jenis kelamin (pria mempunyai resiko lebih tinggi daripada wanita.
Wanita resikonya meningkat sesudah menopause).
 Obesitas, merokok dan kurang olah raga.
 Peningkatan kolesterol LDL dan trigliserida.
 Penyakit yang menyertai seperti hipertensi dan DM.
 Hidup dengan penuh tekanan/stres.
c. Gejala Penyakit PJK
Gejala jantung koroner diantaranya adalah nyeri dada, lebih spesifiknya
nyeri di dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau
leher, bahkan sampai ke punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri
khas dari PJK. Nyeri ini timbul hanya ketika melakukan aktivitas fisik dan
akan berkurang saat beristirahat. Gejala penyerta yang lain adalah keringat
dingin dan timbulnya rasa mual.
4

d. Penatalaksanaan Diet pada Penyakit PJK


1. Tujuan Diet pada Penyakit PJK
Tujuan diet pada penyakit PJK adalah:
 Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja
jantung.
 Menurunkan berat badan bila gemuk.
 Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
2. Syarat Diet pada Penyakit PJK
Syarat diet penyakit PJK adalah sebagai berikut:
 Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. Apabila pasien mengalami kegemukan, penurunan berat
badan dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan
meningkatkan aktivitas fisik. Penurunan asupan energi disertai
penurunan berat badan biasanya menghasilkan penurunan kadar
trigliserida darah yang cepat.
 Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB. Sumber protein hewani terutama
dari ikan yang banyak mengandung lemak omega 3, sumber
protein nabati dianjurkan.
 Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10%
berasal dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh.
 Kolesterol rendah, yaitu <300 mg terutama jika disertai dengan
dislipidemia.
 Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen
kalium, kalsium dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
 Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
 Serat cukup untuk menghindari konstipasi, terutama seraat larut
air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah,
havermout dan kacang-kacangan.
 Cairan cukup ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
5

 Menghindari makanan yang tinggi lemak seperti gorengan (deep


fry), daging berlemak termasuk sosis, krim, margarin, mentega,
keju, susu, es krim, kulit hewani, fast food, tart dan kue-kue
manis.
 Menghindari makanan sumber kolesterol seperti jerohan, otak dan
kuning telur.
3. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras ditim atau disaring; Makanan yang
karbohidrat roti, mi, kentang, mengandung gas atau
makaroni, biskuit, tepung alkohol, seperti ubi,
beras / terigu / sagu singkong, tape singkong
aren / sagu ambon, dan tape ketan.
kentang, gula pasir, gula
merah, madu dan sirup.
Sumber protein Daging sapi, ayam Daging sapi dan ayam
hewani dengan lemak rendah; yang berlemak; gajih,
ikan, telur, susu rendah sosis, ham, hati, limpa,
lemak dalam jumlah babat, otak, kepiting
yang telah ditentukan. dan kerang-kerangan;
keju dan susu penuh.
Sumber protein
nabati Kacang-kacangan kering Kacang-kacangan
seperti kacang kedelai kering yang
dan hasil olahannya, mengandung lemak
seperti tahu dan tempe. cukup tinggi seperti
kacang tanah, kacang
mete dan kacang bogor.
Sayuran
Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas, seperti: mengandung gas,
bayam, kangkung, seperti: kol, kembang
kacang buncis, kacang kol, lobak, sawi dan
panjang, wortel, tomat, nangka muda.
labu siam dan tauge.
Buah-buahan
Semua buah-buahan Buah-buahan segar
segar segar, seperti: yang mengandung
pisang, pepaya, jeruk, alkohol atau gas,
Lemak apel, melon, semangka seperti: durian dan
dan sawo. nangka matang.
Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan
6

kedelai, margarin, minyak kelapa sawit;


mentega dalam jumlah santan kental.
terbatas dan tidak untuk
menggoreng tetapi untuk
menumis; kelapa atau
santan encer dalam
Minuman
jumlah terbatas.

Teh encer, coklat, sirup. Teh / kopi kental,


minuman yang
mengandung soda dan
alkohol, seperti bir dan
Bumbu wiski.

Semua bumbu selain Lombok, cabe rawit dan


bumbu tajam dalam bumbu-bumbu lain
jumlah terbatas yang tajam.

2. Penyakit DM
a. Pengertian Penyakit DM
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif. DM sebagai suatu penyakit dimana terdapat kadar glukosa (gula
sederhana) yang tinggi di dalam darah, oleh karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah suatu
hormon yang dilepaskan oleh pankreas dan bertanggungjawab dalam
mempertahankan kadar gula darah yang normal serta berperan dalam
memasukkan gula darah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi
atau disimpan sebagai cadangan energi. Menurut kriteria diagnostik
PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang
dikatakan menderita DM jika memiliki:
 [Gula darah puasa] > 126 mg/dL
 [Gula darah sewaktu] > 200 mg/dL
Klasifikasi DM berdasarkan kemampuan pankreas menghasilkan
hormon insulin adalah sebagai berikut:
 DM Tipe I
7

DM Tipe I adalah kondisi dimana sel-β dalam kelenjar pulau


Langerhans dihancurkan oleh reaksi autoimun dalam tubuh. Sebagai
akibatnya adalah sangat rendahnya produksi insulin (dibawah 10%
produksi insulin normal). Pada tahap ini, insulin tidak lagi sanggup
untuk menurunkan kadar gula dalam darah dengan cepat saat
seseorang mengkonsumsi makanan. Bahkan kadar gula darah akan
semakin tinggi sebagai akibat dari hilangnya fungsi lain dari insulin
sendiri, yakni fungsi untuk menghentikan produksi glukagon, saat
kadar gula darah tinggi. Apabila gula darah mencapai kadar di atas
180 mg/dL, sebagian dari glukosa akan dikeluarkan bersamaan
dengan urin. Beberapa gejala yang umum terdapat pada penderita DM
Tipe I antara lain: poliuria-sering buang air kecil, polidipsia-selalu
merasa haus, polifagia-selalu merasa lapar dan penurunan berat badan.
Terapi umtuk penderita DM Tipe I adalah dengan menyuntikkan
insulin ke dalam tubuh, dibantu dengan olahraga dan diet rendah gula
yang baik. Seseorang yang terkena DM Tipe I sangat tergantung pada
penyuntikan insulin karena tidak ada lagi insulin yang diproduksi oleh
tubuh. Apabila tidak mendapatkan suntikan insulin secara teratur
maka penderita akan drop karena tubuh tidak dapat bertahan dalam
kondisi kadar gula yang terlalu tinggi.
 DM Tipe II
DM Tipe II adalah diabetes yang umum ditemui. Pada penderita
DM Tipe II ini, pankreas masih dapat memproduksi insulin, bahkan
dalam beberapa kasus insulin yang diproduksi hampir sama dengan
layaknya orang normal. Yang menjadi masalah adalah saat insulin
tersebut tidak sanggup untuk memberikan efek atau reaksi terhadap
sel dari tubuh untuk mengurangi gula. Penderita DM Tipe II biasanya
resisten terhadap insulin. Lama-kelamaan jumlah dari sel β akan
berkurang dan penderita akhirnya mendapatkan perlakuan yang sama
dengan penderita DM Tipe I, yakni dengan injeksi insulin. Gejala
penderita DM Tipe II hampir sama dengan Tipe I. Namun gejala
8

tersebut umumnya tidak muncul secara tiba-tiba, namun seiring


berjalannya waktu akan menjadi seperti DM Tipe I.
 DM Gestasional (GDM)
GDM adalah intoleransi glukosa yang terjadi pada saat kehamilan.
Diabetes ini terjadi pada perempuan yang tidak menderita diabetes
sebelum kehamilannya. Hiperglikemi terjadi selama kehamilan akibat
sekresi hormon-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar
glukosa darah pada yang menderita GDM akan kembali normal.
Anak-anak dari ibu dengan GDM memiliki resiko lebih besar
mengalami obesitas dan diabetes pada usia dewasa muda.
b. Penyebab Penyakit DM
Beberapa faktor yang menyebabkan DM antara lain adalah genetik
atau faktor keturunan, virus dan bakteri, bahan toksik atau beracun dan
nutrisi.
c. Gejala Penyakit DM
Gejala penyakit DM yang sangat umum adalah sering kencing
terutama pada malam hari (poliuri), selalu merasa haus (polidipsi) dan
selalu merasa lapar (polifagi).
d. Penatalaksanaan Diet pada Penyakit DM
1. Tujuan Diet pada Penyakit DM
Tujuan diet pada penyakit DM adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan
kontrol metabolik yang lebih dengan cara sebagai berikut:
 Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat
penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
 Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
 Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal.
 Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemi, komplikasi jangka
9

pendek dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan


latihan jasmani.
 Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal.
2. Syarat Diet pada Penderita DM
Syarat diet pada penderita DM antara lain:
 Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal.
 Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi
total.
 Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi
total. Asupan kolesterol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg/hari.
 Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total,
yaitu 60-70%.
 Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila
kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi
total.
 Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif
adalah bahan pemanis selain sakarosa. Ada dua jenis gula
alternatif yaitu yang bergizi dan tidak bergizi. Gula alternatif
bergizi adalah fruktosa, gula alkohol berupa sorbitol, manitol dan
silitol, sedangkan gula alternatif tak bergizi adalah aspartam dan
sakarin. Penggunaan gula alternatif hendaknya dalam jumlah
terbatas. Fruktosa dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total
dapat meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula alkohol
dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
 Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat
larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah.
10

3. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan yang Tidak
Bahan Makanan yang Dianjurkan
Dianjurkan (Dibatasi / Dihindari)
 Sumber karbohidrat  Mengandung banyak gula
kompleks, seperti nasi, roti, sederhana seperti gula pasir,
mi, kentang, singkong, ubi gula jawa, sirop, jam, jeli,
dan sagu. buah-buahan yanng diawetkan
 Sumber protein rendah lemak, dengan gula, susu kental
seperti ikan, ayam tanpa kulit, manis, minuman botol ringan,
susu skim, tempe, tahu dan es krim, kue-kue manis, dodol,
kacang-kacangan. cake dan tarcis.
 Sumber lemak dalam jumlah  Mengandung banyak lemak
terbatas yaitu bentuk makanan seperti cake, makanan siap saji
yang mudah dicerna. (fast food), goreng-gorengan.
Makanan terutama diolah  Mengandung banyak natrium
dengan cara dipanggang, seperti ikan asin, telur asin,
dikukus, disetup dan dibakar. makanan yang diawetkan.

3. Penyakit Hipertensi
a. Pengertian Penyakit Hipertensi
Hipertensi atau dikenal dengan darah tinggi merupakan gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (the
silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai
dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai
dengan usia. Klasifikasi hipertensi menurut JNC (Joint Committe on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure)
adalah sebagai berikut:
 Normal : < 120 / < 80 mmHg
 Pra-hipertensi : 120-139 / 80-89 mmHg
 Hipertensi tahap 1 : 140-159 / 90-99 mmHg
 Hipertensi tahap 2 : ≥ 160 / ≥ 100 mmHg
b. Penyebab Penyakit Hipertensi
11

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun


sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi
essential atau hipertensi primer). Penyebab tekanan darah meningkat
adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran
darah. Hipertensi sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit lain
seperti penyakit ginjal, penyakit hormon, penyakit jantung, gangguan
kelenjar anak ginjal, dsb serta faktor usia, obesitas, asupan garam yang
tinggi dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
c. Gejala Penyakit Hipertensi
Tidak ada gejala yang spesifik pada penderita hipertensi, namun
yang lazim ditemukan seperti sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak
nafas, gelisah, mual, muntah, epistaxis (perdarahan hidung), tengkuk
terasa pegal / berat, telinga berdengung, mata berkunang-kunang dan
kesadaran menurun.
d. Penatalaksanaan Diet pada Penyakit Hipertensi
1. Tujuan Diet pada Penyakit Hipertensi
Tujuan diet pada penyakit hipertensi adalah untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menjadi normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan
faktor resiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar
lemak kolesterol dan asam urat dalam darah, juga harus
memperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah
tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
2. Syarat Diet pada Penyakit Hipertensi
Syarat diet pada penyakit hipertensi adalah sebagai berikut:
 Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
 Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya hipertensi.
 Diet rendah garam I (200–400 mg Na), diberikan kepada
penderita hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya
12

tidak ditambahkan garam dapur dan menghindari bahan


makanan dengan kadar natrium tinggi.
 Diet rendah garam II (600–800 mg Na), diberikan kepada
penderita hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g)
dan menghindari bahan makanan dengan kadar natrium
tinggi.
 Diet rendah garam III (1.000–1.200 mg Na), diberikan
kepada penderita hipertensi ringan. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4 g) garam dapur.
 Meningkatkan aupan kalium (4,5 g atau 120-175 mEq/hari), dapat
memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan.
Konsumsi kalium dapat menurunkan tekanan darah (bila asupan
natrium tinggi), karena kalium berfungsi sebagai diuretik
(merangsang pengeluaran urin) sehingga pengeluaran natrium
cairan meningkat serta kalium menghambat pengeluaran renin
sehingga mengubah sistem renin angiostensin.
 Mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
 Memperbaiki rasa tawar makanan dengan menambah gula
(merah/putih), bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu
lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
3. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras, kentang, Roti, biskuit dan kue-kue
karbohidrat singkong, terigu, yang dimasak dengan
tapioka, hunkwe, gula, garam dapur dan/atau
makanan yang diolah baking powder dan soda.
dari bahan makanan
tersebut di atas tanpa
garam dapur dan soda
seperti: makaroni, mi,
bihun, roti, biskuit, kue
kering.
13

Sumber protein Otak, ginjal, lidah, sardin;


hewani Telur maksimal 1 btr daging, ikan, susu dan
sehari; daging dan ikan telur yang diawet dengan
maksimal 100 g sehari. garam dapur seperti
daging asap, ham, bacon,
dendeng, abon, keju, ikan
asing, ikan kaleng,
kornet, ebi, udang kering,
telur asin dan telur
pindang.
Sumber protein
nabati Semua kacang- Kacang tanah dan semua
kacangan dan hasilnya kacang-kacangan dan
yang diolah dan hasilnya yang dimasak
dimasak tanpa garam dengan garam dapur dan
dapur. ikatan natrium lain.
Sayuran
Semua sayuran segar; Sayuran yang dimasak
sayuran yang diawet dan diawet dengan garam
tanpa garam dapur dan dapur dan ikatan natrium
natrium benzoat. lain seperti sayuran
dalam kaleng, sawi asin,
asinan dan acar.
Buah-buahan
Semua buah-buahan Buah-buahan yang diawet
segar; buah yang diawet dengan garam dapur dan
tanpa garam dapur dan ikatan natrium lain
natrium benzoat. seperti buah dalam
Lemak kaleng.

Minyak goreng, Margarin dan mentega


margarin dan mentega biasa.
Minuman tanpa garam.

Bumbu Teh, kopi. Minuman ringan.

Semua bumbu-bumbu Garam dapur untuk diet


kering yang tidak rendah garam I, baking
mengandung garam powder, soda kue, vetsin
dapur dan ikatan dan bumbu-bumbu yang
natrium lain. Garam mengandung garam dapur
dapur sesuai ketentuan seperti kecap, terasi,
untuk diet rendah maggi, tomato ketchup,
garam II dan III. petis dan tauco.

E. Metode
14

Metode yang digunakan pada penyuluhan gizi pada penyakit degeneratif


(PJK, DM dan hipertensi) kali ini adalah ceramah dan tanya jawab.

F. Proses
1. Persiapan
Persiapan dilakukan sebelum acara penyuluhan dimulai, persiapan
dilakukan dimulai dari persiapan tempat atau ruangan pelaksanaan, persiapan
penyuluhan seperti mempersiapkan media diklat dan persiapan pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan gizi pada penyakit degeneratif (PJK, DM dan
hipertensi) yang semula ditempatkan di ruang admisi (Gedung PMC Lantai 2)
RS PHC Surabaya dialihkan ke Poli Jantung dan Endokrinologi karena lebih
efektif. Rincian pelaksanaan penyuluhan gizi adalah sebagai berikut:

Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
Pendahuluan Memberi salam, Memperhatikan 5 menit
memperkenalkan diri, dan dan membalas
membuka penyuluhan. salam
Kegiatan inti Menyampaikan materi Memperhatikan 20
tentang gizi pada penyakit menit
degeneratif (PJK, DM dan
hipertensi)
Diskusi Memberikan kesempatan Peserta mengajukan 15
pada peserta untuk pertanyaan menit
bertanya jika terdapat hal-
hal yang belum jelas serta
pemateri menjawab
pertanyaan peserta
Penutup  Menyimpulkan hasil Peserta 5 menit
penyuluhan memperhatikan dan
 Memberi salam dan menjawab salam
meminta maaf bila ada
kesalahan
 Mengucapkan terima
kasih atas perhatian
dan mengucapkan
salam penutup
15

G. Media dan Instrumen


Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflet dan powerpoint.

H. Biaya
Biaya yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah biaya mandiri yang
digunakan untuk menggandakan leaflet dan pembelian doorprize

I. Evaluasi Penyuluhan
1. Evaluasi struktur
Maksud dari evaluasi struktur disini adalah kelengkapan yang ada pada saat
penyuluhan dilakukan. Pada penyuluhan ini yang termasuk evaluasi struktur
adalah :
a. Responden
Responden dalam penyuluhan ini adalah pasien yang melakukan rawat jalan
di Poli Jantung dan Endokrinologi RS PHC Surabaya. Respon peserta
terhadap penyuluhan yang diberikan cukup baik dan peserta kurang berperan
aktif terhadap jalannya acara penyuluhan.
b. Tempat
Penyuluhan dilakukan di ruang Poli Jantung dan Endokrinologi RS PHC
Surabaya. Tempat sudah disediakan dan difasilitasi.
c. Kelengkapan Alat Bantu Penyuluhan
Kelengkapan alat bantu sudah tersedia dan dalam kondisi yang baik antara
lain leaflet, speaker, laptop dan LCD proyektor.

2. Evaluasi Proses
a. Persiapan
16

Persiapan dilakukan satu jam sebelum penyuluhan dilakukan. Pemateri


menyiapkan materi yang akan disampaikan dan media penyuluhan berupa
leaflet, speaker, laptop dan LCD.
b. Pelaksanaan
 Pembukaan penyuluhan
Acara pembukaan berjalan dengan lancar, sesuai dengan rencana kegiatan
yang sudah ada. Peserta menjawab salam dan memperhatikan.
 Penyajian materi
Pemateri menjelaskan materi inti secara jelas dan singkat. Saat
menyampaikan materi peserta menyimak dan mengikuti acara. Alat dan
media yang digunakan disiapkan dan digunakan dengn baik. Pada proses
penyuluhan sedikit terganggu dengan pengunjung yang keluar masuk di
Poli Jantung dan Endokrinologi.
 Diskusi
Pada sesi diskusi pemateri melibatkan peserta untuk berdiskusi secara
aktif. Pada saat diskusi jumlah peserta yang bertanya ada dua orang.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil dari akhir penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui
tentang gizi pada penyakit degeneratif (PJK, DM dan hipertensi) yang telah
diberikan oleh pemateri. Seluruh peserta memperhatikan pelaksanaan penyuluhan
dan berpartisipasi dalam memberikan pertanyaan.
4. Hambatan
Hambatan dan pemecahan masalah selama kegiatan penyuluhan adalah
sebagai berikut:
No Hambatan Pemecahan Masalah
1 Ada pengunjung yang Menghentikan penyuluhan sejenak
bertanya mengenai lokasikemudian menjelaskan kepada pengunjung
dokter saat penyuluhan dan menyampaikan bahwa sedang ada
berlangsung penyuluhan sehingga acara dapat
dilanjutkan.
2 Waktu penyuluhan yang Segera mengalihkan seluruh perlengkapan
terlambat karena adanya penyuluhan dan memulai acara.
pengalihan tempat
penyuluhan
17

J. Referensi
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

RS PHC. 2015. Leaflet Penyakit Jantung Koroner. Surabaya: PT. Pelindo Husada
Citra.

RS PHC. 2015. Materi Edukasi Diabetes Mellitus. Surabaya: PT. Pelindo Husada
Citra.

RS PHC. 2015. Materi Edukasi Hipertensi. Surabaya: PT. Pelindo Husada Citra.

Lampiran 1. Poster
18

Lampiran 2. Leaflet
19

Lampiran 3. Dokumentasi
20
21
22

Lampiran 4. Hasil Tanya Jawab


1. Pertanyaan ke I

Saya mengalami susah tidur saat malam hari. Mengapa itu bias terjadi ?
bagaimana cara mengatasinya ??

Jawaban :

Cara mengatasi susah tidur antara lain: melakukan olahraga teratur,


menghindari jenis makanan serta minuman dengan asupan berlebih saat
akan tidur, makan makanan yang ringan dengan kandungan karbohidrat
yang rendah, cara lain yaitu bisa mengkonsumsi susu hangat ketika akan
tidur membuat sesorang nyaman dan memudahkan untuk tertidur, atau
merilekskan badan serta pikiran saat hendak tidur, karena biasanya orang
susah tidur dikarenakan pikiran yang mengganggu dan faktor psikologi.

2. Pertanyaan ke II
Saya merasa pusing saat lapar, mengapa hal itu bisa terjadi ?
Jabawan :
1. Tidak adanya energy yang di kirim ke otak sehingga menyebabkan rasa
pusing. Otak memerlukan asupan energy agar bias bekerja optimal. Saat
otak mengalami kekurangan energy, makan akan timbul puisng akibat
kadar glukosa juga turun
2. Detak jantung menjadi cepat. Saat perut kelaparan, detak jantung
meningkat cepat. Akibatnya proses pengiriman darah juga tidak normal,
ini termasuk penyebab terjadinya pusing.

Anda mungkin juga menyukai