DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
KATA PENGANTAR
Makassar, 2023
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Pelayanan Kebidanan................................................................ 3
B. Advokasi................................................................................... 4
C. Negosiasi................................................................................... 18
BAB III PENUTUP.................................................................................... 22
A. Penutup...................................................................................... 22
B. Saran.......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan adalah memberikan asuhan kebidanan pada msayarakat
baik individu,keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada
pelayanan kesehatan ibu dananak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan
reproduksi termasuk usia wanitaadiyuswa secara paripurna. Hubungan-
hubungan individual dalam sebuah komunitasakan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan ataukeyakinan baik
tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukanbidan di
masyarakat.
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani
keluarga danmasyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan
komunitas sebagaisasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkansebagai sebuah lingkungan fisik di mana seseorang
tinggal sebagai sebuah lingkunganbeserta aspek-aspek sosialnya. Masyarakat
setempat yang bertempat tinggal di suatuwilayah (dalam arti geografis)
dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yangmenjadi dasar adalah
interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingdengan
penduduk di luar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpilkan
bahwamasyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai oleh suatuderajat hubungan sosial tertentu.
Dalam isu-isu kesehatan masyarakat, seringkali kita harus melakukan
advokasi sebagaibagian penting dalam strategi program. Peta pikiran berikut
ini berbicara tentangadvokasi. Intinya, advokasi merupakan proses untuk
mempengaruhi pengambilkebijakan. Ia dapat menjadi bagian dari
keseluruhan strategi program, karena untukmencapai hasil yang kita inginkan
iv
v
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Pelayanan Kebidanan ?
2. Apa pengertian advokasi ?
3. Apa yang di maksud advokasi dan negosiasi dalam pelayanan kebidanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang di maksud denngan pelayanan kebidanan
2. Untuk mengetahui pengertian advokasi
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud advoksi dan negosiasi dalam
pelayanan kebidanaan
v
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vi
vii
vii
viii
viii
ix
ix
x
x
xi
xi
xii
b. Layak (Feasible).
Program yang diajukan baik secara teknik, politik maupun
ekonomi dimaungkinkan atau layak. Layak secara teknik (feasible)
artinya program tersebut dapat dilaksnakan, tenaga kesehatan atau
bidan mempunyai kemampuan yang cukup, sarana dan prasarana
pendukung tersedia. Layak secara politik artinya program tersebut
tidak akan membawa dampak politik pada masyarakat. Sedangkan
layak secara ekonomii artinya didukung oleh dana yang cukup, dan
masyarakat mampu membayarnya.
c. Relevan (Relevant).
Program kerja yang diajukan paling tidak harus mencakup 2
kriteria yakni memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapat
memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat.
d. Penting (Urgent).
Program yang diajukan harus memiliki tingkat urgensi yang
tinggi dan harus segera dilaksanakan. Oleh sebab itu program
alternatif yang diajukan adalah yang paling baik di antara alternatif-
alternatif yang lain.
e. Prioritas Tinggi (High Priority).
Program yag diajukan harus mempunyai prioritas yang tinggi.
Agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan menilai bahwa
program tersebut mempunyai prioritas yang tinggi diperlukan analisis
yang cermat,, baik terhadap masalahnya sendiri maupun terhadap
alternatif pemecahan masalah atau program yang akan diajukan.
8. Komunikasi Dalam Advokasi
Advokasi adalah berkomunikasi dengan para pengambil keputusan
atau penentu kebijakan. Dengan demikian maka sasaran komunikasi atau
komunikannya secara structural lebih tinggi daripada komunikator atau
paling tidak setingkat. Dengan kata lain arah komunikasinya adalah
vertikal dan horizontal sehingga bentuk komunikasinya adalah
komunikasi interpersonal. Keberhasilan komunikasi interpersonal dalam
xii
xiii
xiii
xiv
xiv
xv
xv
xvi
xvi
xvii
xvii
xviii
xviii
xix
xix
xx
xx
xxi
xxi
xxii
xxii
xxiii
xxiii
xxiv
xxiv
xxv
xxv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yangdiberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang
dapat dilakukan secaramandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan Kebidanan
merupakan bagian integral daripelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga, sesuaidengan kewenangan dalam rangka
tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Advokasi terhadap kebidanan merupakan sebuah upaya yang
dilakukan orang-orang di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan,
sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih
menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang- orang yang
bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan
untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan
dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-
peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat
menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat
terwujud di masyarakat.
Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali
negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plinplan),
dan firm (teguh dalam pendirian). Ketiga sikap ini perlu dikembangkan dalam
proses negosiasi agar proses negosiasi dapat berlangsung sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses negosiasi, kita akan mempelajari
dan mengetahui berbagai model, strategi dan taktik negosiasi yang dapat kita
gunakan.
B. Saran
26
27
28
29
https://id.scribd.com/embeds//497460636/content
https://id.scribd.com/document/497460636/Kelompok-11
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/653308/mod_resource/content/1/KONSEP
%20ADVOKASI%20DALAM%20PELAYANAN%20KEBIDANAN.pdf
https://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/2745/1/Buku%20ADVOKASI
%20PELAYANAN%20KESEHATAN.pdf