Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kemitraan Promosi Kesehatan

Disusun oleh Kelompok 4

1. Achmad Fachrurrozy P3.73.24.3.20.001

2. Adinda Dewanti P3.73.24.3.20.002

3. Citra Farinsha P3.73.24.3.20.007

4. Dewi Sukmawati P3.73.24.3.20.010

5. Haleva Beghum V P3.73.24.3.20.016

6. Jihan Nur Afifah P3.73.24.3.20.020

7. Muhammad Arief Subhan P3.73.24.3.20.024

8. Sabrina Nur Wahidah P3.73.24.3.20.035

9. Salsabila Ramadhina H P3.73.24.3.20.037

10. Sasqia Putriana Herman P3.73.24.3.20.039

Dosen Pengampu:

Nurdahlia, S.Pd., MKM.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Program
Pemberdayaan Masyarakat”. Dalam penyusunan makalah ini penyusun mendapatkan arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana
dan target yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Nurdahlia, S.Pd., MKM selaku dosen pengajar mata kuliah Kemitraan Promosi
Kesehatan yang telah memberikan pengarahan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
2. Orang tua kami tercinta yang telah membantu, mendoakan, memotivasi, dan menanti
keberhasilan kami.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penyusun berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Bekasi, 10 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 2
BAB IIPEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 Konsep Pengembangan Masyarakat...................................................................................3
2.2 Isu Masalah Sebagai Program Pemberdayaan Masyarakat.............................................3
2.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat...............................................................................4
2.4 Contoh Program Pemberdayaan Masyarakat dan Perencanaan Kemitraan Program
Jamban Sehat...................................................................................................................... 5
BAB IIIPENUTUP................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, dikembangkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif
tanpa harus mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dengan demikian program promosi
kesehatan mendapat peran yang penting dalam pembangunan kesehatan dan penopang utama
bagi setiap program kesehatan (Depkes RI, 2008). Promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan untuk bersama
masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, mampu berperilaku mencegah timbulnya
masalah-masalah dan gangguan kesehatan. (Depkes RI, 2008).
Penyediaan air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan air limbah, dan
pembuangan sampah merupakan syarat rumah sehat. Pembuangan kotoran/tinja, yang biasa
juga disebut dengan tempat Buang Air Besar (BAB) merupakan bagian yang penting dalam
sanitasi lingkungan. Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat sanitasi dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran tanah serta penyediaan air bersih, dan memicu hewan
vektor penyakit, misalnya lalat, tikus atau serangga lain untuk bersarang, berkembang biak
serta menyebarkan penyakit. Hal tersebut juga tidak jarang dapat menyebabkan timbulnya
bau yang tidak sedap.
Wabah penyakit pada masyarakat akan meluas jika masih terjadi Buang Air Besar
Sembarangan (BABS), misalnya BAB di kebun, sungai dan tempat lain yang kurang
memenuhi syarat jamban sehat. BABs juga berisiko menularkan penyakit kecacingan dan
gangguan penyerapan usus yang sering dikaitkan dengan kondisi stunting pada anak
(Humphrey, 2009). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 852 Tahun 2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban sehat adalah suatu fasilitas
pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Sementara
pengertian kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh
dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh ini berbentuk tinja, air seni dan CO2 (Notoatmodjo, 2010).
Kebiasaan BAB di sembarang tempat masih menjadi kebiasaan masyarakat di seluruh
dunia, bahkan setiap tahun terdapat lebih dari 1 juta orang BAB di sembarang tempat (United

1
Nation, 2015). Di Afrika terdapat 215 warga masih BAB di sembarang tempat, bahkan hanya
10% wilayah afrika yang mengalami penurunan kebiasaan BAB di sembarang yaitu ethiopia,
dan angola (Galan, 2013).
Terkait hal tersebut maka dalam promosi kesehatan adalah salah satunya melalui
empowerment atau pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
dibahas terkait pengembangan masyarakat dalam promosi kesehatan untuk meminimalisir
penyakit-penyakit yang muncul atau isu kesehatan yang biasa terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran konsep pengembangan masyarakat?
2. Bagaimana gambaran contoh isu masalah untuk program pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan untuk
menghadapi isu masalah?
4. Bagaimana contoh program pemberdayaan masyarakat?
5. Apa saja stakeholder yang terlibat dalam contoh program pemberdayaan masyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui gambaran konsep pengembangan masyarakat.
2. Dapat mengetahui gambaran contoh isu masalah untuk program pemberdayaan
masyarakat.
3. Dapat mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan untuk
menghadapi isu masalah.
4. Dapat mengetahui contoh program pemberdayaan masyarakat.
5. Dapat mengetahui stakeholder yang terlibat dalam contoh program pemberdayaan
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat atau dikenal dengan community development merupakan
ilmu dan wawasan dasar yang bersistem tentang asumsi perubahan sosial yang terancang
tepat dalam suatu kurun waktu tertentu. Teori dasar pengembangan masyarakat yang cukup
terlihat pada saat ini merupakan teori sumber daya manusia salah satunya, terutama dalam
bidang promosi kesehatan. Untuk sumber-sumber yang tidak dapat diperbarui perlu
dikendalikan pertumbuhannya, dimana teori sumber daya manusia memandang mutu
masyarakat sebagai sebuah kunci keberhasilan pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Perbaikan mutu sumber daya manusia atau sdm akan menumbuhkan inisiatif dan
kewirausahaan.
Pengembangan masyarakat (community development) sebagai salah satu model
pendekatan pembangunan (bottom up approach) merupakan upaya melibatkan peran aktif
masyarakat beserta sumber daya lokal yang ada. Dalam pengembangan masyarakat
hendaknya diperhatikan bahwa masyarakat punya tradisi, dan punya adat-istiadat, yang
kemungkinan sebagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal sosial.
Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat
yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan
kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pengembangan
masyarakat seringkali diimplementasikan dalam bentuk projek pembangunan yang
memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya
atau melalui kampanye dan juga aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak lain yang bertanggung jawab.

2.2 Isu Masalah Sebagai Program Pemberdayaan Masyarakat


Akses pada sanitasi khususnya minimnya sanitasi saat ini memang masih menjadi
masalah serius di banyak negara berkembang, salah satunya di wilayah Payakumbuh. Masih
tingginya angka buang air besar di sembarang tempat atau open defecation, menjadi salah
satu indikator rendahnya akses ini. Seperti halnya di kawasan Payakumbuh yang padat
penduduknya, meskipun sarana prasarana pelayanan kesehatan disana tercukupi, namun

3
masih banyak masyarakat yang tidak memperhatikan sanitasi di lingkungan sekitar bahkan
tiap keluarga.
Jangankan untuk memikirkan lingkungan sekitar dan rumah yang sehat, jarak antara
jamban dan pusat air bersih pun tidak terpikirkan. Masih banyaknya masyarakat yang tidak
terlalu mementingkan keberadaan jamban dalam keluarganya membuat sanitasi semakin
memburuk. Pemerintah setempat juga tidak begitu memperhatikan akan hal tersebut,
membuat lemahnya kebijakan ataupun penanggulangan permasalahan sanitasi khususnya
jamban keluarga.
Jelas, kondisi ini berpengaruh buruk pada kesehatan dan berpotensi menimbulkan
penyakit seperti diare. Penyakit ini dapat menyebar karena kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya sanitasi dan minimnya ketersediaan jamban yang bersih dan sehat di
lingkungan sekitar. Oleh karenanya sanitasi difokuskan pada ketersediaan jamban sehat demi
menurunkan angka kesakitan dan pengendalian masalah kesehatan di masyarakat. Selain itu
diperlukan kolaborasi atau kerjasama berbagai pihak antar mitra dan stakeholder untuk
mengatasi masalah kesehatan di Kota Payakumbuh ini.

2.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Strategi adalah cara untuk mengerahkan tenaga, dana, daya, dan peralatan yang
dimiliki guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Arti pemberdayaan masyarakat itu sendiri
adalah suatu proses yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk
terus terlibat dalam proses pembangunan yang berlangsung secara dinamis sehingga
masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan
secara bebas (independen) dan mandiri (Sumaryo, 1991).
Hikmat (2001:12) menjelaskan ada beberapa faktor internal yang menghambat
pemberdayaan antara lain, kurang bisa untuk saling mempercayai, kurang daya inovasi atau
kreativitas, mudah pasrah atau menyerah atau putus asa, aspirasi dan cita-cita rendah, tidak
mampu menunda menikmati hasil kerja, wawasan waktu yang sempit, familisme, sangat
tergantung pada bantuan pemerintah, sangat terikat pada tempat kediamannya dan tidak
mampu atau tidak bersedia menempatkan diri sebagai orang lain.
Strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada upaya peningkatan Jamban Sehat
melalui 5P, yaitu :
1. Pemungkinan
Dilakukan dengan kegiatan pemicuan oleh Sanitarian Puskesmas untuk merubah
kebiasaan BABS (Buang Air Besar Sembarangan), penentuan sasaran program,

4
pemberdayaan masyarakat menjadi pengurus tingkat desa dan memberikan
penyadaran kepada masyarakat bahwa mereka memiliki potensi untuk membuat
jamban.
2. Penguatan
Tahap penguatan dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, promosi, sosialisasi dan
kampanye jamban sehat serta memenuhi kebutuhan yang menunjang kemandirian
masyarakat dengan pengalokasian anggaran dan pemberian stimulan jamban sehat.
3. Perlindungan
Dinas Kesehatan tidak membedakan warga berdasarkan tingkat ekonomi namun lebih
mengutamakan pencapaian target akses jamban sehat oleh masyarakat. Melalui upaya
tersebut masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses jamban
sehat sehingga tidak ada diskriminasi.
4. Penyokongan
Dinas Kesehatan memberi bimbingan bagi kader kesehatan dan pelatihan wirausaha
sanitasi (WUSAN). Setelah adanya bimbingan, diberikan pendampingan saat
perencanaan hingga pelaksanaan program serta dilakukan sosialisasi tentang adanya
WUSAN sebagai dukungan kepada WUSAN. Dinas Kesehatan juga memberikan
reward kepada daerah berupa material untuk membuat jamban dan Deklarasi Stop
BABS (Buang Air Besar Sembarangan) berdasarkan akses jamban sehat di daerah
tersebut.
5. Pemeliharaan
Monitoring dilakukan dengan cara mendata akses masyarakat terhadap jamban sehat
dan mengingatkan masyarakat melalui kontrak berisi janji untuk membuat jamban.
Monitoring bertujuan untuk menjamin terjadinya keseimbangan distribusi kekuasaan
dalam masyarakat dan untuk menjamin keselarasan dan keseimbangan yang
memungkinkan setiap orang berusaha, ditandai dengan adanya pembagian tugas
dalam setiap pelaksanaan program.

2.4 Contoh Program Pemberdayaan Masyarakat dan Perencanaan Kemitraan Program


Jamban Sehat
Dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan di Kota Payakumbuh terkait
tingginya angka kesakitan buang air besar dan minimnya pemahaman masyarakat terkait
penggunaan jamban, maka program kemitraan pemberdayaan masyarakat yang tepat yaitu
program jamban sehat.

5
Jamban sehat adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa
leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran air untuk
membersihkannya.
Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal,
yaitu: melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit; melindungi dari gangguan estetika,
bau dan penggunaan saran yang aman; bukan tempat berkembangnya serangga sebagai
vektor penyakit; melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan .
Menurut Wibowo et, al. (2004) terdapat hubungan antara tempat pembuangan kotoran
dengan kejadian diare, tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
memperpendek rantai penularan penyakit diare, sehingga tempat pembuangan tinja yang
tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan resiko terjadi diare.

Perencanaan Kemitraan Program Jamban Sehat


Terkait isu atau permasalahan jamban pada masyarakat kota Payakumbuh yang mana
ditemukan laporan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh banyak yang terserang masalah
diare akibat jamban yang tidak bersih dan masih kurangnya jamban sesuai standar kesehatan
maka promotor kesehatan Puskesmas Payakumbuh melakukan kegiatan program promosi
kesehatan untuk menanggulanginya yaitu melalui pemberdayaan masyarakat dengan
penyuluhan. Tatkala pada kegiatan ini diperlukan kolaborasi atau kemitraan untuk menunjang
keberhasilan tujuan program. Promotor kesehatan melakukan kemitraan dengan kelurahan-
kelurahan setempat dan juga Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh.

Langkah-Langkah Menggalang Kemitraan


1. Menentukan gagasan kemitraan
Untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat Payakumbuh,
Pemerintah setempat dan tim kesehatan mencari tahu penyebab dari penyakit diare di
Kota Payakumbuh, antara lain:
1. Minimnya pengetahuan masyarakat akan kebersihan lingkungan
2. Tingkat sanitasi yang buruk
3. Kurang tersedianya jamban di wilayah payakumbuh
4. Masyarakat tidak memperhatikan sanitasi di lingkungan sekitar
5. Kebiasaan

6
2. Identifikasi Calon Mitra Potensial
Terkait hal tersebut, tim promotor bekerjasama dengan sasaran kemitraan yang
berperan mengatasi penyebab masalah kesehatan diare dan sanitasi di Payakumbuh
antara lain:
Sasaran
1. Ketua RT/RW
2. Lurah
3. Ketua Desa
3. Merumuskan Tujuan dan Peran Mitra
Tujuan dari program jamban sehat di Kota Payakumbuh adalah untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat dan mengatasi masalah kesehatan diare dan sanitasi
lingkungan di Kota Payakumbuh.
Adapun peran mitra dalam hal tersebut adalah sebagai berikut:
- Mitra yang bersangkutan akan menjadi pendukung keberhasilan program
kesehatan yang ditujukkan untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi di
Kota Payakumbuh
- Menjadi salah satu agent of change perilaku masyarakat yang kurang baik
menjadi lebih baik dalam hal kesehatan
- Membantu menjadi pengelola dalam perancangan program kesehatan yang
digaungkan
- Pendukung atau penyedia sumber daya manusia maupun anggaran pada
kebutuhan program promosi kesehatan yang dijalankan.

4. Menyiapkan diri
Untuk dapat melakukan kemitraan, dibutuhkan kesiapan diri promotor kesehatan,
seperti mengetahui dan memahami konsep tujuan kemitraan yang digalangkan,
mengetahui capaian dari jamban sehat, dan sasaran dari program jamban sehat serta
media maupun materi beserta alasan kuat pengadaan program yang akan digunakan
dan disampaikan pada saat melakukan kemitraan kepada stakeholders.
5. Membangun Kesepakatan Kerjasama Kemitraan
Setelah mitra memiliki perannya masing masing untuk mengatasi masalah kesehatan
di Kota Payakumbuh dan memiliki tujuan yang sama, dilakukan kesepakatan agar
program kemitraan tersebut dapat dijalankan
6. Merumuskan rencana kerja kemitraan

7
Setelah disepakati, calon mitra ini dapat menyusun rencana kerjanya melalui gagasan
ide dan tujuan yang akan dicapai. Yaitu dengan melakukan advokasi dengan
pemerintah setempat akan masalah ini dan penyelesaian masalah melalui kemitraan,
kemudian pendekatan dengan ketua RT setempat agar dapat dilakukan kerjasama.
Setelah itu dilakukannya pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga
lingkungan sekitar, makanan sehat, dan jamban sehat, kemudian koordinasi dalam
pembangunan jamban sehat antar mitra donatur dan dan pemerintah setempat.

7. Melaksanakan kerjasama
Setelah adanya rencana kerja, tokoh mitra terkait menjalankan rencana kerja tersebut.
Mulai dari advokasi dengan pemerintah setempat terkait kemitraan ini. Lalu jika telah
disetujui, kader, ketua RT beserta promotor kesehatan melakukan pendekatan kepada
masyarakat setempat dibantu tokoh masyarakat. Setelah itu, promotor kesehatan
berusaha meyakinkan masyarakat dengan memberikan edukasi terkait pentingnya
kesehatan lingkungan masyarakat dan sanitasi lingkungan untuk mengatasi masalah
kesehatan di Payakumbuh. Promotor juga memberitahu mengenai pentingnya jamban
sehat bagi masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Setelah itu,
kita bisa menggalang kemitraan kembali dengan para donatur melalui dana
masyarakat dan subsidi pemerintah terkait pembangunan jamban sehat di Kota
Payakumbuh. Setiap bulannya juga nanti tim kesehatan, promotor kesehatan dan
kader setempat dapat melakukan pemantauan rutin dari rumah ke rumah agar
masyarakat dapat merasa diperhatikan sehingga mereka dapat menyadari akan
kesehatan lingkungannya.
Setelah menginformasikan dengan jelas dan rinci terkait program promosi kesehatan
yang diinginkan serta tujuan dari kemitraan, maka pihak promotor kesehatan dan
mitra-mitra yang bersangkutan memiliki kesepakatan bersama melalui MoU
(memorandum of understanding) yang dibuat dengan penandatanganan pihak-pihak
yang terlibat sebagai bukti fisik kemitraan yang dijalankan.

8. Pemantauan dan Penilaian Kegiatan Kemitraan


Pemantauan dan penilaian dalam kemitraan ini sangat diperlukan dalam memantau
program kemitraan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Menilai efektivitas
pembuatan jamban sehat di lingkungan Payakumbuh. Apakah dengan adanya
pemberdayaan jamban sehat dapat merubah perilaku masyarakat dalam sanitasi. Jika

8
dinilai masih belum efektif maka dibutuhkan evaluasi untuk kesuksesan
pemberdayaan jamban sehat dan kegiatan pemberdayaan lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk
kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan seperti edukasi
pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan, atau sosialisasi dan pengorganisasian serta
pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan
masyarakat.
Strategi pemberdayaan masyarakat dalam promosi kesehatan adalah ditujukan agar
masyarakat lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan pesan-pesan yang berkaitan
dengan kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya. Pemilihan strategi promosi kesehatan
dapat melalui ceramah, media massa, door-to-door consultation, instruksi individual,
simulasi atau role play, dan sebagainya. Dalam pemilihan strategi promosi kesehatan pun ada
aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar strategi promosi kesehatan program-programnya
semakin berkembang dan tidak salah sasaran.

3.2 Saran
Makalah yang disusun ini diharapkan dapat membantu para pembaca khususnya kita,
calon promotor kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan
dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan
kita sebagai penyuluh kesehatan dapat menjadi bagian dari pembangunan kesehatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aidha, Zuhrina. (2017). ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DALAM STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA
DI KECAMATAN HELVETIA MEDAN. Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017.
Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan. (2016). Rencana Aksi Program
Promosi Kesehatan. Diakses pada 17 Maret 2022, melalui
https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-401737-3tahunan.pdf.
Husaini., Marlinae, L. (2016). Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. Diakses pada
17 Maret 2022, melalui
http://eprints.ulm.ac.id/7106/1/BUKU%20AJAR%20PEMBERDAYAAN.pdf.
Masnaani, Andi. Strategi Promosi Kesehatan. Diakses pada 17 Maret 2022, melalui
https://bktm-makassar.org/wtp-admin/assets/datas/publications/MAKALAH_STRATE
GI_PROMOSI_KESEHATAN.pdf
Setyabudi, R G. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal komunikasi P-ISSN: 1907-898X, E-ISSN: 2548-7647 Volume 12,
Nomor 1, Oktober 2017.
Triyono, A., & Wibowo, Y. A. (2018). Strategi komunikasi pembangunan tim promosi
kesehatan puskesmas Polokarto melalui program desa siaga. Jurnal Komunikasi
Global.
Widyastutik, O. (2016). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN
JAMBAN SEHAT DI DESA MALIKIAN, KALIMANTAN BARAT. Jurnal Unej.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/5223/3956

11

Anda mungkin juga menyukai