Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANGAN

ANALISIS MOBILITAS DAN INKLUSI SOSIAL


PENGEMIS, PEMULUNG, DAN RELAWAN LALU
LINTAS
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesetaraan Gender, Disabilitas dan
Inklusi Sosial yang diampu oleh :
Deddy Ariyanto, S.Pd., M.Pd.

Oleh : Kelompok 2

Selvita Risca A. 231G10021

Hilda Ayu Sekar Arum 231G10031

Anissa Dwi Agustin 231G10032

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO
JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, telah memberikan kemudahan dan kelancaran dari proses
pengamatan observasi, analisis, hingga terselesaikannya penyusunan laporan
observasi ini.

Observasi ini dilakukan dengan meneliti profesi pekerjaan pengemis,


pemulung dan relawan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
mobilitas dan karakteristik pekerjaan ketiga profesi tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi


lapangan. Observasi dilakukan selama seminggu, yaitu pada 22-26 Juli 2023.
Observasi dilakukan di beberapa lokasi, yaitu di Pasar Tanjung, Perumahan
Mangli, dan Jalan Durian, Rambipuji.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang


bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait
dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Jember, 19 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Observasi.............................................................................................................2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................................2

BAB II..........................................................................................................3
TEMUAN DI LAPANGAN........................................................................3
2.1 Pengemis............................................................................................................................ 3
2.2 Pemulung............................................................................................................................4
2.3 Relawan Lalu Lintas.......................................................................................................5

BAB III.........................................................................................................7
PENUTUP....................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................8

LAMPIRAN.................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk


menghasilkan barang atau jasa. Pekerjaan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik
laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, dan dari berbagai latar
belakang pendidikan.

Di Indonesia, pekerjaan diatur oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa pekerjaan adalah setiap
upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan barang atau jasa
dengan menggunakan kemampuannya, baik secara fisik maupun mental, untuk
memperoleh penghasilan.

Pengemis, pemulung, dan juru parkir adalah contoh dari pekerjaan


informal. Pengemis, pemulung, dan juru parkir sering kali dipandang sebelah
mata oleh masyarakat. Mereka dianggap sebagai orang yang malas, tidak mau
bekerja, dan hanya mengandalkan belas kasihan orang lain.

Namun, perlu diingat bahwa pengemis, pemulung, dan juru parkir juga
merupakan manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti
masyarakat lainnya. Mereka juga berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak dan mendapatkan penghidupan yang layak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran profesi pekerjaan pengemis, pemulung, dan relawan


lalu lintas dalam perekonomian mereka?
2. Bagaimana inklusi sosial profesi pekerjaan pengemis, pemulung, dan
relawan lalu lintas

1
1.3 Tujuan Observasi
1. Untuk memahami dan mengidentifikasi secara langsung bagaimana
pekerjaan pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas terhadap
perekonomian mereka.
2. Untuk memahami dan mengidentifikasi secara langsung bagaimana
pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas berinteraksi dengan
masyarakat.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Observasi lapangan ini dilaksanakan selama seminggu, pada tanggal
22-26 November 2023 di tiga lokasi, yaitu Pasar Tanjung, Desa Darungan,
Mangli, dan Jalan Durian, Rambipuji.

2
BAB II

TEMUAN DI LAPANGAN

2.1 Pengemis

Pengemis adalah orang yang meminta-minta bantuan, derma, sumbangan


baik kepada perorangan atau lembaga yang identik dengan penampilan pakaian
yang serba kumal sebagai sarana untuk mengungkapkan kebutuhan apa adanya
dan dengan berbagai cara lain untuk menarik simpati orang lain. Pengemis
sering kali dianggap sebagai orang yang malas, tidak mau bekerja, dan hanya
mengandalkan belas kasihan orang lain. Pengemis juga sering dianggap
sebagai sumber kriminal, seperti pencopet dan pengamen jalanan. Pengemis
dapat menjadi sumber penghasilan bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan.
Pengemis juga dapat menjadi pengingat bagi masyarakat untuk bersyukur atas
apa yang mereka miliki.

Berdasarkan hasil observasi salah satu pengemis asal Lumajang, Bu Las.


Bu Las datang ke Pasar Tanjung setiap tiga hari sekali untuk mengemis. Setiap
harinya, Bu Las berangkat dari Lumajang menggunakan angkot. Ia tiba di
Pasar Tanjung pada sore hari dan langsung mulai mengemis. Ia mengemis
kepada para pedagang dan pembeli yang lewat.

Bu Las tidak memiliki anak dan tinggal bersama dengan ponakannya.


Sebelum mengemis, Bu Las berprofesi sebagai ngarit rumput. Namun, Bu Las
tidak ingin merepotkan ponakannya. Akhirnya, ia memilih untuk mengemis di
Pasar Tanjung.

Banyak masyarakat yang memandang Bu Las remeh karena pekerjaannya


dan juga tidak memiliki keluarga. Namun, Bu Las tidak menghiraukan
perkataan mereka. Ia lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa agar
diberi kekuatan untuk menjalani hidup.

3
Kisah Bu Las menunjukkan bahwa tidak semua pengemis memiliki latar
belakang yang sama. Ada juga pengemis yang terpaksa mengemis karena
keadaan yang tidak memungkinkan. Kita harus lebih bijak dalam menyikapi

3
pengemis. Kita tidak boleh menghakimi mereka hanya berdasarkan
penampilannya saja. Kita harus melihat latar belakang mereka terlebih dahulu.

Kita juga bisa membantu pengemis dengan cara memberikan bantuan sosial
atau memberikan edukasi kepada mereka tentang cara mencari pekerjaan.
Dengan demikian, kita bisa membantu mereka untuk keluar dari kemiskinan
dan hidup dengan lebih layak.

2.2 Pemulung
Pemulung adalah orang yang mengumpulkan dan memilah barang-barang
bekas, seperti plastik, kertas, logam, dan kaca, untuk dijual kembali. Pemulung
biasanya bekerja di tempat-tempat umum, seperti di jalan, di pasar, atau di
tempat pembuangan sampah.
Sebagian masyarakat memandang pemulung sebagai orang yang rendah
dan tidak memiliki keterampilan. Mereka dianggap sebagai beban masyarakat
dan mengganggu ketertiban umum.
Namun, sebagian masyarakat lain memandang pemulung sebagai orang
yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Pemulung membantu
mengurangi jumlah sampah yang terbuang ke tempat pembuangan akhir.
Mereka juga membantu mendaur ulang barang-barang bekas, sehingga dapat
dimanfaatkan kembali.
Berdasarkan hasil observasi seorang pemulung bernama Bu Sayati asal
desa Darungan Mangli. Dari sisi pemulung, pemulung merasa bahwa
keberadaan di lingkungan masyarakat sekitar ada yang suka dan tidak. Karena
pernah terjadi kasus pemulung mengambil barang milik warga yang
sebenarnya tidak dibuang, berita tersebut menyebar ke beberapa warga di
sekitar. Akhirnya, warga-warga yang mengetahui kasus tersebut lebih menjaga
barang-barang mereka yang diletakkan sembarangan, namun sebagian warga
lainnya tidak.
Pemulung merasa terbantu akan hasil pemulungan dilingkungan sekitar,
karna kebanyakan warga perumahan yang konsumtif sehingga banyak hasil yg
didapatkan, seperti botol-botol dan kardus yg paling banyak mereka dapatkan.

4
Untuk perputaran ekonomi, pemulung biasanya mendapatkan hasil dari
pemulungan dan upah dari warga saat disuruh untuk bersih-bersih rumput,
taman, dan sejenisnya. Para pemulung merasa sedikit terbantu akan kesadaran
masyarakat sekitar, karna biasanya masyarakat suka membagi bantuan kepada
para pemulung berupa sembako, nasi Jum'at berkah, zakat fitrah saat bulan
ramadhan, dan lain-lain. Para pemulung di lingkungan sekitar sebenarnya ingin
bekerja yg lain tetapi karna faktor ekonomi, kondisi sudah lemah/sudah tua dan
tidak tamat sekolah. Sehingga tidak ada pekerjaan lagi selain memulung.
Tetapi semenjak ada bank sampah, para warga banyak yang
mengumpulkan sendiri botol-botol miliknya untuk bisa ditimbang dan ditukar
dengan uang oleh pihak bank sampah, akhirnya belakangan ini tidak banyak
hasil yg bisa didapat oleh para pemulung.

2.3 Relawan Lalu Lintas

5
‘Pak Ogah’ adalah sebutan masyarakat untuk orang yang mengatur
lalu lintas di setiap persimpangan atau putar balik arah, mengibarkan
lampu atau bendera dengan cepat tanpa memberi intruksi, atau
menggunakan rompi hijau atau oranye yang menyala. Singkatnya
adalah mengatur lalu lintas dengan rela berpanas-panasan demi
mendapatkan recehan, bahkan terkadang menjadi sukarelawan.
Nama Pak Ogah diambil dari karakter serial televisi legendaris Si
Unyil yang kerap berkata “Bagi cepek dong den”. Dari sinilah pengatur
jalan lalu lintas disebut Pak Ogah. Terkadang mereka mendapat receh
dari pengguna jalan. Bahkan ada yang beranggapan mereka meminta-
minta uang para pengguna jalan.
Pada kenyataannya, Pak Ogah yang ada di jalan ini jarang
memaksa meminta imbalan kepada pengendara. Biasanya, para
pengendara ini memberi uang seikhlasnya mulai dari Rp 500 hingga Rp
5.000. Meski keberadaan pak ogah terkesan menambah semrawut
jalanan, akan tetapi jasanya sangat membantu pengguna jalan terutama
pengendara mobil.
Berdasarkan hasil observasi seorang relawan lalu lintas atau ‘Pak
Ogah’ bernama Pak Sutrisno asal Pecoro Krajan, Rambipuji. Pak
Sutrisno memiliki

5
seorang istri dan 3 orang anak (sudah berkeluarga semua). Beliau sudah
bekerja sebagai Pak Ogah sejak 4 tahun yang lalu, yaitu mulai 2019 hingga
sekarang. Sebelumnya beliau bekerja sebagai pengangkut gamen (sekem)
disawah. Karena capek dengan pekerjaan tersebut, Pak Sutrisno memutuskan
untuk beralih pekerjaan sebagai Pak Ogah di Jalan Durian (gang SMAN
Rambipuji) karena senang dan bisa membantu orang. Meskipun pendapatan
dari menjadi Pak Ogah tersebut tidak pasti dan terkadang hanya bisa untuk
membeli rokok dan kopi, Pak Sutrisno sukarela melakukan pekerjaan ini dan
merasa memiliki tanggung jawab terhadap siswa/i SMP maupun SMA karena
kata beliau siswa/i yang menggunakan sepeda motor belum mendapat
perhatian dari sekolah terutama yang SMP.

Pak Sutrisno menjalankan pekerjaan tersebut dengan senang hati


karena menurut beliau itu memudahkan dan membantu pengguna jalan.
Mengingat di gang ini rawan terjadi tabrakan dan seringnya karena
siswa/i SMP yang sembrono atau kurang hati-hati ketika menyebrang.

Pak Sutrisno hanya tinggal berdua dengan istrinya karena anak-


anaknya sudah berkeluarga semua. Untuk makan dan memenuhi
kehidupan sehari-hari, Pak Sutrisno dibantu pendapatan istri yang
bekerja di pasar karena pendapatan Pak Sutrisno yang tidak pasti setiap
harinya. Tanggapan keluarga Pak Sutrisno terhadap pekerjaannya
sekarang adalah menerima-menerima saja karena itu keinginan Pak
Sutrisno sendiri dan Pak Sutrisno juga senang dengan pekerjaan
tersebut. Keluarga Pak Sutrisno merasa bangga dan senang karena ayah
atau suaminya berjasa untuk banyak orang.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas adalah pekerjaan yang
memiliki peran dan dampak penting dalam masyarakat. Pengemis dapat
membantu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang kurang mampu.
Pemulung dapat membantu mengurangi jumlah sampah dan menjaga
lingkungan. Relawan lalu lintas dapat membantu menjaga ketertiban dan
keselamatan lalu lintas.
Namun, ketiga pekerjaan tersebut juga memiliki tantangan tersendiri.
Pengemis sering kali dianggap sebagai beban masyarakat dan mengganggu
ketertiban umum. Pemulung sering kali dianggap sebagai orang yang rendahan
dan tidak memiliki keterampilan. Relawan lalu lintas sering kali harus
menghadapi risiko kecelakaan lalu lintas.

3.2 Saran
Pentingnya untuk memberikan penghargaan dan dukungan kepada para
pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas. Penghargaan dan dukungan
tersebut dapat membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup dan
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Berliana Sipahutar. (2023). Kajian Hukum Administrasi Negara Tentang


Larangan Pengemisan Serta Praktik Tuna Susila Berdasarkan Perda
No. 6 Tahun 2003 Studi Pemko Medan. Skripsi. Fakultas Hukum,
Universitas Sumatera Utara.
Bintang Johan. (2022). “Pak Ogah, Jadi Solusi Atau Bikin Semrawut?”.
Retrived from https://rembuk.republika.co.id/posts/167326/pak-
ogah-jadi-solusi-atau-bikin-semrawut

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10210/05.2%20BAB
%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y

8
LAMPIRAN

Video Hasil Observasi Dapat Diakses Pada :


https://drive.google.com/drive/folders/1kKk9YvJLILKTTvvZqKdDXZxcCP_L
0RCa?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai