Oleh : Kelompok 2
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, telah memberikan kemudahan dan kelancaran dari proses
pengamatan observasi, analisis, hingga terselesaikannya penyusunan laporan
observasi ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu'alaikum wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Observasi.............................................................................................................2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................................2
BAB II..........................................................................................................3
TEMUAN DI LAPANGAN........................................................................3
2.1 Pengemis............................................................................................................................ 3
2.2 Pemulung............................................................................................................................4
2.3 Relawan Lalu Lintas.......................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................7
PENUTUP....................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................8
LAMPIRAN.................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, perlu diingat bahwa pengemis, pemulung, dan juru parkir juga
merupakan manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti
masyarakat lainnya. Mereka juga berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak dan mendapatkan penghidupan yang layak.
1
1.3 Tujuan Observasi
1. Untuk memahami dan mengidentifikasi secara langsung bagaimana
pekerjaan pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas terhadap
perekonomian mereka.
2. Untuk memahami dan mengidentifikasi secara langsung bagaimana
pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas berinteraksi dengan
masyarakat.
2
BAB II
TEMUAN DI LAPANGAN
2.1 Pengemis
3
Kisah Bu Las menunjukkan bahwa tidak semua pengemis memiliki latar
belakang yang sama. Ada juga pengemis yang terpaksa mengemis karena
keadaan yang tidak memungkinkan. Kita harus lebih bijak dalam menyikapi
3
pengemis. Kita tidak boleh menghakimi mereka hanya berdasarkan
penampilannya saja. Kita harus melihat latar belakang mereka terlebih dahulu.
Kita juga bisa membantu pengemis dengan cara memberikan bantuan sosial
atau memberikan edukasi kepada mereka tentang cara mencari pekerjaan.
Dengan demikian, kita bisa membantu mereka untuk keluar dari kemiskinan
dan hidup dengan lebih layak.
2.2 Pemulung
Pemulung adalah orang yang mengumpulkan dan memilah barang-barang
bekas, seperti plastik, kertas, logam, dan kaca, untuk dijual kembali. Pemulung
biasanya bekerja di tempat-tempat umum, seperti di jalan, di pasar, atau di
tempat pembuangan sampah.
Sebagian masyarakat memandang pemulung sebagai orang yang rendah
dan tidak memiliki keterampilan. Mereka dianggap sebagai beban masyarakat
dan mengganggu ketertiban umum.
Namun, sebagian masyarakat lain memandang pemulung sebagai orang
yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Pemulung membantu
mengurangi jumlah sampah yang terbuang ke tempat pembuangan akhir.
Mereka juga membantu mendaur ulang barang-barang bekas, sehingga dapat
dimanfaatkan kembali.
Berdasarkan hasil observasi seorang pemulung bernama Bu Sayati asal
desa Darungan Mangli. Dari sisi pemulung, pemulung merasa bahwa
keberadaan di lingkungan masyarakat sekitar ada yang suka dan tidak. Karena
pernah terjadi kasus pemulung mengambil barang milik warga yang
sebenarnya tidak dibuang, berita tersebut menyebar ke beberapa warga di
sekitar. Akhirnya, warga-warga yang mengetahui kasus tersebut lebih menjaga
barang-barang mereka yang diletakkan sembarangan, namun sebagian warga
lainnya tidak.
Pemulung merasa terbantu akan hasil pemulungan dilingkungan sekitar,
karna kebanyakan warga perumahan yang konsumtif sehingga banyak hasil yg
didapatkan, seperti botol-botol dan kardus yg paling banyak mereka dapatkan.
4
Untuk perputaran ekonomi, pemulung biasanya mendapatkan hasil dari
pemulungan dan upah dari warga saat disuruh untuk bersih-bersih rumput,
taman, dan sejenisnya. Para pemulung merasa sedikit terbantu akan kesadaran
masyarakat sekitar, karna biasanya masyarakat suka membagi bantuan kepada
para pemulung berupa sembako, nasi Jum'at berkah, zakat fitrah saat bulan
ramadhan, dan lain-lain. Para pemulung di lingkungan sekitar sebenarnya ingin
bekerja yg lain tetapi karna faktor ekonomi, kondisi sudah lemah/sudah tua dan
tidak tamat sekolah. Sehingga tidak ada pekerjaan lagi selain memulung.
Tetapi semenjak ada bank sampah, para warga banyak yang
mengumpulkan sendiri botol-botol miliknya untuk bisa ditimbang dan ditukar
dengan uang oleh pihak bank sampah, akhirnya belakangan ini tidak banyak
hasil yg bisa didapat oleh para pemulung.
5
‘Pak Ogah’ adalah sebutan masyarakat untuk orang yang mengatur
lalu lintas di setiap persimpangan atau putar balik arah, mengibarkan
lampu atau bendera dengan cepat tanpa memberi intruksi, atau
menggunakan rompi hijau atau oranye yang menyala. Singkatnya
adalah mengatur lalu lintas dengan rela berpanas-panasan demi
mendapatkan recehan, bahkan terkadang menjadi sukarelawan.
Nama Pak Ogah diambil dari karakter serial televisi legendaris Si
Unyil yang kerap berkata “Bagi cepek dong den”. Dari sinilah pengatur
jalan lalu lintas disebut Pak Ogah. Terkadang mereka mendapat receh
dari pengguna jalan. Bahkan ada yang beranggapan mereka meminta-
minta uang para pengguna jalan.
Pada kenyataannya, Pak Ogah yang ada di jalan ini jarang
memaksa meminta imbalan kepada pengendara. Biasanya, para
pengendara ini memberi uang seikhlasnya mulai dari Rp 500 hingga Rp
5.000. Meski keberadaan pak ogah terkesan menambah semrawut
jalanan, akan tetapi jasanya sangat membantu pengguna jalan terutama
pengendara mobil.
Berdasarkan hasil observasi seorang relawan lalu lintas atau ‘Pak
Ogah’ bernama Pak Sutrisno asal Pecoro Krajan, Rambipuji. Pak
Sutrisno memiliki
5
seorang istri dan 3 orang anak (sudah berkeluarga semua). Beliau sudah
bekerja sebagai Pak Ogah sejak 4 tahun yang lalu, yaitu mulai 2019 hingga
sekarang. Sebelumnya beliau bekerja sebagai pengangkut gamen (sekem)
disawah. Karena capek dengan pekerjaan tersebut, Pak Sutrisno memutuskan
untuk beralih pekerjaan sebagai Pak Ogah di Jalan Durian (gang SMAN
Rambipuji) karena senang dan bisa membantu orang. Meskipun pendapatan
dari menjadi Pak Ogah tersebut tidak pasti dan terkadang hanya bisa untuk
membeli rokok dan kopi, Pak Sutrisno sukarela melakukan pekerjaan ini dan
merasa memiliki tanggung jawab terhadap siswa/i SMP maupun SMA karena
kata beliau siswa/i yang menggunakan sepeda motor belum mendapat
perhatian dari sekolah terutama yang SMP.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas adalah pekerjaan yang
memiliki peran dan dampak penting dalam masyarakat. Pengemis dapat
membantu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang kurang mampu.
Pemulung dapat membantu mengurangi jumlah sampah dan menjaga
lingkungan. Relawan lalu lintas dapat membantu menjaga ketertiban dan
keselamatan lalu lintas.
Namun, ketiga pekerjaan tersebut juga memiliki tantangan tersendiri.
Pengemis sering kali dianggap sebagai beban masyarakat dan mengganggu
ketertiban umum. Pemulung sering kali dianggap sebagai orang yang rendahan
dan tidak memiliki keterampilan. Relawan lalu lintas sering kali harus
menghadapi risiko kecelakaan lalu lintas.
3.2 Saran
Pentingnya untuk memberikan penghargaan dan dukungan kepada para
pengemis, pemulung, dan relawan lalu lintas. Penghargaan dan dukungan
tersebut dapat membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup dan
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10210/05.2%20BAB
%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y
8
LAMPIRAN