Anda di halaman 1dari 49

-1-

SALINAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR,
KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 033/H/KR/2022
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN
DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH PADA KURIKULUM MERDEKA

CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)


PADA KURIKULUM MERDEKA

CAPAIAN PEMBELAJARAN DI AKHIR JENJANG PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)

A. Rasional Capaian Pembelajaran


Penyusunan Capaian Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dapat dimaknai sebagai sebuah tanggapan
terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) sebagai fondasi jenjang pendidikan dasar.
Capaian Pembelajaran merupakan masukan kurikulum yang
digunakan oleh satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dalam
merancang pembelajaran sehingga dapat mencapai STPPA. Capaian
Pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang memandu
pendidik di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dalam
memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia dini.

Stimulasi dirancang dengan cara memperkaya lingkungan yang akan


menyuburkan interaksi anak dengan lingkungan di sekitar, termasuk
pendidik dan orangtua. Kurikulum berdasarkan pendekatan
konstruktivistik yang berasal dari teori Piaget dan Vygotsky juga
percaya bahwa pembelajaran perlu melibatkan anak dalam interaksi
aktif antara diri dan lingkungannya. Diharapkan proses stimulasi akan
memberikan dampak yang optimal pada peningkatan karakter,
-2-

keterampilan, maupun pengetahuan anak. Stimulasi tersebut


dilakukan pada semua aspek perkembangan anak, baik dari aspek
moral dan agama, fisik motorik, emosi dan sosial, bahasa, dan kognitif
melalui kegiatan bermain. Peran guru dan orang tua pada stimulasi
anak usia dini selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu
guru dan orang tua berfungsi sebagai fasilitator, mentor, dan mitra
anak dalam proses perkembangannya. Selanjutnya guru perlu bekerja
sama dengan orang tua untuk memastikan keselarasan antara
pendidikan di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan di rumah
dalam keseharian anak.

Secara umum, dapat dikatakan stimulasi bertujuan agar anak


bertumbuh kembang optimal secara holistik dan siap bersekolah.
Diharapkan mereka kelak membentuk pribadi yang dicita-citakan
dalam profil pelajar Pancasila, yaitu sebagai pelajar sepanjang hayat
yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila. Proses membangun pengetahuan anak terjadi ketika ia
sedang bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif.
Proses tersebut berupa desain lingkungan belajar yang sesuai dari
satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) serta tantangan dan
dukungan yang diberikan bagi tiap anak oleh pendidik untuk
memastikan anak memperoleh kemampuan-kemampuan baru.

Bermain bagi anak usia dini adalah belajar, yang didukung dengan
masukan dari orang lain yang lebih berpengalaman di sekitarnya
(pendidik, orang tua/wali, saudara yang lebih tua, dan sebagainya).
Anak bertindak dari perilaku bermain dan model yang dicontohkan oleh
orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua. Mereka mengajukan
pertanyaan untuk belajar lebih banyak, dan dapat dirangsang untuk
belajar lebih banyak melalui dukungan dari orang dewasa yang terlibat,
atau anak-anak yang lebih tua yang menanggapi minat anak,
menjelaskan berbagai hal, mengajari mereka kata-kata untuk berbicara
tentang apa yang mereka lakukan, dan mendorong anak untuk
mengeksplorasi lebih cermat, atau berpikir lebih dalam. Bermain secara
alami dan spontan yang berasal dari ide-ide anak merupakan kegiatan
belajar yang menyenangkan yang dengan dukungan yang tepat, akan
mengarah pada pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna bagi
anak tentang diri mereka dan dunianya. Melalui bermain, anak-anak
-3-

menampilkan hal-hal yang ia ketahui tentang dunianya yang


memberikan kesempatan yang tepat bagi pendidik atau orang tua/wali,
untuk menstimulasi anak mengambil langkah berikutnya, atau
mencoba tantangan berikutnya agar mereka belajar lebih banyak.
Stimulasi bermain yang berkualitas, yang selaras dengan minat anak
dan menantang secara tepat akan memberikan kesempatan kepada
anak untuk menunjukkan pengenalan tentang dirinya sebagai anak
Indonesia, dan mendemonstrasikan kemampuannya dalam
mengeksplorasi, memecahkan masalah, berpikir dan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Anak tersebut akan
memiliki kesadaran terhadap alam dan lingkungan, serta tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang kreatif, bugar, sehat, serta dapat
berkomunikasi dan berekspresi dengan bahasa dan seni.

Berikut adalah sejumlah rasional yang mendasari penyusunan Capaian


Pembelajaran di jenjang PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA):

Pertama, memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan bagi satuan


PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk menetapkan kebutuhan
pengajaran dan pembelajaran. Kebutuhan belajar mengajar PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus didasarkan pada kebutuhan anak. Ini
membutuhkan pertimbangan kemampuan fisik, sosial, moral,
linguistik, dan kognitif anak serta penyediaan berbagai lingkungan
yang menantang dengan dukungan pendidik ke tiap anak yang
memadai untuk memastikan potensi belajar anak terwujud.
Lingkungan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) perlu ramah dan dekat
dengan anak agar ia merasa cukup percaya diri untuk dapat bermain
dan menjelajah di dalamnya. Ini berarti pertimbangan harus diberikan
pada konteks sosial dan budaya anak dan sumber daya yang tersedia.
Orang tua/wali juga harus dilibatkan dalam kegiatan PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), sehingga mereka dapat mendukung
pembelajaran anak tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka serta
anak dapat memperluas eksplorasi. Pertimbangan juga harus diberikan
pada sumber daya ekonomi dan masyarakat yang mungkin tersedia di
lingkungan rumah dan satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk
dapat memberikan dukungan yang memadai.

Beragamnya keadaan sosial budaya ekonomi dan sumber daya


masyarakat Indonesia adalah sinyal bahwa penjabaran mengenai apa
-4-

yang perlu dipelajari di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus
tetap menyediakan ruang kemerdekaan bagi satuan pendidikan dan
ekosistemnya untuk menentukan bagaimana mereka akan
menggunakan sumber dayanya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) merupakan
fase fondasi, yang artinya fase ini merupakan pijakan pertama anak di
dunia pendidikan dan tujuannya adalah memfasilitasi tumbuh
kembang anak secara optimal, yang tidak hanya siap bersekolah,
namun lebih siap menempuh perjalanannya dalam berkembang dan
berperan di komunitas, negara, dan dunia. Selaras dengan semangat
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, Capaian
Pembelajaran tidak preskriptif (secara mengikat memberikan ketentuan
baku) membatasi ragam laju dan kebutuhan anak dalam belajar
berdasarkan usia (karena anak unik dan tidak dapat dibandingkan
satu dengan yang lainnya) – dan juga tidak preskriptif membatasi
rangkaian pembelajaran yang dapat dilakukan satuan.

Kedua, menguatkan transisi PAUD-SD. Kesinambungan pembelajaran


di PAUD dan sekolah dasar, adalah peran kunci mengingat periode
anak usia dini sebetulnya adalah usia 0-8 tahun (Shonkoff et al, 2016).
Capaian Pembelajaran Jenjang PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
berupaya untuk menempatkan kurikulum PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) dan sekolah dasar dalam satu lajur pembelajaran (learning
progression) sehingga ujung capaian kurikulum adalah titik
berangkat di kelas 1 sekolah dasar, dan terus dibangun hingga usainya
fase A, di kelas 2 sekolah dasar. Hal ini yang diharapkan akan
mendukung kesiapan bersekolah anak dalam rentang usia tersebut.

Kesiapan bersekolah dimaknai sebagai hadirnya hasil interaksi dari tiga


dimensi: peserta didik yang siap (ready children), keluarga siap (ready
family), dan sekolah yang siap (ready school) (UNICEF, 2012). Sesuai
dengan teori Bronfenbrenner (1979 dan 1989), ketiga dimensi ini
berada dalam sebuah ekosistem besar yang dipengaruhi oleh nilai
budaya serta kerangka kebijakan yang berlaku. Kesiapan bersekolah
merupakan kondisi yang terus dibangun berdasarkan kemitraan antara
satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), keluarga, sekolah dasar kelas
rendah.
-5-

Komponen penting dari kesiapan bersekolah yang dapat didukung


satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) diantaranya adalah:

● Kematangan emosi yang cukup untuk mengatasi masalahnya


sehari-hari.
● Keterampilan sosial yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan
teman sebaya.
● Kematangan kognitif yang cukup untuk berkonsentrasi saat
bermain-belajar.
● Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang
memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara
mandiri.
Keterampilan umum ini dipelajari di lingkungan dimana anak-anak
memiliki kesempatan untuk berinteraksi, dimana ada masalah-
masalah yang perlu mereka selesaikan ketika berinteraksi dengan
teman. Pendidik juga perlu siap mendukung anak-anak untuk terlibat
secara baik dengan orang lain, menyelesaikan perselisihan secara
konstruktif, dan mengelola emosi mereka. Pendidik juga perlu
mengajari anak cara mendengarkan dengan cermat, dan memberikan
stimulus untuk membangun konsentrasi dan keterampilan mengingat
anak untuk mendukung kesiapan bersekolah.

Ketiga, menguatkan artikulasi penanaman literasi, matematika, sains,


teknologi, rekayasa, dan seni sejak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA).
Literasi dan matematika awal tersirat di dalam kurikulum terdahulu
namun dalam pelaksanaannya, masih ada satuan yang menghindari
penggunaan aspek pembelajaran ini ditengarai karena kekhawatiran
terjadinya schoolification (anak belajar secara klasikal di mana fokus
lebih ke muatan pembelajaran di ruangan kelas dalam waktu lama
dengan kertas dan pensil), sementara penting dalam pembelajarannya
anak usia dini untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan. Pengenalan
pada sains, matematika, teknologi, rekayasa, dan seni dihadirkan di
PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk membantu anak memecahkan
masalah dan berkreasi. Kemampuan literasi dan matematika di sini
tidaklah diartikan sebagai keharusan membaca, menulis, atau
berhitung karena semua pendidikan di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) kembali pada prinsip berpusat pada kebutuhan anak. Artinya,
kemampuan literasi dan matematika adalah kemampuan dasar yang
-6-

dibutuhkan anak untuk dapat memahami dunia, serta dapat


menggunakan kemampuan tersebut dalam kegiatan sehari-harinya.
Agar anak memiliki kemampuan literasi dan matematika awal dalam
makna yang luas, maka penggunaan metode drilling yang secara sempit
memaknai kemampuan ini sebagai kemampuan baca, tulis, hitung –
harus dihindarkan. Hal yang diperlukan adalah pemahaman yang
meluas di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan komunitas
orang tua mengenai perkembangan literasi dini, matematika awal,
sains, teknologi, rekayasa, dan seni dalam PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) yang mencakup pengembangan:

● Kemampuan menyimak dan mengolah informasi.


● Kemahiran berbahasa yang memadai untuk berpartisipasi dalam
percakapan sehari-hari, mengekspresikan gagasan, pendapat, dan
perasaan, menjelaskan berbagai peristiwa yang dekat dengan
kehidupan anak, mendengarkan secara efektif, dan merespons
dengan tepat.
● Kecintaan pada buku, yang dipupuk dengan mendengarkan
berbagai cerita serta teks informasi sederhana dan menarik
sehingga dapat mendorong anak untuk mengekspresikan
tanggapan mereka.
● Pengalaman langsung yang memadai dalam menghitung di
antaranya berbagai jenis jumlah kecil, menyortir objek yang
berbeda dengan cara yang berbeda, menggunakan bahasa
matematika untuk mengidentifikasi objek yang panjang, pendek,
berat, ringan, penuh, kosong, cepat, lambat, dan juga untuk
menjelaskan beberapa bentuk sederhana di lingkungan mereka;
dan
● Pengalaman yang cukup dalam mengeksplorasi berbagai elemen
lingkungan alam mereka serta alat-alat sederhana, teknologi dan
bahan konstruksi agar mereka terbiasa dan mampu
menggambarkan pengalaman mereka dan apa yang telah mereka
pelajari.

Keterampilan awal ini dikembangkan melalui kegiatan belajar-bermain


dengan tetap memperhatikan keunikan anak. Setiap anak memiliki
minat yang berbeda dan tingkat keterampilan yang berbeda, oleh
karena itu pendidik perlu mengenali dan menanggapi hal ini.
-7-

Keterampilan keaksaraan awal PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus


fokus pada pengembangan keterampilan bahasa lisan. Anak perlu
meningkatkan perbendaharaan kata dan keterampilan berbicara serta
menyimak, dengan cara terlibat dalam percakapan dengan pendidik
dan orang tua/wali. Percakapan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas bahasa lisan reseptif dan ekspresif anak.

Demikian pula, untuk mengembangkan keterampilan matematika


awal, pendidik perlu terlibat dalam percakapan dengan setiap anak di
mana mereka membantu anak untuk memahami dan menggunakan
beberapa ide dan bahasa matematika sederhana yang berlaku dalam
kegiatan bermain. Pengalaman sains, teknologi, dan kerekayasaan yang
sesuai untuk anak-anak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
memerlukan penyediaan materi untuk dimainkan anak agar dapat
merangsang eksplorasi mereka. Setiap elemen lingkungan alam yang
menjadi bagian dari PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dapat menjadi
stimulus untuk mendorong anak berpikir secara ilmiah. Perangkat
mekanis sederhana yang dapat digunakan anak untuk bermain dengan
aman, atau bahan yang dapat digunakan untuk konstruksi
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi elemen teknologi dan
kerekayasaan. Peran pendidik, sekali lagi, untuk terlibat dalam
percakapan empat mata dengan setiap anak, setiap hari mencari tahu
apa yang sedang dieksplorasi oleh anak, apa yang membuat mereka
penasaran dan menanyakan jenis pertanyaan yang akan mendorong
anak untuk mengeksplorasi lebih banyak dan memikirkan tentang
hasilnya.

Keempat, lebih memberikan pijakan bagi anak untuk memahami


dirinya dan dunia. Hasil pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS,
TPA) menekankan pentingnya untuk membantu anak-anak memahami
dan bangga akan identitas mereka, dan untuk memperkuat
pemahaman mereka tentang dunia dimulai dengan menjelajahi
lingkungan sekitarnya. Anak-anak membutuhkan kepercayaan diri dan
kepercayaan pada kemampuan mereka agar dapat secara efektif
menjelajahi dan belajar tentang dunia mereka. Mereka perlu merasa
bangga terhadap dirinya sendiri, budaya asal mereka, penampilan dan
cara hidup mereka. Pendidik perlu mendukung anak-anak untuk
mengembangkan identitas yang kuat dan positif dengan menghormati
-8-

dan menyambut masing-masing keunikan anak serta latar belakang


sosial dan budaya mereka.

Relevansi PAUD sangat ditentukan oleh manfaat yang dirasakan secara


konkret oleh keluarga dan anak. Keluarga perlu melihat jejak serta
dampak dari partisipasi anak-anaknya di PAUD (Smith, 1996),
karenanya tujuan dari setiap pembelajaran perlu dikaitkan dengan
pengalaman anak sehari-hari dan kontekstual (selaras dengan nilai
sosial budaya lingkungan) sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa
dirinya adalah bagian dari lingkungannya serta meningkatkan
kompetensi dirinya untuk dapat berperan dalam kegiatan sehari-
hari. Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) secara
spesifik menekankan pentingnya pendampingan anak dalam
menemukan jati dirinya, serta menguatkan pemahaman anak terhadap
dunianya melalui eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.

B. Tujuan Capaian Pembelajaran


Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) adalah pembelajaran
yang mengintegrasikan semua aspek perkembangan anak dengan
penekanan pada kesejahteraannya. Tujuan capaian pembelajaran di
PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) adalah memberikan arah yang sesuai
dengan usia perkembangan anak pada semua aspek perkembangan
anak (nilai agama-moral, fisik motorik, emosi-sosial, bahasa, dan
kognitif) dan menarasikan kompetensi pembelajaran yang diharapkan
dicapai anak pada akhir PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), agar anak
siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.

C. Karakteristik Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)


Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memiliki
karakteristik yang memandang setiap anak dipandang unik dan
memiliki potensi (kelebihan/kekuatan) masing-masing sehingga
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut melalui dalam
lingkungan yang dirancang dengan cermat di mana stimulasi bermain
diberikan dan pembelajaran disediakan oleh pendidik. Scaffolding
(perancah, dukungan belajar secara terstruktur) sangat penting
diberikan pendidik dengan cara terlibat dalam percakapan sehari-hari
dengan setiap anak, yang seiring waktu akan memberikan tantangan,
dukungan dan bimbingan bagi anak untuk mengembangkan
keterampilan motorik, keterampilan sosial dan nilai-nilai moral,
-9-

keterampilan bahasa lisan dan kemampuan anak untuk secara


produktif memikirkan dan mengeksplorasi lingkungan.

Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) perlu


memperhatikan beberapa karakteristik spesifik yaitu:

1. Mendukung terbentuknya kesejahteraan diri (well-being) anak.


2. Menghargai dan menghormati anak.
3. Mendorong rasa ingin tahu anak.
4. Menyesuaikan dengan usia, tahap perkembangan, minat dan
kebutuhan anak.
5. Memberikan stimulasi secara holistik integratif.
6. Memberikan tantangan, bimbingan, dan dukungan pada
pembelajaran tiap anak melalui percakapan dan interaksi
bermakna dengan tiap anak.
7. Melibatkan keluarga sebagai mitra.
8. Memanfaatkan lingkungan dan teknologi sebagai sumber belajar.
9. Menggunakan penilaian otentik (penilaian yang diperoleh
bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran).

D. Lingkup Capaian Pembelajaran


Lingkup capaian pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
mencakup tiga elemen stimulasi yang saling terintegrasi. Tiga elemen
stimulasi tersebut merupakan elaborasi aspek-aspek perkembangan
nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa,
dan nilai Pancasila serta bidang-bidang lain untuk optimalisasi tumbuh
kembang anak sesuai dengan kebutuhan pendidikan abad 21 dalam
konteks Indonesia. Tiap elemen stimulasi mengeksplorasi aspek-aspek
perkembangan secara utuh dan tidak terpisah. Ketiga elemen stimulasi
tersebut adalah: 1) Nilai agama dan budi pekerti, yang mencakup
kemampuan dasar-dasar agama dan akhlak mulia; 2) Jati diri
mencakup pengenalan jati diri anak Indonesia yang sehat secara emosi
dan sosial dan berlandaskan Pancasila, serta memiliki kemandirian
fisik. 3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa,
dan Seni yang mencakup kemampuan memahami berbagai informasi
dan berkomunikasi serta berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca.
Setiap elemen stimulasi harus digunakan sebagai dasar untuk
- 10 -

mengeksplorasi aspek perkembangan anak secara keseluruhan, bukan


secara terpisah.

E. Rumusan Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)


Pada akhir fase fondasi, anak menunjukkan kegemaran
mempraktikkan dasar-dasar nilai agama dan budi pekerti; kebanggaan
terhadap dirinya; dasar-dasar kemampuan literasi, matematika, sains,
teknologi, rekayasa, dan seni untuk membangun sikap positif terhadap
belajar dan kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

Elemen Capaian Pembelajaran

1. Nilai Agama dan Budi Pekerti:


Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan
mempraktikkan ajaran pokok sesuai dengan agama dan
kepercayaanNya. Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga
kebersihan, kesehatan dan keselamatan diri sebagai bentuk rasa
sayang terhadap dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha
Esa. Anak menghargai sesama manusia dengan berbagai
perbedaannya dan mempraktikkan perilaku baik dan berakhlak
mulia. Anak menghargai alam dengan cara merawatnya dan
menunjukkan rasa sayang terhadap makhluk hidup yang
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Jati Diri:
Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta
membangun hubungan sosial secara sehat. Anak mengenal dan
memiliki perilaku positif terhadap diri dan lingkungan (keluarga,
sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai
anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Anak menyesuaikan
diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku. Anak
menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk
mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan
sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta10270
Telepon (021) 5737102, 5733129, Faksimile (021) 5721244, 5721245
Laman litbang.kemdikbud.go.id
SALINAN

KEPUTUSAN
KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 009/H/KR/2022
TENTANG
DIMENSI, ELEMEN, DAN SUBELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA
PADA KURIKULUM MERDEKA

KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan kebijakan Kurikulum Merdeka,


perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang
Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
pada Kurikulum Merdeka;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
-2-

14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


6762);
3. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
156);
4. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 963);
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 – 2024 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 555);
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 161);
7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 169);
8. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM,
DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
TENTANG DIMENSI, ELEMEN, DAN SUBELEMEN PROFIL
PELAJAR PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA.
-3-

KESATU : Menetapkan Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil


Pelajar Pancasila Untuk Pembelajaran di Satuan
Pendidikan Pelaksana Kurikulum Merdeka.

KEDUA : Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila


digunakan dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila
di Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum Merdeka.

KETIGA : Menetapkan Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil


Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka dalam
Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEEMPAT : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Februari 2022

KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM,


DAN ASESMEN PENDIDIKAN,

TTD.

ANINDITO ADITOMO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Subbagian Tata Usaha,

IFAN FIRMANSYAH
NIP 198210152009121003
SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM,
DAN ASESMEN PENDIDIKAN
NOMOR 009/H/KR/2022
TENTANG
DIMENSI, ELEMEN, DAN SUBELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA
PADA KURIKULUM MERDEKA

A. Pendahuluan
Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan
nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang
mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan
untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta
didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku
kepentingan karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana dan
mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar
dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri,
3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6)
kreatif.

Keenam dimensi profil pelajar Pancasila perlu dilihat secara utuh sebagai
satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat
yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara
menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Selain itu, untuk membantu
pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dimensi-dimensi profil pelajar
Pancasila, maka setiap dimensi dijelaskan maknanya dan diurutkan
perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangan psikologis dan
kognitif anak dan remaja usia sekolah. Selanjutnya, setiap dimensi profil
pelajar Pancasila terdiri dari beberapa elemen dan sebagian elemen
dijelaskan lebih konkrit menjadi subelemen. Berikut uraian terkait profil
pelajar Pancasila.

-1-
B. Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila

1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak
Mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya
serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada
manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
a. Akhlak beragama
Pelajar Pancasila mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti
dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa dirinya
adalah makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan sebagai
pemimpin di muka bumi yang mempunyai tanggung jawab untuk
mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam, serta
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pelajar Pancasila
senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi tersebut dalam
perilakunya di kehidupan sehari-hari. Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan
ini juga menjadi landasan dalam pelaksanaan ritual ibadah atau
sembahyang sepanjang hayat. Pelajar Pancasila juga aktif mengikuti
acara-acara keagamaan dan ia terus mengeksplorasi guna memahami
secara mendalam ajaran, simbol, kesakralan, struktur keagamaan,
sejarah, tokoh penting dalam agama dan kepercayaannya serta
kontribusi hal-hal tersebut bagi peradaban dunia.
b. Akhlak pribadi
Akhlak yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar
kepada dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa menjaga kesejahteraan
dirinya penting dilakukan bersamaan dengan menjaga orang lain dan
merawat lingkungan sekitarnya. Rasa sayang, peduli, hormat, dan
menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni
menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan
dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya, Pelajar Pancasila
bersikap jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan
penuh hormat. Ia selalu berupaya mengembangkan dan mengintrospeksi
diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Sebagai wujud

-2-
merawat dirinya, Pelajar Pancasila juga senantiasa menjaga kesehatan
fisik, mental, dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial,
dan aktivitas ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing. Karena karakternya ini, ia menjadi orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta berkomitmen
untuk setia pada ajaran agama dan kepercayaannya serta nilai-nilai
kemanusiaan.
c. Akhlak kepada manusia
Sebagai anggota masyarakat, Pelajar Pancasila menyadari bahwa semua
manusia setara di hadapan Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya
tercermin dalam rasa sayangnya pada diri sendiri tetapi juga dalam budi
luhurnya pada sesama manusia. Dengan demikian ia mengutamakan
persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai
perbedaan yang ada dengan orang lain. Pelajar Pancasila mengidentifikasi
persamaan dan menjadikannya sebagai pemersatu ketika ada perdebatan
atau konflik. Ia juga mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda
dari pendapatnya, menghargainya, dan menganalisisnya secara kritis
tanpa memaksakan pendapatnya sendiri. Pelajar Pancasila adalah pelajar
yang moderat dalam beragama. Ia menghindari pemahaman keagamaan
dan kepercayaan yang eksklusif dan ekstrim, sehingga ia menolak
prasangka buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap
sesama manusia baik karena perbedaan ras, kepercayaan, maupun
agama. Pelajar Pancasila bersusila, bertoleransi dan menghormati
penganut agama dan kepercayaan lain. Ia menjaga kerukunan hidup
sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, tidak
memberikan label negatif pada penganut agama dan kepercayaan lain
dalam bentuk apapun, serta tidak memaksakan agama dan
kepercayaannya kepada orang lain. Pelajar Pancasila juga senantiasa
berempati, peduli, murah hati dan welas asih kepada orang lain,
terutama mereka yang lemah atau tertindas. Dengan demikian, ia selalu
berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan
mencarikan solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan
kehidupan mereka. Pelajar Pancasila juga senantiasa mengapresiasi
kelebihan orang lain dan mendukung mereka dalam mengembangkan
kelebihan itu.

-3-
d. Akhlak kepada alam
Sebagai bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila mengejawantahkan
akhlak mulianya dalam tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli
terhadap lingkungan alam sekitar. Pelajar Pancasila menyadari bahwa
dirinya adalah salah satu di antara bagian-bagian dari ekosistem bumi
yang saling mempengaruhi. Ia juga menyadari bahwa sebagai manusia,
ia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai
ciptaan Tuhan. Hal tersebut membuatnya menyadari pentingnya
merawat lingkungan sekitar sehingga ia menjaga agar alam tetap layak
dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi
mendatang. Ia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam,
serta mengambil peran untuk menghentikan perilaku yang merusak dan
menyalahgunakan lingkungan alam. Pelajar Pancasila juga senantiasa
reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang konsekuensi
atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan alam. Kesadarannya
ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup
peduli lingkungan, sehingga ia secara aktif berkontribusi untuk menjaga
kelestarian lingkungan.
e. Akhlak bernegara
Pelajar Pancasila memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga
negara. Ia menempatkan kemanusiaan, persatuan, kepentingan, dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi. Akhlak pribadinya mendorong Pelajar Pancasila
untuk peduli dan membantu sesama, untuk bergotong-royong. Ia juga
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama, sebagai dampak dari akhlak pribadinya dan juga
akhlaknya terhadap sesama. Keimanan dan ketakwaannya juga
mendorongnya untuk aktif menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia sebagai wujud cinta yang dimilikinya untuk negara.
Adapun alur dari perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada tuhan
yang maha esa, dan berakhlak mulia sebagai berikut.

-4-
Tabel 1. Alur Perkembangan Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Subelemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Kelas VII Di Akhir Fase E (Kelas X
PAUD 1-II, usia 6-8 tahun) III-IV, usia 8-10 tahun) V-VI, usia 10-12 tahun) - IX, usia 13-15 tahun) - XII, usia 16-18 tahun)

Elemen akhlak beragama


Mengenal dan Mengenal adanya Mengenal sifat-sifat Memahami sifat-sifat Memahami berbagai Memahami kehadiran Menerapkan
Mencintai Tuhan Yang Maha utama Tuhan Yang Tuhan utama lainnya kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan pemahamannya tentang
Tuhan Yang Esa melalui sifat- Maha Esa bahwa Dia dan mengaitkan sifat- Tuhan Yang Maha Esa sehari-hari serta kualitas atau sifat-sifat
Maha Esa sifat-Nya adalah Sang Pencipta sifat tersebut dengan yang diutarakan dalam mengaitkan Tuhan dalam ritual
yang Maha Pengasih konsep dirinya dan kitab suci agama pemahamannya tentang ibadahnya baik ibadah
dan Maha Penyayang ciptaan-Nya masing-masing dan kualitas atau sifat-sifat yang bersifat personal
dan mengenali menghubungkan Tuhan dengan konsep maupun sosial.
kebaikan dirinya kualitas-kualitas positif peran manusia di bumi
sebagai cerminan sifat Tuhan dengan sikap sebagai makhluk Tuhan
Tuhan pribadinya, serta yang bertanggung jawab.
meyakini firman Tuhan
sebagai kebenaran.

Pemahaman Mengenal simbol- Mengenal unsur- Mengenal unsur-unsur Memahami unsur- Memahami makna dan Memahami struktur
Agama/ simbol dan unsur utama utama unsur utama fungsi, unsur-unsur organisasi, unsur-unsur
Kepercayaan ekspresi agama/kepercayaan agama/kepercayaan agama/kepercayaan, utama agama utama agama
keagamaan yang (ajaran, ritual (simbol-simbol dan mengenali peran /kepercayaan dalam /kepercayaan dalam
konkret keagamaan, kitab keagamaan dan agama/kepercayaan konteks Indonesia, konteks Indonesia,
suci, dan orang suci/ sejarah agama/ dalam kehidupan serta membaca kitab suci, memahami kontribusi
utusan Tuhan YME). kepercayaan) memahami ajaran serta memahami ajaran agama/kepercayaan
moral agama. agama/ kepercayaan terhadap peradaban
terkait hubungan sesama dunia.
manusia dan alam
semesta.

-5-
Pelaksanaan Mulai mencontoh Terbiasa Terbiasa Melaksanakan ibadah Melaksanakan ibadah Melaksanakan ibadah
Ritual Ibadah kebiasaan melaksanakan melaksanakan ibadah secara rutin sesuai secara rutin dan mandiri secara rutin dan mandiri
pelaksanaan ibadah sesuai ajaran wajib sesuai tuntunan dengan tuntunan sesuai dengan tuntunan serta menyadari arti
ibadah sesuai agama/ agama/ agama/kepercayaan, agama/kepercayaan, penting ibadah tersebut
agama/ kepercayaannya kepercayaannya berdoa mandiri, serta berpartisipasi pada dan berpartisipasi aktif
kepercayaannya merayakan, dan perayaan hari-hari besar pada kegiatan
memahami makna hari- keagamaan atau
hari besar kepercayaan

Elemen Akhlak Pribadi

Integritas Mulai Membiasakan Membiasakan Berani dan konsisten Berani dan konsisten Menyadari bahwa aturan
membiasakan bersikap jujur melakukan refleksi menyampaikan menyampaikan agama dan sosial
bersikap jujur dan terhadap diri sendiri tentang pentingnya kebenaran atau fakta kebenaran atau fakta merupakan aturan yang
berani dan orang lain dan bersikap jujur dan serta memahami serta memahami baik dan menjadi bagian
menyampaikan berani menyampaikan berani menyampaikan konsekuensi- konsekuensi- dari diri sehingga bisa
kebenaran atau kebenaran atau fakta kebenaran atau fakta konsekuensinya untuk konsekuensinya untuk menerapkannya secara
fakta diri sendiri diri sendiri dan orang lain bijak dan kontekstual

Merawat Diri Membiasakan diri Memiliki rutinitas Mulai membiasakan Memperhatikan Mengidentifikasi Melakukan aktivitas
secara Fisik, untuk sederhana yang diatur diri untuk disiplin, kesehatan jasmani, pentingnya menjaga fisik, sosial, dan ibadah
Mental, dan membersihkan, secara mandiri dan rapi, membersihkan mental, dan rohani keseimbangan kesehatan secara seimbang.
Spiritual merawat tubuh, dijalankan sehari-hari dan merawat tubuh, dengan melakukan jasmani, mental, dan
serta menjaga serta menjaga menjaga tingkah laku aktivitas fisik, sosial, rohani serta berupaya
kesehatan dan kesehatan dan dan perkataan dalam dan ibadah. menyeimbangkan
keselamatan/kea keselamatan/keaman semua aktivitas aktivitas fisik, sosial dan
manan diri dalam an diri dalam semua kesehariannya ibadah.
semua aktivitas aktivitas
kesehariannya kesehariannya.

-6-
Elemen akhlak kepada manusia

Mengutamaka Mengenali hal-hal Mengenali hal-hal Terbiasa Mengidentifikasi Mengenal perspektif dan Mengidentifikasi hal
n persamaan yang sama dan yang sama dan mengidentifikasi hal-hal kesamaan dengan emosi/perasaan dari yang menjadi
dengan orang berbeda yang berbeda yang yang sama dan berbeda orang lain sebagai sudut pandang orang permasalahan bersama,
lain dan dimiliki diri dan dimiliki diri dan yang dimiliki diri dan perekat hubungan atau kelompok lain yang memberikan alternatif
menghargai temannya dalam temannya dalam temannya dalam sosial dan tidak pernah dijumpai solusi untuk
perbedaan berbagai hal. berbagai hal, serta berbagai hal serta mewujudkannya dalam atau dikenalnya. menjembatani
Membiasakan memberikan memberikan respons aktivitas kelompok. Mengutamakan perbedaan dengan
mendengarkan respons secara secara positif. Mulai mengenal persamaan dan mengutamakan
pendapat temannya, positif. berbagai kemungkinan menghargai perbedaan kemanusiaan.
baik itu sama interpretasi dan cara sebagai alat pemersatu
ataupun berbeda pandang yang berbeda dalam keadaan konflik
dengan pendapatnya ketika dihadapkan atau perdebatan.
dan dengan dilema.
mengekspresikannya
secara wajar.

Berempati Mengenali emosi, Mengidentifikasi Terbiasa memberikan Mulai memandang Memahami perasaan dan Memahami dan
kepada orang minat, dan emosi, minat, dan apresiasi di lingkungan sesuatu dari perspektif sudut pandang orang menghargai perasaan
lain kebutuhan orang- kebutuhan orang- sekolah dan masyarakat orang lain serta dan/atau kelompok lain dan sudut pandang
orang terdekat dan orang terdekat mengidentifikasi yang tidak pernah orang dan/atau
membiasakan dan meresponsnya kebaikan dan kelebihan dikenalnya. kelompok lain.
meresponsnya secara positif. orang sekitarnya.
secara positif.

Elemen akhlak kepada alam

Memahami Mengenal Mengidentifikasi Memahami keterhubungan Memahami konsep Memahami konsep sebab- Mengidentifikasi
Keterhu-bungan berbagai ciptaan berbagai ciptaan antara satu ciptaan harmoni dan akibat di antara berbagai masalah lingkungan
Ekosistem Bumi Tuhan Tuhan dengan ciptaan Tuhan mengidentifikasi adanya ciptaan Tuhan dan hidup di tempat ia
saling kebergantungan
yang lainnya mengidentifikasi berbagai tinggal dan melakukan
antara berbagai ciptaan
Tuhan sebab yang mempunyai langkah-langkah konkret

-7-
dampak baik atau buruk, yang bisa dilakukan
langsung maupun tidak untuk menghindari
langsung, terhadap alam kerusakan dan menjaga
semesta. keharmonisan ekosistem
yang ada di
lingkungannya.

Menjaga Membiasakan Membiasakan Terbiasa memahami Mewujudkan rasa Mewujudkan rasa syukur Mewujudkan rasa
Lingkungan Ala bersyukur atas bersyukur atas tindakan-tindakan yang syukur dengan terbiasa dengan berinisiatif untuk syukur dengan
m Sekitar karunia lingkungan alam ramah dan tidak ramah berperilaku ramah menyelesaikan membangun kesadaran
lingkungan alam sekitar dan lingkungan serta lingkungan dan permasalahan lingkungan peduli lingkungan alam
sekitar dengan berlatih untuk membiasakan diri untuk memahami akibat alam sekitarnya dengan dengan menciptakan
menjaga menjaganya berperilaku ramah perbuatan tidak ramah mengajukan alternatif dan
kebersihan dan lingkungan lingkungan dalam solusi dan mulai mengimplementasikan
merawat lingkup kecil maupun menerapkan solusi solusi dari
lingkungan alam besar. tersebut. permasalahan
sekitarnya. lingkungan yang ada.

Elemen akhlak bernegara

Melaksanakan Mengenali hak Mengidentifikasi hak Mengidentifikasi hak Mengidentifikasi dan Menganalisis peran, hak, Menggunakan hak dan
Hak dan dan dan tanggung dan tanggung jawab memahami peran, hak, dan kewajiban sebagai melaksanakan
Kewajiban tanggungjawabnya jawabnya di rumah, orang-orang di dan kewajiban dasar warga negara, memahami kewajiban
sebagai Warga di rumah dan sekolah, dan sekitarnya serta sebagai warga negara perlunya mengutamakan kewarganegaraan dan
Negara sekolah, serta lingkungan sekitar kaitannya dengan serta kaitannya dengan kepentingan umum di terbiasa mendahulukan
Indonesia kaitannya dengan serta kaitannya keimanan kepada keimanan kepada atas kepentingan pribadi kepentingan umum di
keimanan kepada dengan keimanan Tuhan YME. Tuhan YME dan secara sebagai wujud dari atas kepentingan pribadi
Tuhan YME. kepada Tuhan YME. sadar keimanannya kepada sebagai wujud dari
mempraktikkannya Tuhan YME. keimanannya kepada
dalam kehidupan Tuhan YME.
sehari-hari.

-8-
2. Dimensi Berkebhinekaan Global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan


identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari
berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama,
dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
a. Mengenal dan menghargai budaya
Pelajar Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan
berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara
komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan
identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi
anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.
b. Komunikasi dan interaksi antar budaya
Pelajar Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari
dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima
keberadaan, dan menghargai keunikan setiap budaya sebagai sebuah
kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati
terhadap sesama.
c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Pelajar Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan
pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari prasangka dan stereotip
terhadap budaya yang berbeda, termasuk perundungan, intoleransi dan
kekerasan, dengan mempelajari keragaman budaya dan mendapatkan
pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya menyelaraskan
perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis
antarsesama.
d. Berkeadilan Sosial
Pelajar Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan
keadilan sosial di tingkat lokal, regional, nasional, danglobal. Ia percaya
akan kekuatan dan potensi dirinya sebagai modal untuk menguatkan
demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif membangun masyarakat yang
damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada
pembangunan yang berkelanjutan.

-9-
Adapun alur perkembangan dari dimensi berkebinekaan globasl sebagai
berikut.

-10-
Tabel 2. Alur Perkembangan Dimensi Berkebinekaan Global

Subelemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Kelas Di Akhir Fase E (Kelas
PAUD (Kelas 1-II, usia 6-8 III-IV, usia 8-10 tahun) V-VI, Usia 10-12 VII - IX, usia 13-15 X - XII, Usia 16-18
tahun) tahun) tahun) tahun)

Elemen mengenal dan menghargai budaya

Mendalami budaya Mengenali Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan memahami perubahan Menganalisis pengaruh
dan identitas budaya identitas diri dan mendeskripsikan mendeskripsikan ide- mendeskripsikan budaya seiring waktu keanggotaan kelompok
kebiasaan- ide-ide tentang ide tentang dirinya dan keragaman budaya di dan sesuai konteks, lokal, regional,
kebiasaan dirinya dan beberapa berbagai kelompok di sekitarnya; serta baik dalam skala lokal, nasional, dan global
budaya dalam kelompok di lingkungan sekitarnya, menjelaskan peran regional, dan nasional. terhadap
keluarga lingkungan serta cara orang lain budaya dan bahasa Menjelaskan identitas pembentukan
sekitarnya berperilaku dan dalam membentuk diri yang terbentuk dari identitas, termasuk
berkomunikasi identitas dirinya. budaya bangsa. identitas dirinya. Mulai
dengannya. menginternalisasi
identitas diri sebagai
bagian dari budaya
bangsa.

mengeksplorasi dan Mengenal Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan dan Memahami dinamika Menganalisis dinamika
membandingkan identitas orang mendeskripsikan membandingkan membandingkan budaya yang mencakup budaya yang
pengetahuan lain dan praktik keseharian praktik keseharian diri pengetahuan, pemahaman, mencakup
budaya, kebiasaan- diri dan budayanya dan budayanya kepercayaan, dan kepercayaan, dan pemahaman,
kepercayaan, serta kebiasaannya dengan orang lain di praktik dari berbagai praktik keseharian kepercayaan, dan
praktiknya tempat dan waktu/era kelompok budaya. dalam konteks personal praktik keseharian
yang berbeda. dan sosial. dalam rentang waktu
yang panjang dan
konteks yang luas.

-11-
Menumbuhkan rasa Membiasakan Mendeskripsikan Memahami bahwa Mengidentifikasi Memahami pentingnya mempromosikan
menghormati untuk pengalaman dan kemajemukan dapat peluang dan melestarikan dan pertukaran budaya
terhadap menghormati pemahaman hidup memberikan tantangan yang merayakan tradisi dan kolaborasi dalam
keanekaragaman budaya-budaya bersama-sama dalam kesempatan untuk muncul dari budaya untuk dunia yang saling
budaya yang berbeda dari kemajemukan. memperoleh keragaman budaya di mengembangkan terhubung serta
dirinya. pengalaman dan Indonesia. identitas pribadi, menunjukkannya
pemahaman yang sosial, dan bangsa dalam perilaku.
baru. Indonesia serta mulai
berupaya melestarikan
budaya dalam
kehidupan sehari-hari.

Elemen komunikasi dan interaksi antar budaya

Berkomunikasi antar Menggunakan Mengenali bahwa diri Mendeskripsikan Memahami Mengeksplorasi Menganalisis
budaya berbagai macam dan orang lain penggunaan kata, persamaan dan pengaruh budaya hubungan antara
cara yang menggunakan kata, tulisan dan bahasa perbedaan cara terhadap penggunaan bahasa, pikiran, dan
bermakna untuk gambar, dan bahasa tubuh yang memiliki komunikasi baik di bahasa serta dapat konteks untuk
mengungkapkan tubuh yang dapat makna yang berbeda dalam maupun mengenali risiko dalam memahami dan
perasaan dan memiliki makna yang di lingkungan antarkelompok berkomunikasi antar meningkatkan
pikiran. berbeda di sekitarnya dan dalam budaya. budaya. komunikasi
lingkungan suatu budaya tertentu. antarbudaya yang
sekitarnya berbeda-beda.

-12-
Mempertimbangkan Menjalin Mengekspresikan Mengekspresikan Membandingkan Menjelaskan asumsi- Menyajikan pandangan
dan menumbuhkan interaksi sosial pandangannya pandangannya beragam perspektif asumsi yang mendasari yang seimbang
berbagai perspektif yang positif terhadap topik yang terhadap topik yang untuk memahami perspektif tertentu. mengenai
dalam umum dan umum dan dapat permasalahan sehari- Memperkirakan dan permasalahan yang
lingkungan mendengarkan sudut mengenal sudut hari. Memperkirakan mendeskripsikan dapat menimbulkan
keluarga dan pandang orang lain pandang orang lain. dan mendeskripsikan perasaan serta motivasi pertentangan
sekolah yang berbeda dari Mendengarkan dan situasi komunitas komunitas yang pendapat.
dirinya dalam memperkirakan sudut yang berbeda dengan berbeda dengan dirinya Memosisikan orang
lingkungan keluarga pandang orang lain dirinya ke dalam yang berada dalam lain dan budaya yang
dan sekolah yang berbeda dari situasi dirinya dalam situasi yang sulit. berbeda darinya secara
dirinya pada situasi di konteks lokal dan setara, serta bersedia
ranah sekolah, regional. memberikan
keluarga, dan pertolongan ketika
lingkungan sekitar. orang lain berada
dalam situasi sulit.

Elemen refleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Refleksi terhadap Menunjukkan Menyebutkan apa Menyebutkan apa Menjelaskan apa yang Merefleksikan secara Merefleksikan secara
pengalaman kesadaran untuk yang telah dipelajari yang telah dipelajari telah dipelajari dari kritis gambaran kritis dampak dari
kebinekaan. menerima teman tentang orang lain tentang orang lain dari interaksi dan berbagai kelompok pengalaman hidup di
yang berbeda dari interaksinya interaksinya dengan pengalaman dirinya budaya yang ditemui lingkungan yang
budaya dalam dengan kemajemukan dalam lingkungan dan cara meresponnya. beragam terkait
beberapa situasi. kemajemukan budaya di lingkungan yang beragam. dengan perilaku,
budaya di sekitar. kepercayaan serta
lingkungan sekolah tindakannya terhadap
dan rumah orang lain.

-13-
Menghilangkan Mengenali orang- mengenali perbedaan Mengkonfirmasi dan Mengkonfirmasi dan Mengkonfirmasi, Mengkritik dan
stereotip dan orang di tiap orang atau mengklarifikasi mengklarifikasi mengklarifikasi dan menolak stereotip serta
prasangka sekitarnya kelompok dan stereotip dan stereotip dan menunjukkan sikap prasangka tentang
berdasarkan ciri- menyikapinya prasangka yang prasangka yang menolak stereotip serta gambaran identitas
ciri atau atribut sebagai kewajaran dimilikinya tentang dimilikinya tentang prasangka tentang kelompok dan suku
tertentu orang atau kelompok orang atau kelompok gambaran identitas bangsa serta
di sekitarnya untuk di sekitarnya untuk kelompok dan suku berinisiatif mengajak
mendapatkan mendapatkan bangsa. orang lain untuk
pemahaman yang pemahaman yang menolak stereotip dan
lebih baik lebih baik serta prasangka.
mengidentifikasi
pengaruhnya
terhadap individu dan
kelompok di
lingkungan sekitarnya

-14-
Menyelaraskan Mengetahui Mengidentifikasi Mengenali bahwa Mencari titik temu Mengidentifikasi dan Mengetahui tantangan
perbedaan budaya adanya budaya perbedaan budaya perbedaan budaya nilai budaya yang menyampaikan isu-isu dan keuntungan hidup
yang berbeda di yang konkret di mempengaruhi beragam untuk tentang penghargaan dalam lingkungan
lingkungan lingkungan sekitar pemahaman menyelesaikan terhadap keragaman dengan budaya yang
sekitar. antarindividu. permasalahan dan kesetaraan beragam, serta
bersama. budaya. memahami pentingnya
kerukunan antar
budaya dalam
kehidupan bersama
yang harmonis.

-15-
Elemen Berkeadilan Sosial

Aktif membangun Menjalin Menjalin pertemanan Mengidentifikasi cara Membandingkan Mengidentifikasi Berinisiatif melakukan
masyarakat yang pertemanan tanpa memandang berkontribusi terhadap beberapa tindakan masalah yang ada di suatu tindakan
inklusif, adil, dan tanpa perbedaan agama, lingkungan sekolah, dan praktik perbaikan sekitarnya sebagai berdasarkan
berkelanjutan memandang suku, ras, jenis rumah dan lingkungan lingkungan sekolah akibat dari pilihan yang identifikasi masalah
perbedaan diri kelamin, dan sekitarnya yang yang inklusif, adil, dilakukan oleh untuk
dan temannya perbedaan lainnya, inklusif, adil dan dan berkelanjutan, manusia, serta dampak mempromosikan
dan mengenal berkelanjutan dengan masalah tersebut keadilan, keamanan
masalah-masalah mempertimbangkan terhadap sistem ekonomi, menopang
sosial, ekonomi, dan dampaknya secara ekonomi, sosial dan ekologi dan demokrasi
lingkungan di jangka panjang lingkungan, serta sambil menghindari
lingkungan terhadap manusia, mencari solusi yang kerugian jangka
sekitarnya alam, dan masyarakat memperhatikan panjang terhadap
prinsip-prinsip manusia, alam
keadilan terhadap ataupun masyarakat.
manusia, alam dan
masyarakat

Berpartisipasi dalam Mulai Mengidentifikasi Berpartisipasi Berpartisipasi dalam Berpartisipasi dalam Berpartisipasi
proses pengambilan berpartisipasi pilihan-pilihan menentukan beberapa menentukan kriteria menentukan kriteria menentukan pilihan
keputusan bersama menentukan berdasarkan pilihan untuk yang disepakati dan metode yang dan keputusan untuk
beberapa pilihan kebutuhan dirinya keperluan bersama bersama untuk disepakati bersama kepentingan bersama
untuk keperluan dan orang lain ketika berdasarkan kriteria menentukan pilihan untuk menentukan melalui proses
bersama dalam membuat keputusan sederhana dan keputusan untuk pilihan dan keputusan bertukar pikiran
lingkungan kecil kepentingan bersama untuk kepentingan secara cermat dan
bersama melalui proses terbuka secara mandiri
bertukar pikiran secara
cermat dan terbuka
dengan panduan
pendidik

-16-
Memahami peran Mulai mengenali Mengidentifikasi Memahami konsep Memahami konsep Memahami konsep hak Memahami konsep hak
individu dalam keberadaan dan peran, hak dan hak dan kewajiban, hak dan kewajiban, dan kewajiban serta dan kewajiban, serta
demokrasi perannya dalam kewajiban warga serta implikasinya serta implikasinya implikasinya terhadap implikasinya terhadap
lingkungan dalam masyarakat terhadap perilakunya. terhadap perilakunya. ekspresi dan ekspresi dan
keluarga dan demokratis Menggunakan konsep perilakunya. Mulai perilakunya. Mulai
sekolah ini untuk aktif mengambil sikap mencari solusi untuk
menjelaskan perilaku dan langkah untuk dilema terkait konsep
diri dan orang melindungi hak hak dan kewajibannya.
sekitarnya orang/kelompok lain.

-17-
3. Dimensi Bergotong Royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu


kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka
rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan
berbagi
a. Kolaborasi
Pelajar Pancasila memiliki kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan
untuk bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang
ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif
terhadap orang lain. Ia terampil untuk bekerja sama dan melakukan
koordinasi demi mencapai tujuan bersama dengan mempertimbangkan
keragaman latar belakang setiap anggota kelompok. Ia mampu
merumuskan tujuan bersama, menelaah kembali tujuan yang telah
dirumuskan, dan mengevaluasi tujuan selama proses bekerja sama. Ia
juga memiliki kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan mendengar
dan menyimak pesan dan gagasan orang lain, menyampaikan pesan dan
gagasan secara efektif, mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi,
dan memberikan umpan-balik secara kritis dan positif. Pelajar Pancasila
juga menyadari bahwa ada saling-ketergantungan yang positif antar-
orang. Melalui kesadaran ini, ia memberikan kontribusi optimal untuk
meraih tujuan bersama. Ia menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya semaksimal mungkin dan mengapresiasi upaya yang telah
dilakukan anggota lain dalam kelompoknya.
b. Kepedulian
Pelajar Pancasila memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap
kondisi di lingkungan fisik dan sosial. Ia tanggap terhadap kondisi yang
ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi yang
lebih baik. Ia merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain,
memahami perspektif mereka, dan menumbuhkan hubungan dengan
orang dari beragam budaya yang menjadi bagian penting dari kebinekaan
global. Ia memiliki persepsi sosial yang baik sehingga ia memahami
mengapa orang lain bereaksi tertentu dan melakukan tindakan tertentu.
Ia memahami dan menghargai lingkungan sosialnya, serta menghasilkan
situasi sosial yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan berbagai pihak
dan pencapaian tujuan.

-18-
c. Berbagi
Pelajar Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan
menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama,
serta mau dan mampu menjalani kehidupan bersama yang
mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada
di masyarakat secara sehat. Melalui kemampuan berbagi, ia mampu dan
mau memberi serta menerima hal yang dianggap berharga kepada/dari
teman sebaya, orang-orang di lingkungan sekitarnya, dan lingkungan
yang lebih luas. Ia mengupayakan diri dan kelompoknya untuk memberi
hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang yang
membutuhkan baik di lingkungannya maupun di masyarakat yang lebih
luas (negara dan dunia).
Adapun alur perkembangan dari dimensi bergotong royong adalah sebagai
berikut.

-19-
Tabel 3. Alur Perkembangan Dimensi Bergotong-Royong

Subelemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Kelas VII Di Akhir Fase E (Kelas X
PAUD 1-II, usia 6-8 tahun) III-IV, usia 8-10 tahun) V-VI, Usia 10-12 tahun) - IX, usia 13-15 tahun) - XII, Usia 16-18 tahun)

Elemen kolaborasi

Kerja sama Terbiasa bekerja Menerima dan Menampilkan tindakan Menunjukkan Menyelaraskan tindakan Membangun tim dan
bersama dalam melaksanakan tugas yang sesuai dengan ekspektasi (harapan) sendiri dengan tindakan mengelola kerjasama
melakukah serta peran yang harapan dan tujuan positif kepada orang orang lain untuk untuk mencapai tujuan
kegiatan dengan diberikan kelompok kelompok. lain dalam rangka melaksanakan kegiatan bersama sesuai dengan
kelompok dalam sebuah mencapai tujuan dan mencapai tujuan target yang sudah
(melibatkan dua kegiatan bersama. kelompok di lingkungan kelompok di lingkungan ditentukan.
atau lebih sekitar (sekolah dan sekitar, serta memberi
orang). rumah). semangat kepada orang
lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan
bersama.

Komunikasi Menyimak Memahami informasi Memahami informasi Memahami informasi Memahami informasi, Aktif menyimak untuk
untuk informasi sederhana dari orang yang disampaikan dari berbagai sumber gagasan, emosi, memahami dan
mencapai sederhana dan lain dan (ungkapan pikiran, dan menyampaikan keterampilan dan menganalisis informasi,
tujuan mengungkapkan menyampaikan perasaan, dan pesan menggunakan keprihatinan yang gagasan, emosi,
bersama nya dalam informasi sederhana keprihatinan) orang berbagai simbol dan diungkapkan oleh orang keterampilan dan
bahasa lisan kepada orang lain lain dan media secara efektif lain menggunakan keprihatinan yang
menggunakan kata- menyampaikan kepada orang lain berbagai simbol dan disampaikan oleh orang
katanya sendiri. informasi secara untuk mencapai tujuan media secara efektif, serta lain dan kelompok
akurat menggunakan bersama memanfaatkannya untuk menggunakan berbagai
berbagai simbol dan meningkatkan kualitas simbol dan media secara
media hubungan interpersonal efektif, serta
guna mencapai tujuan menggunakan berbagai
bersama. strategi komunikasi
untuk menyelesaikan
masalah guna mencapai
-20-
berbagai tujuan
bersama.

Saling- Mengenali dan Mengenali Menyadari bahwa Menyadari bahwa Mendemonstrasikan Menyelaraskan
ketergantung menyampaikan kebutuhan- setiap orang meskipun setiap orang kegiatan kelompok yang kapasitas kelompok agar
an positif kebutuhan- kebutuhan diri sendiri membutuhkan orang memiliki otonominya menunjukkan bahwa para anggota kelompok
kebutuhan diri yang memerlukan lain dalam memenuhi masing-masing, setiap anggota kelompok dengan dapat saling membantu
sendiri dan orang lain dalam kebutuhannya dan orang membutuhkan kelebihan dan satu sama lain
orang lain pemenuhannya. perlunya saling orang lain dalam kekurangannya masing- memenuhi kebutuhan
membantu memenuhi masing perlu dan dapat mereka baik secara
kebutuhannya. saling membantu individual maupun
memenuhi kebutuhan. kolektif.

Koordinasi Melaksanakan Melaksanakan Menyadari bahwa Menyelaraskan Membagi peran dan Menyelaraskan dan
Sosial aktivitas bermain aktivitas kelompok dirinya memiliki peran tindakannya sesuai menyelaraskan tindakan menjaga tindakan diri
sesuai dengan sesuai dengan yang berbeda dengan dengan perannya dan dalam kelompok serta dan anggota
kesepakatan kesepakatan bersama orang lain/temannya, mempertimbangkan menjaga tindakan agar kelompok agar sesuai
bersama dan dengan bimbingan, serta mengetahui peran orang lain untuk selaras untuk mencapai antara satu dengan
saling dan saling konsekuensi perannya mencapai tujuan tujuan bersama. lainnya serta menerima
mengingatkan mengingatkan adanya terhadap ketercapaian bersama. konsekuensi
adanya kesepakatan tersebut. tujuan. tindakannya dalam
kesepakatan rangka mencapai tujuan
tersebut. bersama

-21-
Elemen kepedulian

Tanggap Mulai mengenali Peka dan Peka dan Tanggap terhadap Tanggap terhadap Tanggap terhadap
terhadap dan mengapresiasi orang- mengapresiasi orang- lingkungan sosial lingkungan sosial sesuai lingkungan sosial sesuai
lingkungan mengapresiasi orang di lingkungan orang di lingkungan sesuai dengan tuntutan dengan tuntutan peran dengan tuntutan peran
Sosial orang-orang di sekitar, kemudian sekitar, kemudian peran sosialnya dan sosialnya dan sosialnya dan
rumah dan melakukan tindakan melakukan tindakan menjaga keselarasan berkontribusi sesuai berkontribusi sesuai
sekolah, untuk sederhana untuk untuk menjaga dalam berelasi dengan dengan kebutuhan dengan kebutuhan
merespon mengungkapkannya. keselarasan dalam orang lain. masyarakat. masyarakat untuk
kebutuhan di berelasi dengan orang menghasilkan keadaan
rumah dan lain. yang lebih baik.
sekolah.

Persepsi Mengenali Mengenali berbagai Memahami berbagai Menerapkan Menggunakan Melakukan tindakan
sosial berbagai reaksi reaksi orang lain di alasan orang lain pengetahuan mengenai pengetahuan tentang yang tepat agar orang
orang lain di lingkungan sekitar menampilkan respon berbagai reaksi orang sebab dan alasan orang lain merespon sesuai
lingkungan dan penyebabnya. tertentu lain dan penyebabnya lain menampilkan reaksi dengan yang diharapkan
sekitar. dalam konteks tertentu untuk dalam rangka
keluarga, sekolah, serta menentukan tindakan penyelesaian pekerjaan
pertemanan dengan yang tepat agar orang lain dan pencapaian tujuan.
sebaya. menampilkan respon
yang diharapkan.

Elemen Berbagi

Mulai Memberi dan Memberi dan Memberi dan menerima Mengupayakan memberi Mengupayakan memberi
membiasakan menerima hal yang menerima hal yang hal yang dianggap hal yang dianggap hal yang dianggap
untuk berbagi dianggap berharga dianggap penting dan penting dan berharga penting dan berharga penting dan berharga
kepada orang- dan penting berharga kepada/dari kepada/dari orang- kepada masyarakat yang kepada orang-orang
orang di sekitar. kepada/dari orang- orang-orang di orang di lingkungan membutuhkan bantuan yang membutuhkan di
orang di lingkungan lingkungan sekitar luas/masyarakat baik di sekitar tempat tinggal masyarakat yang lebih
sekitar. baik yang dikenal yang dikenal maupun luas (negara, dunia).
maupun tidak dikenal. tidak dikenal.

-22-
4. Dimensi Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang


bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Pelajar Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi
terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi mencakup refleksi
terhadap kondisi diri, baik kelebihan maupun keterbatasan dirinya,
serta situasi dan tuntutan perkembangan yang dihadapi. Hal ini akan
membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan
dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi. Kesadaran tersebut akan membantunya untuk dapat
menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai dengan kondisi
diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang sesuai, serta
mengantisipasi tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi.
b. Regulasi diri
Pelajar Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan,
dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajar dan
pengembangan dirinya baik di bidang akademik maupun non
akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya
serta merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari
penilaian atas kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang
dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas pengembangan diri dapat
dikendalikan olehnya sekaligus menjaga perilaku dan semangat agar
tetap optimal untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Ia senantiasa
memantau dan mengevaluasi upaya yang dilakukan dan hasil yang
dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam belajar, ia tidak
mudah menyerah dan akan berusaha mencari strategi atau metode
yang lebih sesuai untuk menunjang keberhasilan pencapaian
tujuannya.

-23-
Tabel 4. Alur Perkembangan Dimensi Mandiri

Subelemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Kelas VII Di Akhir Fase E (Kelas X
PAUD, anak 1-II, usia 6-8 tahun) III-IV, usia 8-10 tahun) V-VI, Usia 10-12 tahun) - IX, usia 13-15 tahun) - XII, Usia 16-18 tahun)

Elemen Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi

Mengenali Mengenali Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi Menggambarkan Membuat penilaian yang Mengidentifikasi
kualitas dan kemampuan dan menggambarkan kemampuan, prestasi, pengaruh kualitas realistis terhadap kekuatan dan
minat diri minat/kesukaan kemampuan, prestasi, dan ketertarikannya dirinya terhadap kemampuan dan minat , tantangan-tantangan
serta diri serta dan ketertarikannya serta tantangan yang pelaksanaan dan hasil serta prioritas yang akan dihadapi pada
tantangan menerima secara subjektif dihadapi berdasarkan belajar; serta pengembangan diri konteks pembelajaran,
yang keberadaaan dan kejadian-kejadian yang mengidentifikasi berdasarkan pengalaman sosial dan pekerjaan
dihadapi keunikan diri dialaminya dalam kemampuan yang ingin belajar dan aktivitas lain yang akan dipilihnya di
sendiri kehidupan sehari-hari. dikembangkan dengan yang dilakukannya. masa depan.
mempertimbangkan
tantangan yang
dihadapinya dan
umpan balik dari orang
dewasa

Mengembang Menceritakan Melakukan refleksi Melakukan refleksi Melakukan refleksi Memonitor kemajuan Melakukan refleksi
kan refleksi pengalaman untuk untuk mengidentifikasi untuk mengidentifikasi belajar yang dicapai serta terhadap umpan balik
diri belajarnya di mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, faktor-faktor di dalam memprediksi tantangan dari teman, guru, dan
rumah maupun di kekuatan dan dan prestasi dirinya, maupun di luar dirinya pribadi dan akademik orang dewasa lainnya,
sekolah. kelemahan, serta serta situasi yang dapat yang dapat yang akan muncul serta informasi-informasi
prestasi dirinya. mendukung dan mendukung/mengham berlandaskan pada karir yang akan
menghambat batnya dalam belajar pengalamannya untuk dipilihnya untuk
pembelajaran dan dan mengembangkan mempertimbangkan menganalisis
pengembangan dirinya diri; serta strategi belajar yang karakteristik dan
mengidentifikasi cara- sesuai. keterampilan yang
dibutuhkan dalam

-24-
cara untuk mengatasi menunjang atau
kekurangannya. menghambat karirnya di
masa depan.

Elemen Regulasi Diri

Regulasi Mengenali emosi- Mengidentifikasi Mengetahui adanya Memahami perbedaan Memahami dan Mengendalikan dan
emosi emosi yang perbedaan emosi yang pengaruh orang lain, emosi yang dirasakan memprediksi konsekuensi menyesuaikan emosi
dirasakan dan dirasakannya dan situasi, dan peristiwa dan dampaknya dari emosi dan yang dirasakannya
situasi yang situasi-situasi yang yang terjadi terhadap terhadap proses belajar pengekspresiannya dan secara tepat ketika
menyebabkan-nya, menyebabkan-nya; emosi yang dan interaksinya menyusun langkah- menghadapi situasi yang
serta mulai belajar serta mengekspresi- dirasakannya; serta dengan orang lain; serta langkah untuk mengelola menantang dan
mengeskpresikan kan secara wajar berupaya untuk mencoba cara-cara emosinya dalam menekan pada konteks
emosi secara wajar mengekspresikan emosi yang sesuai untuk pelaksanaan belajar dan belajar, relasi, dan
secara tepat dengan mengelola emosi agar berinteraksi dengan pekerjaan.
mempertimbangkan dapat menunjang orang lain.
perasaan dan aktivitas belajar dan
kebutuhan orang lain interaksinya dengan
disekitarnya orang lain.

-25-
Penetapan Menceritakan Menetapkan target Menjelaskan pentingnya Menilai faktor-faktor Merancang strategi yang Mengevaluasi efektivitas
tujuan aktivitas yang belajar dan memiliki tujuan dan (kekuatan dan sesuai untuk menunjang strategi pembelajaran
belajar, akan dilakukan merencanakan waktu berkomitmen dalam kelemahan) yang ada pencapaian tujuan digunakannya, serta
prestasi, dan untuk dan tindakan belajar mencapainya serta pada dirinya dalam belajar, prestasi, dan menetapkan tujuan
pengembanga menyelesaikan yang akan mengeksplorasi upaya mencapai tujuan pengembangan diri belajar, prestasi, dan
n diri serta tugas yang dilakukannya. langkah-langkah yang belajar, prestasi, dan dengan pengembangan diri
rencana diberikan sesuai untuk pengembangan dirinya mempertimbangkan secara spesifik dan
strategis mencapainya serta mencoba berbagai kekuatan dan kelemahan merancang strategi yang
untuk strategi untuk dirinya, serta situasi yang sesuai untuk
mencapainya mencapainya. dihadapi. menghadapi tantangan-
tantangan yang akan
dihadapi pada konteks
pembelajaran, sosial dan
pekerjaan yang akan
dipilihnya di masa
depan.

Menunjukka Mencoba Berinisiatif untuk Mempertimbangkan, Memahami arti penting Mengkritisi efektivitas Menentukan prioritas
n inisiatif mengerjakan mengerjakan tugas- memilih dan bekerja secara mandiri dirinya dalam bekerja pribadi, berinisiatif
dan bekerja berbagai tugas tugas rutin secara mengadopsi berbagai serta inisiatif untuk secara mandiri dengan mencari dan
secara sederhana dengan mandiri dibawah strategi dan melakukannya dalam mengidentifikasi hal-hal mengembangkan
mandiri pengawasan dan pengawasan dan mengidentifikasi menunjang yang menunjang maupun pengetahuan dan
dukungan orang dukungan orang sumber bantuan yang pembelajaran dan menghambat dalam keterampilan yang
dewasa dewasa diperlukan serta pengembangan dirinya mencapai tujuan. spesifik sesuai tujuan di
berinisiatif masa depan.
menjalankannya untuk
mendapatkan hasil
belajar yang diinginkan.

Mengembang Mengatur diri agar Melaksanakan Menjelaskan pentingnya Mengidentifikasi faktor- Berkomitmen dan Melakukan tindakan-
kan dapat kegiatan belajar di mengatur diri secara faktor yang dapat menjaga konsistensi tindakan secara
pengendalian menyelesaikan kelas dan mandiri dan mulai mempengaruhi pencapaian tujuan yang konsisten guna
menyelesaikan tugas- menjalankan kegiatan kemampuan dalam telah direncanakannya mencapai tujuan karir

-26-
dan disiplin kegiatannya tugas dalam waktu dan tugas yang telah mengelola diri dalam untuk mencapai tujuan dan pengembangan
diri hingga tuntas. yang telah disepakati. sepakati secara mandiri pelaksanaan aktivitas belajar dan dirinya di masa depan,
belajar dan pengembangan diri yang serta berusaha mencari
pengembangan dirinya. diharapkannya dan melakukan
alternatif tindakan lain
yang dapat dilakukan
ketika menemui
hambatan.

Percaya diri, Berani mencoba, Berani mencoba dan Tetap bertahan Menyusun, Membuat rencana baru Menyesuaikan dan mulai
tangguh adaptif dalam adaptif menghadapi mengerjakan tugas menyesuaikan, dan dengan mengadaptasi, menjalankan rencana
(resilient), situasi baru, dan situasi baru serta ketika dihadapkan mengujicobakan dan memodifikasi strategi dan strategi
dan adaptif mencoba untuk bertahan dengan tantangan dan berbagai strategi dan yang sudah dibuat ketika pengembangan dirinya
tidak mudah mengerjakan tugas- berusaha cara kerjanya untuk upaya sebelumnya tidak dengan
menyerah saat tugas yang disepakati menyesuaikan membantu dirinya berhasil, serta mempertimbangkan
mendapatkan hingga tuntas strateginya ketika dalam penyelesaian menjalankan kembali minat dan tuntutan
tantangan upaya sebelumnya tugas yang menantang tugasnya dengan pada konteks belajar
tidak berhasil. keyakinan baru. maupun pekerjaan yang
akan dijalaninya di masa
depan, serta berusaha
untuk mengatasi
tantangan-tantangan
yang ditemui.

-27-
5. Dimensi Bernalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi


baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara
berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam
mengambilan keputusan.
a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Pelajar Pancasila memproses gagasan dan informasi, baik dengan data
kualitatif maupun kuantitatif. Ia memiliki rasa keingintahuan yang
besar, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi dan
mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta mengolah
informasi tersebut. Ia juga mampu membedakan antara isi informasi
atau gagasan dari penyampainya. Selain itu, ia memiliki kemauan
untuk mengumpulkan data atau fakta yang berpotensi menggugurkan
opini atau keyakinan pribadi. Berbekal kemampuan tersebut, Pelajar
Pancasila dapat mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan
informasi dari berbagai sumber yang relevan dan akurat.
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran.
Pelajar Pancasila menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains
dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan dengan
melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia
dapatkan. Ia mampu menjelaskan alasan yang relevan dan akurat
dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Akhirnya,
ia dapat membuktikan penalarannya dengan berbagai argumen dalam
mengambil suatu simpulan atau keputusan.
c. Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
Pelajar Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
pemikirannya sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana
jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu
simpulan. Ia menyadari proses berpikirnya beserta putusan yang
pernah dihasilkannya, dan menyadari perkembangan serta
keterbatasan daya pikirnya. Hal ini membuatnya menyadari bahwa ia
dapat terus mengembangkan kapasitas dirinya melalui proses refleksi,
usaha memperbaiki strategi, dan gigih dalam mengujicoba berbagai

-28-
alternatif solusi. Selain itu, ia memiliki kemauan untuk mengubah
opini atau keyakinan pribadi tersebut jika memang bertentangan
dengan bukti yang ada.
Adapun alur perkembangan dimensi bernalar kritis sebagai berikut.

-29-
Tabel 5. Alur Perkembangan Dimensi Bernalar Kritis

Subelemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Kelas VII Di Akhir Fase E (Kelas X -
PAUD, anak 1-II, usia 6-8 tahun III-IV, usia 8-10 tahun) V-VI, Usia 10-12 tahun) - IX, usia 13-15 tahun) XII, Usia 16-18 tahun)

Elemen memperoleh dan memproses informasi dan gagasan

Mengajukan Bertanya untuk Mengajukan Mengajukan Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan
pertanyaan memenuhi rasa pertanyaan untuk pertanyaan untuk untuk membandingkan untuk klarifikasi dan untuk menganalisis
ingin tahu menjawab mengidentifikasi suatu berbagai informasi dan interpretasi informasi, secara kritis
terhadap diri keingintahuannya permasalahan dan untuk menambah serta mencari tahu permasalahan yang
dan dan untuk mengkonfirmasi pengetahuannya. penyebab dan kompleks dan abstrak.
lingkungannya. mengidentifikasi pemahaman terhadap konsekuensi dari
suatu permasalahan suatu permasalahan informasi tersebut.
mengenai dirinya dan mengenai dirinya dan
lingkungan lingkungan sekitarnya.
sekitarnya.

Mengidentifikasi, Mengidentifikasi Mengidentifikasi dan Mengumpulkan, Mengumpulkan, Mengidentifikasi, Secara kritis


mengklarifikasi, danmengolah mengolah informasi mengklasifikasikan, mengklasifikasikan, mengklarifikasi, dan mengklarifikasi serta
dan mengolah informasi dan dan gagasan membandingkan dan membandingkan, dan menganalisis informasi menganalisis gagasan
informasi dan gagasan memilih informasi dan memilih informasi dari yang relevan serta dan informasi yang
gagasan sederhana. gagasan dari berbagai berbagai sumber, serta memprioritaskan kompleks dan abstrak
sumber. memperjelas informasi beberapa gagasan dari berbagai sumber.
dengan bimbingan tertentu. Memprioritaskan suatu
orang dewasa. gagasan yang paling
relevan dari hasil
klarifikasi dan analisis.

-30-
Elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya

Elemen Menyebutkan Melakukan penalaran Menjelaskan alasan Menjelaskan alasan Menalar dengan berbagai Menganalisis dan
menganalisis dan alasan dari konkret dan yang relevan dalam yang relevan dan akurat argumen dalam mengevaluasi penalaran
mengevaluasi pilihan atau memberikan alasan penyelesaian masalah dalam penyelesaian mengambil suatu yang digunakannya
penalaran dan keputusannya dalam menyelesaikan dan pengambilan masalah dan simpulan atau dalam menemukan dan
prosedurnya masalah dan keputusan pengambilan keputusan keputusan. mencari solusi serta
mengambil keputusan mengambil keputusan.

Elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir

Merefleksi dan Menyampaikan Menyampaikan apa Menyampaikan apa Memberikan alasan dari Menjelaskan asumsi yang Menjelaskan alasan
mengevaluasi apa yang yang sedang yang sedang dipikirkan hal yang dipikirkan, digunakan, menyadari untuk mendukung
pemikirannya dipikirkan dipikirkan secara dan menjelaskan serta menyadari kecenderungan dan pemikirannya dan
sendiri dengan singkat terperinci alasan dari hal yang kemungkinan adanya konsekuensi bias pada memikirkan pandangan
dipikirkan bias pada pemikirannya pemikirannya, serta yang mungkin
sendiri berusaha berlawanan dengan
mempertimbangkan pemikirannya dan
perspektif yang berbeda. mengubah pemikirannya
jika diperlukan.

-31-
6. Dimensi Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang


orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif
terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya
dan tindakan yang orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan.
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
Pelajar yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal.
Gagasan ini terbentuk dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran
dan/atau perasaan sampai dengan gagasan yang kompleks.
Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan perasaan dan emosi,
serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh pelajar
tersebut sepanjang hidupnya. Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan
berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak
hal, melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan
gagasan-gagasan yang ada, mengaplikasikan ide baru sesuai dengan
konteksnya untuk mengatasi persoalan, dan memunculkan berbagai
alternatif penyelesaian.
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Pelajar yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
berupa representasi kompleks, gambar, desain, penampilan, luaran
digital, realitas virtual, dan lain sebagainya. Ia menghasilkan karya dan
melakukan tindakan didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu
hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan
dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, pelajar yang
kreatif cenderung berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya
dan tindakan.
c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan
Pelajar yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif
solusi permasalahan yang ia hadapi. Ia mampu menentukan pilihan
ketika dihadapkan pada beberapa alternatif kemungkinan untuk
memecahkan permasalahan. Ia juga mampu mengidentifikasi,
membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari solusi
alternatif saat pendekatan yang diambilnya tidak berhasil. Pada

-32-
akhirnya, pelajar kreatif mampu bereksperimen dengan berbagai pilihan
secara kreatif Ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi.
Adapun alur perkembangan dimensi kreatif sebagai berikut.

-33-
Tabel 6. Alur Perkembangan Dimensi Kreatif

Subelemen Di Akhir Fase Di Akhir Fase A (Kelas Di Akhir Fase B (Kelas Di Akhir Fase C (Kelas Di Akhir Fase D (Kelas VII Di Akhir Fase E (Kelas X -
PAUD 1-II, usia 6-8 tahun) III-IV, usia 8-10 tahun) V-VI, Usia 10-12 tahun) - IX, usia 13-15 tahun) XII, Usia 16-18 tahun)

Elemen menghasilkan gagasan yang orisinal

Menggabungkan Menggabungkan Memunculkan gagasan Mengembangkan Menghubungkan gagasan Menghasilkan gagasan yang
beberapa gagasan beberapa gagasan imajinatif baru yang gagasan yang ia miliki yang ia miliki dengan beragam untuk
menjadi ide atau menjadi ide atau bermakna dari untuk membuat informasi atau gagasan mengekspresikan pikiran
gagasan sederhana gagasan imajinatif beberapa gagasan yang kombinasi hal yang baru untuk menghasilkan dan/atau perasaannya,
yang bermakna yang bermakna untuk berbeda sebagai baru dan imajinatif kombinasi gagasan baru menilai gagasannya, serta
untuk mengekspresikan ekspresi pikiran untuk dan imajinatif untuk memikirkan segala risikonya
mengekspresikan pikiran dan/atau dan/atau perasaannya. mengekspresikan mengekspresikan pikiran dengan mempertimbangkan
pikiran dan/atau perasaannya. pikiran dan/atau dan/atau perasaannya. banyak perspektif seperti
perasaannya. perasaannya. etika dan nilai kemanusiaan
ketika gagasannya
direalisasikan.

Elemen menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal


Mengeksplorasi Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan
dan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan pikiran mengekspresikan pikiran
mengekspresikan pikiran dan/atau pikiran dan/atau pikiran dan/atau dan/atau perasaannya dan/atau perasaannya
pikiran dan/atau perasaannya dalam perasaannya sesuai perasaannya sesuai dalam bentuk karya dalam bentuk karya
perasaannya bentuk karya dengan minat dan dengan minat dan dan/atau tindakan, serta dan/atau tindakan, serta
dalam bentuk dan/atau tindakan kesukaannya dalam kesukaannya dalam mengevaluasinya mengevaluasinya
karya dan/atau serta mengapresiasi bentuk karya dan/atau bentuk karya dan/atau dan mempertimbangkan dan mempertimbangkan
tindakan karya dan tindakan tindakan serta tindakan serta dampaknya bagi orang dampak dan risikonya bagi
sederhana serta yang dihasilkan mengapresiasi karya mengapresiasi dan lain diri dan lingkungannya
mengapresiasi mengkritisi karya dan
karya dan

-34-
tindakan yang dan tindakan yang tindakan yang dengan menggunakan
dihasilkan dihasilkan dihasilkan berbagai perspektif.

Elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Menentukan Mengidentifikasi Membandingkan berupaya mencari Menghasilkan solusi Bereksperimen dengan


pilihan dari gagasan-gagasan gagasan-gagasan solusi alternatif saat alternatif dengan berbagai pilihan secara
beberapa alternatif kreatif untuk kreatif untuk pendekatan yang mengadaptasi berbagai kreatif untuk memodifikasi
yang diberikan menghadapi situasi menghadapi situasi diambil tidak berhasil gagasan dan umpan balik gagasan sesuai dengan
dan permasalahan. dan permasalahan. berdasarkan untuk menghadapi perubahan situasi.
identifikasi terhadap situasi dan permasalahan
situasi

KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM,


DAN ASESMEN PENDIDIKAN,

TTD.

ANINDITO ADITOMO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Subbagian Tata Usaha,

-35-
IFAN FIRMANSYAH
NIP 198210152009121003

Anda mungkin juga menyukai