Anda di halaman 1dari 2

Tak perlu dibantahkan, dahulu kala di tengah perjuangan kemerdekaan tanah air Indonesia di bawah

kolonialisme Jepang dan Belanda di mana kondisi masyarakat pada saat itu terasa semakin susah
resah, gelisah nafas pun terengah-engah dan tidak sedikit yang mulai menyerah dikarenakan desakan
Para penjajah lalu sebuah etnis pun hadir yaitu Santri menjadi menjadi stimulus masyarakat
Indonesia dalam semangat juang dan inspirasi kemerdekaan dalam melawan penjajah yang dikemas
dalam resolusi jihad bukan hanya itu santri pada saat itu selain pintar dalam ilmu kerohaniannya
mereka juga mampu berorientasi si dan berpikir kritis dalam dunia politik Bahkan dalam dunia
tempur sekalipun. Sehingga mereka para santri dinobatkan sebagai sebagai pionir of Indonesian
power, pionir of Indonesian Unity, Pioneer of Indonesian peace dalam rangka memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia

Hadirin yang berbahagia

Sayang begitu sayang segala bentuk prestasi dan apresiasi yang telah menjadi title santri dahulu
tersebut terhempaskan oleh buruknya moral sebagian kecil kelompok santri pada era ini yaitu:
dimulai dari degradasi moral di antara para santri tergerusnya santri oleh hal duniawi tradisi buruk
santri yang tak henti-henti. Yang dapat melahirkan embrio embrio negatif pada negeri ini (betull) ‫دمار‬
‫( البالد بدمارالخاوق‬na’udzubillah min dzaalik)

Oleh karena itu hadirin jika hal ini dibiarkan akan melahirkan interprestasi buruk bagi masyarakat
kepada seluruh santri di nusantara ini. Maka dari dari hal itu hadirin

Menjaga dan mengapresiasikan hakikat santri secara utuh menjadi tema Syahril Quran yang akan
kami bawakan Pada kesempatan kali ini, dengan landasan Quran surat at-taubah ayat 122

۞ ‫َوَم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِلَيْنِفُرْو ا َك ۤا َّفًۗة َفَلْو اَل َنَفَر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِّم ْنُهْم َطۤا ِٕىَفٌة ِّلَيَتَفَّقُهْو ا ِفى الِّدْيِن َوِلُيْنِذ ُرْو ا َقْو َم ُهْم ِاَذ ا َرَج ُع ْٓو ا ِاَلْيِهْم َلَع َّلُهْم‬
122 ࣖ ‫َيْح َذ ُرْو َن‬.

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa
sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama
mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka
dapat menjaga dirinya.

Dewan Hakim yang mulia hadirin yang berbahagia asbabun nuzul ayat ini berkenaan dengan
peristiwa Setelah Perang Tabuk tatkala Allah telah menurunkan Sebuah ayat mengenai ayub-aib
orang munafik di Perang Tabuk maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengirimkan seluruh
orang muslim untuk berperang sehingga meninggalkan Rasul seorang diri di Madinah kemudian Allah
menurunkan ayat ini Demikian penjelasan Abu Muhammad Al baqawi dalam kitabnya ‫تفسير البداوي في‬
‫معامل التنزيل‬

Dalam perspektif ilmu Bayan atau dalam perspektif ilmu ma’ani Allah menggunakan majas murkaf
dalam kalimat ‫َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِلَيْنِفُرْو ا َك ۤا َّفًۗة و ما‬

Dengan berkaidahkan khabar riyatu labzan wa Insa iyyatu makna ‫خبرية لفظا و انشءيةمعنا‬

Yang mengisyaratkan Allah menuntut rasulnya untuk tidak memerintahkan seluruh orang mukmin
untuk ikut berperang tetapi pisahkanlah sebagian dari mereka untuk memperdalam ilmu agamau

Dari ayat ini juga Allah mengisyaratkan tentang pentingnya membangun etnis secara profesional,
proporsional dan optimal dalam perdalam ilmu keagamaan untuk kepentingan dan kesejahteraan
umat seluas-luasnya dan mereka itu adalah yang kita sebut Santri mereka yang berada di atas
naungan instansi pendidikan Islam atau pondok pesantren
Lalu siapakah yang kita sebut Santri? Siapa ya...

Jika kita korelasikan dengan ayat di atas khususnya yang berbunyi ‫ِّلَيَتَفَّقُهْو ا ِفى الِّدْيِن َو ِلُيْنِذ ُرْو ا َقْو َم ُهْم‬

Santri secara hakiki ialah setiap individu yang mencurahkan jiwa raganya dalam memperdalam kajian
ilmu agama demi persembahan yang bersifat sumbangsih kepada masyarakat atas dasar misi
kesatuan dan kesejahteraan

Maka dari itu esensi sebenarnya dari Santri: nomor satu. Insan yang mampu merangkul
masyarakatnya, Humanis dan agamis menjadi kulturnya, dinamis dan kritis dalam pola pikirnya
walaupun gempuran-gempuran duniawi datang untuk menjatuhkannya itulah santri Indonesia
sepakat. .

Tetapi sebuah fakta menyedihkan tentang pudarnya hakikat Santri pada era ini yang kutip dari
beberapa media online seperti kompas.com dan lainnya di mana bahwa beredarnya kasus-kasus
yang terjadi di pondok pesantren seperti guru ngaji yang memperkosa santriwatinya, pencurian yang
terjadi pada para pada para santri bahkan santri yang membully temannya sendiri sampai mati is is is
sadis sekali

Maka dari itu sebagai maintain of preserve

Esensi dan hakikat Santri menurut profesor dokter Kyai Haji Aqil syahroj berkata kiprah Santri dalam
membangun bangsa yang bersendikan kemerdekaan santri harus berdiri di ganda terdepan bentengi
NKRI dari segala ancaman santri juga memiliki sifat yang tawasut, Tasamuh dan tawadhu moderat
toleran dan profesional, serta santri juga harus menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi
baru yang lebih baik

‫المحافظة على القديم الصالح و االخذ بجديد االصلح‬

Untuk itu hadirin santri harus menyuarakan Islam di Indonesia dalam bingkai Islam nusantara Islam
yang ramah dan tidak suka marah Islam yang mengajak bukan menginjak Islam yang menebar
kebaikan bukan kepanikan menghargai ajang budaya suku, bangsa dan agama karena kita berdiri di
karena kita berdiri di tanah air Indonesia.

Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan.

Dapat diambil latijah dari pensyarahan kami santri ialah calon sebagai sebagai calon pemimpin
negeri ini haruslah beriman bertakwa dan berakhlakul karimah santri sebagai calon pemimpin masa
kini harus mempunyai jiwa yang pantang menyerah tahan banting dan tak mudah patah walaupun
iming-iming duniawi datang untuk memusnah

Pesan dari kami

Wahai Santri hidupmu tak lepas dari peran Tanah ini langkah kakimu Tak bosan tuk selalu menginjaki
Di manakah kau berbakti Bagaimanakah kau cabung Budi cukuplah kau Tanamkan dalam diri baktimu
untuk negeri bangsa agama dari Santri oleh Santri untuk NKRI NKRI harga mati

Anda mungkin juga menyukai