Anda di halaman 1dari 23

Bedah Buku

Manusia Pesimis
Filsafat Manusia Schopenhauer
Karya Imam Wahyuddin

@railsharks
Republik “A” Indonesia
t.me/ateisID2
Deskripsi Buku
Judul:
Manusia Pesimis

Upa-judul:
Filsafat Manusia Schopenhauer

Penulis:
Imam Wahyuddin

Penerbit:
Gadjah Mada University Press

Tahun Terbit: 2021, Sleman.


Tebal Buku: xviii + 120 halaman
Jenis kertas : HVS
Lebar buku: 15,5 x 23 cm

ISBN: 978-623-359-036-1
Riwayat Penulis
Nama : Imam Wahyuddin
Asal : Gresik
Pekerjaan:
Dosen di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah
Mada.
Riwayat Pendidikan:
- TMI (Tarbiyatul Muallimin Al- Islamiyyah)
Pondok Pesantren Al- Amien Prenduan,
Sumenep, Madura (1999­2003)
- Sarjana ushuluddin akidah filsafat di
Universitas Al-Azhar KairoMesir (2004­2009)
- Magister Ilmu Filsafat di Fakultas Filsafat UGM
Yogyakarta (2011-2013)
Konten
Buku
Bab 1: Pengantar
Bab ini berisi alasan penulisan buku sebagai penelitian
terhadap filsafat Arthur Schopenhauer serta
perbandingan dengan beberapa literatur terkait dan
kerangka isi buku.
Bab 2: Pengantar Filsafat Manusia
Bab ini menjelaskan pengertian, metode, ciri-ciri dari
filsafat manusia beserta aliran-aliran filsafat manusia
secara singkat.

FYI: filsafat manusia adalah filsafat yang mempelajari


kenyataan manusia melalui gejala-gejalanya secara
kritis, luas dan intim.
Aliran-Aliran Filsafat Manusia
- Materialis
- Idealis
- Dualis
- Voluntaris
- Vitalis
- Eksistentialis
- Strukturalis
- Postmodernis
Bab 3: Arthur Schopenhauer
Bab 2 membahas tentang latar belakang
kehidupan Arthur Schopenhauer serta
pengaruh filsafat dan pengantar filsafatnya.

Arthur Schopenhauer adalah filsuf voluntaris


metafisis asal Jerman dan ikonoklas dengan
filsuf Idealisme Jerman (theologis).

Ia mencetuskan filsafat kehendak untuk hidup,


yang mengungkapkan bahwa kehendak adalah
sumber penderitaan hidup.
Riwayat Hidup
❖ Lahir di Danzig (sekarang Gdansk, Polandia) 22 Februari 1788.
❖ Pindah ke Hamburg, Jerman, karena perang Prussia.
❖ Ayahnya meninggal bunuh diri saat Arthur berusia 17.
❖ Kuliah Kedokteran di Universitas Gottingen, saat usia 19, tahun 1809.
❖ Bertemu Gottlob Ernst Schulze di Gottingen lalu ia pindah kuliah ke filsafat di
Berlin.
❖ Menyelesaikan disertasi pada umur 25 yang berjudul Fourfold Root Principle of
Sufficient Reason pada tahun 1813.
❖ Bertemu Friedrich Mayer yang mengenalkan Upanishad dan teks Buddhisme.
❖ Menerbitkan “The World as Will and Representation” di tahun 1819.
❖ Mengajar di Universitas Berlin pda 1820.
❖ Berhenti mengajar di Berlin karena frustasi kuliahnya tidak diminati.
❖ Meninggal karena sesak nafas di apartemennya pada 21 September 1860.
Pengaruh Filsafat
1. Plato
a. Platonic Idea.
b. Etika Nikomakea.
2. Immanuel Kant,
a. Fenomena dan Noumena
3. Upanishad dan Buddhisme
a. Brahman dan Atman
b. Dukkha
4. Gerakan Romantisme
a. Estetika sebagai pelarian
Bab 4: Filsafat Kehendak Schopenhauer
Bab ini menguraikan tentang latar belakang metafisis
manusia adalah kehendak untuk hidup, tingkatan kehendak,
puncak kehendak pada manusia dan cara melepaskan diri
dari perbudakan oleh kehendak.
Dua Dimensi Manusia: Representasi

Penggambaran dunia fenomena di kepalanya melalui


stimulus yang diterima tubuh, yang disebut representasi.
- “Bagi makhluk bernalar...Jelas dan pasti baginya bahwa
dia tidak mengenal matahari dan bumi, melainkan hanya
mata yang melihat matahari dan tangan yang
menyentuh bumi.”
- “Segala yang berada di dunia adalah objek bagi subyek,
dan dikondisikan oleh subyek. Dunia ini adalah
representasi”
- Fenomena = Representasi
Dua Dimensi Manusia: Kehendak

Kekuatan “dorongan buta”, irrasional, jahat dan tidak


berdasar yang membuat terjadinya suatu kejadian/fenomena
(the inner nature of things).

- Kehendak yang dimaksud adalah kehendak metafisis.


- Kehendak dapat diketahui melalui objektivitasnya dalam
bentuk representasi yang rasional dan berdasar.
- Representasi dan Kehendak adalah kesatuan (monistik)
Tingkatan Penjelmaan Kehendak
- Tingkatan Terendah (Benda Mati) :
- Sifat menarik dari gravitasi
- Sifat nyetrum dari arus Listrik
- Sifat panas dari Api
- Tingkatan Menengah:
- Tumbuhan
- Hewan
- Tingkatan Tertinggi:
- Rasio atau Manusia itu sendiri.
Kehendak dalam Diri Manusia
- Tubuh manusia adalah tempat kehendak
mengeksekusikan wujudnya.
- Ketika kita menginginkan sesuatu, sesuatu itu akan
dinikmati melalui tubuh. (Kehendak sebagai Tubuh)
- Hasil perbuatan kehendak-kehendak yang menggantung
di tubuh menjadi perwujudan kehendak (Tubuh sebagai
Kehendak).
- Kehendak sebagai “driving force” bertahan hidup dan
berkembang biak.
- Kehendak diketahui dengan refleksi diri, karena tubuh
adalah objek langsung dari penjelmaan kehendak.
Reproduksi sebagai Inti Kehendak
Kehendak dan tubuh menjadi satu karena untuk memenuhi
kebutuhan hidup.

- Berjuang untuk hidup, mencari makan dan menghasilkan


keturunan merupakan bentuk karakter primordial dari
kehendak buta manusia (pemuasan ego manusia).
- Reproduksi menjadi puncak karena menghasilkan
kehendak baru (manusia baru/keabadian minor).
- Secara tidak langsung, sejarah manusia merupakan
panggung teater kehendak.
Kehendak Bebas ?
Karena manusia tidak bisa lepas dari kehendak primordialnya
dan hukum kausalitas yang mengikat tubuhnya maka
manusia bisa dibilang tidak bebas.
- Manusia bisa berpikir kalau ia bebas, tetapi banyak
hal-hal di kenyataan (tubuh) yang membatasinya seperti
tuntutan memenuhi kebutuhan hidup dan ego.
- Manusia tidak bisa mencapai kebahagian sejati, hidupnya
hanya berputar di antara penderitaan dan kebosanan,
kebahagian ibarat tempat pemberhentian sementara.
Melepaskan Diri dari Kehendak
- Jalan Pelarian Sementara : Penikmatan Estetis, menghanyutkan
diri ke penikmatan seni.
- Nonton Anime
- Membaca Sastra
- Berkarya seni
- Jalan Pelarian Abadi : Gaya Hidup Asketis, mengurangi
kenikmatan duniawi.
- Puasa mengurangi kebutuhan
- Hidup minimalis
- Berfokus mengurangi rasa sakit ketimbang mengejar
kesenangan.
Bab 5: Manusia Pesimis Schopenhauer
Bab ini menjelaskan sudut pandang manusia melalui
kacamata pesimisme schopenhauer dan perbandingan nilai
pesimisme dengan aliran optimisme pemikiran barat.
Bab 6: Peran Pesimis di Kehidupan
Indonesia
Bab ini mengajak pembaca untuk belajar menerapkan
pengendalian kehendak dalam kontek kebudayaan
indonesia. Seperti mengendalikan ego dalam kesukuan dan
menghindari kehendak yang menuju hal SARA.
Opini

- Buku ini lebih cocok sebagai pengantar khusus untuk


filsafat kehendak schopenhauer ketimbang kajian yang
mendalam terkait pesimisme umum.
- Pembahasan Principle of Sufficient Reason terlalu
singkat.
- Bahasaan tentang pesimisme disini kurang dalam, seolah
diasumsikan orang-orang sudah paham pesimisme.
- Perbandingan pemikiran schopenhauer dengan filsuf
timur tengah seperti Al-Ma’arri.
-
Terima
Kasih
Referensi
- Munir, Misnar. Voluntarisme filsafat kehendak barat. Jurnal Filsafat
Vol. 16, Nomor 3, Desember 2006.
https://media.neliti.com/media/publications/78419-ID-voluntarism
e-filsafat-kehendak-dalam-fil.pdf (tautan diakses pada
23-12-2023).
- Wahyuddin, Imam. Manusia Pesimis: Filasfat Kehendak Arthur
Schopenhauer. 2021. UGM press.
-

Anda mungkin juga menyukai