Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0.

1, Juni 2019

KHARISMA PENDAKWAH SEBAGAI KOMUNIKATOR


CHARISMA OF THE PREACHER AS A COMMUNICATOR
Athok Murtadlo

Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

Email : athokkhan@gmail.com

ABSTRACT
Charisma of the preacher as a communicator, Every da'wah or appeal requires an
interpreter or caller interpreter and what is needed by an interpreter is the elements of
his movement and his high enthusiasm to disseminate Islamic teachings and grow
propaganda. A missionary interpreter has a tremendous influence, he gets a position as
a role model in the community. This position is the consequence that the da'wah
interpreter must have good traits and personality as demands of responsibility borne
by a person or group of da'wah interpreters who have qualified credibility and
competence, in order to be able to achieve progress and positive things in carrying out
obligations great preaching. Thus, a missionary interpreter in delivering his message
or lecture material is certainly not careless. But the lecture material was delivered and
presented in beautiful, interesting and charming languages with a polite, friendly
attitude, wisdom full of wisdom, and easily digested and accepted by mad'u or the
wider community.
Keywords: Charisma, Dakwah, Communicator

ABSTRAK
Kharisma pendakwah sebagai komunikator, Setiap dakwah atau seruan
membutuhkan juru dakwah atau penyeru dan yang dibutuhkan oleh seorang
juru dakwah adalah unsur-unsur gerakannya dan semangatnya yang tinggi
untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam serta menumbuh kembangkan
dakwah. Seorang juru dakwah mempunyai pengaruh yang luar biasa, ia
mendapat kedudukan sebagai tokoh panutan di dalam masyarakat. Kedudukan
inilah yang menjadi konsekuensi bahwa juru dakwah harus memiliki sifat-sifat
dan kepribadian yang baik sebagai tuntutan tanggung jawab yang dipikul oleh
seorang atau sekelompok juru dakwah yang memiliki kredibilitas dan
kompetensi yang mumpuni, agar mampu meraih kemajuan dan hal-hal yang
positif dalam melaksanakan kewajiban besar berdakwah. Dengan demikian,
seorang juru dakwah dalam penyampaian pesan atau materi ceramahnya,
tentunya tidak asal-asalan. Akan tetapi materi ceramahnya disampaikan dan
disajikan dengan bahasa-bahasa yang indah, menarik dan memikat dengan sikap
yang santun, ramah, bijaksana penuh hikmah, serta mudah dicerna dan diterima
oleh mad’u atau masyarakat luas.
Kata-kata Kunci: Kharisma, Dakwah, Komunikator

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

1
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

PENDAHULUAN terdapat pada waktu kebutuhan kuat


Secara Etimologi kata kharisma muncul terhadap legitimasi otoritas.
berasal dari bahasa Yunani Weber menekankan bahwa yang
“Charisma” yang berarti karunia atau menentukan kebenaran kharisma
bakat khusus. Orang yang berbakat adalah pengakauan pengikutnya.
khusus disebut juga karismatik. Pengakuan atau kepercayaan kepada
Dalam kamus ilmiah popular kata tuntutan kekuatan gaib merupakan
kharisma diartikan sebagai wibawa, unsur integral dalam gejala kharisma.
kewibawaan atau karunia kelebihan Kharisma adalah pengakuan terhadap
dari Tuhan, anugerah suatu tuntutan sosial.
kelebihan/keistimewaan seseorang Dalam konteks lain weber
yang diberikan oleh Tuhan atau mengartikan Kharisma sebagai sifaf
sesuatu kelebihan atau kemampuan yang melekat pada seorang pemimpin
yang dimiliki oleh seseorang yang dengan mengatakan pemimpin
merupakan pemberian Tuhan. kharismatik adalah seseorang yang
Sedangkan secara Terminologi seolah-olah diberi tugas khusus dan
sebagaimana yang telah diungkapkan karena itu dikaruniai bakat-bakat
Sosiolog Jerman Max khusus oleh Tuhan untuk memimpin
Weber,”Pakarnya Ilmu Sosialatau sekelompok manusia mengarungi
Bapak Sosiologi” Dialah salah seorang tantangan sejarah hidupnya. Weber
pemikir yang meletakkan pijakan cara juga mendefinisikan kharisma adalah
berfikir ilmiah untuk memahami suatu tenaga pendorong, kreatif yang
realitas sosiologis peradapan mengalir dengan deras melewati
manusia. Dalam dirinya tersungging aturan-aturan yang telah tertanam,
dua potensi intelektual: sebagai baik aturan-aturan itu aturan hukum
Sejarawan yang menyukai detail dan ataukah aturan-aturan tradisional,
mengetahui sejumlah besar fakta- yang mengatur suatu orde yang telah
fakta, serta memiliki bakat menarik ada. Kharisma merupakan suatu
kesimpulan logis. Kharisma fenomena khusus yang tidak rasional.
didefinisikan sebagai suatu sifat Weber juga menjelaskan Kharisma
tertentu dari suatu kepribadian sebagai suatu kekuatan yang keramat,
seorang individu berdasarkan mana Kharisma itu mempertahankan
orang itu di anggap luar biasa dan sifatnya yang luar biasa.
diperlakukan sebagai orang yang
mempunyai sifat-sifat ghaib, sifat METODE PENELITIAN
unggul atau paling sedikit dengan Penelitiian ini menggunakan
kekuatan-kekuatan yang khas dan metode kualitatif deskriptif dengan
luar biasa. teknik pengumpulan data observasi,
Oleh karenanya seseorang wawancara dan studi pustaka.
pribadi berkharisma adalah seorang Selanjutnya dilakukan Analisa
terhadap siapa orang percaya bahwa teoritik, yang dipergunakan untuk
dia itu mempunyai kemampuan aneh membaca kenyataan empiris. Suatu
yang sangat mengesankan, yang teori terdiri atas seperangkat
seringkali dipikirkan dari suatu jenis proposisi yang saling berkaitan.
ghaib, yang membuat dia terpisah dari Keterkaitan tersebut tersusun dalam
yang biasa. Weber mengartikan suatu sistem yang memungkinkan
kharisma sebagai gejala sosial yang

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

2
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

peneliti mempunyai pengetahuan tidak terpisahkan dari misinya


yang sistematis tentang suatu sebagai penganut Islam, sesuai
peristiwa dengan perintah Hadits “Sampaikan
dariKu walaupun hanya satu ayat”.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam al-Qur’an dan as-Sunah,
Secara umum setiap muslim terdapat penjelasan tentang
dewasa berkewajiban untuk AmarMa’ruf Nahi Mungkar dan
menyampaikan ajaran-ajaran Islam perintah terhadap mereka yang layak
kepada seluruh umat, bukan saja untuk membawa bendera dakwah
melalui lisan dan tulisan, tetapi juga Islam. Merekalah yang mampu
melalui seluruh bentuk prilaku dan mengajarkan agama, baik melalui
kegiatan sesuai dengan kemampuan tulisan, ceramah maupun pengajaran
dan ilmu yang dimilikinya. Secara sehingga individu dan masyarakat
khusus orang diakui sebagai muballig dapat memahaminya. Mereka semua
adalah yang menyandang profesi dan bertanggung jawab atas hal itu,
secara khusus mengkonsentrasikan karena merekalah yang dimaksud
diri dan pikirannya untuk mendalami sebagai ahludz dzikir.
ilmu serta ajaran- ajaran untuk Mereka ahli dzikir ini, adalah
kemudian disampaikan kepada orang orang-orang yang diberi tugas untuk
lain. menjadi pelopor dalam dakwah.
Yang dimaksud da’i (juru Supaya dakwahnya tidak ditolak oleh
dakwah/pelaku dakwah) adalah hati sebagaimana ditolaknya air hujan
orang yang melaksanakan dakwah oleh batu yang licin, maka
baik lisan maupun tulisan ataupun masingmasing dari mereka harus
perbuatan dan baik secara individu, menjadi Qudwah Hasanah (teladan
kelompok atau berbentuk yang baik). Dan jika seorang juru
organisasi/lembaga. Da’i sering dakwah tidak menjadi teladan, maka
disebut kebanyakan orang dengan ia tidak akan dapat mengenal Hikmah,
sebutan mubaligh (orang yang tidak dapat megantarkan petunjuk
menyampaikan ajaran Islam), namun Mau’idzhohHasanah dan tidak bisa
sebenarnya sebutan ini sebenarnya bersikap lemah lembut terhadap
lebih sempit dari sebutan da’i yang kawan dan tidak berani dihadapan
sebenarnya. Karena jika kita kembali lawan. Menurut Asmuni Syukir di
kepada al-Qur’an dapat disimpulkan dalam bukunya “Dasar-dasar
bahwa pelaku dakwah pertama StrategiDakwah Islam” mengatakan
adalah Nabi Muhammad SAW. bahwa yang dimaksud da’i/juru
Dalam pengertian da’I, bukan dakwah adalah da’i yang bersifat
saja mencakup mubaligh (dalam umum. Bukan saja da’i yang
makna yang sempit), melainkan professional, akan tetapi berlaku juga
semua pribadi muslim itu berperan untuk setiap orang yang hendak
secara otomatis sebagai juru dakwah. menyampaikan, mengajak orang
Artinya secara umum setiap muslim kejalan Allah. Sebab Rasulullah SAW.
atau muslimat yang mukallaf Bersabda:
(dewasa) dimanapun, bagi mereka
berkewajiban dakwah. Hal ini “Sampaikanlah dariKu walaupun
merupakan suatu hal yang melekat itu hanya satu ayat” (HR. Al-
Bukhary dari Sanad Hasan Bin

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

3
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

Athiyah dari Abi Kabsyah dari b. Seorang juru dakwah, haruslah


Abdillah Bin Amr). menjadi teladan dalam amal
sholeh. Seorang da’i tidak dikenal
Setiap orang yang selain kebaikannya, tidak popular
menjalankan aktivitas dakwah, selain ketaqwaan dan
hendaknya memiliki sifat-sifat dan komitmennya terhadap Islam,
kepribadian yang baik sebagai pelaku baik aqidah, prinsip maupun
dakwah/da’i. Dalam kegiatan dakwah perilakunya.
peranan da’i sangatlah esensial, sebab c. Menempuh cara hikmah
tanpa da’i ajaran Islam hanyalah (bijaksana) terhadap orang-orang
ideologi yang tidak terwujud dalam terpelajar dan intelek, menempuh
kehidupan masyarakat. cara mau’idhoh hasanah (nasehat
yang baik) dalam menghadapi
“Biar bagaimanapun baiknya orang awam atau orang biasa
ideologi Islam yangharus disebarkan serta menempuh cara debat yang
di masyarakat, ia akan tetap sebagai baik atau dialog (Jidal) untuk
ide, ia akan tetapsebagai cita-cita yang melawan argumentargumen
tidak terwujud jika tidak ada manusia lawan. Sebagaimana firman Allah
yangmenyebarkannya”. SWT.

Karena pentingnya fungsi da’i Serulah (manusia) kepada jalan


ini, maka banyak al-Qur’an dan Hadits Tuhan-mu dengan hikmah dan
yang memberikan sifat-sifat dan Etika pelajaran yang baik dan
yang harus dimiliki oleh da’i. bantahlah mereka dengan cara
demikian pula banyak buku yang yang baik. Sesungguhnya
ditulis oleh para pakar yang Tuhanmu dialah yang lebih
memberikan syarat ideal bagi juru mengetahui tentang siapa yang
dakwah/da’i. Dan di antara sifat-sifat tersesat dari jalan-Nya dan
tersebut adalah sebagai berikut: dialah yang lebih mengetahui
a. Amal dan kegiatannya Seorang orang-orang yang mendapat
da’i hendaknya ikhlas karena petunjuk. (QS. An-Nahl: 125).
mencari ridha Allah dan semata-
mata ingin meraih pahala-Nya d. Seorang juru dakwah hendaknya
tidak oleh materi atau meraih lembut dalam menyampaikan
jabatan dan kedudukan. Sesuai nilainilai dan pandangan-
apa yang telah ditegaskan oleh al- pandangan, lembut dalam
Qur’an surat Fushshilat ayat 33: mengingkari atau menolak
kesesatan, ke salahpahaman dan
Siapakah yang lebih baik berbagai kemaksiatan.
perkataannya daripada orang Hal ini ditunjukkan oleh Hadits
yang MENYERU kepada Allah, Rasulullah SAW :
mengerjakan amal yang saleh,
dan berkata: "Sesungguhnya Aku Tidaklah menyuruh perbuatan
termasuk orang-orang yang ma’ruf dan mencegah
menyerah diri. kemungkaran, kecuali orang
(QS. Fushshilat: 33) yang lembut dalam apa yang ia
perintahkan dan lembut pada

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

4
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

apa yang ia larang, santun dan


sabar dalam apa yang ia cegah. 4. Berani kepada siapapun dalam
menyatakan, membela, dan
Disamping itu juga para pakar mempertahankan kebenaran.
memberikan syarat ideal Seorang da’i yang penakut, ia
mengenaisifat-sifat yang harus tidak akan dapat mempengaruhi
dimiliki seorang juru dakwah masyarakatnya kejalan Allah,
termasuk diantaranyaHamzah ya’qub melainkan malah dialah yang akan
dalam bukunya Publistik Islam Dan terpengaruh oleh masyarakat.
Teknik Dakwahmenyatakan bahwa Quraish Shihab menambahkan
ada empat sifat yang harus dimiliki bahwa dari masing-masing
oleh seorang jurudakwah yaitu: pertama al-Qur’an telah terlihat
1. Mengetahui pengetahuan yang dengan jelas prinsip-prinsip
cukup tentang al-Qur’an dan pokok yang digariskan al-Qur’an
sunah Rasul serta ilmu-ilmu lain bagi manusia pelaku dakwah
yang berinduk pada keduanya yakni:
seperti Tafsir, ilmu Hadits, sejarah a. Da’i harus selalu membaca
kebudayaan Islam dan lain-lain. yang tertulis dan tertulis
2. Memiliki pengetahuan yang segala hal yang berhubungan
menjadi kelengkapan dakwah, dengan masyarakatnya, agar
psikologi, antropologi, dan dakwahnya selalu segar dan
sebagainya. menyentuh, sesusai dengan
3. Penyantun dan lapang dada, ayat yang pertama kali turun.
karena apabila ia keras dan b. Da’i harus siap mental
sempit pandangan, maka manusia menghadapi situasi yang
akan meninggalkannya. Allah akan dialaminya.
SWT. Berfirman Ali Imran: 159; c. Da’i harus memilki sikap
mental yang terpuji, sadar
Maka disebabkan rahmat dari akan imbalan yang akan
Allah-lah kamu berlaku lemah didambakan dari upaya
Lembut terhadap mereka. dakwah sesuai dengan surah
sekiranya kamu bersikap keras al- Mudatsir.
lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari Dalam tafsir dakwah
sekelilingmu. Karena itu disebutkan ada tiga sifat da’i
ma'afkanlah mereka, diantaranya sebagai berikut:
mohonkanlah ampun bagi 1. Tidak bersikap Emosional, sebab
mereka, dan dia hanya bertugas
bermusyawaratlah dengan menyampaikan kebenaran,
mereka dalam urusan itu sedangkan petunjuk dan
Kemudian apabila kamu Telah kesesatan ada di tangan Allah
membulatkan tekad, Maka SWT. Sesuai dengan yang
bertawakkallah kepada Allah. termaktub dalam surah an-Nahl:
Sesungguhnya Allah menyukai 125.
orang-orang yang bertawakkal 2. Bertindak sebagai pemersatu
kepada-Nya. (QS. AliImran: umat, bukan pemecah belah umat,
159) . mengutamakan pengertian Islam

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

5
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

yang telah dikebiri kepentingan Perbuatan seorang da’i tidak


pribadi atau golongan. Allah boleh melecehkan kata-katanya
berfirman dalam surah Ali- sendiri, apa yang ia
Imran:103; demonstrasikan kepada
masyarakat haruslah apa yang
Artinya: Dan berpeganglah memang menjadi keyakinan
kamu semuanya kepada tali hatinya dan idealnya seorang da’i
(agama) Allah, dan janganlah adalah seperti matahari. Dia
kamu bercerai berai, dan membuat bercahaya rembulan,
ingatlah akan nikmat Allah tetapi sinar matahari tetap lebih
kepadamu ketika kamu dahulu terang.
(masa Jahiliyah) bermusuh- b. Tidak mengharap pemberian
musuhan, Maka Allah orang (iffah). Iffah artinya hatinya
mempersatukan hatimu, lalu bersih dari pengharapan terhadap
menjadilah kamu Karena apa yang ada pada orang lain.
nikmat Allah, orang-orang Seorang da’i yang tidak terlintas
yang bersaudara; dan kamu sedikitpun didalam hatinya
Telah berada di tepi jurang keinginan terhadap harta orang
neraka, lalu Allah lain.
menyelamatkan kamu dari c. Qana’ah atau kaya hati. Seorang
padanya. Demikianlah Allah da’ i boleh miskin harta, tetapi
menerangkan ayat-ayat-Nya tidak boleh miskin hati. Karena
kepadamu, agar kamu kaya hati (Qana’ah) itu lebih tinggi
mendapat petunjuk. (QS. Ali- nilainya dibangdingkan kekayaan
Imran: 103). harta. Jadi, seorang da’i menerima
segala apa yang diberikan Allah
3. Tidak bersikap materialistik, AWT. Kepadanya dan tidak
artinya materi sebagai tujuan merasa rendah diri.
utama dakwahnya. Al-Qur’an d. Kemampuan berkomunikasi.
dengan tegasnya menyatakan: Seorang da’i harus memiliki
kemampuan berkomonikasi,
Artinya: Dan Aku sekali-kali karena dakwah
tidak minta upah kepadamu mengkomunikasikan pesan
atas ajakan-ajakan itu; upahku kepada mad’u dan pesan dakwah
tidak lain hanyalah dari Tuhan itu mudah
semesta alam. (QS. Asy-Syu’ara: e. Memiliki rasa percaya diri dan
109). rendah hati. Seorang da’i harus
memiliki rasa percaya diri, yakni
Ahmad Mubarok “Ahlinya di selama dakwahnya dilandasi oleh
bidang Dakwah” juga menambah keikhlasan dan dijalankan dengan
kriteria-kriteria seorang da’i yang melalui perhitungan yang benar
dipandang positif oleh masyarakat dan mengharap ridha Allah, Insya
antara lain: Allah akan membawa manfaat.
a. Memiliki konsistensi antara amal Seorang da’i juga harus tawadlu’,
dan ilmunya. Seorang da’i harus merendahkan diri tetapi bukan
mengamalkan apa yang dia rendah diri, menjauhi sifat dan
serukan pada orang lain. rasa kagum diri (Ujub).

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

6
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

f. Tidak kikir ilmu (Kirmanul al-ilm). ideal bagi juru dakwah, maka
Sejalan dengan sifat kejuangan tentunya dalam benak kita bertanya-
dan perumpamaan da’i sebagai tanya, adakah da’i/juru dahwah yang
matahari, seorang da’i dengan memiliki sifat-sifat tersebut?
senang hati akan mengajarkan Jawabannya tentu saja tidak ada,
ilmunya kepada orang yang mau karena sifat-sifat ideal tersebut hanya
maupun yang tidak mau. Karena dimiliki para Nabi dan Rasul. Akan
tidak ada ceritanya seorang da’i tetapi sifat-sifat diatas seharusnya di
menyembunyikan ilmunya dari usahakan secara maksimal untuk
mad’u. ilmu itu sendiri, semakin dimiliki bagi da’i, tidak lain agar
banyak justru semakin tajam dan dakwah yang di sampaikan dapat
bertambah. berbekas dan berpengaruh dalam
g. Anggun. Betapapun seorang da’i kehidupan sosial. Dalam pengertian
harus aktif bekerja dan berbicara. yang luas, yang dikenal dengan total
Tetapi keanggunan dakwah yaitu proses di mana setiap
kepribadiannya harus tetap muslim mendayagunakan
dijaga, keanggunan itu kemampuannya dimana masing-
diantaranya sebagai berikut: masing dalam rangka mempengaruhi
1. Tidak terlalu banyak bicara, orang lain agar bersikap dan
bicara hanya dalam hal yang bertingkah laku sesuai dengan misi
diperlukan saja. dan cara dari ajaran-ajaran Islam
2. Tidak terlalu banyak tingkah. tersebut.
3. Menjadi pendengar yang baik
dari lawan bicaranya. Kajian Teoretik
4. Jika ditanya seseorang jangan Sebuah teori dapat dipergunakan
menjawab secara spontan, untuk membaca kenyataan empiris.
tetapi diam sejenak sebelum Suatu teori terdiri atas seperangkat
menjawab. proposisi yang saling berkaitan.
5. Tidak terlalu banyak Keterkaitan tersebut tersusun dalam
bercanda, apalagi yang berbau suatu sistem yang memungkinkan kita
pornografi. mempunyai pengetahuan yang
6. Menjaga jarak dalam sistematis tentang suatu peristiwa.
pergaulan dengan orang- a. Kharisma Da’i
orang yang sudah dikenali Dalam analisis Max Weber tentang
sebagai orang yang tidak baik kharisma, sebagaimana yang telah
(peminum, penjahat, pecandu didefinisikan diatas, Para ahli sepakat
narkoba atau pezinah). mengartikan kharisma sebagai suatu
7. Menjaga diri dari citra negatif hasil persepsi para pengikut, atribut-
tertentu, misalnya atribut yang dipengaruhi oleh
dudukduduk dipinggir jalan, kemampuan-kemampuan aktual dan
makan sambil berjalan dan prilaku dari para pemimpin dalam
makan diwarung secara konteks situasi kepemimpinan serta
sembarangan, tertawa terlalu dalam kebutuhan-kebutuhan
keras dan sebagainya. individual maupun kolektif para
pengikut. Sosiolog yang
Berdasarkan penjelasan diatas mengembangkan pemikiran tentang
tentang sifat-sifat atau syarat-syarat Kharisma dan otoritas kharismatis

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

7
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

adalah Max Weber (1864-1919). menganggap bahwa sumber


Weber mengembangkan tiga tipe kemampuan tersebut adalah sesuatu
otoritas dalam masyarakat. Pertama, yang berada di atas kekuasaan dan
otoritas legal, yaitu otoritas yang kemampuanmanusia pada umumnya.
keabsahanya bersumber dari legalitas Wewenang kharismatis akan dapat
dan aturanaturan resmi. Kedua, bertahan selama dapat dibuktikan
otoritas tradisional, yaitu otoritas keampuhannya bagi seluruh
yang keabsahannya bertumpu pada masyarakat. Misalnya, Nabi, para
adat istiadat. Dan ketiga, otoritas Rasul danpenguasa-penguasa
kharismatis, yaitu otoritas yang terkemuka dalam sejarah. Dasar
keabsahannya bersumber dari wewenangkharismatis bukan terletak
Kharisma atau kualitas istimewa pada suatu peraturan. Akan tetapi
seseorang, serta pengakuan orang lain bersumberpada diri pribadi individu
terhadap Kharisma itu. yang bersangkutan. Kharisma
Walaupun dapat dibedakan, menurut semakinmeningkat sesuai dengan
Weber, dalam kenyataan sejarah, kesanggupan individu yang
ketiganya tercampurkan. Pemimpin bersangkutan untukmembuktikan
dengan otoritas kharismatis bisa manfaatnya bagi masyarakat, dan
sekaligus merupakan pemimpin pengikutnya dapatmenikmatinya.
tradisional dan legal. Max Weber Di sisi lain Edward Shils melakukan
mengelompokkan tiga ciri khas pokok satu tafsiran tentang teorikharisma
yang menggambarkan kharisma yaitu: weber, yang dinilai membuat
pertama kharisma adalah sesuatu “Refokus” terhadap diskusi
yang "luar biasa", yakni sesuatu yang tentangkharisma. Segi baru dari Shils
sangat berbeda dari dunia sehari-hari. adalah bahwa kharisma bukan hanya
Kedua kharisma bersifat spontan gejalaluar biasa dalam situasi
sangat berbeda dengan bentukbentuk abnormal, melainkan juga gejala
sosial yang stabil dan mapan. ketiga dalam situasirutin dan biasa. Menurut
kharismamerupakan suatu sumber Shils, kharisma dalam arti sempit dan
dari bentuk serta gerakan baru,yaitu asli adalahseperti yang disebut pada
sumber kemampuan yang berada di perjanjian baru. (Rm. 12 dan 1 kor.12)
atas rata-ratamanusia pada sepertihalnya yang dipahami oleh
umumnya. Oleh karena itu dalam Weber.Tetapi bagi Shils, Weber
artisosiologis dia bersifat kreatif. terlalu menekankan segi
Didalam buku “The Theory of Sosial keluarbiasaanindividu yang
and Economic Organization”tentang berkharisma, seolah-olah kualitas
kepemimpinan Weber menegaskan istimewa itu dengansendirinya ada
bahwa kepemimpinanKharismatik pada individu. Padahal kharisma
merupakan wewenang yang adalah sesuatu yangdiberikan.
didasarkan pada Kharisma, yaitusuatu Sebagai pemberian, kualitas
kemampuan khusus yang ada pada kharismatis justru terletak
diri seseorang. Kemampuan khusus dalamkaitan dengan satu kekuatan
tadi melekat pada orang karena sentral yang merintis,
anugerah dari Tuhan. Orang-orang di menciptakan,memelihara,
sekitarnya mengakui akan adanya memerintah, mempertahankan,
kemampuan khusus tersebut atas membarui dan bahkan jugabisa
dasar kepercayaan karena mereka menghancurkan dunia ini. Kekuatan

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

8
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

seperti itu bisa kekuatan Allahatau dianut secara ketat. Jadimenurut


kekuatan transenden lain. Keterkaitan Berger, kharisma bukan kekuatan
kekuatan transenden inimelahirkan magis,melainkan suatu daya dalam
sikap hormat dan gentar (Disposition sejarah dan masyarakat.
of Awe and Reference) yang disebut Menggaris bawahi Weber, Berger
shills sebagai kharismatis disposition. berpendapat bahwa kharisma adalah
Lalu bagaimana kharisma menyebar? daya penggerak (principal moving
Kharisma luar biasa force) dan terobosan (breaktrough)
danterkonsentrasi memang ada pada terhadap tatanan yang kaku.
pemimpin. Namun, kharisma Betapapun kuatnya satu tatanan yang
jugamenyebar dalam setiap aspek lama bisa didobrakdengan oleh daya
kehidupan dan lembaga, walaupun kharisma. Berger menekankan
dalambentuk lebih lemah dan interaksi masyarakat dengankharisma
tersebar. Jadi, kharisma tidak hilang yang sewaktu-waktu muncul sebagai
setelahkematian pemimpin kekuatanpendobrak, bila tatanan dan
kharismatik, tetapi menyebar nilai tak lagi melayanikebaikan
keberbagai lembaga,bahkan juga pada manusia. Jelas, tekanan Berger masih
seluruh warga Negara. Salah satu dalam garis Weber. Berger
contoh penyebarankharisma adalah menekankan realitas tatanan beku
sistem demokratis yang membuka dan kharisma sebagai terobosan.
peluang bagi tanggungjawab individu. Bagi Weber kharisma memainkan dua
Dalam hubungannya dengan peranan yang sangat menonjoldalam
penyebaran kharisma, menurut kehidupan. Sebagai hal yang luar
shils,ada kharisma lembaga biasa, kharisma merupakansumber
(institutional kharisma) yang bukan kegoncangan dan pembaharuan,
bersumber darikharisma individu, karena itu merupakan unsurestrategis
tetapi secara berhubungan erat dalam perubahan social. Dalam
(inheren) ada padasetiap organisasi memperoleh para pengikutnya dan
yang memiliki otoritas. Dan legitimasi dalam menimbulkan rasa hormat,
institutional itujustru bersumber dari sumber asli dalam wewenang
keanggotaan dalam lembaga tersebut. itulahyang membuat ia dihormati,
Karena itukharisma yang menyebar diterima, dan diikuti secara
bukan lagi hal yang luar biasa, sukarela.Fenomena kharismatik,
melainkanmenjadi gejala Normal walau dihubungkan dengan
(normal charisma). Walaupun normal, manusiakongkrit, menyampaikan
kharisma inidiperlukan bagi kepada siapa yang sensitif terhadap
penyelenggaraan kehidupan bersama "himbauan"mereka, aspek-aspek dan
dalam masyarakat. Menurut Berger, implikasi serba empiris. Kharisma
sebuah terobosan baru hanya melahirkanpanggilan-panggilan, dan
terjadikarena kharisma. Individu mereka yang karena sebab apapun
pembawa orentasi nilai baruadalah dapatmendengar panggilan ini akan
tokoh berkharisma, dan karena itu menanggapinya dengan keyakinan.
memiliki otoritaskharismatis. Dengan Parapengikut ini merasa bahwa
demikian kharisma merintis adalah "kewajiban mereka yang
makna,nilai, dan orentasi baru, dan terpanggilpada suatu misi
merumuskan kembali kharismatik untuk mengakui
asumsiasumsilama yang selama ini kualitasnya dan bertindaksesuai

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

9
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

dengan kharisma itu".Fenomena ideologi sukarnoisme, diwarisi dari


kharisma dan kepemimpinan bapaknya,csukarno tokoh
kharismatik, seperti dikatakan oleh proklamator yang sangat kharismatik.
loewenstein, dapat ditemukan di Para pendukungnyasangat setia
suatu wilayah dimanakeyakinan kepada mereka kerap kali tidak
rakyat pada kekuatan supranatural disadari pada pertimbanganrasional,
masih meluas, misalnya, diIndonesia. tetapi lebih pada ikatan-ikatan
Berbeda dengan loewnstin, Edward emosional dan kharisma
Shils melihat adanya bapaknya.Satu contoh yang mungkin
unsurkharismatik dalam setiap juga representatif untuk
masyarakat. Secara umum dari uraian menjelaskankharisma dan
tersebutdiatas, sekali lagi Weber kepemimpinan kharismatik adalah
mendifinisikan kharisma sebagai kharisma yang dimilikioleh
"kualitas tertentu seorang individu Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang
yang karenanya ia jauh berbeda mewarisi kharisma melaluihubungan
dengan orangorangbiasa dan darah, keturunan, dan institusi,
dianggap memiliki kekuatan diamping pengetahuan Gusduryang
supranatural, manusia supranatural mendalam tentang masalah-masalah
setidaknya luar biasa. Tetapi semua social, politik dan keagamaan.Sepak
itu dianggap berasal danbersumber terjang Gusdur dalam banyak bidang,
dari Tuhan, dan atas dasar itu, baik pemikiran keagamaanmaupun
individu yang masalah-masalah kemanusiaan dan
bersangkutandiperlakukan sebagai demokrasi, telah banyakmengguncang
pemimpin". Menurutnya pula tatanan normatif masyarakat Islam
kharisma adalah sebagai kekuatan tradisional NU.
inovatif danrevolutif, yang menentang Timbulnya para pemikir liberal di
dan mengacaukan tatanan normatif kalangan NU yang
dan politik yang mapan. Otoritas pernahdipimpimnya, paling tidak,
kharismatis didasarkan pada person berkat kepemimpinan Abdurrahman
ketimbangchukum impersonal. Wahidyang lahir di Denanyar
Pemimpin kharismatik menuntut Jombang Jawa Timur, 4 Agustus 1940,
kepatuhan dari parapengikutnya atas mempunyaiseorang kakek yang
dasar keunggulan personal, seperti kharismatik, yaitu Hasyim Asy’ari,
misi ketuhanan,perbuatan-perbuatan yang merupakansalah satu dari
heroik dan anugrah yang membuat pemimpin muslim terbersar
dia berbeda. Indonesia pada pergantianAbad lalu,
Institusionalisasi kharisma dapat di dan seorang ayah, Wahid Hasyim yang
peroleh melalui beberapa juga merupakan tokohpenting dan
cara,misalnya, bisa melalui hubungan pernah menjabat posisi menteri
darah, keturunan dan institusi.Dalam agama pada 1945. Sebagaicucu
masyarakat Indonesia yang masih pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Gus
didominasi oleh keyakinantradisional, Dur mewarisi kharismamoyangnya.
kharisma banyak diturunkan melalui Hasyim Asy’ari dikenal sebagai
hubugan darah. Kharismayang seorang penggalang Islamtradisional
dimiliki oleh megawati, rachmawati, yang sangat berpengaruh. Ia
dan sukmawati, yang mendirikan sebuah organisasiyang
ketiganyamemimpin partai dengan sampai saat ini masih mempengaruhi

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

10
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

pola hidup sebagian besar umatIslam telah berdiri Lembaga KajianIslam


Indonesia. Strategis LKIS, dan yang paling
Ucapan-ucapannya dita’ati oleh para menarik dan controversial
pengikutnya, terutama dikalangan adalahberdirinya kelompok diskusi
orang-orang NU. Disamping itu, jika Jaringan Islam Liberal (JIL).
ditelusuri kebelakang,kharisma Dari pengertian yang telah
tersebut ternyata dapat ditemukan dikemukakan di atas, maka
juga pada nenek moyangnya.Gus Dur kharismadapat dipahami sebagai
ternyata memiliki keturunan yang Suatu kualitas tertentu dalam
sangat berpengaruh danberdarah kepribadianseseorang yang mana dia
biru. Nenek moyang dari Gus Dur, dibedakan dari orang biasa dan
dapat ditelusuri sampaikepada syeh diperlakukansebagai seseorang yang
Ahmad Mutamakkin, seorang yang memperoleh anugerah kekuasaan
dipercaya sebagaic"Waliyullah" adikodrati,adimanusiawi, atau
(derajat tertinggi dan terhormat setidak-tidaknya kekuatan atau
dalam keyakinan umatIslam) dan kualitas yang sangatluar biasa. Tetapi
yang merupakan ulama controversial semua itu dianggap berasal dan
zaman MataramcKertosuro, Abad ke- bersumber dari tuhan,dan atas dasar
18. Syeh Mutamakkin dipercaya juga itu, individu yang bersangkutan
merupakanketurunan dari orang yang diperlakukan sebagaipemimpin.
sangat legendaries di tanah Jawa yang Apakah seseorang “betul-betul”
juga rajaPajang, yaitu Joko Tingkir, mempunyai salah satu atau semuaciri
cicit Brawijaya V, Raja Majapahit khas yang dianggap sebagai
terakhir.Rutinisasi kharisma melalui kelengkapannya oleh para
keturunan inilah yang membuat pengikutnya,tidaklah menjadi soal,
parapengikut Gus Dur sangat loyal, yang penting dan yang menjadi
bahkan sekalipun sinyalemen- masalah, adalahbahwa ada sifat-sifat
sinyalemenGus Dur seringkali sulit luar biasa yang dianggap oleh orang
difahami dan membingungkan banyak lain sebagaiatribut Kharisma dari
orang.Masyarakat tradisional NU orang itu.Dominasi kharisma biasa
bahkan berani mati untuk mendukung timbul dalam konteks sosial atau
tokohini. Ini terbukti dengan sejarahyang sangat beraneka ragam,
dibentuknya "pasukan berani mati" dan oleh karenanya tokoh-tokoh
untuk membelaGus Dur dari upaya- kharismaberjejeran dari mulai
upaya yang ingin menjatuhkan pemimpin-pemimpin politik dan
kekuasaannya.Gus Dur cenderung di Nabi-nabi yangtindakan-tindakannya
sakralkan hal ini terlihat ketika ia telah mempengaruhi perkembangan
banyakmengecewakan para ulama seluruhperadapan sampai kesekian
karena pendapat-pendapatnya banyak jenis pemimpin kecil yang
yangcontroversial ia tetap lolos pintarberpidato disemua lapisan
sebagai president bahkan ketika kehidupan, yang telah memperoleh
setelah iadigulingkan ia kembali kepercayaandari para pengikutnya.
menjadi ketua PBNU. Pengaruh Pernyataan keabsahan atas otoritas
pemikirannya jugasangat luas kharisma, dalamkonteks apapun
sehingga banyak kalangan kaum diketemukan orang, dan selalu
muda NU yang tersemangatiolehnya didasarkan ataskepercayaan baik dari
sehingga yang kita kenal selama ini sang pemimpin maupun dari pihak

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

11
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

parapengikutnya kepada keotentikan b. Faktor Timbulnya Kharisma


tugas sang pemimpin.Jika konsep Sejumlah kritik diajukan terhadap
kharisma dikaitkan dengan da’i, maka Weber. Apakah kharisma,
dapat dipahamibahwa seorang juru gejalamasyarakat kuno itu masih
dakwah yang seolah-olah diberi relevan bagi masyarakat modern?
karunia atau anugeraholeh Allah SWT Dan, apakahpemimpin kharismatis
berupa kelebihan-kelebihan khusus memiliki kharisma murni? Bensman
dalam mempengaruhipikiran, dan Givant,mempersoalkan label
perasaan dan tingkah laku orang lain, kharismatis yang begitu mudah
sehingga dalam suasanabatin diberikan kepadaorang yang
mengagumi dan mengagungkan berpenampilan menarik. Kharisma
pemimpin untuk bersediamelakukan seperti itu bukan kharismamurni,
sesuatu yang dikehendaki pemimpin. melainkan kasil rekayasa pendukung,
Oleh karena inti berdakwah adalah misalnya dengan memilihsimbol,
mengajak umat manusia menujujalan tema dan mengatur teknik panggung.
yang di ridhoi oleh Allah SWT (Amar Mereka menyebutnyasebagai
Ma’ruf Nahi Mungkar)tentunya da’i Pseudokharisma atau Manufactured
yang kharismatik adalah juru dakwah Kharisma, yakni upayamenampilkan
yang diberi tugaskhusus (berdakwah) tokoh tertentu dengan citra luar biasa
dan kerenanya Allah SWT lewat berbagai teknik.Motif rekayasa
memberikan karuniakepadanya itu adalah melanggengkan kekuasaan
berupa kelebihan dan bakat-bakat pemimpin dankelompok
yang khusus untukmempengaruhi pendukung.Jadi, perlu dibedakan
pikiran, perasaan dan tingkah laku dengan jelas apakah suatu kharisma
mad’u sehinggadidalam suasana batin itu murniatau rekayasa. Menurut
mad’u mengagumi dan Bensman dan Givant, kharisma murni
mengagungkan sang da’I untuk itu memangpemberian/anugerah dari
bersedia melakukan sesuatu sesuai Tuhan. Orang yang memiliki kharisma
yang di kehendaki da’i.Sebagaimana murnitidak merekayasa dampak
yang dikatakan Hadari Nawawi dalam tindakanya, tetapi hanya berurusan
bukunya bahwapemimpin dan dengankekuatan pemberian yang
kepemimpinannya dipandang menguasai dirinya. Karena itu
istimewa karena sifat-sifatdan kegagalanseseorang dengan kharisma
kepribadiannya yang mengagumkan murni bukan salah rekayasa,
dan berwibawa. Artinya seorangjuru melainkan karenapenyalah gunaaan
dakwah yang kharismatik dengan kharisma yang diterimanya. Menurut
segala gaya penyampaianceramahnya soemarsaid moertono, ide Pulung,
dipandang istimewa dan mudah Andaru,Teja yakni sinar yang
dicerna oleh mad’u karenasifat-sifat menimpa seseorang adalah
dan kepribadiannya yang pratandabagi pendiri dinasti baru.
mengagumkan dan Pulung atau Andaru lalu
berwibawa,sehingga karena diartikansebagai wahyu, dan dalam
kepribadian itu, seorang da’i diterima konteks cultural jawa,
dan dipercayai /sebagai orang yang dipahamisebagai karunia tuhan bagi
dihormati dan disegani serta raja, satu cara pengesahankedudukan
diteladani. raja dalam konteks cultural jawa.
Penerimawahyu absah sebagai raja

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

12
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

karena ada persetujuan ilahi, ilmu gaib(Thibb, Hikmah dan


dandengan sendirinya diakui Kesaktian).
rakyat.Penguasa yang demikian Dalam buku dasar-dasar
memiliki daya ilahi (sakti),daya yang kepemimpinan kata wibawa
menurut soemarsaid moertono didefinisikansebagai bobot
merupakanunsure utama bagi kepribadian seseorang yang
seorang penguasa yang disegani menyebabkan ia dihargai
dalamsatu masyarakat yang dandihormati orang lain dan dianggap
mengharapkan satu kepemimpinan layak/mampu
byang kharismatis. memimpin.Kepemimpinan dapat
Gejala kharisma pada umumnya dijalankan karena seseorang memiliki
muncul pada waktu krisis, wibawadikalangan kelompoknya. Ia
waktuperang atau pada waktu dinilai mampu menjadi penggerak,
kebudayaan saling bertentangan, karenamemiliki keunggulan tertentu
terutamadisebabkan masalah dan oleh sebab itu ia disegani serta
akulturasi. Kharisma selalu ditaati. Seseorang yang
menyebabkan perubahansosial. berpengalaman dan sangat bijaksana
Situasi masyarakat sebelum kharisma disebuahdesa, karena pengalaman
tidak pernah sama setelahkharisma. dan kebijaksanaannya itu ia disegani
Kyai merupakan mahkluk yang dan di ikutioleh warga desa. Meskipun
memiliki kharisma(kewibawaan). ia tidak pernah mendapat surat
Faktor kewibawaan yang dimiliki keputusanpengangkatan sebagai
seorang kyai/da’I merupakan salah kepala desa namun ia mampu menjadi
satu kekuatan dalam menciptakan tokohpanutan bagi masyarakat atau
pengaruh di dalammasyarakat dapat dikatakan ia sebagai pemimpin
(tradisional). Tanpa kewibawaan, nonformal. Dan biasanya pemimpin
seorang kyai tentu akankesulitan seperti ini berperan sebagai
dalam menciptakan pengaruh. tokohmasyarakat atau seorang
Melihat kewibawaan kyai/da’i kyai/da’i yang menjadi teladan dan
terdapat dua dimensi yang panutan masyarakat. Jadi wibawa
perludiperhatikan. Pertama, merupakan syarat mutlak bagi
kewibawaan yang diperoleh keberhasilan seorangpemimpin.
seseorang (kyai)secara given, seperti wewenang tanpa wibawa kurang
tubuh yang besar, suara yang keras, ampuh, namun wibawa tanpa
dan mata yangtajam serta adanya wewenang masih punya daya dorong
ikatan geneologis dengan kyai yang besar bagi pengikutnya.wibawa
kharismatiksebelumnya. Kedua, selalu bertumpu pada salah satu
dengan proses perekayasaan. Dalam keunggulan yang ada dalam
arti, kharismadiperoleh melalui diriseseorang.
kemampuan dalam penguasaan Keunggulan ini bisa disebabkan
terhadap pengetahuankeagamaan karena seseorang
disertai moralitas dan kepribadian mempunyaikeahlian atau ketrampilan
yang shaleh, dan dibidang tertentu, atau karena ia
kesetiaanmenyantuni masyarakat. berbakatmengatur dan mengelola
Salah satu yang menunjang kharisma, (managerial skill). Namun yang paling
pengaruhdan otoritas seorang kyai pentingdalam hal ini adalah
adalah penguasaannya akan ilmu-

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

13
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

keunggulan karena kelebihan watak dipandang masyarakat sebagai Kyai


atau keluhuranakhlak. yang Muhklis, kharismanyamemancar
Dengan demikian, wibawa merupakan dari jiwa Kyai yang Mukhlis tersebut.
syarat mutlak bagi seorangjuru Ketiga, sebagai komunikator, da’I atau
dakwah dalam menciptakan pengaruh juru dakwah dalam masyarakat akan
di dalam masyarakat dijadikan sebagai tokohmasyarakat
demikeberhasilan dakwahnya. Tanpa yang dinilai sebagai tokoh
kewibawaan, seorang juru pengayomyang dapat membimbing
dakwah/da’I tentu akan kesulitan dan mengarahkan masyarakatnya,
dalam menciptakan pengaruh tidak hanyadalam soal agama
terhadap mad’unyabegitu halnya melainkan disemua aspek kehidupan.
seorang kyai/da’i, syarat mutlak Posisinya berada di tengah
untuk keberhasilandakwahnya adalah masyarakat selain sebagai penerang
wibawa. Oleh karena itu perlu kiranya dan penunjuk terhadap jalanyang
bagi pemimpin,juru dakwah/da’i benar, juga sebagai sumber butir-
membina wibawa dalam dirinya, dan butir hikmah dan nilai-nilai
sangat perlu bagipara pemimpin, para Islamdalam menjalani makna hidup di
juru dakwah/da’i membina keahlian dunia lebih-lebih di akherat
dan ketrampilandisatu pihak, dan kelak.Keempat, sebagai pemimpin
watak/kepribadian yang baik di lain Umat. komunikator, da’I atau juru
pihak.Jadi, Seorang juru dakwah/da’i dakwah dipandang sebagai
harus memiliki kelebihan pemimipin yang dapat mewarnai
ataukeunggulan tertentu sebagai lingkunganmasyarakatnya. Setiap
tumpuan kewibawaan yang tutur kata yang mengandung nilai-
dimilikinya dimata umat atau nilai danmutiara hikmah selalu di
parajama’ah/mad’unya. dengar dan diperhatikan oleh
masyarakat sekitar.
KESIMPULAN Kemudian ada dua Pola
Berdasarkan analisis data pembentukan kharisma, Pertama, di
dalam pembahasan, maka dapat pandang dari sudutperilaku sosial,
diperoleh kesimpulan sebagai seperti berlaku adil, jujur, amanah
jawaban terhadap permasalahan dan bertanggungJawab, dan perilaku-
penelitian ini. Di antaranya sebagai perilaku yang diikat dengan
berikut: komitmen atau
Pertama, sebagai normanormamanajemen seperti
komunikator, da’I atau juru dakwah kharisma sorang pemimpin. Kedua,
yang dapat menciptakan karakter dilihat darisudut perilaku Spiritual,
ceramah denganmodel dan gaya serta seperti riyadhoh, berpuasa, berdzikir
variasi yang efektif dan selalu sesuai dan berbagairitual yang lain. Kedua
dengan apayang dikehendaki mad’u, pola tadi sangat menentukan
Sehingga ceramah bisa lebih efektif pembentukankharisma. Terkait
dan mudahditerima oleh berbagai dengan bagaimana timbulnya
kalangan mad’u. Kedua, sebagai kharisma da’i ataukharisma Kyai,
komunikator, da’I atau juru dakwah maka timbulnya kharisma da’i/Kyai
diyakini sebagai sosok/figur yang itu dibentuk secarakomplek, yaitu
akan menjadi penerangdan tokoh kedua pola tadi sekaligus
teladan bagi masyarakat. Dan jika

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

14
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

mendoninasi pembentukankharisma umum. Agar supaya dalam


Kyai/da’i. memberikan pesan-pesandakwah
kepada para mad'unya benar-
Saran benar bisa seefektif
Dalam bagian ini relevan mungkinsehingga dakwahnya
kiranya disampaikan beberapa saran mudah diterima hingga terjadi
danmasukan yang mungkin berguna suatu perubahan yangpositif di
bagi masyarakat luas, akademisi dan masyarakat.
Aktivis Komunikasi, antara lain:
1. Bagi masyarakat pemeluk agama DAFTAR PUSTAKA
islam, hendaklah tetap Ensiklopedi Nasional Indonesia, PT.
menjagatatanan agama dengan Cipta Adi Pustaka, 1990
melaksanakan apa yang Pius A. Partanto, M. Dahlan Al-Barry,
diperintahkan Syari'atagama Kamus Ilmiah Populer,( Surabaya:
Islam. Sudah menjadi kewajiban Arkola, 1994).
kita bersama sebagai umat Anthony Giddens, Kapitalisme Dan
Islamuntuk senantiasa saling Teori Sosial Modern, (Jakarta:
mengingatkan kepada jalan yang Universitas Indonesia (UI- Press)
diridho'i olehAllah SWT. 1986) .
2. Bagi masyarakat luas, dalam J. Rebiru, Dasar-Dasar Kepemimpinan,
melaksanakan program kegiatan (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
keagamaantidak hanya sekedar 1992).
mengikutinya, akan tetapi Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam,
hendaknya ada pengamalandari (Bandung: CV. Diponegoro, 1981).
apa yang diperoleh, sehingga ilmu Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta:
yang didapat bermanfaat Prenada Media, 2004).
untukbaik untuk dirinya sendiri, Musthafa Ar-Rafi’i, Potret Juru
lebih-lebih diamalkan untuk orang Dakwah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
lain sebagaibekal didunia dan 2002).
akhirat kelak. Imam Muhammad Bin Isma’il Al-
3. Demikian juga halnya bagi juru Bukhary, Kitab Shaheh Bukhari,
dakwah/da’i dimanapun berada (Beirut: Darul Fikr, 2008), Juz. II.
untuklebih meningkatkan diri Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi
dengan menggembleng mental Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,
Spiritual agarsupaya di dalam 1983).
jiwanya terbentuk sebuah Al-Aliyy, Al Qur’an Dan Terjemahnya,
kekuatan kharisma murnisebagai (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,
anugerah pemberian dari Allah 2005).
SWT. Sehingga dalam Max Weber, The Theory Of Sosial And
memberipengaruh yang positif Economic Organization, (New York:
kepada orang lain, benar-benar The Free Press, 1964).
dapat tercapai secaramaksimal ( http:// books. google.co.id/books),
serta selalu mempersiapkan dan Diakses tanggal 8 mei 2009
memperdalam ilmupengetahuan, M. Agus Budianto, Kharisma Dalam
baik pengetahuan agama Kemimpinan Islam, (http://patalaku.
termasuk keilmuan Blogspot. com/2007/12/ kharisma-
dakwahmaupun pengetahuan

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

15
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol. 7 N0. 1, Juni 2019

dalam-kemimpinan-Islam-oleh-
m_10.html.) Diakses tanggal 3 Mar
2009
Edward Shils, , Kharisma, Orde And
Status, dalam Amencam Sociological
Review, 30 April 1965, (http:// books.
google.co.id/books), Diakses tanggal 8
mei 2009
Edward Shils, hal. 206 & 390. (http://
books. google.co.id/books), Diakses
tanggal 8 mei 2009
Ayub Ranoh, Kepemimpinan
Kharismatis, hal. 63. (http:// books.
google.co.id/books), Diakses tanggal 8
mei 2009
Bensman & Givant, Kharisma and
Modernity; Use and Abuse of a
Concept dalam Glassman & swatos,
hal. 35. (http:// books.
google.co.id/books), Diakses tanggal 8
mei 2009
Soemarsaid Moertono, Negara dan
Usaha Bina Negara di Jawa Masa Lalu,
Studi Tentang Masa Mataram II Abad
XVI-XIX, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1985), hal. 66-67.(http://
books. google.co.id/books), Diakses
tanggal 8 mei 2009.
Abdur Rozaki, Menabur Kharisma
menuai Kuasa; Kiprah Kiai dan Blater
sebagai Rezim Kembar Kembar di
Madura, ( Yogyakarta; Pustaka
Marwa, 2004).
[http://ern-III-01/Achmad Mulyadi_
Aspek Feminitas Dalam Tarekat
Naqsyabandiyah Muzhariyah Di
Madura/pdf. hal. 4] Diakses Tanggal
10 mei 2009.
J. Rebiru, Dasar-Dasar Kepemimpinan,
(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
1992).

ISSN 2338 – 0861 (cetak); e-ISSN 2621 – 8712 (online)


website : http://spektrum.stikosa-aws.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai