Syavira Azzahra: Kapasitas Lapang
Pendahuluan
Air merupakan salah satu komponen
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Air yang diserap tanaman adalah
air yang berada pada pori-pori tanah. Setiap
jenis tanah memiliki distribusi dan ukuran
pori yang berbeda-beda, yang akan
mempengaruhi ketersediaan air di dalam
tanah. Tekstur tanah sangat mempengaruhi
kemampuan tanah dalam memegang air.
Tanah bertekstur liat memiliki kemampuan
yang lebih besar dalam memegang air dari
pada tanah bertekstur pasir hal ini terkait
dengan luas permukaan adsorptifnya.
Semakin halus teksturnya akan semakin besar
kapasitas menyimpan airnya (Haridjaja, 2013,
P.53).
Kapasitas air tersedia perlu ditetapkan
agar pemberian air sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pemberian air dengan yang tepat
akan menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang optimal serta meningkatkan efisiensi
pemberian air pada tanaman. Tanaman
memiliki kebutuhan air yang berbeda pada
setiap fase pertumbuhan. Pada fase
pertumbuhan vegetatif, air digunakan oleh
tanaman untuk melangsungkan proses
pembelahan dan pembesaran sel yang terlihat
dari pertambahan tinggi tanaman,
perbanyakan jumlah daun, dan pertumbuhan
akar (Marsha, 2014, p.674).
Struktur tanah yang baik akan
memberikan pengaruh baik pada tanaman.
Struktur tanah yang baik ini dapat
menyediakan air yang cukup untuk proses
fisiologis tanaman. Bahan pembenah tanah
dapat juga diartikan sebagai bahan-bahan
alami yang dapat memperbaiki sifat-sifat
tanah, sehingga dapat mendukung
pertumbuhan tanaman (Marlina, 2013, p.2).
Kapasitas lapang adalah jumlah air
maksimum yang dapat disimpan oleh suatu
tanah. Keadaan ini dapat dicapai jika tanah
dibasahi dengan air sampai semua pori tanah
terisi air. Pada kejadian ini gerak kapiler dan
gaya gravitasinya tidak mampu lagi
2
menurunkan air tersebut lebih lanjut. Tinggi
rendahnya kapasitas lapang tergantung pada
jenis tanah dan total ruang pori pada setiap
jenis tanah (Advinda, 2018, p.53).
Tersedianya air dalam tanah dapat
dipengaruhi oleh sifat koloid tanah. Tanah
lemping berliat (clay loam) misalnya mampu
mengikat 20 persen dari air yang tersedia,
sedangkan jenis tanah-tanah yang lebih kasar
teksturnya seperti pasir hanya dapat mengikat
7 persen dari air yang tersedia. Berdasarkan
pada volume tanah, pada tingkat kapasitas
lapang, tanah-tanah lempung berliat akan
mengikat 17 cm air yang tersedia per meter
kedalaman tanah dimana tanah-tanah pasir
akan mengikat air sekitar 8 cm air yang
tersedia pada kedalaman tanah yang sama.
Tanah lempung yang sangat halus pada
tingkat kapasitas lapang dapat memasok
sekitar 25 cm air pada tanaman yang
mempunyai akar-akar yang memanjang
sampai 1,5 meter ke dalam tanah
(Kusmartono, 2015, p.22).
Metode dan Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum ekologi tumbuhan yang
berjudul “Kapasitas Lapang” telah
dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 2019 di
halaman depan Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Unsyiah.
Target/Subjek/Populasi/Sampel
Praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui kapasitas lapang dari masing-
masing polybag. Subjek atau pelaksana
praktikum ini ialah mahasisiwa dan
mahasiswi pendidikan biologi angkatan 2017.
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini
adalah tanah, polybag, dan air.
Prosedur/Cara Kerja
Langkah kerja atau prosedur yang
dilakukan pada praktikum kali ini ialah
terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, selanjutnya diambil tanah
yang tidak berbatu dan berpasir, kemudian
Syavira Azzahra: Kapasitas Lapang
tanah tersebut dijemur sampai kering serta
diayak sampai halus dan bersih dari sampah.
Dimasukkan tanah kedalam polybag sebanyak
1 kg per polybag. Kemudian tanah yang sudah
dimasukkan ke dalam polybag disiram setiap
hari selama seminggu.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
Data yang diperoleh merupakan data
kualitatif, karena data yang diperoleh bukan
dalam bentuk angka. Instrumen yang
digunakan pada praktikum ini ialah ember,
beaker glass ukuran 1000 mL dan beaker
glass ukuran 200 mL. Data dikumpulkan
dengan melakukan praktikum langsung
dengan mengamati bahan-bahan yang telah
tersedia dan dengan pencarian dari beberapa
buku dan jurnal yang bersangkutan dengan
materi praktikum ini. Selain itu, data juga
dikumpulkan dari praktik langsung dari
praktikum ini.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan berupa
deskriptif, foto dan gambar dari hasil
pengamatan langsung. Gambar merupakan
pembanding dari hasil yang didapatkan
melalui praktikum, serta pembahasan dan
hasil yang didapatkan melalui pengamatan
dari kapasitas lapang dari masing-masing
polybag.
Hasil dan Pembahasan
Sarwono (2010) mengatakan bahwa
kapasitas lapang adalah persentase
kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah
terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air
ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini
terjadi dua sampai tiga hari sesudah hujan
jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus
oleh air, tekstur dan struktur tanahnya uniform
dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh
air dan temperatur yang cukup tinggi.
Yolessa (2013) mengatakan bahwa ada
dua macam kapasitas pengolahan tanah yaitu
kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang
3
efektif. Kapasitas lapang teoritis adalah
kemampuan kerja suatu alat di dalam suatu
bidang tanah, jika mesin berjalan maju
sepenuh waktunya (100) dan alat tersebut
bekerja dalam lebar maksimum (100). Waktu
teoritis untuk setiap luasan adalah waktu yang
digunakan untuk kapasitas lapang teoritis.
Kapasitas lapang efektif atau aktual adalah
rata-rata dari kemampuan kerja alat di
lapangan untuk menyelesaikan suatu bidang
tanah.
Endang (2009) mengatakan bahwa air
sering kali membatasi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman budidaya. Respon
tumbuhan terhadap kekurangan air dapat
dilihat pada aktivitas metabolismenya,
morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau
produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan
fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap
kekurangan air. Kekurangan air akan
mempengaruhi turgor sel sehingga akan
mengurangi pengembangan sel, sintesis
protein, dan sintesis dinding sel. Pengaruh
kekurangan air selama tingkat vegetative
adalah berkembangnya daun-daun yang
ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi
penyerapan cahaya. Kekurangan air juga
mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi
aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat
reduktase). Kekurangan air justru
meningkatkan aktivitas enzim-enzim
hidrolisis (misalnya amilase).
Setiawan (2009) mengatakan iklim
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas tanaman. Berdasarkan gambar
iklim akan dapat diidentifikasi tipe vegetasi
yang tumbuh dilokasi tersebut. Pada kondisi
tertentu pengaruh iklim terhadap pevetasi
yang tumbuh disuatu tempat jauh lebih kuat
dibandingkan dengan pengaruh tanah.
Anugrah (2012) mengatakan bahwa air
adalah salah satu komponen utama penyusun
tubuh tanaman. Air memiliki fungsi-fungsi
pokok antara lain sebagai bahan baku dalam
proses fotosintesis, penyusun protoplasma
Syavira Azzahra: Kapasitas Lapang
yang sekaligus memelihara turgor sel, sebagai
media dalam proses transpirasi, sebagai
pelarut unsur hara, serta sebagai media
translokasi unsur hara, baik di dalam tanah
maupun di dalam jaringan tubuh tanaman.
Pada praktikum kali ini, kami
mengamati kapasitas lapang dari masing-
masing polybag.
Kapasitas lapang adalah kemampuan
tanah mengikat air, apabila dilakukan
penyiraman ditandai dengan merembesnya air
keluar dari media tanah. Setiap jenis tanah
memiliki distribusi dan ukuran pori yang
berbeda-beda. Tanah bertekstur liat memiliki
kemampuan yang lebih besar dalam
memegang air dari pada tanah bertekstur pasir
hal ini terkait dengan luas permukaan
adsorptifnya. Semakin halus teksturnya akan
semakin besar kapasitas menyimpan airnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketersediaan air dalam tanah yaitu tekstur
tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimia. Selain faktor-faktor diatas,
ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh
iklim dan tanaman, faktor iklim yang
berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur
dan kecepatan angin. Pada praktikum ini kami
melakukan pencarian kapasitas lapang selama
7 hari dengan menyiram air pada masing-
masing pot/polybag di 5 latihan. Penyiraman
dilakukan sebanyak 1 kali sehari pada jam
dimulai dari pukul 16.00 wib sampai dengan
pukul 18:00 wib. Dalam penyiraman ini
didapatkan data atau hasil yaitu dari
merembesnya air pada milliliter keberapa,
kemudian dicatat. Begitu juga diberikan
perlakuan kesemua pot selama seminggu.
Setiap polybag mempunyai kapasitas
lapang yang berbeda-beda, pada hari pertama
dilakukan penyiraman kapasitas lapang pada
setiap polybag sangat tinggi, dikarenakan
keadaan tanah pada setiap polybag masih
kering sehingga air susah merembes. Tetapi
pada penyiraman hari kedua sampai hari
ketujuh, kapasitas lapang pada setiap polybag
memiliki data yang cukup mirip, dikarenakan
4
keadaan tanah pada setiap polybag sudah
basah sehingga air mudah merembes.
Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah
untuk diolah sangat dipengaruhi oleh
kandungan air tanah. Demikian pula daya
dukung tanah sangat dipengaruhi oleh
kandungan air dalam tanah. Jumlah air yang
diperoleh tanah tergantung pada kemampuan
tanah menyerap cepat dan meneruskan air
yang diterima dari permukaan tanah kelapisan
tanah dibawahnya. Kemapuan tanah menahan
air dipengaruhi oleh tekstur tanah dan bahan
organik. Tanah bertekstur liat tidak hanya
memiliki permukaan yang luas tetapi juga
bermuatan listrik. Muatan listrik memberi
sifat pada liat untuk dapat mengikat air
maupun hara tanaman pada permukaannya.
Inilah yang menyebabkan tanah liat lebih
banyak menyimpan air.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kapasitas
lapang adalah kemampuan tanah mengikat air,
apabila dilakukan penyiraman ditandai dengan
merembesnya air keluar dari media tanah.
Pada praktikum kali ini dapat diketahui bahwa
Setiap polybag mempunyai kapasitas lapang
yang berbeda-beda, pada hari pertama
dilakukan penyiraman kapasitas lapang pada
setiap polybag sangat tinggi, dikarenakan
keadaan tanah pada setiap polybag masih
kering sehingga air susah merembes. Tetapi
pada penyiraman hari kedua sampai hari
ketujuh, kapasitas lapang pada setiap polybag
memiliki data yang cukup mirip, dikarenakan
keadaan tanah pada setiap polybag sudah
basah sehingga air mudah merembes.
Saran
Prasarana dan sarana ketika praktikum
sudah memadai dan sangat bagus, dan
diharapkan untuk anggota kelompok tetap
kompak dalam mengatur jadwal menyiram.
Daftar Pustaka
Syavira Azzahra: Kapasitas Lapang
Advinda, L. (2018). Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.
Anugrah, H., dkk. (2012). Pertumbuhan dan
Produksi Beberapa Varietas Kedelai
(Glycine max L. MERILL.). pada
Berbagai Kondisi Air Tanah. (Versiel
ektronik). Jurnal Online Agroeko
teknologi. 1:1, 91-98.
Endang, A. (2009). Pengaruh Ketersediaan
Air Terhadap Pertumbuhan dan
Kandungan Bahan Aktif Saponin
Tanaman Ginseng Jawa (Talinum
paniculatum Gaertn). Jurnal Teknologi
pangan. 3:2, 41-57.
Haridjaja, O., dkk. (2013). Perbedaan Nilai
Kadar Air Kapasitas Lapang
Berdasarkan Metode Alhricks, Drainase
Bebas, dan Pressure Plate pada
Berbagai Tekstur Tanah dan
Hubungannya dengan Pertumbuhan
Bunga Matahari (Helianthus annuus
L.). Jurnal Tanah Lingkungan. 15:2,
52-59.
Kusmartono. (2015). Potensi Alam Tropik &
Pertumbuhan Tanaman dan Ternak.
Malang: Universitas Brawijaya Press
(UB Press).
Marlina, I., dkk. (2013). Pengaruh
Penambahan Pembenah Tanah dari
Daun dan Akar Tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes Solm.)
Terhadap Kapasitas Lapang Pasir dan
Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang
Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal
Biologi. 2:1, 1-8.
Marsha, N.D., dkk. (2014). Pengaruh
Frekuensi dan Volume Pemberian Air
pada Pertumbuhan Tanaman Crotalaria
Mucronata Desv. Jurnal Produksi
Tanaman. 2:8, 673-678.
Parwati, D.U. (2010). Pengaruh Frekuensi
Penyiraman dan Lama Penyimpanan
Terhadap Pertumbuhan Bibit Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Ilmu
Pertanian. 13:8, 41-45.
Setiawan, E. (2009). Kajian Hubungan Unsur
Iklim Terhadap Produktivitas Cabe
Jamu. Jurnal Biologi Indonesia. 2:1, 1-
2.
Yolessa., dkk. (2015). Efisiensi Lapang dan
Biaya Produksi Beberapa Alat
Pengolahan Tanah Sawah di Kecamatan
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
Jurnal Rekayasa Pangan dan
Peratnian. 3:3, 382-388.