Anda di halaman 1dari 13

SUMBER AIR SUMUR AMBER

SMA NEGERI 1 SRENGAT


TAHUN AJARAN 2023/2024
X.7
NAMA KELOMPOK :
1. Andhika Bagus Kurniawan (2)
2. Ardjadita Virginis Shaliha (3)
3. Icha Maia Safira (13)
4. Jefioriva Aji Patera (15)
5. Meta Maharani (19)
6. Muhamad Ismail Dwi Angga (21)
7. Nita Aulia Putri (24)
8. Qois Affan Ghifari (26)
9. Ratna Dewanti (29)

2
DAFTAR ISI
Sampul......................................................................................................................1
Identitas penulis........................................................................................................2
Hasil..........................................................................................................................4
Daftar Pustaka...........................................................................................................5
Lampiran-lampiran...................................................................................................6
Lampiran 1 ...............................................................................................................7
Lampiran 2 ...............................................................................................................8
Lampiran 3................................................................................................................9

3
HASIL

JUDUL

Penelitian ini merupakan penelitian yang difokuskan pada salah satu


narasumber dari Sumur Amber dan beberapa masyarakat sekitar lokasi Sumur
Amber Desa Kandangan Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Sebagai bahan
kajian data peneliti melakukan aktivitas pencarian data melalui observasi dan
wawancara kepada narasumber dan masyarakat. Observasi dan dokumentasi telah
dilakukan selama penelitian berlangsung serta menghasilkan beberapa data yang
dapat dijadikan sebagai pengolahan data.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Sumur Amber Desa Kandangan


Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, diketahui bahwa terdapat sebuah sumber air
yang masih aktif dan masih dimanfaatkan oleh masyarakat sampai saat ini.
Menurut jurnal UIN SATU Tulungagung, Sumber Air Sumur Amber Pada tahun
1950 ditemukan sumber mata air dan diberi nama Sumur Amber. Dikatakan
sumur amber karena sumur itu sudah tertutup oleh tanah dan ada seorang yang
mencangkul di tempat tersebut dan orang tersebut terjerumus sampai airnya
meluap dan sampai sekarang menjadi sumber mata air. Menurut hasil wawancara,
Sumber Air Sumur Amber ini ditemukan sudah cukup lama. Menurut sejarah
yang ada, dahulu ada seorang petani ,peternak yang bernama mbah Rebo, untuk
mengairi sawah serta merawat binatang ternak nya, mbah Rebo membuat sumur
yang ternyata air tersebut meluap hingga sekarang. Air luapan tersebut masih
digunakan bagi petani untuk mengairi sawah, dan digunakan sebagai pemandian
yang dikenal dengan Sumur Amber. Menurut hasil wawancara, walaupun sumber
air ini telah ditemukan dan dimanfaatkan untuk umum sejak lama, namun
pembangunan dan renovasi di sumber ini masih dilakukan di tahun 2022. Dari
pernyataan narasumber, dikatakan bahwa pembukaan sumber ini membawa
perubahan yang baik bagi masyarakat sekitar baik aspek ekonomi maupun aspek
sosial. Dengan adanya renovasi ini , mengundang banyak wisatawan baik dari
dalam kota maupun luar kota.

4
Kondisi awal ditemukannya Sumber air ini masih berupa luapan air yang
kemudian di bangun petakan petakan. Namun seiring pemanfaatan air tersebut,
dibangun beberapa petakan lain yang hingga saat ini berjumlah 3 petakan besar.
Daerah sekitar sumber air tersebut ditumbuhi oleh beberapa pohon beringin yang
memberikan kesan mistis dan klasik. Menurut kesaksian narasumber dan penjaga
banyak wisatawan baik dari kota Blitar maupun luar kota mencoba untuk
melakukan kegiatan sakral, seperti memasang dupa, kemenyan dan memberikan
sesajen.
Selama dibuka nya sumur Amber ini untuk umum, masyarakat tentunya pernah
mengalami kendala. Namun, kendala tersebut mampu diatasi dengan musyawarah
sehingga tidak ada kendala yang mengganggu masyarakat dan pengunjung. Untuk
pemanfaatan akhir dari air yang telah digunakan untuk mandi di sumber ini
dialirkan ke sawah sawah di sekitar sehingga air tersebut tidak serta merta
dibuang sembarangan.

5
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
-
JURNAL ONLINE
UINSATUTulungagung.2021.(Online),
( http://repo.uinsatu.ac.id/18119/7/BAB%20IV.pdf ), diakses 21 Oktober 2023.

WAWANCARA
Wawacara dengan Gus Abas, pada tanggal 8 Oktober 2023.

6
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil observasi

7
Lampiran 2. Transkip wawancara

Peneliti :”Ini ngapunten, mengapa kok dikasih kasih nama Sumur Amber?
Narasumber:”Dikasih nama sumur amber karena apa ya karena ini ya memang
sebenarnya sumur amber, dulu itu ada orang namanya mbah Rebo kalau enggak
salah kalau untuk sejarahnya namanya mbah Rebo, mbah Rebo itu dek sini itu
seorang petani, peternak juga sing dimana punya piaraan kebo, piaraannya kebo,
terus kemudian beliaunya bikin sumur, jadi awal mula ceritanya seperti itu bikin
sumur ternyata sumur itu luber atau amber, kemudian dibikinkan petakan kecil
dulu kecil akhirnya lama-kelamaan lama-kelamaan terus kemudian coba
dimanfaatkan oleh petani jadi luberane sumur tersebut amberane sumur itu
kemudian dibikinkan jalur irigasi untuk petani, jadi akhirnya jadi sumber mata
airnya petani. Tapi berawal dari sumber, eh sumur bukan dari bukan dari apa itu
sumur makanya dinamakan sumur amber itu. Jadi, amberane sumur itu bisa untuk
mengairi sawah masyarakat kandangan itu.”
Peneliti:”Jadi, lama-kelamaan itu dimanfaatkan seiring perkembangan zaman?”
Narasumber:” Ya, nah seiring perkembangan zaman terus kemudian petakan itu
dulu itu pernah hilang, pernah hilang tertimbun lahar, ada berapa dua kali kalau ga
salah dua kali atau sampai tiga kali gitu kalau enggak salah itu pernah tertimbun
lahar pas gunung meletus meletus itu sempat hilang juga terus kemudian tahun
sekitar tahun 80 sebelum tahun 80 itu juga sudah di ini apa itu dibikinkan jalur
irigasi untuk petani dicoba petakannya dibikin semakin besar petakannya dibikin
semakin besar kemudian dibikinkan jalur untuk petani, selanjutnya ketika tahun
sekitar tahun 80 itu ada ABRI masuk desa masuk desa para tentara tentara itu
kerja bakti di desa untuk membantu di desa terus kemudian dibikinkan fasilitas
yang memang dulu itu bukan belum wisata jadi fungsinya adalah untuk jalur
irigasi petani, jadi dibantu itu sekaligus ini ditanamin pohon beringin, pohon
beringin ini sekitar tahun 80.”
Peneliti:”ini ditemukannya itu sudah lama ya?”
Narasumber:”Udah lama banget.”
Peneliti:”Tapi pemanfaatannya?”
Narasumber:”Baru-baru ini aja.”

8
Peneliti:”Ee, sebelumnya, ada kayak mitos atau cerita-cerita, cerita yang mungkin
ada bersangkutan sama…”
Narasumber:”Horror?”
Peneliti:”Iyaa.”
Narasumber:”Itu bagi pecinta pecinta mistis sebenare dimanapun tempatnya
saya kira itu masih ada cerita mistisnya, masih ada cuman kita yang di ranah
pengelola itu kita tidak tidak tidak piye ya, enggak patek mikir lah terkait hal itu,
tetapi untuk saat ini sampai saat ini pun ini kalau malam sudah ada lampunya
sampai kita main-main kesini sini tapi di sini tetap ada peminat terkait hal-hal
itu.”
Peneliti:”Jadi, ada yang pernah datang terus niatnya emang kayak cari cerita-
cerita?”
Narasumber:”Heeh, itu disini bakar dupa dan lain sebagainya, malam-malam ada
apalagi nanti ketika pas Suro.”
Peneliti:”Nggih.”
Narasumber:” Biasanya malam jumat dia datang jam 12.00 malam, jadi
komunitas disini itu banyak yang datang kesini yang berkunjung sini selain
pewisata itu ada yang ya memang punya kepercayaan seperti itu, jam malam bawa
dupa, bakar kemenyan mereka pun juga juga izin juga pamit tapi kita bolehkan
boleh, malah wangi keambu dupa ngono.”
Peneliti:”Sumber air niki dibuka untuk umur sekitar tahun berapa?”
Narasumber:”Tahun kalau dibuka untuk umum itu sudah sedari dulu kalau
nggak salah tahun 80 mulai dari tahun 80 pun malah sebelum dikelola itu malah
bebas, dulu bebas akhirnya karena belum ada pengelolaan dari pemerintah juga
akhirnya dulu itu sebenare disini tuh banyak pemuda-pemuda pemuda yang
cangkruk ndek sini, banyak yang cangkruk ndek sini terus kemudian
disalahgunakan dibuat cangkruk terus kemudian sama minum minuman keras dan
sebagainya dulu itu baru banyak, baru banyak masyarakat yang peduli juga
“eman-eman” terus kemudian ngajak pemerintah alhamdulillah pemerintah juga
langsung, sebenarnya pemerintah sudah mikir sudah lama cuman realisasi praktek
lapangannya baru tahun ini baru kita bisa bangun tahun 2021 itu kalau ga
salahnsampai selesai, sekitar 2021.”

9
Peneliti:”Baru kemarin?”
Narasumber:”Baru kemarin ya, untuk pengelolaannya itu tahun 2022 perbulan
Juni Juni, berarti Juni kemarin habis ulang tahun yang ke 1 tahun masih 1 tahun.”
Peneliti:”Berarti ini dibuka untuk umum usulan dari masyarakat orang-orang
mriki?”
Narasumber:” yang jelas gini, dari pemerintah sendiri kalau masyarakat itu
banyak yang peduli nanti bisa, bisa, bisa, bisa diinilah masyarakat itu banyak yang
meminta, banyak usulan dari masyarakat kenapa ini apa itu enggak enggak
dijadikan wisata? tetapi enggak menutup kemungkinan masih banyak perlu
pertimbangan juga, artinya pemerintah disini itu sebenarnya sudah dari pak lurah
itu disini sudah tiga periode, sudah tiga periode tapi yang mulai dari periode awal
itu pak lurah sudah mulai mikir, pengen menjadikan ini wisata cuman apa itu
untuk menjadikan suatu tempat itu jadi sebuah wisata itu kan bukan bukan barang
gampang, jadi proses dan alhamdulillah pak lurah itu berhasil, berhasil
menjadikan ini menjadi destinasi wisata itu di periode yang ketiga.”
Peneliti:”Padahal idenya itu..?”
Narasumber:”Heeh, dari awal sebenarnya sudah punya ide karena ada masukan-
masukan dari warga dan sebagainya “eman-eman” gitu kan tapi berhasil ya yang
jelas kan seperti itu, dulu itu pernah ada masalah juga, dulu kan mata air ini
pernah dijual kontrakan, dulu itu pernah jadi masalah artinya karena sumber mata
airnya bagus, bening, bersih akhire dari PDAM tuh pengen pengen ngambil air
dari sini, pengen dijual lagi, terus kemudian terjadi masalah karena ini memang
peruntukannya untuk petani to? terus akhire yo sempat ada masalah ya karena ada
masalah-masalah tersebut untuk membangun tersebut akhirnya butuh proses,
mediasi dengan masyarakat kan beda, lek seumpama samean pribadi teman-teman
secara pribadi pengen buka toko atas nama pribadi enak, tapi kalau untuk
organisasi maka kita harus yang pertama, ada beberapa orang yang belum sadar,
maka tugas kita harus menyadarkan, terus kemudian ada yang peduli harus kita
ajak terus kemudian kita satukan tujuan kan begitu?”
Peneliti:” Berarti tanggapan masyarakat sekitar ini kayak mendukung nggih?”
Narasumber:” Dulu belum, iya proses, menciptakan suasana seperti ini itu gak
serta merta seperti yang saya ceritakan tadi bahwasannya lek sampean pengen

10
bukak toko di rumah saman pribadi enak, dulu itu saya mengajak pemerintah
untuk ini terkait wisata ini jangan sampek kita bangun wisata ini hanya tujuannya
adalah uang nahh... Tujuannya jangan sampek hanya sertamerta mekgor golek
duwek, tapi yang jelas dengan hadirnya pembangunan wisata yang ada di desa
Kandangan ini sumur amber ini, saya mengajak kepada pemerintah kepada semua
masyarakat untuk apa? untuk tujuan pertamanya adalah meningkatkan pola pikir
yang dulunya ketika orang² yang jualan ndek sini itu mikirkan hasilnya secara
pribadi “aku bakulan ben oleh duwek” nah trus kemudian ketika ada saingan
marah nah yakan? ketika ada saingan marah kita ajak untuk apa kita bikinkan
komunitas, komunitas pedagang paguyuban pedagang akhirnya kita mengajak
untuk semua permasalahan yang ada di sini monggo duduk bersama kita duduk
bersama, parkiran juga kita duduk bersama, yang di mana tujuannya adalah
mengajak semua masyarakat kandangan untuk punya rasa memiliki, “ikilo ta’aku
mari kita banggakan mari kita bangun” gitu, dadi tujuannya anggaran dari
pemerintah yang sudah diberikan yang sudah diberikan pemerintah dan kita
wujudkan sebuah bangunan atau apapun itu di sini jadi destinasi wisata itu
harapan kedepan kita adalah dengan adanya ini bantuan dari pemerintah dan
sudah kita wujudkan itu mengedukasi masyarakat untuk pola pikir mereka
semakin pintar, gitulo oke.”
Peneliti:” Kalau pemanfaatannya ini...?”
Narasumber:”Mengalir terus, mengalir ke sawah.”
Peneliti:”Oh di belakang niki?”
Narasumber:”Ya semua itu ini alirannya sungainya kalau ditelusuri sampek
sawah.”
Peneliti:”Berati kayak pembuangannya itu ke sawah?”
Narasumber:”Iya neng irigasi kan gitu ini sumbernya di sini di dusun duren tapi
sawahnya di desa kandangan jadi mengalir dari sini ke desa kandangan ke ranah
petani desa kandangan untuk keperluan petani, gitu”
Peneliti:”Kalau saat ini buat irigasi² pakek air yang dari sini?”
Narasumber:”Iya dari sini
Peneliti:”Jadikan tetep lancar gitu, kadangkan ada kayak kendala....”

11
Narasumber:”Ha kalau kalau musim kemarau seperti ini debit air ini debit air
sumur amber ini kan mesti berkurang, dimana pun tempat sumur itu ketika musim
kemarau seperti ini berkurang akhirnya dengan pengelolaan seperti ini disinikan
ada hasilnya, ha kemudian dari pemerintah ada kebijakan eee kebijakan apa?
petani² tersebut di ajak untuk semakin modern sama mbah lurah itu sama
pemerintah, akhirnya petani atau sawah desa kandangan sudah diberikan listrik,
lha kemudian dibantu lagi dengan pompa air nah ada pompa airnya artinya beralih
yang dari dulu bahan bakarnya bensin atau solar sekarang sudah berubah listrik
yang estimasi biayanya itu lebih murah, kalau listrik butuh 1 jamnya 2ribu rupiah
kalo pakek bensin, kalo ecerankan 12k ha lebih murah artinya gak mencakup
semuanya aliran dari sumur amber ini yang sawah yang bagian timur bisa
kebagian, tapi kalo pas naliko eee keadaane seperti ini cuacanya seperti ini yang
bagian timur ini masih kebagian tapi yo cuilik ha, tapi yang bagian barat udah gak
kebagian, terus kemudian ya itu dari² petani trus kemudian kita bikinkan dari
desakan sudah ada program kelompok tani untuk diskusi dan sebagainya, itu”
Peneliti:”Mungkin itu mawon .....matiur suwun.”
Narasumber:”Ya shap sama² enggeh, kelas berapa?”
Peneliti:”Kelas 10.”
Narasumber:”Kelas 10? Trus iki tugas e tugas opo
Peneliti:”Sejarah” (Bersama-sama)
Narasumber:”Sejarah?”
Peneliti:”Enggeh.”

12
Lampiran 3. Dokumentasi foto

13

Anda mungkin juga menyukai