Anda di halaman 1dari 3

LABORATORIUM PARASITOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Jl. T. Hasan Kreung Kalee, No. 4 Darussalam, Banda Aceh
Hari/Tanggal : Rabu/09 Agustus 2023 (Siang)
Kelompok : 01
Sub Grup : 04

Jenis Hewan : Tikus rumah (Rattus rattus)


Asal Hewan : Ruko
Nama Klien : Naga Sari
Alamat Klien : Ruko

Foto hewan yang diperiksa

Sinyalemen : Jenis kelamin : Betina


Warna : Hitam/abu-abu
Ras : Domestik
Ciri khusus : Lesi di kaki

Status Present : Gizi : BCS 2 (Underweight)


Tempramen : Agresif
Habitus : Hiperaktif
Temperatur : 36,2°C (Normal)
Denyut Jantung : 450 kali/menit (Normal)

Gejala Klinis : Terdapat lesi dan bulu yang kusam


Pengamatan Terhadap Sampel Fese :
1. Konsistensi feses lembek
2. Warna feses coklat dan berlendir

Pemeriksaan Laboratorium
a. Feses
i. Uji Natif : TrichoStrongyloides sp.

ii. Uji Sentrifus : Tidak ditemukan parasit


iii. Uji McMaster : Tidak ditemukan parasit
iv. Uji Apung : Tidak ditemukan parasit
v. Uji Baermann : Tidak ditemukan parasit
Cacing Trichostrongylus sp. larva stadium 3 masuk ke dalam saluran
pencernaan dengan menembus mukosa usus halus, kemudian mengalami pergantian kulit
menjadi larva stadium 4. Larva akan menetas di dalam usus halus menuju sekum dan
menempel pada bagian mukosa sekum untuk berkembang menjadi dewasa (Subekti et al.,
2010). Jika telur Trichostrongylus sp. yang dikeluarkan bersama tinja jatuh di tanah, telur
akan menetas menjadi larva yang dapat menginfeksi hospes yang baru melalui kulit. Selain
itu jika larva cacing menempel pada daun tanaman, telur akan membentuk kista, sehingga
dapat masuk melalui mulut bersama daun yang dimakan oleh herbivora. Penularan
Trichostrongylus sp. dari hewan ke manusia dapat terjadi akibat penggunaan tinja hewan
untuk pupuk tanaman, sehingga sayuran yang dimakan tercemar telur cacing atau larva
cacing tersebut. Selain itu penggunaan kotoran hewan untuk bahan bakar juga mempermudah
terjadinya penularan infeksi cacing zoonosis ini (Dwinata et al., 2017).
b. Darah
i. Uji Natif : Tidak ditemukan parasit
ii. Uji Darah Terbal : Tidak ditemukan parasit
iii. Uji Darah Tipis Giemsa : Tidak ditemukan parasit
iv. Mikrohaematokrit : Tidak ditemukan parasit

c. Ektoparasit / Kerokan Kulit


i. Tungau : Tidak ditemukan parasit
ii. Kutu : Tidak ditemukan parasit
iii. Pinjal : Tidak ditemukan parasit
iv. Caplak : Tidak ditemukan parasit
v. Lalat : Tidak ditemukan parasit
vi. Nyamuk : Tidak ditemukan parasit

Diagnosa Penyakit : Multi infeksi


Differensial Diagnosa : Helminthiasis dan dermatitis
Pencegahan : Higiene dan sanitasi untuk mencegah
penyebaran penyakit pada tikus yang dapat
menyebabkan zoonosis
Pengobatan : ivermectin

Referensi

Adrianto,H.,( 2017).Kontaminasi Telur Cacing pada Sayur dan Upaya Pencegahannya.


BALABA. 13(2) : 105-114

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Pembuat Laporan
1. Adetia Martin Sanjaya
2. Andika Trihardi Septian
3. Cici Sriningsih
4. Zhafirah Hibatul Haqqi
drh. Farida Athaillah, M.Si., P.hD
Nip. 196103021987102 001

Anda mungkin juga menyukai