id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pajak
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Mardiasmo (2019) pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik
membayar pengeluaran umum. Dengan definisi yang diungkapkan oleh Prof. Dr.
sebagai berikut :
pelaksanaannya.
c. Tanpa terdapat jasa timbal atau kontraprestasi dari negara secara langsung.
2. Fungsi Pajak
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
pengeluaran-pengeluarannya.
dalam bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, pajak yang tinggi untuk
c. Fungsi Stabilitas
masyarakat.
3. Pengelompokkan Pajak
a. Menurut Golongannya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
1) Pajak Langsung
Merupakan pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak
Penghasilan (PPh)
b. Menurut Sifatnya
1) Pajak Subjektif
dalam arti ini adalah memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:
2) Pajak Objektif
1) Pajak Pusat
2) Pajak Daerah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
fiskus
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang tertuang. Ciri-
pajak sendiri
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
c. Withholding System
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutuan)
untuk memotong atau memungut pajak yang tertuang oleh wajib pajak. Ciri-ciri nya
sebagai berikut: wewenang memotong atau memungut pajak yang tertuang ada
pada pihak ketiga, yaitu pihak selain fiskus dan wajib pajak.
bangunan adalah pajak yang diterima atau diperoleh melalui persewaan tanah
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) PP Nomor 34 tahun 2017, tarif PPh Final
sebagai berikut:
b. DPP atas objek penghasilan dari jumlah bruto nilai persewaan tanah
dan/atau bangunan.
2008 merupakan “pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
Wajib pajak yang ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 23, sebagaimana
1) Badan pemerintah
3) Penyelenggara kegiatan
6) Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri yang telah mendapatkan
penunjukan dari Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak PPh Pasal
23
berikut :
1) Dividen
pengembalian utang
3) Royalty
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak
c. Tarif Pemotongan
Tarif pemotongan PPh Pasal 23 terdiri dari dua. Berdasarkan pasal 23 ayat
a) Dividen.
pengembalian utang.
c) Royalti.
d) Hadiah, penghargaan bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak
2) Sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk pajak pertambahan nilai atas:
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak
(BUT).
(9) Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan migas.
(10) Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi
KSEI.
(20) Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise,
dan/atau program.
AC, TV kabel, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang
(27) Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat tarnsportasi darat, laut, dan
udara.
(31) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media
penelitian akademis.
dan/atau perhutanan.
UU PPh.
Aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26 adalah sebuah aplikasi yang disediakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan
SPT PPh Pasal 23/26 secara elektronik. Wajib pajak cukup melakukan download
aplikasi tersebut pada leptop atau personal computer dan melakukan pengisian
surat pemberitahuan (SPT) PPh 23/26 dengan mudah. Kemudahan dalam membuat
surat pemberitahuan (SPT) pajak penghasilan bagi penyedia jasa dan pemakai jasa
undang-undang PPh khususnya pasal 23 dan 26. Ketika keluarnya bukti potong
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
dapat langsung didistribusikan dan saat dimonitor pun dapat dengan mudah diakses
e-Bupot Pasal 23/26 adalah sebuah aplikasi yang diterbitkan oleh DJP
melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dalam bentuk dokumen elektronik sesuai
Bupot Unifikasi
D. e-Bupot Unifikasi
Aplikasi ebupot unifikasi adalah sebuah perangkat lunak yang disediakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak yang dapat digunakan dalam membuat bukti
Pemberitahuan) Masa PPh Unifikasi. Aplikasi ebupot unifikasi ini diterbitkan oleh
DJP didesain dalam bentuk web-based serta tujuan dari aplikasi ini yaitu
membuat dan melaporkan SPT Masa Unifikasi sesuai dengan yang telah diatur
ebupot unifikasi ini awalnya hanya diterapkan kepada Kantor Pelayanan Pajak
tertentu seperti yang telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
untuk memperluas jangkauan wajib pajaknya yang mana telah diatur dalam
Bupot Unifikasi ini mulai wajib digunakan pada bulan April 2022, yang bertujuan
b. PPh Pasal 15
c. PPh Pasal 22
d. PPh Pasal 23
e. PPh Pasal 26
dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam
dan/atau dipungut
sendiri
SPT Masa PPh Unifikasi beserta lampiran paling lama 20 (dua puluh)
c. Jangka waktu Penyetoran SPT Masa PPh Unifikasi paling lama 20 (dua
dibuat
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh para
penulis sebagai bahan referensi ataupun mengkaji penelitian yang akan dilakukan.
Berikut merupakan penelitian yang menjadi acuan dan referensi peneliti dalam
melakukan penelitian:
1. Arianty (2022)
pemotong pajak dengan menggunakan aplikasi ini dan menganalisis kelebihan dan
2. Bulan (2021)
Bupot dalam melaksanakan kewajiban perpajakan PPh Pasal 23 pada PT. Semen
Indonesia dan juga menjelaskan tentang kendala dan upaya yang dilakukan PT.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25