Saljuk merupakan kesultanan atau daulah yang berkuasa pada periode
ketiga Daulah Abbasiyah yang tepatnya di masa Khalifah al-Qaim Billah. Saljuk merupakan Daulah yang memberikan kontribusi nyata dalam perkembangan peradaban Islam. Pertempuran Manzikert dicatat dalam sejarah Islam sebagai pertempuran yang dimenangkan oleh Daulah Saljuk atas Kekaisaran Byzantium yang dipimpin oleh Alp Arslan pada tanggal 26 Agustus 1071 di dekat Manzikert, Kerajaan Armenia. Di bidang pengetahuan, Perdana Menteri dari Maliksyah yaitu Nizam al-Mulk telah mendirikan universitas Nizamiyyah sebagai pusat keilmuan yang berkumpulnya para sarjana Muslim, seperti Imam Juwaini al-Harmayn, Imam Ghazali dan Omer al-Hayyam. Sumbangan pengetahuan Saljuk ini sampai saat ini masih dipelajari, dikaji dan didiskusikan di ruang- ruang diskusi dan ilmiah. Khususnya di bidang ekonomi, Nizam al-Mulk dan Imam Ghazali adalah dua tokoh Saljuk yang pemikiran ekonomi Islamnya telah memberikan kontribusi dalam pengembangan ekonomi Islam saat ini. Karena itu penting bagi kita untuk mengkaji kembali sejarah pemikiran ekonomi Saljuk dari sistem dan kebijakan ekonominya serta kontribusi tokoh-tokohnya, seperti Nizam al-Mulk dan Imam Ghazali dalam mewarnai pengembangan ekonomi Islam saat ini. Pada sub- bab ini akan difokuskan pembahasannya pada dua tokoh pemikiran ekonomi Islam, yaitu Nizam al-Mulk dan Imam Ghazali. ASAL USUL SALJUK Tempat terjauh yang bisa dilacak dari asal usul Saljuk adalah dari suku Turki Oghuz, tetapi diluar dari permulaan abad ke-10 di mana kita berada di ranah dugaan dan kesimpulan.Orang-orang Saljuk. telah mendirikan sebuah pemerintahan Saljuk yang besar yang muncul pada abad kelima Hijrah/kesebelas Masehi di mana wilayah. kekuasaannya meliputi Khurasan, Turkistan, Iran, Irak, Syam dan Asia Tengah Pemerintahan Saljuk merupakan kesultanan atau kerajaan Islam pertama yang dibangun oleh bangsa non-Arab yaitu Turki, yang kemudian dilanjutkan oleh Mamluk dan Turki Utsmani. Orang-orang Saljuk mendukung sepenuhnya pemerintahan Khilafah Abbasiyah di Baghdad dan mendukung mazhabnya yang Suni, tatkala kekhilafahan ini hampir saja runtuh saat berada di bawah pengaruh kalangan Syiah Buwaihi di Iran dan Irak, serta pengaruh Daulah Fathimi Al-Ubaididi Mesir dan Syam. Maka orang-orang Saljuk ini menghapus sama sekali pengaruh Buwalhidan mereka juga menantang pengaruh Khilafah Ubaidiyah (Fathimiyah). Saljuk tampil sebagai pendukung setia yang kuat dimasa kesulitan Daulah Abbasiyyah pada periode ketiga. Di bawah pimpinan Sultan Thughril Back orang- orang Saljuk mampu menghancurkan pemerintahan Buwalhi dari Baghdad dan memasuki ibu kota khilafah, dia diterima dengan hangat oleh khalifah Abbasiyah, Al-Qaim Biamrillah. Sultan Thughril Baek merupakan sultan Saljuk yang pertama yang menikah dengan anak Khalifah Abbasiyyah al-Qaim Billah pada tahun 454 H/1062 M agar menguatkan ikatan dengan pemerintahan antara Daulah Abbasiyyah dan Saljuk. Ia meninggal pada malam Jum'at tanggal 8 Ramadhan tahun 455H/1062 M dalam usia 70 tahun setelah mampu menguasai wilayah-wilayah Khurasan, Iran dan bagian utara dan timur Irak. Dengan wafatnya Tughril Baek pada tahun 455 H/1063 M dan digantikan oleh Alp Arslan keponakannya (memerintah tahun 455 H-485 H / 1063 M-1092 M.), Alp Arslan memiliki kehidupan yang baik; tegas, saleh, adil dan selalu menyembelih dan memasak setiap hari 50 ekor domba untuk dimakan oleh para fukaha. Kemenangan terbesar Alp Arslan atas Byzantiumterjadi pada tahun 463/1071 di Manzikert. la terbunuh. oleh seorang yang bernama Yusuf Al-Khawarizmi pada tanggal 10 Rabi'ul Awwal tahun 456 H / 1072 M. Dia disemayamkan di kota Marw di samping kuburan ayahnya. Anaknya yang bernama Maliksyah menggantikan posisinya. Jalal Ad-Daulah Abu Al Fath Maliksyah bin Alp Arslan Muhammad bin Jaghribak dari kerajaan Turki Saljuk, menjadi raja setelah mendiang ayahnya dan mengangkat An-Nizham sebagai menteri kerajaan oleh wasiat ayahnya Alp Arslan kepadanya pada tahun 455 H.5% Di masanya terjadi perlawanan dan oposisi yang dilakukan sendiri oleh pamannya yaitu Qawrad bin Jefry seorang penguasa Saljuk yang berkuasa di Karman, tetapi bisa dikalahkan olehnya. Luas kekuasaannya meliputi lima wilayah, yaitu Saljuk besar, Kirman, Irak dan Kurdistan, Syria, dan Rum. Dalam pemerintahannya ia belum mampu untuk menyatukan Mesir dan Syam, akhirnya ia meninggal pada tahun 571H/1078 M. Setelah Maliksyah, para pemimpinnya adalah Mahmud al-Ghazy (485-487 H/1092-1094 M), Barkiyaruq (487-498 H/1094-1103 M). Maliksyah II (498 H), Abu Syuja' Muhammad (498- 511 H/1103-1117 M), Abu Harits Sanjar (511-522H/1117-1128 M). Menurut Adz-Dzahabi berkata: "Raja-raja dari kalangan mereka (Saljuk) berjumlah sekitar dua puluh lebih. Sedangkan masa kekuasaan mereka adalah sekitar 160 H, tahun. Pertama adalah Thughurlabak, yang orang mengembalikan Al-Qaim ke Baghdad. Puncak kejatuhan Saljuk terjadi ketika kekalahannya pada perang Köse Dağ melawan Kekaisaran Mongol pada tanggal 26 Juni 1243. SUMBANGAN SALJUK UNTUK PERADABAN Ilmu Pengetahuan Para pemimpin Saljuk merupakan orang-orang sangat cinta pada ilmu. Hal itu terlihat telah banyak didirikan pusat-pusat keilmuan di masa pemerintahan Saljuk. Di masa Maliksyah dan perdana menterinya Nizam al-Mulk beberapa pusat pendidikan didirikan di antaranya adalah Madrasah Nizamiyyah yang didirikanpada tahun 459 Hijriah/1067 Masehi, yang di dalamnya memiliki perpustakaan yang terkenal yaitu Darul Kutub, sekolah kedokteran dan pusat medis yang disebut dengan Dar al-Syifa.