015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 1/7
Ditetapkan
Tanggal Terbit : DIREKTUR RS BUDI ASIH
20 MEI 2019 KABUPATEN TRENGGALEK
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL
015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 2/7
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik
PENANGANAN NYERI
015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 3/7
1) Indikasi :
- Pada pasien (dewasa dan anak >9 tahun) yang
tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri
dengan angka
- Pada anak- anak < 9 tahun
2) Instruksi : Petugas meminta pasien untuk menunjuk/
memilih gambar mana yang paling sesuai dengan
yang ia rasakan. Petugas menanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri
3) Skor nyeri:
0-1 : sangat bahagia karena tidak merasa nyeri samasekali
2-3 : sedikit nyeri
4-5 : cukup nyeri
PENANGANAN NYERI
015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 4/7
015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 5/7
0
Vocalisation Bicara na-
(pasien ekstubasi Bicara atau dengan nada normal / tidak da normal /
) bersuara tidak ber-
suara
1
Mendesah,
Mendesah, merintih / mengerang mengerang
2
Berteriak-teriak, mengisak isak Berteriak-
teriak,
mengisak-
isak
Total Range 0-8
015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 6/7
mengkaji:
1) Ada / tidaknya nyeri
2) Intensitas nyeri
3) Lokasi nyeri, bila berubah
4) Kualitas nyeri, bila berubah
5) Onset nyeri, lama nyeri, variasi, dan pola nyeri, bila
berubah
6) Efek samping obat nyeri yang diberikan
7) Pemeriksaan fisik berkaitan dengan lokasi nyeri
b. Perawat melakukan pengkajian ulang terhadap pasien setiap
shiftjika hasil pengkajian skor nyeri 1-3
c. Perawat melapor ke dokter jaga jika skor >3
d. Dokter jaga melapor ke DPJP jika pasien dengan nyeri
akut dan berat (skor 7-10) yang digolongkan pasien
emergency yang membutuhkan pertolongan segera.
e. Perawat melakukan sedikitnya setiap 2 jam pada 24 jam pertama,
kemudian setiap 4 jam pada 24 jam berikutnya pada pasien yang
berpotensi mengalami nyeri (pasien pasca operasi, pasien
Onkologi, pasien dengan nyeri kronik)
f. Dalam waktu 15-30 menit setelah intervensi penanganan nyeri
dengan obat intravena, 60-120 menit setelah intervensi melalui
jalur oral atau intramuskular.
g. Dapat lebih sering apabila rasa nyeri tidak teratasi
h. Untuk rawat jalan, penilaian ulang dilakukan apabila
diperlukan sesuai dengan proses kunjungan pasien
(misalnya apabila terjadi perubahan terapi atau
dilakukan tindakan rawat jalan)
6. Penanganan nyeri:
1. Perawat melakukan terapi non farmakologi (teknik
distraksi , relaksasi ataupun fisioterapi)jika hasil
pengkajian skor nyeri 1-3
2. Perawat melapor ke dokter jaga jika skor >3, jika
dibutuhkan dapat ditambahkan terapi farmakologik
yang disesuaikan dengan ringan sampai beratnya nyeri,
dengan mengikuti Three Step Ladder Analgetic.
PENANGANAN NYERI
015/SPO/PAP/RSBA/V/2019 00 7/7