Laboratorium Mikroskopis
Tuberkulosis
Dosen Pengampu : Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed.
Kelompok 4
Reguler 1
Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium
Medis
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
KELOMPOK 4
Anggota Kelompok :
1. Tujuan PMI:
Menjamin proses pemeriksaan laboratorium dilaksanakan sesuai prosedur tetap
Menjamin kualitas hasil pemeriksaan laboratorium mikroskopik TB
Mendeteksi kesalahan, mengetahui sumber / penyebab dan mengoreksi dengan cepat
dan tepat
SUMBER : MODUL PEMBELAJARAN TUBERKULOSIS UNTUK PENDIDIKAN AHLI TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS HAL. 49
Tahap-tahap PMI mikroskopis
tb
https://www.scribd.com/document/470636250/Sop-
Pemeriksaan-Mikroskopis-Tb-Paru#
TAHAP PRA ANALITIK
Purulen yaitu
kondisi sputum Saliva atau air liur
dalam keadaan
kental dan lengket
SUMBER : MODUL PEMBELAJARAN TUBERKULOSIS UNTUK PENDIDIKAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS HAL. 50, http://repository.unimus.ac.id/1873/4/12.%20BAB%20II.pdf
TAHAP PRA ANALITIK
5) Uji Fungsi Reagen Ziehl Neelsen
Uji ini diperlukan untuk memastikan reagen Ziehl Neelsen yang tersedia dapat mewarnai M.Tb
dengan baik. Petugas harus membuat sediaan dahak kontrol yaitu beberapa sediaan dahak dari
dahak BTA negatif dan dahak BTA 1 + yang telah di fiksasi.
Petugas harus melihat hasil pewarnaan sediaan yang baik yaitu yang memberikan kontras warna
yang jelas dan khas pada warna latar, inti leukosit dan BTA. Hasil uji fungsi harus dicatat dalam
buku khusus yang menuliskan tanggal pelaksanaan uji fungsi, nomor batch botol reagen dan hasil
pewarnaan.
Bila hasil pewarnaan carbol fuchsin dan methylen blue dinilai baik maka reagen dapat dipakai
sebaliknya bila memberikan hasil pewarnaan yang tidak baik :
a) Endapan/ kristal Carbol Fuchsin : reagen harus disaring langsung pada saat melakukan
pewarnaan.
b) Dekolorisasi yang tidak sempurna : mengganti larutan asam alkohol dengan larutan
yang baik
c) Warna BTA pucat: mengembalikan reagen kepada pabrik
SUMBER : MODUL PEMBELAJARAN TUBERKULOSIS UNTUK PENDIDIKAN AHLI TEKNOLOGI LAB
MEDIS HAL. 50
ANALITIK
TAHAP ANALITIK
1. Memastikan prosedur tetap dilaksanakan dengan baik pada setiap prosedur pemeriksaan.
2. Persiapan alat
Kaca sediaan frosted-end slide baru Pensil 2B untuk menulis identitas Lidi atau batang bambu dengan ujung
sediaan berserabut (rough-end) untuk
mengambil dahak
Lidi atau batang bambu dengan ujung Lampu spiritus Pinset atau klem penjepit untuk
runcing untuk membuat ulir (coiling) memegang sediaan saat ksasi
BAIK JELEK
SUMBER : Modul Pembelajaran Tuberkulosis Untuk Pendidikan Ahli Teknologi Laboratorium Medis Halaman 51, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Subdirektorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Laboratorium Tuberkulosis Bagi Petugas Di Fasyankes. Halaman 82.
6 Unsur Penilaian Kualitas Sediaan
1. Kualitas Spesimen 2. Kerataan Sediaan
Dahak Penilaian kerataan dilakukan secara makroskopis dan
Spesimen dahak berkualitas mikroskopis dengan tidak tampak adanya daerah yang
baik apabila ditemukan: kososng. Sediaan yang baik pada setiap lapang pandang
akan terlihat apusan dahak yang tersebar rata secara
mikroskopis.
SUMBER : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Subdirektorat Tuberkulosis Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Laboratorium Tuberkulosis Bagi Petugas Di Fasyankes.
Halaman 80 dan 82
6 Unsur Penilaian Kualitas Sediaan
6. Ketebalan
5. Pewarnaan Penilaian ketebalan sebelum pewarnaan
Pada sediaan yang baik tampak jelas dilakukan dengan meletakkan sediaan sekitar
kontras antara BTA dan warna latar, bersih 4cm di atas kertas. Penilaian ketebalan dapat
dan tidak tampak sisa zat warna. Pada juga dilakukan setelah sediaan dahak diwarnai.
waktu dilihat di bawah mikroskop akan Pada sediaan yang baik sel leukosit tidak
terlihat seperti dibawah ini tampak bertumpuk (one layer cells).
SUMBER : Modul Pembelajaran Tuberkulosis Untuk Pendidikan Ahli Teknologi Laboratorium Medis Halaman 51, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Subdirektorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Laboratorium Tuberkulosis Bagi Petugas Di Fasyankes.
Halaman 78.
PASCA ANALITIK
PASCA ANALITIK
1.) Pelaksanaan dekontaminasi alat dan bahan infeksius
2.) Pelaporan
1. Hasil pembacaan mikroskopik dilaporkan pada formulir jawaban pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan skala IUATLD.
2. Petugas tidak diperkenankan menuliskan laporan dengan tanda atau simbol yang tidak sesuai
skala IUATLD. Tidak diperbolehkan menuliskan hasil pemeriksaan diatas kaca sediaan.
SUMBER : MODUL PEMBELAJARAN TUBERKULOSIS UNTUK PENDIDIKAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS HAL. 5
Pengelolaan Limbah di Lab
Mikroskopis TB
A. Pemilahan Limbah
Langkah-langkah pengelolaan limbah di laboratorium meliputi tindakan
pemilahan limbah, pengumpulan, sterilisasi dan/ netralisasi, transportasi, dan
pemusnahan. Pemilahan limbah laboratorium TB berdasarkan karakteristik infeksius dan
non-infeksius, baik padat, cair dan gas. Limbah tersebut harus dikelola sesuai sifat limbah
sehingga aman bagi petugas dan lingkungan laboratorium.
Misalnya: Sisa media yang sudah steril dapat dibuang langsung ke tempat
pembuangan umum limbah yang akan dimusnahkan dapat dipindahkan
ke luar ruang kerja laboratorium selanjutnya dikubur
atau,dibakar/insinerasi atau dikumpulkan untuk kemudian diangkut ke
sarana pemusnahan limbah di luar laboratorium.
3. Limbah Gas
Limbah gas di laboratorium TB dihasilkan pada proses pembuatan
reagen dan insinerasi. Insenerator harus memiliki cerobong yang
memenuhi persyaratan Kementerian Lingkungan Hidup. Pembuatan
reagen harus dilakukan di lemari asam sehingga uap yang dihasilkan
dalam proses tersebut tidak membahayakan petugas laboratorium.