Anda di halaman 1dari 5

Analisis Singkat Kawasan Permukiman

BTN Kendari Permai, di Kota


Kendari Sebagai Rencana Optimasi
Muh. Rajab Hafid (A219009)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Nahdlatul Ulama
Sulawesi Tenggara

Abstrak―Wilayah permukiman BTN Kendari Permai yang terdapat di Kelurahan


Padaleu, merupakan salah satu permukiman yang paling awal di Kota Kendari. Menurut
RTRW Kota Kendari 2010/2030 Kawasan ini termasuk dalan kawasan permukiman dengan
kepadatan tinggi. Berdasarkan karakteristik tipologi bangunan, di kawasan ini perlu
dilakukan optimasi untuk menghadapi gelombang pertumbuhan penduduk di daerah ini,
dimana kawasan ini merupakan kawasan yang strategis untuk menjadi pusat permukiman di
areal pusat perkembangan Kota. Artikel ini merupakan bagian dari mikro analisis arahan
peningkatan kualitas lingkungan di Kelurahan Padaleu, khususnya Kompleks BTN Kendari
Permai, Kota Kendari. Dalam artikel ini akan membahas mengenai tahapan identifikasi
karakteristik lingkungan di Kelurahan Padaleu, ditinjau dari beberapa aspek, yaitu kondisi
fisik, ketersediaan sarana dan prasarana.

Kata Kunci—Optimasi BTN Kendari Permai.

I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan kawasan permukiman dapat dikelompokan sebagai kawasan yang
direncanakan dan tertata dengan baik, serta kawasan permukiman yang merupakan cikal bakal
tumbuhnya kawasan perkotaan dan terus berkembang mengikuti pertumbuhan penduduk dan
perkembangan kegiatannya Berkenaan dengan kedua jenis tersebut, dalam suatu wilayah atau
kota, perkembangan dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang
tidak terkendali dan menyebabkan munculnya permukiman kumuh, yang seringkali berdampak
lebih lanjut pada meningkatnya kesenjangan masyarakat serta angka kriminalitas, dan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat.

Menurut data BPS Kota Kendari, jumlah penduduk Kelurahan Padaleu pada tahun 2013,
berjumlah 4.773 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.387,50 jiwa/km². Dari data tersebut dapat di
asumsikan Kelurahan Padaleu menjadi salah satu kawasan terpadat di Kota Kendari. Secara umum,
apabila dilihat secara fisik, masing- masing tingkat RW tersebut memiliki karakteristik dasar
yang cukup seragam.
Berangkat dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dilakukan
analisisa guna merumuskan arahan yang tepat terkait peningkatan kualitas lingkungan
permukiman kumuh di Kelurahan Padaleu Kota Kendari. Dalam perumusan arahan tersebut,
langkah awal yang dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi karakteristik permukiman
yang terbentuk. Langkah ini dilakukan dengan cara eksplorasi dan juga identifikasi dengan
meninjau permukiman yang ada dari beberapa aspek fisik, sosial, ekonomi, sarana dan prasarana.
Langkah identifikasi ini sangat penting untuk dilakukan sebelum proses perumusan arahan
dalam penelitian lainnya nantinya. Hal ini dilakukan guna melihat secara singkat seperti apa
kondisi dan juga karakter spesifik yang dimiliki oleh masing-masing permukiman sehingga dapat
dihasilkan arahan yang tepat dan efektif.

II. METODE PENELITIAN

1. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan pada proses identifikasi masalah di wilayah studi
berdasarkan pertimbangan arsitektural, merupakan hasil survei melalui observasi dan pengulikan
data dari Katalog BPS Kota Kendari (Kecamatan Kambu Dalam Angka). Tahapan observasi yang
dilakukan merupakan observasi pasif dimana peneliti datang langsung ke wilayah studi untuk
mengamati, namun peneliti tidak terlibat secara aktif/langsung dalam segala bentuk kegiatan
yang dilakukan di wilayah studi tersebut. Selain mengamati, peneliti juga mengumpulkan data
berupa dokumentasi lapangan berupa foto guna melengkapi data dan juga memberikan sajian visual
terkait dengan kondisi eksisting di wilayah studi.

III. HASIL

Deskripsi lokasi:  Lingkungan padat penduduk


Administratif :  Terletak relatif di pusat perkembangan kota
 Masuk dalam lingkup Kelurahan Padaleu, Kecamatan Kambu,
Kota Kendari.
Kependudukan:  Jumlah Penduduk : 4773 Jiwa

Kondisi  Kondisi beberapa Jalan Gang rusak,


Keciptakaryaan:  Instalasi Kabel udara yang sembrawut
 Instalasi Perpipaan Sumur Bor menghalangi lajur air drainase
 Pelanggaran Sempadan Jalan
 RTH yang tidak di kelola
 Fasilitas Umum yang belum memadai
 Fasilitas Sosial yang tidak strategis di tinjau dari kontur eksisting
1 8 6

3
2
5

4
7

2
1

Site Jalan Tanpa drainase Tower BTS yang tidak memperhatikan sempadan jalan
3 4

Jari jari pertigaan yang membahayakan pengendara Sumber air pemukiman


6
5

Kurangya Perawatan Vegetasi Lanskap pada RTH Penumpukan sampah

7 8

Instalasi perpipaan yang menghalangi lajur drainase Drainase yang tersumbat

IV. KESIMPULAN

Selain Optimasi pada sarana dan prasarana rencana penanganan pada kawasan jugan dapat
dilakukan dengan pengadaan:
1. WATER TANK
Berdasarkan tipologi elevasi muka tanah, pada posisi cerukan dapat di
bangun sumur bor dengan water tank untuk memasok air bersih dibeberapa
kompleks.
2. WATER HYDRANT
Sebagai sarana penanggulangan bencana kebakaran
3. INSTALASI KABEL OPTIK
Untuk membantu penanganan gangguan dipandang perlu agar memakai
system instalasi pedestal.
4. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Dengan menggunakan pihak ketiga atau mitra pengelola perumahan kiranya
dapat menjadi solusi pada peningkatan pengelolaan persampahan pada
perumahan ini.
5. PENGADAAN HUNIAN VERTIKAL (RUMAH SUSUN)
Pengembangan hunian vertical yakni rumah susun dalam rangka upaya
untuk mengantisipasi kebutuhan rumah layak serta tekanan terhadap
kebutuhan ruang di darat yang semakin sempit.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Niken & Setiawan Ruli Pratiwi. 2014. Identifikasi Karakteristik Lingkungan
Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk Jakarta Barat . ITS. Surabaya.

Kecamatan Kambu Dalam Angka. 2014. Badan Pusat Statistik Kota Kendari. Kendari.

Laporan Akhir RKPP Kota Martapura. 2013. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Martapura.

Anda mungkin juga menyukai