Anda di halaman 1dari 4

[12/9 19:14] Mamaknya Banyu Biru💙: Jadi apa, dong? .-.

Saya bertanya-tanya hal yang sama waktu Kapten Jo berkata, “Jazz, mentor, ya. Fantasy Writing
Formula.”

Dicari ke mana-mana enggak ketemu, nanya pun malu /heh/


Maka, sesuai kata Toni Morrison, “If there's a book that you want to read, but it hasn't been written
yet, then you must write it.”
“Jika ada buku yang ingin kita baca, tetapi belum ada yang menulisnya, tulislah sendiri.”

Jadi, saya bikin formula sendiri. _Here it is_ :

*Genre fantasy =*
*Unusual Topic/Ideas + Magical Characters + Worldbuilding + Unique Point of View + Story
Structure*

[12/9 19:16] Mamaknya Banyu Biru💙: Genre fantasy menggunakan makhluk, unsur, dan dunia magis
sebagai fokus cerita. Maka, kita membutuhkan ide-ide yang tidak biasa, ide-ide yang dianggap tidak
nyata untuk dunia _contemporary_.

Bisa jadi tentang penyihir: sekolah sihir, jampi-jampi yang membahayakan nyawa, praktik sihir yang
mengakibatkan bencana/kiamat, dll.

Bisa jadi tentang peri: pertikaian antara dua bangsa peri, peri-peri yang diperjual-belikan oleh
manusia, dll.

Bisa jadi tentang lokasi tersembunyi: kerajaan di atas awan, terowongan bawah laut yang dihuni
monster, kota yang berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain, planet perdukunan, dll.

[12/9 19:16] Mamaknya Banyu Biru💙: Bisa jadi kita ambil latar di sekolah biasa, di kota yang kita
diami, dengan siswa-siwa normal sebagai karakternya—namun ada sekte pemujaan hamster yang
tersembunyi di belakang WC anak perempuan, diketuai oleh tukang jual siomay di kantin dan
ditunjang oleh sang kepala sekolah sendiri. Lima siswa pemberani, yang tak terima duit SPP
digunakan untuk menyokong sekte, mencoba memberantasnya.

Perbanyak membaca untuk masukan baru, bergaulah dengan anak-anak unik biar kita kecipratan
absurdnya, dan jangan batasi diri—selalu eksplor hal-hal baru.

_Think outside the box_ \( ‘-‘ )/


Kita bermain dengan imajinasi: imajinasi milik kita sendiri dan imajinasi pembaca.
Jangan menjadi Squidward—ganti _channel_ tv mana pun yang muncul hanya kotak.
Jadilah Spongebob—hanya dengan sebuah kotak, dapat menayangkan peluncuran pesawat antariksa.

[12/9 19:17] Mamaknya Banyu Biru💙: Nah, yang kedua, *Magical Characters*

Jin, iblis, manusia liliput, ogre, troll, peri air, demigod, ksatria berjubah, penyihir putih dan penyihir
hitam—sudah tahu, kan yang dimaksud _magical character_?

[12/9 19:17] Mamaknya Banyu Biru💙: Eit, karakter ajaib tidak melulu penyihir, peri, atau dewa-dewi.
Manusia biasa juga bisa jadi _magical character_.

Bayangkan seorang siswa SMA yang suatu hari meninggal karena keselek biji semangka, lalu ter-
isekai ke kerajaan yang tengah berperang dalam novel yang baru dibacanya. Kita butuh karakter ini
menjadi unik—karena tidak akan seru jika karakter langsung mati hanya dalam dua halaman gara-
gara, “Ah, aku hanya manusia biasa yang tidak punya _magic_. Aku akan berbaring di sini dan
menerima semua anak panah karena tidak mampu berbuat apa-apa.”

Kita butuh karakter yang entah bagaimana bisa mellalui serangkaian konflik yang kita jatuhkan ke
atas kepalanya. Mungkin dia memiliki kemampuan beradaptasi, atau keberuntungan, atau skill
tertentu.

Kalau ingin berkreasi sendiri, silakan saja. Ciptakanlah sesuatu yang lain—entitas ajaib baru yang
dianggap tidak nyata di dunia yang kita kenal. Seperti Elvar yang dibuat Shienny M.S., atau Hobbit
yang dibuat J.R.R. Tolkien.

[12/9 19:18] Mamaknya Banyu Biru💙: Yang paling sering dibahas saat kita menyentil genre fantasy
nih: *Worldbuilding*

Ketimbang memakai dunia yang sudah ada, ini saatnya bikin dunia sendiri.

Worldbuilding dalam genre fantasy bisa diibaratkan sebagai pembuatan wadah, di mana karakter
dituang dan diramu bersama plot cerita.

Jika wadahnya terlalu kecil untuk tema yang besar, plot yang kompleks, dan tokoh yang banyak,
cerita bisa tumpah ke mana-mana hingga penampungannya jadi tampak _useless_.

Sebaliknya, jika wadahnya terlalu luas, bahan-bahan di dalamnya jadi tidak menyatu dengan baik.

Perhatikan pula susunan materi pada wadahnya; apakah ia berlubang, warnanya kurang menarik, atau
bentuknya kurang sesuai dengan cerita kita.
Inilah yang membuat perencanaan dan pembuatan _worldbuilding_ penting, terlebih untuk genre
_fantasy_ yang mengandung sihir, hantu-hantuan, entitas adikodrati, dan hal-hal supernatural lainnya.
Diperlukan wadah yang ‘masuk akal’ agar pembaca mampu masuk dengan benar ke dalam cerita.

[12/9 19:18] Mamaknya Banyu Biru💙: _Worldbuilding_ pada cerita high-fantasy memerlukan
penciptaan hal-hal baru, mulai dari tempat, waktu, dimensi, sistem dunia, dsb;

_Worldbuilding_ pada cerita low-fantasy membutuhkan penyatuan antara hal baru (buatan penulis)
dengan sesuatu yang sudah ada di dunia nyata.

[12/9 19:19] Mamaknya Banyu Biru💙: Next, *Unique Point of View*

Sudut pandang bisa jadi penentu seberapa terasanya keajaiban dan magis cerita kita. Sudut pandang
bisa saja berkaitan dengan poin _magical character_ jika kita menggunakan sudut pandang orang
pertama.

Menggunakan sudut pandang si Fulan, artinya kita akan membawakan cerita berdasarkan
perspektifnya. Kita akan menginterpretasikan segala yang terjadi dalam cerita berdasarkan
pemahaman si Fulan.

Untuk membuat tiap unsur dan karakter _believable_, perhatikan sudut pandang yang kita pilih,
bagaimana narator meramu narasi, mengutip dialog para tokoh, membuka cerita, menjalankannya ke
konflik demi konflik, sampai menutup cerita.

[12/9 19:20] Mamaknya Banyu Biru💙: Yang mungkin masih asing bagi beberapa penulis: *Story
Structure*
(Saya kutip dari https://jerryjenkins.com/story-structures/ )

- Dean Koontz’s Classic Story Structure


- In Medias Res
- The Hero’s Journey
- The 7-Point Story Structure
- Randy Ingermanson’s Snowflake Method
- The Three-Act Structure
- James Scott Bell’s a Disturbance and Two Doorways
- Silakan ciptakan story structure-mu sendiri.
Silakan cari sendiri jika ingin tahu lebih lanjut tentang semua struktur cerita di atas yaa ‘-‘)/ Karena,
jujur, saya sendiri bahkan gatau setengah dari struktur-struktur itu
[12/9 19:20] Mamaknya Banyu Biru💙: Yap, itu adalah akhir materi dari saya, silakan dibaca dulu
yaa :>

Unusual Topic/Ideas

Genre spekulatif butuh ide-ide tidak biasa. Dan genre fantasy bernaung di bawah payung kategori
speculative genre.

Anda mungkin juga menyukai