Anda di halaman 1dari 3

TUGAS I

MATA KULIYAH TEORI KRIMINOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : A. RYZA NUR ARIFIN

NIM : 049122599
JAWABAN

Pendahuluan

Industri pelacuran, sebagaimana di Indonesia, seringkali diwarnai oleh unsur-


unsur mafia yang mengendalikannya. Meskipun sering dilihat sebagai pelaku
kejahatan seksual yang memanfaatkan pelacuran, kita perlu memahami
bahwa para pelacur dalam konteks ini juga sering menjadi korban. Teori-teori
viktimisasi adalah alat yang berguna untuk menggali lebih dalam posisi pelacur
dalam mafia pelacuran, menggambarkan dampak serta kompleksitas yang
mereka hadapi dalam perjalanan hidup mereka. Viktimisasi dalam Konteks
Pelacuran Teori Vampirasi Teori viktimisasi pertama yang relevan untuk
dipertimbangkan adalah teori vampirasi. Teori ini menggambarkan bagaimana
individu atau kelompok memanfaatkan orang lain secara eksploitatif. Dalam
konteks pelacuran di bawah pengawasan mafia, para pelacur sering kali
menjadi "korban" teori vampirasi. Mereka menjadi sumber pendapatan bagi
mafia, yang memeras keuntungan dari pekerjaan mereka, tanpa memberikan
perlindungan yang layak.

Para pelacur ini menderita akibat eksploitasi yang mereka alami dan sering kali
merasa terperangkap dalam situasi sulit tanpa peluang untuk melarikan diri.
Teori Stigmatasi Selain itu, teori stigmatasi sangat relevan dalam konteks
pelacuran di Indonesia. Para pelacur sering mengalami stigmatasi sosial dan
penilaian moral yang merugikan. Masyarakat cenderung menyalahkan para
pelacur atas pekerjaan mereka, tanpa memahami latar belakang mereka atau
alasan di balik pilihan hidup tersebut. Teori stigmatasi menjelaskan bagaimana
pelacur mengalami viktimisasi sosial, di mana mereka ditolak oleh masyarakat,
disingkirkan, dan sering kali sulit untuk memulai kehidupan baru setelah terlibat
dalam pelacuran. Kompleksitas Posisi Pelacur dalam Mafia Pelacuran Penting
untuk memahami bahwa pelacur seringkali terperangkap dalam sebuah spiral
negatif. Mereka mungkin memasuki dunia pelacuran sebagai korban ekonomi,
namun seiring berjalannya waktu, mereka menjadi terjebak dalam tekanan
mafia pelacuran yang memaksa mereka bekerja dalam kondisi yang semakin
buruk. Teori viktimisasi membantu kita melihat bagaimana pelacur, yang
awalnya menjadi korban ekonomi atau sosial, berakhir sebagai korban
eksploitasi mafia pelacuran. Dampak Psikologis Viktimisasi juga memiliki
dampak psikologis yang signifikan pada pelacur. Mereka sering mengalami
depresi, kecemasan, dan rasa malu akibat stigmatasi sosial yang mereka
hadapi. Mereka merasa terjebak dalam lingkaran kekerasan dan eksploitasi,
yang berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka. Pemahaman ini
sangat penting untuk merumuskan program bantuan yang sesuai bagi para
pelacur.

Kesimpulan

Menggali posisi pelacur dalam mafia pelacuran di Indonesia melalui perspektif


teori-teori viktimisasi membantu kita melihat lebih jelas dampak dan
kompleksitas yang mereka hadapi. Para pelacur sering menjadi korban
eksploitasi, stigmatasi, dan kekerasan. Untuk memberikan dukungan yang
efektif bagi mereka, kita perlu memahami situasi ini secara mendalam dan
bermitra dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga bantuan
sosial, dan masyarakat luas. Mereka tidak hanya pelaku, tetapi juga korban
dalam konteks pelacuran yang diwarnai oleh mafia.

Anda mungkin juga menyukai