2010811056
(Setiap anak tetap belajar mandiri (memahami secara individu), hasilnya kemudian
Belajar adalah key term (istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
pendidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, bagian terbesar
upaya dan eksperimen psikologi pendidikan pun di arahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih
luas dan mendalam mengenai perubahan manusia itu.
Belajar tipe visual merupakan gaya belajar yang dominan mengandalkan visual. Ia memiliki ciri
seperti: berbicara dengan cepat, pengeja yang baik, teliti terhadap yang detail, pembaca cepat dan
tekun, lebih suka membaca ketimbang dibacakan, mengingat apa yang dilihat daripada yang
didengar, pelupa dalam menyampaikan pesan verbal, sering menjawab pertanyaan dengan jawaban
singkat, senang terhadap seni daripada musik, sukar atau tidak pandai memilih kata-kata ketika
berbicara, senang memperhatikan melalui demonstrasi daripada ceramah, pembawaannya rapi dan
teratur, suka mengantuk bila mendengarkan penjelasan yang panjang lebar.
Belajar tipe auditorial merupakan gaya belajar yang dominan mengandalkan auditorial atau
pendengaran. Ia memiliki ciri seperti: berbicara dengan diri sendiri, pandai dalam menyampaikan
pesan verbal, dapat mengulangi dan meniru nada, birama atau warna suara tertentu ketika
bercerita, memiliki kesulitan ketika menulis tapi pandai bercerita dan fasih ketika berbicara, senang
berdiskusi, berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar, lebih senang musik dari pada
seni yang melibatkan visual.
Belajar tipe kinestetik merupakan gaya belajar yang dominan praktek atau eksperimen atau yang
dapat diujicoba sendiri. Ia memiliki ciri seperti: berbicaranya dengan perlahan dan cermat,
berorientasi pada fisik dan banyak gerak, menghafal sambil berjalan dan melihat, belajar melalui
manipulasi atau praktik, senang berkreasi, tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama,
tertantang dengan suatu aktivitas yang menyibukkan dan selalu ingin mencoba atau bereksperimen
sendiri.
3. Jelaskan perilaku yang bukan dari hasil belajar!
Kematangan adalah perubahan perilaku akibat proses pengembangan dan pertumbuhan organ fisik.
Contoh : seorang balita yang belajar merangkak dan berjalan, seseorang yang sudah mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, perilakunya akan berubah seperti jadi pemarah, cepat tersinggung, dan
lemah berpikirnya.
A. Menumbuhkan pemahaman yang holistik terhadap anak didik baik kelebihan maupun peluang
hambatan yang bakal terjadi sehingga dapat memperlakukan anak sesuai kemampuannya
B. Dapat mengembangkan proses pembelajaran dengan mengacu pada teori-teori belajar yang
melandasi aktivitas belajar
C. Memiliki dasar pijakan dalam menyusun strategi mengatasi hambatan-hambatan belajar pada
anak
Faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal
meliputi:
1) Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
2) Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar yaitu: Kecerdasan/Intelegensi Siswa, Motivasi, Minat, Sikap, Bakat
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga dapat
mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal dalam belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu lingkungan sosial dan nonsosial. Lingkungan sosial merupakan pengaruh
yang datang atau berasal dari manusia. Lingkungan sosial siswa meliputi orang tua, keluarga,
masyarakat dan tetangga, serta teman-teman sepermainan di sekitar rumah siswa.
A. Proses belajar abstrak, yaitu proses belajar untuk menggunakan berbagai cara berpikir abstrak
untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.
B. Proses belajar keterampilan, yaitu proses belajar untuk menggunakan kemampuan gerak motorik
dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
C. Proses belajar sosial, yaitu proses belajar untuk memahami berbagai masalah dan cara
penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan, organisasi, dan lainnya
yang berhubungan dengan masyarakat.
B. Teori belajar kognitif adalah proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran
yang diberikan secara berkesinambungan dan beradaptasi dengan tepat dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki siswa sebelumnya
C. Teori social learning adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatan yang dilihatnya terhadap
perilaku orang lain. Pakar yang banyak melakukan riset tentang teori belajar sosial adalah Albert
Bandura dan Bernard Weiner.
pada organism !
A. Teori behavioristik : Inti belajar adalah kemampuan seseorang dalam merespon stimulus yang
datang kepadanya.
B. Teori kognitif : Belajar menurut teori kognitif tersebut lebih mementingkan proses daripada hasil
yang dicapai.
C. Sosial learning : komunikasi belajar yang dilakukan antar peserta didik, yang tergantung pada
media jejaring sosial.
8. Jelaskan proses sentisintasi dan habituasi yang terjadi dalam kehidupan Anda!
Habituation adalah jenis belajar dimana organism dapat belajar mengabaikan stimulus yang
lemah yang tidak memiliki konsekuensi serius. Contohnya adalah mengabaikan bunyi jam yang
nyaring atau mengabaikan ringtone HP yang baru.
Sensitization adalah jenis belajar dengan mana suatu organism belajar memperkuat 3
reaksinya terhadap stimulus yang lemah jika diikuti oleh stimulus yang mengancam atau
menyakitkan. Sebagai contoh, kita belajar berespon lebih kuat terhadap bunyi peralatan jika
seringkali diikuti dengan tubrukan.
9. Sebutkan beberapa contoh perilaku komplek yang tak dipelajari lebih dahulu.
Hubungan belajar dan survival sangat erat. Seseorang selalu belajar untuk tetap
mempertahankan hidupnya. Proses belajar memungkinkan organisme menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan. Agar bisa bertahan hidup, organisme harus belajar tentang objek lingkungan
mana yang positif, negatif dan netral.
Referensi
Murniarti, E. (2020). Hubungan Antara Inteligensi Dan Emosi Dengan Belajar (Pengertian Emosi Dan
Inteligensi, Tingkatan, Dan Dampaknya Pada Belajar).
Rusli, R. K., & Kholik, M. A. (2013). Teori belajar dalam psikologi pendidikan. Jurnal Sosial
Humaniora, 4(2).
Sanyata, S. (2012). Teori dan aplikasi pendekatan behavioristik dalam konseling. Jurnal
Paradigma, 14(7), 1-11.
Sella, Y. P. (2013). Analisa Perilaku Imitasi Dikalangan Remaja Setelah Menonton Tayangan Drama
Seri Korea di Indosiar (Studi Kasus Perumahan Pondok Karya Lestari Sei Kapih
Samarinda). EJournal Ilmu Komunikasi, 1(3), 66-80.