Anda di halaman 1dari 8

JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

JOB V
MODULUS ELASTISITAS

A. Tujuan
Untuk menentukan modulus elastisitas beton sesuai standar ASTM C469-87
B. Dasar Teori

Modulus Elastisitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan beban persatuan


luas atau (tegangan) dengan perubahan elastis persatuan panjang (regangan). Modulus
elastisitas beton berubah-rubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga tergantung
pada umur beton, sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan
ukuran dan benda uji. Modulus elastisitas berdasarkan kombinasi antara modulus
secant dan modulus tangent. Sudut tangent ditarik antara dua titik ( titik bawa untuk
meniadakan pengaruh letak awal pada regangan 0,00005 dan titik atas pada saat
regangan mencapai 40% dari regangan batas).

Modulus elastisitas sangat penting untuk menentukan kekuatan dan lenturan


beton. Dengan menggunakan gambar satu yang menyajikan suatu kurva tegangan-
tegangan untuk beton, modulus tangen (tangent modulus), dan modulus sekan (second
modulus).

Gambar 5.1. Hubungan Tegangan dan Regangan

Kemiringan awal yang beragam tergantung pada nilai kuat tekan beton,
dengan demikian nilai modulus elastisitas beton akan beragam pula. Sesuai dengan
teori elastisitas, secara umum kemiringan kurva pada tahap awal menggambarkan
nilai modulus elastisitas bahan. Karena kurva pada beton berbentuk lengkung maka
nilai regangan tidak berbanding dengan nilai tegangannya berarti beton tidak

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

sepenuhnya bersifat elastis sedangkan nilai modulus elastisitas berubah-rubah


sesuai dengan kekuatan dan tidak dapat ditetapkan melalui kemiringan kurva.

Pengujian ini menggunakan alat “Concrete Compression Testing Machine”


yang dilengkapi dengan dial pengukur regangan vertika. Metode pengujian sesuai
standar ASTM C469-87.
Nilai modulus elastisitas beton bervariasi, tergantung dari mutu atau
kekuatan beton, umur pengujian beton, sifat-sifat (kekuatan) agregat halus, kasar
dan semen, kecepatatan pembebanan, jenis dan dimensi benda uji yang dipakai.
Modulus elastisitas sangat penting untuk menentukan kekuatan dan lendutan beton.
Besarnya modulus elastisitas dihitung berdasarkan persamaan
S 2−S 1
E=
2−0,00005
Keterangan :
 E= Modulus Elastisitas (MPA)
 S1= Tegangan untuk peregangan 0,00005
 S2= Tegangan 40% dari tegangan hancur ultime
 2 = Regangan yang menghasilkan S2
Menurut ACI untuk beton berbobot normal pendekatan modulus elastisitas
atau (EC) adalah sebagai berikut :

EC = 4700 √ f ' c

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mesin uji kuat Tekan
b. Alat Compressometer-Extensometer
c. Alat perekam
d. Timbangan
e. Jangka sorong

2. Bahan
a. Benda uji beton bahan tambah silinder Ø15 cm

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan benda uji silinder yang telah di capping dan telah diambil data
diameter, tinggi, dan beratnya.
3. Mengatur alat Compressometer-Extensometer pada benda uji silinder.
4. Melakukan setting alat Compressometer-Extensometer pada benda uji silinder.
5. Menempatkan benda uji silinder yang telah dipasangi alat Compressometer-
Extensometer pada mesin uji tekan. Dial Compressometer dan Extensometer diatur
ke angka nol.
6. Menekan benda uji perlahan-lahan, selanjutnya beban, displacement longitudinal
dicatat setiap penambahan 50 kN.
7. Merekam pembacaan dial pada alat Compressometer-Extensometer karena
kecepatan pembacaan biasa tidak akan mampu menyamai kecepatan pergerakan.
8. Mencatat hasil pembacaan beban dan pembacaan dial Compressometer-
Extensometer, sampai benda uji hancur.
9. Mengeluarkan benda uji yang telah hancur dari mesin kuat tekan.
10. Membersihkan runtuhan benda uji, kemudian mulai menganalisis perhitungan
modulus elastisitas.

E. Data dan Perhitungan


1. Data hasil percobaan
Tabel 5.1 Data hasil pengujian sampel beton bahan tambah

Ukuran
P. Tegangan Regangan
Kode Benda Uji A Beban L
Dial τ ɛ
Sampel (mm) (mm2) (kN) (mm)
L (Mpa) (mm)
Ø T

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN


35

30

25

Tegangan (MPa) 20

15

10

0
0 0 0 0 0
Regangan

Grafik 4.1 Hubungan Kuat Tekan dan Regangan Beton Bahan Tambah

Berikut merupakan data hasil pengujian yang telah dimodifikasi


Tabel 5.2 Data Hasil Pengujian Sampel Beton Bahan Tambah Modifikasi

Ukuran
P. Tegangan Regangan
Kode Benda Uji A Beban L
Dial τ ɛ
Sampel (mm) (mm2) (kN) (mm)
L (Mpa) (mm)
Ø T

Keterangan: Data yang berwarna kuning merupakan data yang


sudah dimodifikasi

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

Grafik 4.2 Hubungan Kuat Tekan dan Regangan Beton Bahan Tambah
Modifikasi

2. Analisis Perhitungan

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

Tabel 5.3
Data Hasil
Perhitungan
Modulus
Elastisitas

f'c Max Tegangan (Mpa) Regangan (Mpa) Modulus


Kode f'c Max
40% Elastisitas
sampel (Mpa) τ1 τ2 ɛ1 ɛ2
(Mpa) (Mpa)

F.
Kesimpulan

G.

Dokumentasi

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


Mengukur dimensi benda uji Menimbang benda uji
JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

Memasang alat Membaca alat uji tekan


Compressometer-Extensometer
pada benda uji

Dokumentasi Sampel

JENIS KODE SAMPEL SEBELUM SAMPEL SETELAH


SAMPEL SAMPEL PENGUJIAN PENGUJIAN

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON


JURUSAN TEKNIK SIPIL KELOMPOK 3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 3 D4 PBG/2021

BETON BT-5
BAHAN
TAMBAH

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON

Anda mungkin juga menyukai