Anda di halaman 1dari 16

Universitas Galuh

Program Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Nama : Aries Purwono
NIM : 82322324035
Kelas : ASP B
Mata Kuliah : Penjaminan Mutu Pendidikan
Dosen : Dr. Lilis Kholisoh Nuryani, M.Pd.

1. a. Mendeskripsikan makalah

KONSEPSI MUTU LEMBAGA SEKOLAH

PENDAHULUAN

Memasuki era Globalisasi saat ini menjadikan manajeman mutu sebagai kebutuhan
dalam mengelola lembaga–lembaga pendidikan hingga era persaingan jaminan mutu.
Globalisasi menjadikan manajeman mutu sebagai kebutuhan dalam mengelola
lembaga-lembaga pendidikan hingga era persaingan jaminan mutu. Masyarakat,
pemerintah, dan pengguna jasa pendidikan sangat membutuhkan lembaga pendidikan
yang bermutu. Hal ini disebabkan karena didalam dunia pendidikan, mutu menjadi hal
yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Istilah mutu tidak akan
terlepas dari manajemen mutu yang membahas setiap area dari manajemen operasi
seperti perencanaan, pengorganisasian, dan juga pengawasan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian menggunakan pendekatan pustaka (Library Research).


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Konsepsi Mutu

Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara


efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakulikuler pada
peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
program pembelajaran tertentu.

Mutu memiliki lima dimensi, yaitu: 1). Rancangan (design), sebagai spesifikasi
produk; 2). Kesesuaian (conformance), yakni kesesuian antara maksud desain dengan
penyampian produk aktual; 3). Kesediaan (availability), mencakup aspek kedapat
dipercayaan serta ketahanan, dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan;
4). Keamanan (safety), aman tidak membahayakan konsumen; dan 5). Guna praksis
(field use), kegunaan praksis yang dapat dimanfaatkan penggunanya oleh konsumen.
Sedang disisi lain Tjiptono menjelaskan 8 dimensi mutu yakni:

1) Reliabilitas, meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance)


dansifat dapat dipercaya (dependability).

2) Responsivitas atau daya tangkap

3) Kompetensi,

4) Akses,

5) Kesopanan (Coustesy),

6) Komunikasi,

7) Kredibilitas,

8) Kemampuan memahami pelanggan

9) Bukti fisik (tangibles),

Adapun indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur mutu pendidikan yaitu
hasil akhir pendidikan, hasil langsung pendidikan (hasil langsung inilah yang dipakai
sebagai titik tolok pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan, misal tes
tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap), proses pendidikan,
instrumen input (alat berinteraksi dengan raw input, yakni siswa), serta raw input dan
lingkungan.

Pelanggan adalah wasit terhadap mutu dan institusi sendiri tidak akan mampu bertahan
tanpa mereka. Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Mutu Pada Lembaga Pendidikan/Sekolah Pemerintah republik indonesia memiliki


sebuah konsepsi mutu yang harus dipenuhi dalam lembaga pendidikan yang berada di
wilayah kesatuan republik indonesia dan disebut dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP).

Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,


dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.

Dalam implementasinya Standar Nasional Pendidikan terdiri dari:

1) Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan


2) Standar Isi
3) Standar Proses
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5) Standar Sarana dan Prasarana
6) Standar Pengelolaan
7) Standar Pembiayaan
8) Standar Penilaian
Bagi organisasi pendidikan adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses
jika menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan
pelaksanaanpembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM
terusmenerus.
2. Kekeliuran dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan
komplainmasyarakat yang dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat.
4. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali, dan tidak berkuran atau
hilang tanpa diketahui sebabnya.
5. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah. Peningkatan
keterampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan, sehingga metode atau cara
bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif.
Karenanya, kualitas produk dan pelayanan terus meningkat.

KESIMPULAN

Mutu merupakan suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau
dikenakan kepada barang dan atau kinerjanya. Dalam Implementasinya Sesuatu dapat
dikatakan bermutu apabila memenuhi: Pertama, mutu meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Kedua, mutu mencakup produk, jasa, manusia,proses,
dan lingkungan. Ketiga, mutu merupakan kondisi yang selalu berubah, artinya apa
yang dianggap bermutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada saat yang
lain. Keempat, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melibihi harapan.
Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara
efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakulikuler pada
peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
program pembelajaran tertentu. Mutu memiliki lima dimensi, yaitu: 1). Rancangan
(design), sebagai spesifikasi produk; 2). Kesesuaian (conformance), yakni kesesuian
antara maksud desain dengan penyampian produk aktual; 3). Kesediaan (availability),
mencakup aspek kedapat dipercayaan serta ketahanan, dan produk itu tersedia bagi
konsumen untuk digunakan; 4). Keamanan (safety), aman tidak membahayakan
konsumen; dan 5). Guna praksis (field use), kegunaan praksis yang dapat
dimanfaatkan penggunanya oleh konsumen.
B. Isu permasalahanya dan solusinya dikaitkan dengan situasi dan kondisi saat ini

N PERMASALAHAN SOLUSI
O
1. kesenjangan akses teknologi memberikan akses teknologi yang memadai, yaitu misalnya
dengan PROGRAM INTERNET MASUK SEKOLAH
2. keterbatasan akses ke Pendidikan meningkatkan kualitas fasilitas dan infrastruktur, serta
khususnya sekolah-sekolah di memberikan akses pendidikan yang lebih merata dan
daerah terpencil saat musim apabila masih memungkinkan maka dilakukan
penghujan pembelajaran jarak jauh dengan syarat akses internet baik
dan lancar. Atau dilakukan pembelajaran dengan system
blended.

3. Kualitas guru yang rendah Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik di
lembaga sekolah. Salah satunya adalah dengan
memberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi
yang terus-menerus, baik melalui lembaga pendidikan guru
seperti Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
maupun melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan
oleh lembaga-lembaga lain
.Selain itu, guru dan tenaga pendidik juga dapat
meningkatkan kualitasnya dengan melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi, seperti program magister atau
doktor
Selain itu, guru dan tenaga pendidik juga dapat
meningkatkan kualitasnya dengan aktif melakukan
penelitian dan menulis karya tulis ilmiah
Selain itu, lembaga sekolah juga dapat meningkatkan
kualitas guru dan tenaga pendidik dengan merekrut guru
yang berkualitas, memberikan insentif dan penghargaan
bagi guru yang berprestasi, serta menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif dan mendukung pengembangan
kompetensi guru dan tenaga pendidik

4. Belum terciptanya budaya Untuk menciptakan budaya pembelajaran yang baik di


pembelajaran yang baik di lembaga sekolah, terdapat beberapa strategi yang dapat
sekolah dilakukan. Berdasarkan sumber yang ditemukan, berikut
adalah beberapa cara yang dapat diterapkan:
1. Keterlibatan Pemimpin Sekolah: Pemimpin
sekolah perlu terlibat dan berdedikasi untuk
pembelajaran, menetapkan tujuan pembelajaran,
berbicara tentang pelatihan yang sudah diambil, dan
bersedia untuk terbuka untuk dikoreksi serta
mampu merefleksikan kesalahan yang dibuat.
2. Memberikan Penghargaan: Memberikan
pengakuan di hadapan publik tentang keberhasilan
dari proses belajar, serta memberikan hadiah atau
penghargaan dapat membantu membangun budaya
belajar.
3. Berbagi Pengetahuan: Mendorong dan memberi
penghargaan kepada anggota sekolah yang berbagi
pengetahuan, sehingga mereka lebih terlibat dalam
pembelajaran.
4. Program Pelatihan yang Bermakna: Membuat
program pelatihan yang memberikan makna bagi
anggota sekolah, sehingga mereka merasa terlibat
pada tingkat yang lebih tinggi, yang mendukung
upaya untuk membangun budaya belajar.
5. Menciptakan Budaya Sekolah yang Kondusif:
Melalui perencanaan program yang matang,
implementasi kebijakan sekolah, kondisi dan
layanan di sekolah, serta penataan keindahan,
kebersihan, dan kenyamanan sekolah
5. Kurikulum yang cenderung Dalam menghadapi perubahan kurikulum, ada beberapa
sering berubah-ubah langkah yang dapat diambil. Pertama, guru perlu memiliki
prasangka baik terhadap perubahan tersebut dan selalu
berfikir serta berperilaku positif
Selain itu, guru juga perlu siap untuk beradaptasi dengan
perubahan tersebut, baik melalui mengakses platform
pembelajaran baru, mengikuti pelatihan, seminar, atau
webinar, maupun dengan menciptakan pembelajaran daring
yang efektif
Selanjutnya, penting bagi guru untuk mendalami kurikulum
yang berlaku agar tujuan pendidikan dapat tercapai
. Sikap terbuka dan kesiapan untuk terus belajar dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga menjadi kunci dalam menghadapi perubahan
kurikulum
6. Terbatasnya sarana dan prasarana
1. Pengajuan kepada Pemerintah: Sekolah dapat
mengajukan surat pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan kepada pemerintah untuk mendapatkan
bantuan dan dukungan.
2. Kreativitas Guru: Guru dapat mencari alternatif
dan menjadi lebih kreatif dalam melakukan
pembelajaran, misalnya dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada secara optimal.
3. Perencanaan Tindakan: Sekolah perlu melakukan
perencanaan yang terstruktur terkait pengelolaan
sarana dan prasarana, serta mengidentifikasi secara
terperinci mengenai kekurangan dan kebutuhan
fasilitas.
4. Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat
dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana
sekolah, baik melalui partisipasi langsung maupun
sumber daya yang dapat mereka sumbangka.

7. Tidak mencukupinya dana BOSP Jika terjadi ketidakcukupan dana BOS dari pemerintah,
dari pemerintah sekolah dapat mencari sumber dana tambahan melalui
program-program lain, kerjasama dengan pihak swasta, atau
melalui inisiatif-inisiatif kreatif lainnya. Selain itu, pihak
sekolah juga dapat mengajukan usulan dan menyampaikan
kondisinya kepada pihak terkait untuk mencari solusi atas
ketidakcukupan dana tersebut. Penting untuk memastikan
bahwa pengelolaan dana BOS dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku agar tujuan program dapat tercapai
dengan baik
ARTIKEL

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER & MANAJER DALAM MEMBANGUN PERFORMA


SEKOLAH

ABSTRAK
Artikel ini dibuat bertujuan untuk menjelaskan kepala sekolah sebagai leader dan manajer dalam
membangun performa sekolah. Kepala sekolah sebagai figur pemimpin di lembaga
sekolah sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam membangun
performa yang baik di sekolah, karena performa sekolah itu merupakan suatu capaian yang
dianggap konkrit bagi masyarakat sebagai acuan apakah lembaga sekolah. Adapun metode
pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan artikel ini diperoleh dengan teknik
Studi Pustaka. Dari studi ini Sebagai pemimpin dan manajer, kepala sekolah memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk meningkatkan performa sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus
mampu menjadi teladan bagi bawahannya dan sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu
memberdayakan bawahannya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi pendidikan di Indonesia
pada umumnya 1). Kepala sekolah juga harus mempunyai wawasan, keahlian manajerial,
mempunyai karisma kepemimpinan dan juga pengetahuan yang luas tentang tugas dan peran
sebagai kepala sekolah. 2). Dalam rangka melakukan peran sebagai manajer, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja
sama 3) Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin adalah mengatur situasi, mengendalikan
kegiatan kelompok, dan meningkatkan kinerja para guru agar berdampak pada semakin baiknya
kinerja sekolah dalam menjalankan tugas dan perannya.

Kata kunci: Kepala Sekolah, Leader, Manajer, Performa

PENDAHULUAN
Kepala sekolah adalah pemimpin yang memiliki kedudukan sentral dalam sebuah
lembaga pendidikan. Peran, tugas, dan tanggung jawabnya sangat penting dan mutlak serta
berpengaruh besar pada anggotanya termasuk peserta didiknya, kepala sekolah juga diperlukan
dalam pengorganisasian dan pengelolaan program pendidikan yang telah direncanakan dalam
lembaga tersebut. Baik dari aspek, sarana dan prasarana, administrasi, kurikulum,
ketenagakerjaan, pendidik dan tenaga kependidikan, atau di bidang pengajaran, maupun
pengawasan perkembangannya atau yang disebut supervisi, yang harus dilaksanakan secara
maksimal.
Menurut Mulyasa (2003) Kepala sekolah merupakan seorang yang mampu berperan
sebagai mediator dan figur, baik bagi pendidik di lembaganya, tenaga kependidikan, ataupun
peserta didik serta mediator dan figure bagi perkembangan masyarakat dan sekitarnya.
Sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, innovator, dan motivator.
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan
performa sekolah. Kepala sekolah harus mampu menjadi teladan bagi bawahannya dan
memberdayakan bawahannya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi pendidikan di Indonesia
pada umumnya. Selain itu, kepala sekolah juga harus memiliki wawasan, keahlian manajerial,
karisma kepemimpinan, dan pengetahuan yang luas tentang tugas dan peran sebagai kepala
sekolah. Dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai edukator, kepala sekolah harus
merencanakan dan mengimplementasikan strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama. Kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan dalam
mengambil keputusan dan berkomunikasi dengan baik.
Performa sekolah merujuk pada kinerja dan hasil yang dicapai oleh sebuah lembaga
pendidikan. Manajemen sekolah yang baik dianggap sebagai kunci sukses bagi performa siswa,
karena dapat memudahkan siswa dalam mencapai kesuksesan akademik.

METODOLOGI PENELITIAN

Adapun metode pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan artikel ini

diperoleh dengan teknik Studi Pustaka (library research) yaitu suatu riset kepustakaan murni

(Sutrisno Hadi: 2004). Dalam hal ini dilakukan dengan cara penelusuran dan mencari bukubuku

yang berkaitan dengan judul artikel.


PEMBAHASAN

1. Pengertian Kepala Sekolah


Beberapa ahli memberikan pengertian tentang kepala sekolah. Wahjosumidja
mendefinisikan kepala sekolah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah. 1)E. Mulyasa (2003) menyatakan bahwa kepala sekolah
memiliki peran sebagai educator, manager, administrator, innovator, motivator, supervisor,
dan leader. 2)Selain itu, Mc Crudy (2000) menyebutkan bahwa kepala sekolah memiliki
tugas administrative, yaitu memfokuskan dirinya ke dalam enam bidang, yaitu orang, media
pembelajaran, sumber, kualitas pengawasan, koordinasi kegiatan sekolah, dan pemecahan
masalah.3) Dirawat (2002) juga menyebutkan bahwa kepala sekolah memiliki tugas dalam
bidang administrasi, yang di golongkan menjadi enam, yaitu pengelolaan pengajaran,
kepegawaian, kemuridan, gedung dan halaman, keuangan, dan hubungan sekolah dan
masyarakat.
Beberapa ahli memberikan pandangan mengenai unsur-unsur utama yang dimiliki oleh
kepala sekolah. E. Mulyasa (2003) menyatakan bahwa kepala sekolah harus mampu
melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manager, administrator, dan supervisor. Dari
berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur utama yang dimiliki kepala sekolah
meliputi kemampuan memimpin, mendidik, serta bergaul dengan berbagai unsur yang ada di
dalam lingkungan sekolah.
2. Kepala Sekolah Sebagai Leader dan Manajer

Kepala sekolah sebagai leader Menurut Mulyasa (2003) dapat dianalisis dari
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan
mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai
leader akan tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil
resiko, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan.

Dalam menjalankan organisasi sekolah diperlukan kepemimpinan kepala sekolah


yang terampil. Kepemimpinan kepala sekolah dapat juga dijabarkan sebagai proses membina
hubungan timbal balik antara pemimpin dengan yang dipimpin dengan mengandalkan
kemampuan komunikasi interpersonal sehingga terjalin saling pengertian dan kerjasama
antar personil.
Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang menentukan dalam pengelolaan
pendidikan sekolah, berhasil atau tidaknya tujuan sekolah dapat di pengaruhi bagaimana
kepala sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, fungsi-fungsi manajemen
tersebut adalah planning atau perencanaan, organization atau pengorganisasian, actuating
atau penggerakan, controlling atau pengontrolan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama
atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan menunjang kegiatan sekolah
Peran kepala sekolah sebagai manajer dapat dilihat dari kemampuan kepala sekolah
dalam menyusun progarma di sekolah menurut Euis Karwati (2013), kemampuan menyusun
organisasi kepegawaian yang tepat, kemampuan menggerakkan staf untuk lebih giat dalam
melaksanakan tugas, kemampuan mengoptimalkan semua sumber daya yan dimiliki oleh
sekolah.
Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan, memiliki tugas melaksanakan
dan mengawasi serta mengevaluasi aktivitas sekolah dengan menyusun tujuan, memihara
disiplin dan mengevaluasi pembelajaran yang dicapai. Untuk itu kepala sekolah didorong
untuk
menjadi pemimpin yang memudahkan personil sekolah dengan membangun kerjasama,
menciptakan jaringan kerja dan mengatur semua komponen sekolah dengan komunikasi yang
baik.
Menurut Amiruddin, dkk (2006) kepemimpinan dalam konteks manajemen berbasis
sekolah membutuhkan kepala sekolah yang memenuhi karakteristik antara lain seperti
memiliki pandangan bahwa sekolah adalah lembaga publik yang memiliki akuntabilitas dan
transparansi, memahami arah kebijakan pendidikan secara nasional, memiliki keterampilan
untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran serta memiliki visi yang konkrit tentang
implikasi pendidikan bagi masyarakat. Oleh karena itu kepala sekolah selain berperan
sebagaipemimpin dan pembina program-program supervisi, kepala sekolah juga mempunyai
peran andil untuk merumuskan perbaikan terkait proses pembelajaran dan meningkatkan
hasil capaian atau prestasi peserta didik disekolahnya.
3. Kepala Sekolah Sebagai Leader & Manajer Dalam Membangun Performa Sekolah
Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa kepala sekolahlah yang dapat menentukan
"warna" sekolah, dalam kaitan untuk bisa memajukan atau meningkatkan prestasi
peserta didik dan prestasi sekolah itu sendiri adalah kepala sekolahlah yang menjadi
sosokpanutan yang berada pada posisi sentral. Dapat pula dikatakan bahwa "kalau kepala
sekolahnyabaik sekolah akan menjadi baik".
Kepemimpinan kepala sekolah sangat berperan penting dalam meningkatkan
prestasipeserta didik disekolahnya. Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan
bertanggungjawab untuk memotivasi para guru, pegawai dan siswa melakukan tindakan
sesuai visi dan misiserta tujuan pendidikan.
Roe dan Drake (1980) mengatakan bahwa ada lima kewajiban dan tanggung jawab
kepalasekolah yaitu:
a. Berinisiatif dalam meningkatkan teknik dan metode pengajaran
b. Melaksanakan kurikulum secara baik sesuai kebutuhan pelajar
c. Mengatur para guru untuk memotivasi para pelajar pada tingkatan optimal
d. Memberikan peluang kepada para guru untuk mengikuti program pengembangan pribadi
guru
e. Mengatur para guru memberikan koordinasi dan menempatkan mereka mengajar mata
pelajaran tertentu dengan tingkatan yang baik.
Kepala sekolah yang sadar dengan kepemimpinannya maka akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mengarahkan segala tindakannya agar setiap tujuan awal yang
telah ditetapkan diawal dapat tercapai. Karena kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan
yang baik akan bisa menganalisa apa saja yang bisa membuat tujuannya tercapai sehingga
dibuat lah rancangan dan program-programnya. Selanjutnya kepala sekolah akan
memberikanarahan kepada bawahan nya termasuk guru untuk bekerja sesuai alur yang telah
ditetapkansecara bersama dalam hal ini kepala sekolah selalu melakukan pengontrolan
terhadap kerjasetiap guru, maka dengan itu guru akan terdorong untuk bekerja secara
profesional dan sesuaidengan prosedur yang mengarah pada pencapaian tujuan, melalui cara
ini keprofesionalan guruakan tercipta dengan sendirinya sesuai kemampuan karena adanya
arahan dan bimbingan darikepala sekolah. Sehingga dengan adanya arahan yang yang
bijaksana dari kepala sekolah makakinerja guru pun akan dapat ditingkatkan dan ini akan
memberikan dampak signifikan terhadapcapaian prestasi peserta didik di sekolahnya.
Seorang pemimpin hendaklah mengerti pentingnya kerjasama. Dengan adanya
kemampuan kerjasama ini, maka seorang kepala sekolah juga akan dianggap sukses dalam
peranan kepemimpinan dan itu karena kepala sekolah berhasil menggerakkan pengikut
merekauntuk bekerja sama dalam hal ini yaitu guru sehingga secara positif capaian hasil
belajar danprestasi peserta didik pun akan semakin bagus dan meningkat.
KESIMPULAN
Kepala sekolah sebagai leader dan manajer memiliki beberapa tanggung jawab dan peran
penting dalam peningkatan kinerja sekolah. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan arti dari
peran kepala sekolah sebagai leader dan manajer berdasarkan sumber yang ada.
Secara keseluruhan, peran kepala sekolah sebagai leader dan manajer melibatkan tugas
dalam pemimpinan, manajemen, dan pengawasan sekolah. Kepala sekolah harus memiliki
kemampuan dan dedikasi yang tinggi untuk menjalankan tugas-tugas ini dan mencapai tujuan
Pendidikan.

REFERENSI
Overton, Rodney. (2002). Leadership Made Simple. Singapura: Wharton Books
Roe, WHT dan Drake (1980). The Principalship. Newyork: Macmilalan Publishing
Syafaruddin. (2010). Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Quantum Teaching
Wahab, Abdul Aziz. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:
Alfa Beta
Euis Karwati. (2013) et all, Kinerja Dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun
Sekolah Yang Bermutu, Bandung: Alfabeta
ANALISIS SWOT
1. Strength
Sebagai seorang leader, kepala sekolah perlu mampu memberikan visi, memotivasi, dan
memimpin staf dan siswa menuju tujuan yang jelas. Sebagai seorang manajer, mereka perlu
mengelola sumber daya, merencanakan kegiatan pembelajaran, dan memastikan operasional
sekolah berjalan lancar. Kemampuan untuk berkomunikasi, mengambil keputusan, dan
memecahkan masalah juga kunci dalam peran ini. Selain itu, kepala sekolah perlu
mendorong kolaborasi antar staf dan melibatkan komunitas sekolah dalam upaya
meningkatkan performa sekolah.
2. Weakness:
Terdapat faktor kelemahan yang dapat menghambat kepala sekolah dalam menjalankan
tugasnya. Beberapa kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan
kepemimpinannya adalah kurangnya dukungan dari stakeholders, kurangnya kompetensi
dalam mengelola institusi pendidikan, dan kurangnya kemampuan dalam menggerakkan
semua warga sekolah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab organisasi pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki
kompetensi manajerial yang baik dalam mengelola institusi pendidikan dan mampu
memberikan motivasi terhadap warga sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu
menjalankan perannya sebagai supervisor yang bertanggung jawab untuk membimbing,
mengawasi, dan mengembangkan kompetensi pedagogik guru.
3. Opportunity:

Sebagai Leader:
Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah dapat:
1. Menginspirasi dan Memotivasi: Memimpin dengan teladan dan memotivasi staf dan
siswa untuk mencapai tujuan akademik dan pengembangan pribadi.
2. Membangun Budaya Sekolah yang Positif: Menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif, aman, dan mendukung.
3. Mengarahkan Visi dan Strategi: Mengembangkan visi jangka panjang untuk sekolah
dan merancang strategi untuk mencapai visi tersebut.

Sebagai Manajer:
Sebagai manajer, seorang kepala sekolah dapat:
1. Mengelola Sumber Daya: Mengelola anggaran, fasilitas, dan sumber daya manusia
secara efisien untuk mendukung keberhasilan sekolah.
2. Memastikan Kepatuhan: Memastikan sekolah mematuhi peraturan pendidikan dan
kebijakan pemerintah.
3. Mengembangkan Kurikulum: Terlibat dalam pengembangan kurikulum yang relevan
dan memastikan pengajaran yang berkualitas.
Dengan memadukan peran sebagai pemimpin dan manajer, seorang kepala sekolah dapat
berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan performa sekolah.
4. Threat:
Faktor ancaman yang dihadapi oleh kepala sekolah sebagai leader dan manajer dalam
membangun performa sekolah dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi masing-
masing sekolah. Namun, beberapa faktor ancaman yang umumnya dihadapi oleh kepala
sekolah dalam membangun performa sekolah antara lain:
1. Kurangnya dukungan dari pihak internal dan eksternal sekolah, seperti guru, staf, orang
tua, dan masyarakat sekitar.
2. Keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran, fasilitas, maupun tenaga kerja.
3. Perubahan kebijakan pendidikan yang seringkali tidak konsisten dan membingungkan.
4. Tingginya tingkat persaingan antar sekolah yang dapat mempengaruhi citra dan reputasi
sekolah.
5. Perubahan sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi siswa.

Anda mungkin juga menyukai