Program Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan
1. a. Mendeskripsikan makalah
PENDAHULUAN
Memasuki era Globalisasi saat ini menjadikan manajeman mutu sebagai kebutuhan
dalam mengelola lembaga–lembaga pendidikan hingga era persaingan jaminan mutu.
Globalisasi menjadikan manajeman mutu sebagai kebutuhan dalam mengelola
lembaga-lembaga pendidikan hingga era persaingan jaminan mutu. Masyarakat,
pemerintah, dan pengguna jasa pendidikan sangat membutuhkan lembaga pendidikan
yang bermutu. Hal ini disebabkan karena didalam dunia pendidikan, mutu menjadi hal
yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Istilah mutu tidak akan
terlepas dari manajemen mutu yang membahas setiap area dari manajemen operasi
seperti perencanaan, pengorganisasian, dan juga pengawasan.
METODOLOGI PENELITIAN
Konsepsi Mutu
Mutu memiliki lima dimensi, yaitu: 1). Rancangan (design), sebagai spesifikasi
produk; 2). Kesesuaian (conformance), yakni kesesuian antara maksud desain dengan
penyampian produk aktual; 3). Kesediaan (availability), mencakup aspek kedapat
dipercayaan serta ketahanan, dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan;
4). Keamanan (safety), aman tidak membahayakan konsumen; dan 5). Guna praksis
(field use), kegunaan praksis yang dapat dimanfaatkan penggunanya oleh konsumen.
Sedang disisi lain Tjiptono menjelaskan 8 dimensi mutu yakni:
3) Kompetensi,
4) Akses,
5) Kesopanan (Coustesy),
6) Komunikasi,
7) Kredibilitas,
Adapun indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur mutu pendidikan yaitu
hasil akhir pendidikan, hasil langsung pendidikan (hasil langsung inilah yang dipakai
sebagai titik tolok pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan, misal tes
tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap), proses pendidikan,
instrumen input (alat berinteraksi dengan raw input, yakni siswa), serta raw input dan
lingkungan.
Pelanggan adalah wasit terhadap mutu dan institusi sendiri tidak akan mampu bertahan
tanpa mereka. Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
KESIMPULAN
Mutu merupakan suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau
dikenakan kepada barang dan atau kinerjanya. Dalam Implementasinya Sesuatu dapat
dikatakan bermutu apabila memenuhi: Pertama, mutu meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Kedua, mutu mencakup produk, jasa, manusia,proses,
dan lingkungan. Ketiga, mutu merupakan kondisi yang selalu berubah, artinya apa
yang dianggap bermutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada saat yang
lain. Keempat, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melibihi harapan.
Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara
efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakulikuler pada
peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
program pembelajaran tertentu. Mutu memiliki lima dimensi, yaitu: 1). Rancangan
(design), sebagai spesifikasi produk; 2). Kesesuaian (conformance), yakni kesesuian
antara maksud desain dengan penyampian produk aktual; 3). Kesediaan (availability),
mencakup aspek kedapat dipercayaan serta ketahanan, dan produk itu tersedia bagi
konsumen untuk digunakan; 4). Keamanan (safety), aman tidak membahayakan
konsumen; dan 5). Guna praksis (field use), kegunaan praksis yang dapat
dimanfaatkan penggunanya oleh konsumen.
B. Isu permasalahanya dan solusinya dikaitkan dengan situasi dan kondisi saat ini
N PERMASALAHAN SOLUSI
O
1. kesenjangan akses teknologi memberikan akses teknologi yang memadai, yaitu misalnya
dengan PROGRAM INTERNET MASUK SEKOLAH
2. keterbatasan akses ke Pendidikan meningkatkan kualitas fasilitas dan infrastruktur, serta
khususnya sekolah-sekolah di memberikan akses pendidikan yang lebih merata dan
daerah terpencil saat musim apabila masih memungkinkan maka dilakukan
penghujan pembelajaran jarak jauh dengan syarat akses internet baik
dan lancar. Atau dilakukan pembelajaran dengan system
blended.
3. Kualitas guru yang rendah Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik di
lembaga sekolah. Salah satunya adalah dengan
memberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi
yang terus-menerus, baik melalui lembaga pendidikan guru
seperti Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
maupun melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan
oleh lembaga-lembaga lain
.Selain itu, guru dan tenaga pendidik juga dapat
meningkatkan kualitasnya dengan melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi, seperti program magister atau
doktor
Selain itu, guru dan tenaga pendidik juga dapat
meningkatkan kualitasnya dengan aktif melakukan
penelitian dan menulis karya tulis ilmiah
Selain itu, lembaga sekolah juga dapat meningkatkan
kualitas guru dan tenaga pendidik dengan merekrut guru
yang berkualitas, memberikan insentif dan penghargaan
bagi guru yang berprestasi, serta menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif dan mendukung pengembangan
kompetensi guru dan tenaga pendidik
7. Tidak mencukupinya dana BOSP Jika terjadi ketidakcukupan dana BOS dari pemerintah,
dari pemerintah sekolah dapat mencari sumber dana tambahan melalui
program-program lain, kerjasama dengan pihak swasta, atau
melalui inisiatif-inisiatif kreatif lainnya. Selain itu, pihak
sekolah juga dapat mengajukan usulan dan menyampaikan
kondisinya kepada pihak terkait untuk mencari solusi atas
ketidakcukupan dana tersebut. Penting untuk memastikan
bahwa pengelolaan dana BOS dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku agar tujuan program dapat tercapai
dengan baik
ARTIKEL
ABSTRAK
Artikel ini dibuat bertujuan untuk menjelaskan kepala sekolah sebagai leader dan manajer dalam
membangun performa sekolah. Kepala sekolah sebagai figur pemimpin di lembaga
sekolah sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam membangun
performa yang baik di sekolah, karena performa sekolah itu merupakan suatu capaian yang
dianggap konkrit bagi masyarakat sebagai acuan apakah lembaga sekolah. Adapun metode
pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan artikel ini diperoleh dengan teknik
Studi Pustaka. Dari studi ini Sebagai pemimpin dan manajer, kepala sekolah memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk meningkatkan performa sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus
mampu menjadi teladan bagi bawahannya dan sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu
memberdayakan bawahannya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi pendidikan di Indonesia
pada umumnya 1). Kepala sekolah juga harus mempunyai wawasan, keahlian manajerial,
mempunyai karisma kepemimpinan dan juga pengetahuan yang luas tentang tugas dan peran
sebagai kepala sekolah. 2). Dalam rangka melakukan peran sebagai manajer, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja
sama 3) Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin adalah mengatur situasi, mengendalikan
kegiatan kelompok, dan meningkatkan kinerja para guru agar berdampak pada semakin baiknya
kinerja sekolah dalam menjalankan tugas dan perannya.
PENDAHULUAN
Kepala sekolah adalah pemimpin yang memiliki kedudukan sentral dalam sebuah
lembaga pendidikan. Peran, tugas, dan tanggung jawabnya sangat penting dan mutlak serta
berpengaruh besar pada anggotanya termasuk peserta didiknya, kepala sekolah juga diperlukan
dalam pengorganisasian dan pengelolaan program pendidikan yang telah direncanakan dalam
lembaga tersebut. Baik dari aspek, sarana dan prasarana, administrasi, kurikulum,
ketenagakerjaan, pendidik dan tenaga kependidikan, atau di bidang pengajaran, maupun
pengawasan perkembangannya atau yang disebut supervisi, yang harus dilaksanakan secara
maksimal.
Menurut Mulyasa (2003) Kepala sekolah merupakan seorang yang mampu berperan
sebagai mediator dan figur, baik bagi pendidik di lembaganya, tenaga kependidikan, ataupun
peserta didik serta mediator dan figure bagi perkembangan masyarakat dan sekitarnya.
Sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, innovator, dan motivator.
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan
performa sekolah. Kepala sekolah harus mampu menjadi teladan bagi bawahannya dan
memberdayakan bawahannya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi pendidikan di Indonesia
pada umumnya. Selain itu, kepala sekolah juga harus memiliki wawasan, keahlian manajerial,
karisma kepemimpinan, dan pengetahuan yang luas tentang tugas dan peran sebagai kepala
sekolah. Dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai edukator, kepala sekolah harus
merencanakan dan mengimplementasikan strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama. Kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan dalam
mengambil keputusan dan berkomunikasi dengan baik.
Performa sekolah merujuk pada kinerja dan hasil yang dicapai oleh sebuah lembaga
pendidikan. Manajemen sekolah yang baik dianggap sebagai kunci sukses bagi performa siswa,
karena dapat memudahkan siswa dalam mencapai kesuksesan akademik.
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan artikel ini
diperoleh dengan teknik Studi Pustaka (library research) yaitu suatu riset kepustakaan murni
(Sutrisno Hadi: 2004). Dalam hal ini dilakukan dengan cara penelusuran dan mencari bukubuku
Kepala sekolah sebagai leader Menurut Mulyasa (2003) dapat dianalisis dari
kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan
mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai
leader akan tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil
resiko, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan.
REFERENSI
Overton, Rodney. (2002). Leadership Made Simple. Singapura: Wharton Books
Roe, WHT dan Drake (1980). The Principalship. Newyork: Macmilalan Publishing
Syafaruddin. (2010). Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Quantum Teaching
Wahab, Abdul Aziz. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:
Alfa Beta
Euis Karwati. (2013) et all, Kinerja Dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun
Sekolah Yang Bermutu, Bandung: Alfabeta
ANALISIS SWOT
1. Strength
Sebagai seorang leader, kepala sekolah perlu mampu memberikan visi, memotivasi, dan
memimpin staf dan siswa menuju tujuan yang jelas. Sebagai seorang manajer, mereka perlu
mengelola sumber daya, merencanakan kegiatan pembelajaran, dan memastikan operasional
sekolah berjalan lancar. Kemampuan untuk berkomunikasi, mengambil keputusan, dan
memecahkan masalah juga kunci dalam peran ini. Selain itu, kepala sekolah perlu
mendorong kolaborasi antar staf dan melibatkan komunitas sekolah dalam upaya
meningkatkan performa sekolah.
2. Weakness:
Terdapat faktor kelemahan yang dapat menghambat kepala sekolah dalam menjalankan
tugasnya. Beberapa kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam menjalankan
kepemimpinannya adalah kurangnya dukungan dari stakeholders, kurangnya kompetensi
dalam mengelola institusi pendidikan, dan kurangnya kemampuan dalam menggerakkan
semua warga sekolah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab organisasi pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki
kompetensi manajerial yang baik dalam mengelola institusi pendidikan dan mampu
memberikan motivasi terhadap warga sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu
menjalankan perannya sebagai supervisor yang bertanggung jawab untuk membimbing,
mengawasi, dan mengembangkan kompetensi pedagogik guru.
3. Opportunity:
Sebagai Leader:
Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah dapat:
1. Menginspirasi dan Memotivasi: Memimpin dengan teladan dan memotivasi staf dan
siswa untuk mencapai tujuan akademik dan pengembangan pribadi.
2. Membangun Budaya Sekolah yang Positif: Menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif, aman, dan mendukung.
3. Mengarahkan Visi dan Strategi: Mengembangkan visi jangka panjang untuk sekolah
dan merancang strategi untuk mencapai visi tersebut.
Sebagai Manajer:
Sebagai manajer, seorang kepala sekolah dapat:
1. Mengelola Sumber Daya: Mengelola anggaran, fasilitas, dan sumber daya manusia
secara efisien untuk mendukung keberhasilan sekolah.
2. Memastikan Kepatuhan: Memastikan sekolah mematuhi peraturan pendidikan dan
kebijakan pemerintah.
3. Mengembangkan Kurikulum: Terlibat dalam pengembangan kurikulum yang relevan
dan memastikan pengajaran yang berkualitas.
Dengan memadukan peran sebagai pemimpin dan manajer, seorang kepala sekolah dapat
berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan performa sekolah.
4. Threat:
Faktor ancaman yang dihadapi oleh kepala sekolah sebagai leader dan manajer dalam
membangun performa sekolah dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi masing-
masing sekolah. Namun, beberapa faktor ancaman yang umumnya dihadapi oleh kepala
sekolah dalam membangun performa sekolah antara lain:
1. Kurangnya dukungan dari pihak internal dan eksternal sekolah, seperti guru, staf, orang
tua, dan masyarakat sekitar.
2. Keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran, fasilitas, maupun tenaga kerja.
3. Perubahan kebijakan pendidikan yang seringkali tidak konsisten dan membingungkan.
4. Tingginya tingkat persaingan antar sekolah yang dapat mempengaruhi citra dan reputasi
sekolah.
5. Perubahan sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi siswa.