Anda di halaman 1dari 31

PETUNJUK PRAKTIKUM

MATA KULIAH BAHAN PAKAN DAN


FORMULASI RANSUM

Nama :
NIM :
Kelas :
Kelompok :
Asisten :

LABORATORIUM ILMU NUTRISI DAN PAKAN


PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
PERATURAN PRAKTIKUM

1. Selama praktikum praktikan wajib memakai jas lab lengan panjang

2. Memakai pakaian rapi dan berkerah

3. Dilarang membawa makanan maupun minuman di dalam laboratorium

4. Selama praktikum berlangsung dilarang mengoperasikan laptop dan HP di

dalam laboratorium

5. Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai

6. Toleransi keterlambatan maksimal 5 menit (konsekuensi keterlambatan: (1)

review jurnal (2) review jurnal dan materi praktikum (3) ikut kloter

selanjutnya).

7. Nilai pretest minimal 70, jika tidak memenuhi diberikan kesempatan satu kali

pretes ulang, jika belum bisa mencapai nilai minimum maka membuat

makalah materi praktikum (minimal 7 hal dan dapus)

8. Hanya menerima surat izin dengan keterangan sakit dan disertai surat

keterangan dokter (terkecuai kegiatan yg memang penting dan harus

mendapat persetujuan TIM asisten)

9. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium dan menjaga ruangan tetap

kondusif.

Kontak Person Asisten :


1. Lanang (085642427358)
2. Fajri (085712041160)
3. Nissa (085326060123)
4. Agus (08983411023)
5. Ismun (087736432352)
6. Lilik (081575023999)
ACARA 1

IDENTIFIKASI BAHAN PAKAN

Tujuan : mengetahui berbagai macam bahan pakan yang diindentifikasi menurut


sumbernya.

Idetifikasi bahan pakan menurut sumbernya dibagi menjadi :

1. Identifikasi bahan pakan menurut asal


2. Identifikasi bahan pakan menurut fisik
3. Identifikasi bahan pakan menurut zat gizi
4. Identifikasi bahan pakan menurut kelaziman
5. Identifikasi bahan pakan menurut internasional

1. Identifikasi bahan pakan menurut asal

A. Bahan Pakan Asal Tanaman


a. Hijauan pakan (Forage)
contoh : rumput (R. Gajah, R. Raja, R. Setaria)
b. Jerami (Roughages)
contoh : jerami padi, jerami jagung, dll.
c. Biji-bijian
contoh : jagung, sorghum, millet, dll.
d. Umbi
contoh : singkong, ubi jalar, ketela rambat, dll.
e. Sisa hasil sampingan industri pertanian
contoh : bekatul, bungkil kelapa, pollard, dll.

B. Bahan Pakan Asal Hewan


contoh : tepung daging, poultry meat meal (PMM), meat bone meal
(MBM), dll.
C. Bahan Pakan Asal Ikan
contoh : tepung kepala udang, tepung ikan, dll.
2. Identifikasi bahan pakan menurut fisik
A. Bentuk Butiran
contoh : jagung, sorghum, millet, dll.
B. Bentuk Tepung
contoh : bekatul, dedak gandum, tepung ikan, dll.
C. Bentuk Cair
contoh : minyak ikan, molases, limbah kecap, dll.
3. Identifikasi bahan pakan menurut fisik

1. Carbonaceous Concentrates
kandungan energi tinggi, serat kasar rendah (<18%) & protein rendah
(<20%).
contoh : dedak padi, jagung, molases, dll.
2. Carbonaceous Roughages
kandungan energi rendah, serat kasar tinggi (>20%) & protein rendah
(<20%).
contoh : jerami padi, silase jagung, jenggel jagung, dll.
3. Proteinaceous Concentrate
kandungan energi rendah, serat kasar rendah & protein tinggi.
contoh : urea, bungkil kedelai, tepung ikan, dll.
4. Proteinaceous Roughages
kandungan energi rendah, serat kasar dan protein cukup serta kalsium
tinggi.
contoh : hijauan leguminosa

4. Identifikasi bahan pakan menurut kelaziman

1. Bahan Pakan Konvensional


Bahan pakan yang lazim diberikan ternak.
contoh : bekatul, onggok, bungkil kedelai, dll.
2. Bahan Pakan Inkonvensional
Bahan pakan yang tidak lazim diberikan ternak.
contoh : bagasse, kulit kacang tanah, bonggol pisang, urea, dll.

5. Identifikasi bahan pakan menurut internasional

1. Hijauan Kering/Hay
Kandungan air maksimal 12-14% dan kadar serat kasar lebih dari 10%.
contoh : jerami padi, jerami jagung, fodder, dll.
2. Hijauan Segar/Pasture
Semua hijauan yang diberikan secara segar dan memiliki kadar air yang
masih tinggi.
contoh : rumput dan leguminosa.
3. Silase
Bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses
fermentasi di dalam silo secara anaerob, mengandung kadar bahan kering
sebesar 30-35%.
Contoh : silase rumput, silase jagung, dll.
4. Sumber Energi
Bahan pakan memiliki kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat
kasar kurang dari 18%.
Contoh : jagung, bekatul, sorghum, dll.
5. Sumber Protein
Bahan pakan memiliki kandungan protein kasar diatas 20%.
Contoh : tepung ikan, bungkil kedelai, dll.
6. Sumber Mineral
Bahan pakan yang mengandung banyak mineral.
Contoh : tepung cangkang kerang, tepung tulang, dll.
7. Sumber Vitamin
Bahan pakan yang mengandung cukup banyak vitamin.
Contoh : vitachick, preparat vitamin, dll.
8. Zat Aditif
Bahan pakan yang ditambahkan dalam ransum atau pakan dalam jumlah
sedikit dengan tujuan tertentu.
Contoh : prebiotik, probiotik, dll.
LEMBAR KERJA
1. Hijauan Kering/Hay

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
1. Hijauan Kering/Hay

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
2. Hijauan Segar/Pastura
No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi
(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
2. Hijauan Segar/Pastura
No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi
(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
3. Silase

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


Internasional Kelaziman
(%)
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
4. Sumber Energi

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
4. Sumber Energi

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
5. Sumber Protein

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
5. Sumber Protein

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
6. Sumber Mineral

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
7. Sumber Mineral

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
7. Sumber Vitamin

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
8. Zat Aitif

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:

LEMBAR KERJA
8. Zat Aditif

No Bahan Pakan Organoleptik Kandungan Nutrisi Secara Secara Antinutrisi


(%) Internasional Kelaziman
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
Bentuk : Kadar Air:
Tekstur : Protein kasar:
Warna : Lemak Kasar:
Bau : Serat Kasar:
Energi:
Kalsium:
ACARA 2

PENGUJIAN KUALITAS BAHAN PAKAN

A. Pentingnya Pengukuran Kualitas Bahan Pakan


1. Ransum tersusun dari kumpulan bahan baku yang diformulasikan secara
khusus sehingga memiliki kandungan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan. Kualitas ransum sangat ditentukan dari kualitas bahan baku
yang digunakan.
2. Kualitas bahan pakan dapat berubah dengan berubahnya suhu,
penyimpanan dan penambahan bahan lain.
3. Pengujian kualitas fisik, mikroskopik dan kimia mempunyai tujuan untuk
memastikan bahan baku atau ransum jadi benar-benar berkualitas.
4. Uji kualitas sebaiknya dilakukan secara periodik, disetiap kedatangan
bahan baku dan ransum maupun saat terjadi perubahan supplier.
5. Kualitas ransum sangat berpengaruh terhadap performan ternak

B. Ciri-ciri Bahan Pakan Yang Baik :


 Kering (KA = 12-14%)
 Bebas kutu atau insekta
 Utuh, tidak pecah atau rusak
 Bau dan rasa sesuai dengan aslinya
 Penampilan luar tidak berjamur, tidak menggumpal
 Bebas bahan pemalsu

BEBERAPA UJI BAHAN PAKAN :


1. UJI ORGANOLEPTIS
2. UJI MIKROSKOPIS
3. UJI KIMIA
4. UJI BIOLOGIS

C. Pengujian Kualitas Bahan Pakan :


1. Uji Kontaminan/Daya Apung
2. Uji Berat Jenis

1. Uji Kontaminan/Daya Apung


 Materi :
1. bahan pakan, meliputi : tepung ikan, bungkil kedelai, tepung jagung dan
bekatul masing-masing 1 kg
2. bahan subalan berupa : tepung serbuk gergaji, tepung sekam, urea, tepung
batu bata masing-masing 0,5 kg
3. timbangan, gelas ukur 1 liter dan air.
 Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Amati penampilan fisik bahan pakan asli dan bahan subalan, tulislah
bentuk, warna, rasa, tekstur, bau
3. Campurkan tepung ikan 1 kg dengan 0,5 ons tepung batu bata dan 10 g
urea
4. Campurkan bungkil kedelai 1 kg dengan tepung serbuk gergaji 1 ons

5. Campur tepung jagung 1 kg dengan 2 ons bekatul


6. Campurkan 1 kg bekatul dengan 2 ons tepung sekam
7. Amati bahan pakan yang sudah dicampur dengan bahan pemalsu (baik
warna, bentuk, rasa, bau, tekstur ). Tulis dalam tabel
8. Uji bahan pakan yang sudah dicampur dengan cara digenggam, tulis
perbedaannya dengan bahan pakan yang asli dalam tabel uji genggam
9. Uji bahan pakan yang sudah dicampur dengan uji tabur pada gelas ukur
yang sudah diisi air. Amati banyaknya yang mengapung dan warna dari
airnya
10. Tulis perbedaannya dalam tabel uji tabur

2. Pengukuran Berat Jenis (Bj)


1. Materi : 1. bahan pakan asli jagung, bekatul, tepung ikan dan bungkil
kedelai
2. bahan pakan yang dicampur subalan
3. Alat : gelas ukur 100 ml
4. Prosedur :
 Timbanglah berat gelas ukur kosong, lalu catat
 Masukkan sampel bahan pakan, selanjutnya dimasukkan dalam tabung
ukur 100 ml sampai penuh dan mampatkan sampai tidak ada rongga
udara dengan menggunakan kayu
 Timbang gelas ukur yang berisi bahan pakan
 BJ =( (berat sampel+wadah) – berat wadah) dibagi volume wadah
 BJ dihitung dalam gram/liter
LEMBAR KERJA

1. Uji Kontaminan/Daya Apung

Nama Bahan Pakan Mengapung* Tenggelam*


Bekatul Asli

Bekatul Palsu

Tepung Ikan Asli

Tepung Ikan Subalan

Bungkil Kedelai Asli

Bungkil Kedelai Palsu

Jagung Asli

Jagung Palsu

Keterangan : *diisi yang mengapung dan tenggelam nama bahannya apa

2. Uji Genggam

Nama Bahan Pakan Uji Genggam*


Bekatul Asli

Bekatul Palsu

Tepung Ikan Asli

Tepung Ikan Subalan

Bungkil Kedelai Asli

Bungkil Kedelai Palsu

Jagung Asli

Jagung Palsu

Keterangan :*diisi Ambyar atau Menggumpal


LEMBAR KERJA

3. Uji Berat Jenis (Bj)

Nama Bahan Pakan Uji Bj*


Bekatul Asli

Bekatul Palsu

Tepung Ikan Asli

Tepung Ikan Subalan

Bungkil Kedelai Asli

Bungkil Kedelai Palsu

Jagung Asli

Jagung Palsu

Keterangan :*diisi berapa hasil perhitungan Bj

Perhitungan :
ACARA 3

PENGUKURAN GROSS ENERGI

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran gross energi menggunakan
bombkalorimeter secara benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran.

Tujuan Khusus :
Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel, menentukan interpolasi
dan menghitung jumlah gross energi yang dihasilkan.

Gross energi (energi total) adalah keseluruhan energi yang terkandung di


dalam bahan pakan atau ransum. Pengukuran gross energi yang terdapat di dalam
bahan pakan atau ransum menggunakan alat yang dinamakan Bombkalorimeter.
Prinsip kerja dari Bombkalorimeter adalah membakar sampel dengan
sempurna menggunakan oksigen dengan tekanan tertentu dan mengukur jumlah
panas yang dihasilkan. Satuan gross energi adalah kal/g atau Kkal/Kg.
Praktikum pengukuran gross energi kali ini menggunakan bombkalorimeter
merk Parr Oxygen Bombkalorimeter, dimana pengukuran jumlah panas yang
dihasilkan terbagi menjadi 3 tahapan waktu pengamatan suhu yaitu :
a. Suhu diamati tiap 1 menit selama 5 menit
b. Setelah 5 menit suhu kembali diamati tiap 15 detik sampai suhu konstan.
c. Setelah suhu konstan diamati kembali tiap 1 menit selama 5 menit
Bahan :
Sampel bahan pakan aquades
Sodium carbonat metil red

Alat :
Bombaklorimeter timbangan analitik
Peleter beaker glass
Biuret kertas minyak
Loop pipet ukur
Pipet filler

Gambar Parr Oxygen Bombkalorimete


Prosedur Pengukuran Gross Energi
1. Menimbang sampel ± 1,0500 gr kemudian dimasukkan peleter.
2. Menimbang ulang sampel yang dari peleter misalkan ( m ) gr.
3. Memotong kawat nikelin ± 10 cm kemudian memasangnya pada bombhead
bombkalorimeter bersama dengan sampel uji.
4. Mengisi bombhead dengan aquades ± 1 mL dan oksigen dengan tekanan
± 25 – 30 atm
5. Mengisi oval bucket dengan air ± 2 liter, atur suhu air ± 26OC.
6. Memasukkan bombhead ke dalam oval bucket kemudian memasang
penutupnya.
7. Menyalakan motor pengaduk dan mencatat suhu awalnya.
8. Mengamati dan mencatat kenaikkan suhu tiap 1 menit selama 5 menit
9. Setelah 5 menit kemudian tekan tombol pembakar dan amati serta catat
kenaikkan suhu tiap 15 detik sampai suhu konstan.
10. Setelah suhu konstan amati dan catat kenaikkan suhu tiap 1 menit selama 5
menit.
11. Mematikan motor pengaduknya kemudian keluarkan bombhead dari oval
bucket dan buang gas didalamnya.
12. Mengukur sisa kawat yang tidak terbakar serta menuangkan air yang ada di
dalam bombhead ke dalam beaker glass.
13. Menetesi air tersebut dengan metil red kemudian mentitrasi menggunakan
sodium karbonat hingga terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning.
14. Catat banyaknya ( mL ) sodium carbonat yang dibutuhkan untuk titrasi.
15. Terakhir lakukan penghitungan dengan rumus yang sudah disediakan.

RUMUS PERHITUNGAN GROSS ENERGI

( t x w ) - e1 - e2
Kalori = m
Keterangan :
m = massa sampel setelah dari peleter ( gr )
e1 = cm kawat terbakar x 2,3 kalori
e2 = mL titrasi sodium carbonat x 1 kalori
w = ketetapan standar benzoat 2465,57 kal / OC
t = tc – ta – r1(b-a) – r2 (c-b)
tc = suhu konstan
ta = suhu pada menit ke 5
r1 = ( ta – t awal ) : 5
r2 = ( t akhir – tc) : 5
a = 5 menit
c = suhu konstan menunjukkan menit ke ....
tb = ta + 60% ( tc –ta )
(tb - suhu bawah )
.
b = menit 1 + (suhu atas - suhu bawah ) (menit 2 – menit 1)
Contoh data pengamatan suhu pada Bombkalorimeter
Keterangan Waktu Temperatur ( 0 C )
t awal 1.00 26.62
2.00 26.70
3.00 26.72
4.00 26.72
Ta 5.00 26.72
5.15 26.72
5.30 26.74
5.45 27.02
6.00 27.32
6.15 27.54
6.30 27.76
6.45 27.86
7.00 28.04
7.15 28.12
7.30 28.20
7.45 28.24
8.00 28.30
8.15 28.36
8.30 28.38
8.45 28.40
9.00 28.42
9.15 28.44
9.30 28.46
9.45 28.48
10.00 28.50
10.15 28.50
Tc 10.30 28.50
11.30 28.52
12.30 28.52
13.30 28.52
14.30 28.52
t akhir 15.30 28.52

Contoh perhitungan kalori :


Berat sampel : 1,0504 gr
( cm ) kawat yg terbakar : 5,1 cm
( mL ) titrasi : 1,3 mL
e1 : 5,1 x 2,3 kal = 11,73 kal
e2 : 1,3 x 1 kal = 1,3 kal
a : 5 menit
c : 10.00
r1 : (ta – t.awal) : 5
: ( 26.72 – 26.62 ) : 5
: 0.02 0C/menit
r2 : (t.akhir – tc ) : 5
: ( 28.52 - 28,50 ) : 5
: 0,004 0C/menit
tb : ta + 60% (tc – ta)
: 26.72 + 60% (28.50 – 26.72)
: 27.78
27.78-27.76
b : 6.30 + 27.86− 27.76 (6.45 – 6.30)
: 6.34
t : tc –ta – (r1 (b-a)) – ( r2 (c – b ))
: 28.50 – 26.72 – (0,02 (6.34 – 5.00)) – ( 0,004
(10.30 – 6.34))
: 28.50 – 26.72 – 0,026 – 0,015
: 1.7 0C

( t . w ) - e1 - e2
Kalori : m

( 1.74 x 2465.57 ) - 11.73 - 1.3


: 1,0504 kal / g

: 4071.84 kal / g

LEMBAR KERJA
Keterangan Waktu Temperatur ( 0 C )
t awal 1.00
2.00
3.00
4.00
Ta 5.00
5.15
5.30
5.45
6.00
6.15
6.30
6.45
7.00
7.15
7.30
7.45
8.00
8.15
8.30
8.45
9.00

Anda mungkin juga menyukai