Anda di halaman 1dari 19

Pola Pangan Harapan

(PPH)
Kelompok 4 :

Kamilah Nur Aini (8882200002)


Rizky Auliya Adiasti (8882200022)
Sari Egi Yanti (8882200023)
Alfina Damayanti (8882200030)

Dosen Pengampu : Muhammad Ansori, S.KM., M.Kes.


Table of Contents

01 PENGERTIAN PPH 03 CARA MENGHITUNG


SKOR PPH

02 TUJUAN DAN
MANFAAT PPH 04 HASIL PERHITUNGAN
PPH BANTEN
1
PENGERTIAN PPH
Pengertian PPH

PPH merupakan parameter sederhana untuk menilai


tingkat keanekaragaman dan mutu gizi dalam ketersediaan dan
konsumsi pangan di masyarakat yang dinyatakan skor PPH. PPH
digunakan sebagai pedoman dalam evaluasi dan perencanaan
penyediaan, produksi dan konsumsi pangan penduduk, baik
secara kuantitas, kualitas, maupun keragamannya dengan
mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan
cita rasa.
9 Kelompok Pencapaian Skor Penggunaan PPH
Pangan PPH dalam RPJMN

Menurut Deptan (2001) Undang-Undang (UU) Nomor 18 Skor PPH menjadi


kelompok tersebut memiliki tahun 2012 tentang Pangan dan indikator kinerja yang
proporsi energinya Peraturan Pemerintah No 17 strategis di bidang
masing-masing, yaitu Tahun 2015 tentang Ketahanan ketahanan pangan yang
padi-padian 50%, umbi-umbian Pangan dan Gizi, yang tercantum dalam RPJMN
6%, pangan hewani 12%, minyak disebutkan bahwa Pemerintah 2009 – 2014, RPJMN
dan lemak 10%, buah dan biji dan Pemerintah Daerah 2015 – 2019 dan
berminyak 3%, kacang- kacangan berkewajiban mewujudkan RPJMN 2020 - 2024.
5%, gula 5%, sayur dan buah penganekaragaman konsumsi
6%, dan lain-lain (bumbu) 3%. pangan untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat.
2
TUJUAN & MANFAAT PPH
Tujuan :

Untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar) pangan guna memenuhi


kebutuhan gizi penduduk, yang mempertimbangkan gizi (nutritional balance)
berdasarkan cita rasa (palatability), daya cerna (digestibility), daya terima
(acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (affortability).

Manfaat :

1. Untuk menilai situasi konsumsi atau ketersediaan pangan, baik jumlah


dan komposisi/keragaman pangan.
2. Untuk perencanaan konsumsi atau ketersediaan pangan.
3
CARA MENGHITUNG
SKOR PPH
1. Melakukan Pengelompokkan Pangan

No. Kelompok Pangan Jenis Komoditas 5. Buah/biji Kelapa, kemiri, kenari, dan coklat
berminyak
(kelompok PPH)

6. Kacang-kacang Kacang tanah, kacang kedelai, kacang


an hijau, kacang merah, kacang polong,
1. Padi-padian Beras dan olahannya, jagung kacang mete, kacang tunggak, kacang
dan olahannya, gandum dan lain, tahu, tempe, tauco, oncom, sari
olahannya kedelai, kecap

2. Umbi-umbian Ubi kayu dan olahannya, ubi 7. Gula Gula pasir, gula merah, sirup, minuman
jalar, kentang, talas, dan sagu jadi dalam botol/ kaleng
(termasuk makanan berpati)

8. Sayur dan buah Sayur segar dan olahannya, buah segar


3. Pangan hewani Daging dan olahannya, ikan dan dan olahannya, termasuk emping
olahannya, telur, serta susu dan
olahannya
9. Lain-lain Aneka bumbu dan bahan minuman
4. Minyak dan lemak Minyak kelapa, minyak sawit, seperti terasi, cengkeh, ketumbar,
margarin, dan lemak hewani merica, pala, asam, bumbu masak, teh
dan kopi
2. Konversi Bentuk, Jenis, dan Satuan

Hal-hal yang harus diperhatikan :

a. Jika data konsumsi pangan merupakan jenis makanan olahan yang terbuat dari beberapa jenis
bahan pangan, maka uraikan terlebih dahulu menjadi beberapa jenis pangan tunggal
penyusunnya dengan jumlah sesuai satuan berat masing-masing pangan. Misalnya 1 porsi
sambal goreng hati bahan utamanya adalah 8 buah kentang dan 300 gram hati sapi.
b. Jika satuan beratnya URT maka lakukan konversi berat setiap jenis pangan dari URT menjadi
gram. Misalnya 8 buah kentang sepadan dengan 400 gram, dengan mengacu pada daftar
konversi URT yang disepakati berlaku di wilayah masing-masing.
c. Jika yang diketahui adalah berat masak, maka perlu dihitung berat mentahnya dengan cara
mengalikan berat masak dengan faktor konversi mentah. Misalnya 200 gram goreng hati
sepadan dengan 200 x 1,5 = 300 gram hati sapi.
d. Jika pangan diolah menggunakan minyak, maka berat minyak yang diserap pangan perlu
dihitung dengan cara mengalikan berat mentah pangan dengan faktor persen penyerapan
minyak. Misalnya 300 gram hati sapi menyerap sebanyak 300 x 4,8% = 15 gram minyak goreng.
3. Menghitung sub total energi menurut
kelompok pangan
Pada tahap ini dilakukan penghitungan kandungan energi setiap jenis pangan yang
dikonsumsi dengan bantuan daftar komposisi bahan makanan (DKBM).
Contoh :
50 g beras = (50 g)/100 x kandungan energi beras x %BDD
= (50 g)/100 x 360 kkal x 100/100
= 180 kkal

4. Menghitung total energi aktual dari seluruh


kelompok pangan
5. Menghitung kontribusi energi dari setiap
kelompok pangan terhadap total energi aktual (%)

6. Menghitung %AKE
7. Menghitung skor aktual

8. Menghitung skor AKE

● Bobot kelompok pangan sumber karbohidrat → 0.5 (berasal dari nilai 33.3% dibagi 74%)
● Bobot kelompok pangan sumber protein → 2.0 (berasal dari nilai 33.3% dibagi 17%).
● Bobot Untuk kelompok pangan sumber vitamin dan mineral → 5.0 (berasal dari nilai 33.3% dibagi 6%).
● Bobot kelompok pangan lainnya → 0.0 ( nilai 0% dibagi 3)
Proporsi Konsumsi Energi Untuk Masing-masing
Kelompok Pangan Hasil Kesepakatan Deptan Tahun 2021

● Padi-padian 50% ● Pangan hewani 12%


● Umbi-umbian 6% ● Kacang-kacangan 5%
● Minyak dan lemak 10% ● Sayur dan buah 6%
● Buah dan biji berminyak 3% ● Lain-lain (bumbu) 3%
● Gula 5%
9. Menghitung skor PPH
Skor PPH aktual dihitung dengan cara membandingkan skor AKE dengan skor
maksimum.
● Skor AKE > skor maksimum → skor maksimum.
● Skor AKE < skor maksimum → skor AKE.
Skor PPH setiap kelompok pangan menunjukkan komposisi konsumsi pangan
penduduk pada waktu/tahun tertentu.
Contoh : skor AKE kelompok padi-padian adalah 26,8 dibandingkan dengan skor
maksimum kelompok padi-padian sebesar 25,0 maka skor PPH kelompok
padi-padian sebesar 25,0.

10. Menghitung total skor PPH


4
HASIL PERHITUNGAN PPH
BANTEN 2021
Hasil Perhitungan PPH Banten tahun 2021

Berdasarkan data yang diambil dari website resmi DISKETAPANG Provinsi Banten menyatakan bahwa skor PPH
Provinsi Banten pada tahun 2021 menginjak angka 86,7. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mencapai skor PPH ideal adalah dengan :

a. Peningkatan produksi dan penganekaragaman pangan melalui inovasi teknologi; intensifikasi;


ekstensifikasi; pendampingan; penyediaan modal usaha dan akses terhadap pasar
b. Hilirisasi Pertanian karena produk pertanian bersifat perishable/ mudah rusak; Sebagian produk
pertanian bersifat musiman/tidak tersedia sepanjang tahun; Kandungan zat gizi mikro pada sumber
pangan karbohidrat rendah, contoh beras perlu ditambah vitamin A dan zat besi (Fe)
c. Peningkatan Distribusi Pangan; Penguatan modal sosial dan Interversi sensitif dari sektor pertanian
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai