● Sakit kepala
● Sakit perut bagian bawah (dismenore)
● Nyeri di payudara
● Nyeri di bagian pinggul, punggung bagian
● Timbul jerawat
bawah dan paha bagian dalam
● Perut kembung ● Sakit kepala
● Perubahan suasana hati (mood swing) ● Pusing
● Perubahan gairah seks ● Mual
● Gejala di atas bisa berlangsung selama 6–7 ● Diare
hari, yaitu 4 hari sebelum menstruasi dan 2–3 ● Lemas
hari sesudah haid.
Patofisiologi
Perdarahan uterus disfungsional anovulasi merupakan pendarahan tidak teratur yang berkepanjangan dan
berlebihan disebabkan oleh terganggunya fungsi aksis hipotalamus- hipofisis-ovarium. Hal ini sering
terjadi pada wanita dalam usia ekstrim, yaitu pada masa perimenarchal dan perimenopausal. Pada masa
tersebut terjadi perubahan siklus antara ovulasi dan anovulasi sehingga mengakibatkan
keketidakteraturan pola menstruasi serta kehilangan darah dalam jumlah yang banyak. Mekanisme
anovulasi tidak diketahui secara pasti, tetapi diketahui bahwa estrogen dapat menyebabkan proliferasi
endometrium berlebihan dan hiperplasia dengan peningkatan dan melebar pembuluh darah dan supresi
arteri spiralis.
Definisi Abnormal uteri bleeding
2. Oligomenore panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan
kurang dari 3 bulan.
6. Disfungsi Ovulasi (PUA-O) -terjadi akibat adanya gangguan pola hormonal reproduksi yang
berubah dari pola siklus menstruasi yang normal
8. Not Yet Classified (PUA-N) PUA yang masih belum dapat diklasifikasikan
pada kategori diatas, diantaranya endometritis
kronis, malformasi arteri-vena
Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis pasien mengalami perdarahan
setelah berhubungan seksual atau perdarahan terjadi Beberapa hal yang dapat menyebabkan
secara tiba-tiba. Serta Waktu terjadinya perdarahan perdarahan adalah abortus, plasenta previa,
apakah perdarahan terjadi saat sedang menstruasi kehamilan ektopik.Pada riwayat konsumsi obat
dalam bentuk perdarahan berlebih atau perdarahan apakah pasien sedang menggunakan
terjadi diantara siklus haid atau saat pasien sudah obat-obatan yang mengganggu sistem hormon
menopause. Kehamilan adalah salah satu seperti penggunaan KB hormonal, tamoxifen
konsiderasi utama pada wanita usia subur yang atau obat-obat yang mengganggu proses
mengalami perdarahan uterus abnormal. pembekuan darah.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan fisik untuk menilai stabilitas
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah
keadaan hemodinamik
darah lengkap serta faktor pembekuan darah
● Memastikan bahwa perdarahan berasal dari
untuk menilai adanya gangguan koagulasi, kadar
kanalis servikalis dan tidak berhubungan
TSH untuk menilai adanya gangguan tiroid,
dengan kehamilan
kadar β-hCG untuk pemeriksaan kehamilan,
● Melakukan pemeriksaan Indeks Massa
kadar estrogen, FSH, prolaktin juga perlu
Tubuh (IMT),
diperiksa untuk menentukan apakah perdarahan
● Pemeriksaan ginekologi perlu dilakukan
uterus abnormal berasal dari gangguan
termasuk pemeriksaan pap smear dan harus
hormonal. USG transvaginal untuk melihat adanya
disingkirkan kemungkinan adanya mioma uteri,
kelainan struktural pada organ genitalia.
polip, hiperplasia endometrium atau
keganasan.
Tatalaksana
● Estrogen efektif dalam mengontrol perdarahan uterus abnormal akut
dan perdarahan menstruasi berat.
● Progestin dapat menjadi pilihan pada pasien dengan perdarahan
ringan-sedang anovulasi. Progestin juga dapat diberikan pada perdarahan
uterus abnormal kronis yang memerlukan paparan progesteron secara
episodik maupun terus menerus..
● Kombinasi estrogen-progestin dapat mengatasi perdarahan uterus
abnormal akut. Pil kombinasi juga efektif untuk terapi jangka panjang
perdarahan uterus abnormal.
Komplikasi
3. Livingstone M, Fraser IS. Mechanisms of anormal uterine bleeding. Human Reproductive Update.
2002;8(1): 60-7.
5. Sweet MG, Schmidt-Dalton TA, Weiss PM, Madsen KP. Evaluation and management of abnormal uterine
bleeding in premenopausal women. Am Fam Physician. 2012;85(1):35–43.
6. Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. [Updated 2021 Jul 14]. In: StatPearls. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532913/
Referensi
7. Dysfunctional Uterine Bleeding Workup: Laboratory Studies, Imaging Studies, Procedures [Internet].
[cited 2015 Jul 22].Available from: http://emedicine.medscape.com/article/257007-workup
8. Albar, E. Treatment of Wounds at Birth, Surgery and Midwifery, Edit, H. Wiknjosastro, Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Foundation, Jak Arta, 2000; 170-187.
9. National Reference Book for Health Services for Infants and Newborns. Yay asan Bina Pustaka Sa
rwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001; 455-458.
10. Indah, S. & S. I. Putri. (2021). Pengaruh Posisi Miring dan Setengah Duduk Saat Persalinan Terhadap
Robekan Perineum Derajat I dan II. Biomed Science.
11. Ramar, Cassandea., dkk. 2020. Perineal Perineal Lacerartions. Lacerartions. Diakses
melaluihttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NB https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559068/
K559068/ pada tanggal 7 Februari 2021.
TERIMA KASIH