Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN PERTEMUAN KE 15

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Di susun oleh:
Rafli Nur Ikhsan
( 2007125611 )

Dosen Pengampu:
Kingkel Panah Grosman

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

1. Pengertian dan bentuk perilaku Korupsi


Korupsi atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri,
serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.
Definisi korupsi, bentuk-bentuk dan unsur-unsurnya, serta ancaman hukumannya secara
gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20
Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut
korupsi dirumuskan ke dalam 30 (tiga puluh) bentuk/ jenis tindak pidana korupsi. Pasal-pasal
tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan-perbuatan yang bisa dikenakan
pidana penjara karena korupsi.
30 (tiga puluh) bentuk tindak pidana korupsi, tersebar dalam 13 (tiga belas) pasal.
Ketigapuluh bentuk tindak pidana korupsi tersebut diatur dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 ayat (1)
huruf a, Pasal 5 ayat (1) huruf b, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 6 ayat (1) huruf
b, Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (1) huruf a, Pasal 7 ayat (1) huruf b, Pasal 7 ayat (1) huruf c,
Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 7 ayat (2), Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 huruf a, Pasal 10 huruf b,
Pasal 10 huruf c, Pasal 11, Pasal 12 huruf a, Pasal 12 huruf b, Pasal 12 huruf c, Pasal 12 huruf d,
Pasal 12 huruf e, Pasal 12 huruf f, Pasal 12 huruf g, Pasal 12 huruf h, Pasal 12 huruf i, Pasal 12 B
jo. Pasal 12 C, dan Pasal 13.
Ketiga puluh bentuk tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat diklasifikasikan
menjadi 7 (tujuh) jenis yaitu korupsi terkait keuangan negara/perekonomian Negara, Suap-
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan
dalam pengadaan dan korupsi terkait gratifikasi.
2. Faktor Penyebab Korupsi
Faktor Internal, merupakan faktor pendorong korupsi yang berasal dari dalam diri setiap
individu. Faktor internal dapat diperinci menjadi:
a) Sifat tamak/rakus manusia
Sifat tamak merupakan sifat yang berasal dari dalam diri setiap individu. Hal itu terjadi ketika
seseorang mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan tidak pernah merasa puas
terhadap apa yang telah dimiliki
b) Gaya hidup konsumtif
Pada era-modern ini, terutama kehidupan dikota- kota besar merupakan hal yang sering
mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif. Oleh karena itu, apabila Perilaku konsumtif tidak di
imbangi dengan pendapatan yang memadai,maka hal tersebut akan membuka peluang seseorang
untuk melakukan berbagai tindakan demi memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan
itu adalah dengan korupsi.
c) Moral yang kurang kuat
Seseorang yang mempunyai moral lemah cenderung mudah tergoda untuk melakukan tindakan
korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang
memberi kesempatan untuk melakukan korupsi.

Faktor Eksternal, merupakan faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi yang berasal dari luar
diri pelaku. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu sarana untuk melakukan korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi
intrabilitas politik atau ketika politisi mempunyai hasrat untuk mempertahankan kekuasaannya.
2. Faktor Hukum
Hukum bisa menjadi faktor terjadinya korupsi dilihat dari dua sisi, disatu sisi dari aspek
perundang – undangan, dan disisi lain dari lemahnya penegak hukum. Hal lain yang menjadikan
hukum sebagai sarana korupsi adalah tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan aturan –
aturan yang diskrimatif dan tidak adil, rumusan yang tidak jelas dan tegas sehingga
menumbulkan multi tafsir, serta terjadinya kontradiksi dan overlapping dengan aturan lain.
3.Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat dilihat
ketika tingkat pendapat atau gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, maka
seseorang akan mudah untuk melakukan tindakan korupsi demi terpenuhinya semua kebutuhan.
4. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, tidak hanya organisasi yang ada
dalam suatu lembaga, tetapi juga sistem pengorganisasian yang ada didalam lingkungan
masyarakat. Faktor - faktor penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi:
-Kurang adanya teladan dari pemimpin
-Tidak adanya kultur organisasi yang benar
-Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
-Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi
-Lemahnya pengawasan.
3. Dampak Korupsi
Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya
investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan
korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
Dampak buruk yang akan diterima oleh kaum miskin akibat korupsi di antaranya, membuat
mereka golongan masyarakat kurang mampu (kaum miskin) cenderung menerima pelayanan
sosial lebih sedikit dan kurang diperhatikan atau mahalnya harga jasa dan pelayanan publik,
rendahnya kualitas pelayanan, keterbatasan akses seperti kesehatan karena terjadi
penyelewengan dana ke kantong para koruptor.
Tindakan korupsi pada tingkatan pemerintahan suatu negara sangat merugikan karena
berpotensi meningkatnya kemiskinan di suatu negara. Selain itu, negara juga mengalami
kerugian materi yang tidak sedikit. Korupsi bersifat menguntungkan diri sendiri, namun
merugikan kepentingan umum dan negara.
4. Upaya Pencegahan Korupsi
Secara hukum, upaya pencegahan dan penanggulan korupsi adalah dengan menerapkan sanksi
yang berat untuk setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dimaksud.
Upaya pencegahan korupsi yang bisa disampaikan untuk masyarakat:
1.tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang hukum
2.bersihkan aparatur hukum dari KKN
3.tegakan hukum tanpa tebang pilih
4.tingkatkan kesejahteraan pegawai negara
5.hilangkan budaya menyuap dari masyarakat
6.sosialisasi anti korupsi di gencarkan,media masa wajib menayangkan anti korupsi dengan
gratis.
7.pengaduan lewat sms di tayangkan di media masa
8.JAM 12.00-13.00 WIB merupakan siaran anti korupsi di setiap TV swasta nasional.
9.kotak-kotak pengaduan di perbanyak di tempat-tempat umum dan kpk harus menindak lanjuti.
10.penempatan satu regu KPK di setiap instansi pemerintah layaknya satpam

Anda mungkin juga menyukai