Anda di halaman 1dari 7

CALON ARANG

Oleh Abdullah Ali

Calon Arang
Ratna Manggali
Dewi Durga
Orang Kaya
Anak Orang Kaya
Tabib
Orang Kaya 2
Raja Erlangga
Empu Bharadah
Bahula

Sinopsis

Di sebuah desa bernama desa Girah, terdapat


seorang janda yang bengis bernama Calon Arang. Ia
merupakan pemuja Dewi Durga. Ia memilliki putri
yang sangat cantik bernama Ratna Manggali. Tidak
ada orang yang berani menikahi Ratna Manggali
karena takut dengan Calon Arang.

Mengetahui hal itu, Calon Arang murka dan


menenung warga desa Girah dengan bantuan Dewi
Durga. Ia mengirimkan wabah penyakit yang tidak
ada obatnya. Raja Erlangga yang resah dengan
perbuatan Calon Arang meminta bantuan kepada Empu
Bharadah. Empu Bharadah akhirnya mengutus
muridnya, Bahula untuk menikahi Ratna Manggali.

Bahula pun melamar Ratna Manggali. Calon


Arang sangat senang. Pesta besar-besaran diadakan
selama tujuh hari tujuh malam. Karena pesta
tersebut, Calon Arang kelelahan. Bahula bertanya
kepada Ratna Manggali apa yang membuat Calon Arang
begitu sakti. Setelah tahu apa yang membuat Calon
Arang begitu sakti, Bahula diam-diam mencuri kitab
sihir milik Calon Arang dan memberikannya kepada
Empu Bharadah.

Mengetahui kitab sihirnya hilang, Calon


Arang murka. Empu Bharadah akhirnya datang untuk
mengalahkan Calon Arang.
BABAK 1
Adegan 1
Ratna Manggali menangis, Calon Arang berusaha
menenangkannya
CALON ARANG
Ratna Manggali anakku yang paling
cantik, mengapa kau tampak sedih nak?
RATNA MANGGALI
Ibu, sudah umur segini kenapa tidak ada
juga orang yang melamarku? Kurang
cantikkah diriku? Apa aku begitu jelek?
CALON ARANG
Anakku, kaulah gadis paling cantik di
desa ini. Mana mungkin tidak ada yang
menyukaimu?
RATNA MANGGALI
Kalau begitu kenapa tidak ada juga
orang yang melamarku?
CALON ARANG
Putriku-
RATNA MANGGALI
(Memotong)
Sudahlah ibu, mungkin aku memang
ditakdirkan hidup sendirian.
Ratna Manggali pergi meninggalan Calon Arang sambil
menangis.
Adegan 2
Calon Arang berdoa kepada Dewi Durga.
CALON ARANG
Tidak bisa kubiarkan anakku hidup
seperti ini, terkutuklah warga desa
Girah! Oh Dewi Durga, aku butuh
bantuanmu. Datanglah!
DEWI DURGA
Ada apa kau berani memanggilku Calon
Arang?
CALON ARANG
Hamba membutuhkan bantuan Dewi.
DEWI DURGA
Bantuan apa yang kau butuhkan Calon
Arang, kau ingin harta? Kekayaan? Atau
kau ingin kesaktian?
CALON ARANG
Orang-orang ini telah menyakiti
putriku, tidak ada pemuda yang mau
menikahinya. Hamba ingin warga desa
Girah mengalami wabah penyakit yang
tidak ada obatnya.
DEWI DURGA
Taburkan serbuk ini ke sungai, niscaya
akan muncul penyakit yang tidak ada
obatnya. Ha ha ha ha ha!
Dewi Durga pergi sambil tertawa.
CALON ARANG
Terima kasih banyak Dewi, hamba
sangat berterima kasih.
Calon Arang meninggalkan panggung sambil menebar bubuk
ajaib
BABAK 2
Adegan 1
Tabib dan anaknya yang sakit serta orang kaya dan
anaknya yang sakit memasuki panggung.
ORANG KAYA
Tolong obati anakku tabib, sudah
berhari-hari ini dia sakit dan belum
kunjung sembuh juga.
ANAK ORANG KAYA
Uhuk! Uhuk! Ibu, badanku terasa sangat
tidak enak. Apa aku tidak bisa sembuh
bu? Apa aku akan mati bu? Aku tidak mau
bu!
(Panik dengan kondisinya)
TABIB
Maaf bu, saat ini banyak sekali orang
yang mengalami penyakit serupa seperti
anak Anda. Tidak ada tabib yang dapat
menyembuhkan penyakit ini.
ORANG KAYA 2
Tolong sembuhkan anakku, akan kubayar
berapapun yang kau minta. Aku hanya
ingin anakku sembuh.
TABIB
Tidak bisa bu. Penyakit kiriman Calon
Arang ini sangat sulit untuk
disembuhkan.
Adegan 2
Raja Erlangga berkunjung ke tempat pengobatan bersama
Mpu Bharadah & Bahula.
RAJA ERLANGGA
Aku tidak tega melihat rakyatku
menderita seperti ini karena Calon
Arang. Segera lenyapkan Calon Arang
agar rakyat bisa hidup dengan damai.
EMPU BHARADAH
Baiklah paduka, hamba akan berusaha.
Tabib & anaknya, Orang kaya & anaknya pergi meninggalkan
panggung dibantu oleh Raja Erlangga
Adegan 3
EMPU BHARADAH
Bahula muridku, ada hal penting yang
harus kusampaikan padamu.
BAHULA
Tugas apa yang harus saya kerjakan
guru?
EMPU BHARADAH
Menikahlah dengan Ratna Manggali, anak
Calon Arang. Tanyakan padanya apa yang
membuatnya begitu sakti, cari
kelemahannya dan beritahu aku.
Empu Bharadah meninggalkan panggung.
BAHULA
Baik guru.
BABAK 3
Adegan 1
Calon Arang masuk dan melakukan dialog dengan Bahula.
BAHULA
Persimi
CALON ARANG
Apa maumu anak muda?
BAHULA
Saya datang ke rumah Nyai, untuk
melamar putri Nyai.
CALON ARANG
(Kaget)
Apa benar kau ingin menikahi putriku
Ratna Manggali?
BAHULA
Benar Nyai.
CALON ARANG
(Tersenyum dan memanggil putrinya)
Putriku, kemarilah. Ada hal penting
yang ingin kubicarakan padamu. Pemuda
ini ingin menikahimu dan aku
menyetujuinya.
RATNA MANGGALI
Karena ibu senang, aku pasti juga
senang.
Pesta pernikahan diadakan selama tujuh hari tujuh malam.
Karena pesta itu, Calon Arang akhirnya kelelahan. Ratna
Manggali dan Bahula membantu Calon Arang menuju
tempatnya istirahat kemudian keduanya pergi.
Adegan 2
Sebelum pergi, Bahula menahan Ratna Manggali dan
bertanya tentang kesaktian Calon Arang.
BAHULA
Dinda, apa yang membuat ibumu sangat
sakti?
RATNA MANGGALI
Setiap malam ibu selalu melakukan
ritual dengan menggunakan kitab
sihirnya, kanda.
Ratna Manggali pergi meninggalkan panggung. Bahula
secara diam-diam mengambil kitab sihir Calon Arang yang
sedang tertidur dan memberikannya kepada Empu Bharadah
dan meninggalkan panggung.
BABAK 4
Saat Calon Arang bangun, ia kaget dan marah karena kitab
sihirnya hilang. Empu Bharadah datang untuk mengalahkan
Calon Arang
EMPU BHARADAH
Hentikan tenungmu sekarang juga Calon
Arang! Hentikan perbuatan kejimu.
CALON ARANG
Beraninya kau menasihatiku. Apa
urusanmu?!
EMPU BHARADAH
Urusanmu sekarang menjadi urusanku, kau
telah berani menyengsarakan warga desa.
Empu Bharadah dan Calon Arang bertarung hebat. Calon
arang dalam keadaan sekarat.
CALON ARANG
Maafkan aku, aku telah memilih jalan yang
salah. Sucikanlah diriku yang kotor ini.
Menantuku, Bahula, jaga Ratna Mamggali
baik-baik, jangan sampai dia mengikuti ke
jalan yang salah.
BABAK 1
Adegan 1
Ratna Manggali menangis, Calon Arang berusaha
menenangkannya
CALON ARANG
Ratna manggali anakku sing ayu dewe,
nyapo kowe nangis nduk?
RATNA MANGGALI
Mbok, wes umur sak mene kok yo ora ana
wong sing nglamar aku? apa aku kurang
ayu? apa aku elek, mbok?
CALON ARANG
Nduk, kowe ki bocah paling ayu neng
deso iki, mosok iyo ora ana wong sing
tresna koe?
RATNA MANGGALI
La terus kok panggah ora enek wong sing
ngelamar aku, mbok?
CALON ARANG
Nduk-
RATNA MANGGALI
(Memotong)
Halah wes mbok, koyoke aku pancen
ditakdirne urip dewe
Ratna Manggali pergi meninggalan Calon Arang sambil
menangis.
Adegan 2
Calon Arang berdoa kepada Dewi Durga.
CALON ARANG
Ora bisa tak jarne anakku urip kaya
ngene. Kekutuk o warga dhusun Girah! Oh
Durga! Kula nyuwun bantuanipun
panjenengan. Oh Durga, dugia!
DEWI DURGA
Ana apa koe wani nyeluk aku, Calon
Arang?
CALON ARANG
Kula nyuwun pitulungipun panjenengan,
Dewi
DEWI DURGA
Pitulung opo sing mok jalok, Calon
Arang? Koe pingin sugih? Kesaktian?
CALON ARANG
Kula purun wargi dhusun Girah ngalami
wabah penyakit ingkang mboten wonten
obatipun
DEWI DURGA
Sebarno serbuk iki ning kali, yen wis
bakal muncul penyakit sing ora ana
obate. Ha ha ha ha ha!
Dewi Durga pergi sambil tertawa.
CALON ARANG
Matur nuwun sanget, Dewi.
Calon Arang meninggalkan panggung sambil menebar bubuk
ajaib
BABAK 2
Adegan 1
Tabib dan anaknya yang sakit serta orang kaya dan
anaknya yang sakit memasuki panggung.
ORANG KAYA
Obatana anakku iki, mbah. Wis pirang-
pirang dina iki lara lan ora mari-mari
ANAK ORANG KAYA
Uhuk! Uhuk! Mak, awakku rasane jan ora
penak. Apa aku ora bisa waras, mak? Apa
aku bakal mati, mak? Aku wegah mak!
(Panik dengan kondisinya)
TABIB
Pangapunten bu, wanci menika sampun
kathah tiyang ingkang ngalami penyakit
sarupi kados anakipun panjenengan.
Mboten wonten ten tabib ingkang angsal
nambani penyakit niki.
ORANG KAYA 2
Tulung tambanana anakku, bakal tak
bayar piro wae sak njalukmu. Aku mung
kepingin anakku waras.
TABIB
Mboten saged bu. Penyakit kiriman Calon
Arang menika radi angel ditambani.
Adegan 2
Raja Erlangga berkunjung ke tempat pengobatan bersama
Mpu Bharadah & Bahula.
RAJA ERLANGGA
Aku ora tega nyawang rakyatku kaya
ngene amarga Calon Arang. Gek ndang
tanganana masalah iki.
EMPU BHARADAH
Inggih, paduka.
Tabib & anaknya, Orang kaya & anaknya pergi meninggalkan
panggung dibantu oleh Raja Erlangga
Adegan 3
EMPU BHARADAH
Bahula muridku, ada hal penting yang
harus kusampaikan padamu.
BAHULA
Tugas apa yang harus saya kerjakan
guru?
EMPU BHARADAH
Lamare Ratna Manggali, anake Calon
Arang. Takono apa sing marai dheweke
sakti, golekono kelemahane yen wis
duduhana aku.
Empu Bharadah meninggalkan panggung.
BAHULA
Inggih, guru.
BABAK 3
Adegan 1
Calon Arang masuk dan melakukan dialog dengan Bahula.
BAHULA
Kula nuwun.
CALON ARANG
Ana apa kowe mara?
BAHULA
Kula rawuh dhateng griyanipun Nyai,
kagem nglamar Ratna Manggali.
CALON ARANG
(Kaget)
Apa bener kowe pingin ngawini anakku
Ratna Manggali?
BAHULA
Inggih, Nyai.
CALON ARANG
(Tersenyum dan memanggil putrinya)
Nduk, renea, nduk. Ana sing arep tak
omongne karo kowe. Bocah iki arep
nglamarmu, kowe gelem?
RATNA MANGGALI
Yen Mbok sarujuk, kula purun, mbok.
Pesta pernikahan diadakan selama tujuh hari tujuh malam.
Karena pesta itu, Calon Arang akhirnya kelelahan. Ratna
Manggali dan Bahula membantu Calon Arang menuju
tempatnya istirahat kemudian keduanya pergi.
Adegan 2
Sebelum pergi, Bahula menahan Ratna Manggali dan
bertanya tentang kesaktian Calon Arang.
BAHULA
Nduk, apa sing marai sakti kaya ngono?
RATNA MANGGALI
Saben dalu, mbok nindhakaken ritual
ngagem kitab sihiripun, mas.
Ratna Manggali pergi meninggalkan panggung. Bahula
secara diam-diam mengambil kitab sihir Calon Arang yang
sedang tertidur dan memberikannya kepada Empu Bharadah
dan meninggalkan panggung.
BABAK 4
Saat Calon Arang bangun, ia kaget dan marah karena kitab
sihirnya hilang. Empu Bharadah datang untuk mengalahkan
Calon Arang
EMPU BHARADAH
Andegna tenungmu saiki Calon Arang!
Marenana penggaweanmu sing kaya ngono.
CALON ARANG
Wani-wanine kowe ngongkon aku. Apa
urusanmu?!
EMPU BHARADAH
Urusanmu saiki wis dadi urusanku, kowe
wis wani nyengsarakake warga dhusun
Girah.
Empu Bharadah dan Calon Arang bertarung hebat. Calon
arang dalam keadaan sekarat.
CALON ARANG
Ngapurane aku, aku wis milih dalan sing
salah. Sucikna aku sing akeh doso iki.
Mantuku, Bahula, openana Ratna Manggali
sing apik, Aja sampek anakku milih dalan
sing salah.

Anda mungkin juga menyukai