Calon Arang Ratna Manggali Dewi Durga Orang Kaya Anak Orang Kaya Tabib Orang Kaya 2 Raja Erlangga Empu Bharadah Bahula
Sinopsis
Di sebuah desa bernama desa Girah, terdapat
seorang janda yang bengis bernama Calon Arang. Ia merupakan pemuja Dewi Durga. Ia memilliki putri yang sangat cantik bernama Ratna Manggali. Tidak ada orang yang berani menikahi Ratna Manggali karena takut dengan Calon Arang.
Mengetahui hal itu, Calon Arang murka dan
menenung warga desa Girah dengan bantuan Dewi Durga. Ia mengirimkan wabah penyakit yang tidak ada obatnya. Raja Erlangga yang resah dengan perbuatan Calon Arang meminta bantuan kepada Empu Bharadah. Empu Bharadah akhirnya mengutus muridnya, Bahula untuk menikahi Ratna Manggali.
Bahula pun melamar Ratna Manggali. Calon
Arang sangat senang. Pesta besar-besaran diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Karena pesta tersebut, Calon Arang kelelahan. Bahula bertanya kepada Ratna Manggali apa yang membuat Calon Arang begitu sakti. Setelah tahu apa yang membuat Calon Arang begitu sakti, Bahula diam-diam mencuri kitab sihir milik Calon Arang dan memberikannya kepada Empu Bharadah.
Mengetahui kitab sihirnya hilang, Calon
Arang murka. Empu Bharadah akhirnya datang untuk mengalahkan Calon Arang. BABAK 1 Adegan 1 Ratna Manggali menangis, Calon Arang berusaha menenangkannya CALON ARANG Ratna Manggali anakku yang paling cantik, mengapa kau tampak sedih nak? RATNA MANGGALI Ibu, sudah umur segini kenapa tidak ada juga orang yang melamarku? Kurang cantikkah diriku? Apa aku begitu jelek? CALON ARANG Anakku, kaulah gadis paling cantik di desa ini. Mana mungkin tidak ada yang menyukaimu? RATNA MANGGALI Kalau begitu kenapa tidak ada juga orang yang melamarku? CALON ARANG Putriku- RATNA MANGGALI (Memotong) Sudahlah ibu, mungkin aku memang ditakdirkan hidup sendirian. Ratna Manggali pergi meninggalan Calon Arang sambil menangis. Adegan 2 Calon Arang berdoa kepada Dewi Durga. CALON ARANG Tidak bisa kubiarkan anakku hidup seperti ini, terkutuklah warga desa Girah! Oh Dewi Durga, aku butuh bantuanmu. Datanglah! DEWI DURGA Ada apa kau berani memanggilku Calon Arang? CALON ARANG Hamba membutuhkan bantuan Dewi. DEWI DURGA Bantuan apa yang kau butuhkan Calon Arang, kau ingin harta? Kekayaan? Atau kau ingin kesaktian? CALON ARANG Orang-orang ini telah menyakiti putriku, tidak ada pemuda yang mau menikahinya. Hamba ingin warga desa Girah mengalami wabah penyakit yang tidak ada obatnya. DEWI DURGA Taburkan serbuk ini ke sungai, niscaya akan muncul penyakit yang tidak ada obatnya. Ha ha ha ha ha! Dewi Durga pergi sambil tertawa. CALON ARANG Terima kasih banyak Dewi, hamba sangat berterima kasih. Calon Arang meninggalkan panggung sambil menebar bubuk ajaib BABAK 2 Adegan 1 Tabib dan anaknya yang sakit serta orang kaya dan anaknya yang sakit memasuki panggung. ORANG KAYA Tolong obati anakku tabib, sudah berhari-hari ini dia sakit dan belum kunjung sembuh juga. ANAK ORANG KAYA Uhuk! Uhuk! Ibu, badanku terasa sangat tidak enak. Apa aku tidak bisa sembuh bu? Apa aku akan mati bu? Aku tidak mau bu! (Panik dengan kondisinya) TABIB Maaf bu, saat ini banyak sekali orang yang mengalami penyakit serupa seperti anak Anda. Tidak ada tabib yang dapat menyembuhkan penyakit ini. ORANG KAYA 2 Tolong sembuhkan anakku, akan kubayar berapapun yang kau minta. Aku hanya ingin anakku sembuh. TABIB Tidak bisa bu. Penyakit kiriman Calon Arang ini sangat sulit untuk disembuhkan. Adegan 2 Raja Erlangga berkunjung ke tempat pengobatan bersama Mpu Bharadah & Bahula. RAJA ERLANGGA Aku tidak tega melihat rakyatku menderita seperti ini karena Calon Arang. Segera lenyapkan Calon Arang agar rakyat bisa hidup dengan damai. EMPU BHARADAH Baiklah paduka, hamba akan berusaha. Tabib & anaknya, Orang kaya & anaknya pergi meninggalkan panggung dibantu oleh Raja Erlangga Adegan 3 EMPU BHARADAH Bahula muridku, ada hal penting yang harus kusampaikan padamu. BAHULA Tugas apa yang harus saya kerjakan guru? EMPU BHARADAH Menikahlah dengan Ratna Manggali, anak Calon Arang. Tanyakan padanya apa yang membuatnya begitu sakti, cari kelemahannya dan beritahu aku. Empu Bharadah meninggalkan panggung. BAHULA Baik guru. BABAK 3 Adegan 1 Calon Arang masuk dan melakukan dialog dengan Bahula. BAHULA Persimi CALON ARANG Apa maumu anak muda? BAHULA Saya datang ke rumah Nyai, untuk melamar putri Nyai. CALON ARANG (Kaget) Apa benar kau ingin menikahi putriku Ratna Manggali? BAHULA Benar Nyai. CALON ARANG (Tersenyum dan memanggil putrinya) Putriku, kemarilah. Ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu. Pemuda ini ingin menikahimu dan aku menyetujuinya. RATNA MANGGALI Karena ibu senang, aku pasti juga senang. Pesta pernikahan diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Karena pesta itu, Calon Arang akhirnya kelelahan. Ratna Manggali dan Bahula membantu Calon Arang menuju tempatnya istirahat kemudian keduanya pergi. Adegan 2 Sebelum pergi, Bahula menahan Ratna Manggali dan bertanya tentang kesaktian Calon Arang. BAHULA Dinda, apa yang membuat ibumu sangat sakti? RATNA MANGGALI Setiap malam ibu selalu melakukan ritual dengan menggunakan kitab sihirnya, kanda. Ratna Manggali pergi meninggalkan panggung. Bahula secara diam-diam mengambil kitab sihir Calon Arang yang sedang tertidur dan memberikannya kepada Empu Bharadah dan meninggalkan panggung. BABAK 4 Saat Calon Arang bangun, ia kaget dan marah karena kitab sihirnya hilang. Empu Bharadah datang untuk mengalahkan Calon Arang EMPU BHARADAH Hentikan tenungmu sekarang juga Calon Arang! Hentikan perbuatan kejimu. CALON ARANG Beraninya kau menasihatiku. Apa urusanmu?! EMPU BHARADAH Urusanmu sekarang menjadi urusanku, kau telah berani menyengsarakan warga desa. Empu Bharadah dan Calon Arang bertarung hebat. Calon arang dalam keadaan sekarat. CALON ARANG Maafkan aku, aku telah memilih jalan yang salah. Sucikanlah diriku yang kotor ini. Menantuku, Bahula, jaga Ratna Mamggali baik-baik, jangan sampai dia mengikuti ke jalan yang salah. BABAK 1 Adegan 1 Ratna Manggali menangis, Calon Arang berusaha menenangkannya CALON ARANG Ratna manggali anakku sing ayu dewe, nyapo kowe nangis nduk? RATNA MANGGALI Mbok, wes umur sak mene kok yo ora ana wong sing nglamar aku? apa aku kurang ayu? apa aku elek, mbok? CALON ARANG Nduk, kowe ki bocah paling ayu neng deso iki, mosok iyo ora ana wong sing tresna koe? RATNA MANGGALI La terus kok panggah ora enek wong sing ngelamar aku, mbok? CALON ARANG Nduk- RATNA MANGGALI (Memotong) Halah wes mbok, koyoke aku pancen ditakdirne urip dewe Ratna Manggali pergi meninggalan Calon Arang sambil menangis. Adegan 2 Calon Arang berdoa kepada Dewi Durga. CALON ARANG Ora bisa tak jarne anakku urip kaya ngene. Kekutuk o warga dhusun Girah! Oh Durga! Kula nyuwun bantuanipun panjenengan. Oh Durga, dugia! DEWI DURGA Ana apa koe wani nyeluk aku, Calon Arang? CALON ARANG Kula nyuwun pitulungipun panjenengan, Dewi DEWI DURGA Pitulung opo sing mok jalok, Calon Arang? Koe pingin sugih? Kesaktian? CALON ARANG Kula purun wargi dhusun Girah ngalami wabah penyakit ingkang mboten wonten obatipun DEWI DURGA Sebarno serbuk iki ning kali, yen wis bakal muncul penyakit sing ora ana obate. Ha ha ha ha ha! Dewi Durga pergi sambil tertawa. CALON ARANG Matur nuwun sanget, Dewi. Calon Arang meninggalkan panggung sambil menebar bubuk ajaib BABAK 2 Adegan 1 Tabib dan anaknya yang sakit serta orang kaya dan anaknya yang sakit memasuki panggung. ORANG KAYA Obatana anakku iki, mbah. Wis pirang- pirang dina iki lara lan ora mari-mari ANAK ORANG KAYA Uhuk! Uhuk! Mak, awakku rasane jan ora penak. Apa aku ora bisa waras, mak? Apa aku bakal mati, mak? Aku wegah mak! (Panik dengan kondisinya) TABIB Pangapunten bu, wanci menika sampun kathah tiyang ingkang ngalami penyakit sarupi kados anakipun panjenengan. Mboten wonten ten tabib ingkang angsal nambani penyakit niki. ORANG KAYA 2 Tulung tambanana anakku, bakal tak bayar piro wae sak njalukmu. Aku mung kepingin anakku waras. TABIB Mboten saged bu. Penyakit kiriman Calon Arang menika radi angel ditambani. Adegan 2 Raja Erlangga berkunjung ke tempat pengobatan bersama Mpu Bharadah & Bahula. RAJA ERLANGGA Aku ora tega nyawang rakyatku kaya ngene amarga Calon Arang. Gek ndang tanganana masalah iki. EMPU BHARADAH Inggih, paduka. Tabib & anaknya, Orang kaya & anaknya pergi meninggalkan panggung dibantu oleh Raja Erlangga Adegan 3 EMPU BHARADAH Bahula muridku, ada hal penting yang harus kusampaikan padamu. BAHULA Tugas apa yang harus saya kerjakan guru? EMPU BHARADAH Lamare Ratna Manggali, anake Calon Arang. Takono apa sing marai dheweke sakti, golekono kelemahane yen wis duduhana aku. Empu Bharadah meninggalkan panggung. BAHULA Inggih, guru. BABAK 3 Adegan 1 Calon Arang masuk dan melakukan dialog dengan Bahula. BAHULA Kula nuwun. CALON ARANG Ana apa kowe mara? BAHULA Kula rawuh dhateng griyanipun Nyai, kagem nglamar Ratna Manggali. CALON ARANG (Kaget) Apa bener kowe pingin ngawini anakku Ratna Manggali? BAHULA Inggih, Nyai. CALON ARANG (Tersenyum dan memanggil putrinya) Nduk, renea, nduk. Ana sing arep tak omongne karo kowe. Bocah iki arep nglamarmu, kowe gelem? RATNA MANGGALI Yen Mbok sarujuk, kula purun, mbok. Pesta pernikahan diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Karena pesta itu, Calon Arang akhirnya kelelahan. Ratna Manggali dan Bahula membantu Calon Arang menuju tempatnya istirahat kemudian keduanya pergi. Adegan 2 Sebelum pergi, Bahula menahan Ratna Manggali dan bertanya tentang kesaktian Calon Arang. BAHULA Nduk, apa sing marai sakti kaya ngono? RATNA MANGGALI Saben dalu, mbok nindhakaken ritual ngagem kitab sihiripun, mas. Ratna Manggali pergi meninggalkan panggung. Bahula secara diam-diam mengambil kitab sihir Calon Arang yang sedang tertidur dan memberikannya kepada Empu Bharadah dan meninggalkan panggung. BABAK 4 Saat Calon Arang bangun, ia kaget dan marah karena kitab sihirnya hilang. Empu Bharadah datang untuk mengalahkan Calon Arang EMPU BHARADAH Andegna tenungmu saiki Calon Arang! Marenana penggaweanmu sing kaya ngono. CALON ARANG Wani-wanine kowe ngongkon aku. Apa urusanmu?! EMPU BHARADAH Urusanmu saiki wis dadi urusanku, kowe wis wani nyengsarakake warga dhusun Girah. Empu Bharadah dan Calon Arang bertarung hebat. Calon arang dalam keadaan sekarat. CALON ARANG Ngapurane aku, aku wis milih dalan sing salah. Sucikna aku sing akeh doso iki. Mantuku, Bahula, openana Ratna Manggali sing apik, Aja sampek anakku milih dalan sing salah.