Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN LITERASI

NAMA : Resta Salma Atsilaeli

KELAS : 11 Asper 1

BULAN : Januari

JUDUL BUKU : Dikta dan Hukum

PENGARANG : Dhia`an Farah Afifah

BIDANG ILMU : Romance

ISBN : 978-623-310-013-7

NO MINGGU NO. JUMLAH BAB/ TEMA


TANGGAL RANGKUMAN ISI YANG DIBACA
. KE- HALAMAN HALAMAN
1 1 7-1-2024 4-7 4 Prolog Dikta bertemu dengan seorang gadis
SMA yaitu Nadhira yang tidak sengaja
menjatuhkan motornya saat
mengeluarkan motor dari rumahnya ke
samping mobil Dikta. Dikta adalah
seorang mahasiswa hukum. Nadhira
adalah anak yang selalu mencari beribu
alasan untuk menghindar dari kejadian
tadi. Mereka dijodohkan oleh kedua
orang tuanya. Tapi, mereka selalu
berantem kaya Tom and Jerry dan
keduanya berharap agar tidak
ditakdirkan untuk berjodoh.
2 1 7-1-2024 8-15 8 Dikta dan Nadhira, anak yang cantik dan keliatan
Makalah good girl tapi dia anak yang bodo
amatan sama pendidikan. Ia sekarang
kelas 12 IPS, dan hari ini Nadhira kena
sial, karena ketauan tidak ikut
mengerjakan makalah kelompok, ia
biasanya hanya ingin mengerjakan
tugas kelompok bagian mengeprint aja.
Nadhira kena hukuman sama guru PKN
untuk membuat makalah sendiri dan
dikumpulkan sore itu juga. Nadhira
punya pacar anak kelas 12 juga tapi
jurusan IPA namanya Jeno. Saat jam
istirahat, mereka bertemu untuk
makan bersama, dan Nadhira
menceritakan kejadian dikelas tadi.
Nadhira meminjam ponsel Jeno karena
Nadhira gak punya pulsa untuk
menelpon orang yang bisa
membantunya menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan tadi. Nadhira
berusaha agar telponnya diangkat Kak
Dikta. Dan akhirnya Dikta menjawab,
Nadhira memohon untuk membuatkan
makalah PKNnya, tapi ditolak saat
Nadira masih berbicara. Jeno
menawarkan diri untuk membantunya
tapi Nadhira akhirnya berusaha
membuat makalah sendiri karena gak
mau ngerepotin pacarnya. Dan gak
terasa sekarang sudah pukul dua siang,
Nadhira belum menyelesaikannya baru
ngerjain pendahuluan yang gak jelas
tujuannya. Nadhira menyerah dan
meminta tolong bantuan pada teman
sekelasnya, tapi gak ada yang respon,
semua sibuk menghafalkan tugas
agama yang mendadak dan banyak.
Nadhira berdoa semoga Tuhan
memberikan keajaiban ada yang mau
membantunya. Teman sebangkunya
yaitu Renjana merasa terganggu
dengan suara ponselnya. Awalnya
Nadhira gak peduli sama ponselnya,
tapi gak enak sama temannya, ia
melirik ponselnya. Nadhira kaget lihat
beberapa panggilan yang gak kejawab,
spontan dia teriak dan beberapa
temannya ngeliat sinis. Dan ya itu dari
Kak Dikta, ia mengirimkan file makalah
yang dibutuhkan oleh Nadhira. Nadhira
memuji-muji dan juga masih gak
nyangka Kak Dikta membantunya. Bagi
Nadhira, Dikta adalah orang yang selalu
bisa diandalkan, ya walaupun
sebeumnya ia harus mendengar
kalimat pedas dari Dikta. Mereka bukan
saudara kandung, tapi mereka saling
membutuhkan.
3 1 7-1-2024 16-19 4 Dikta, Dikta jalan cepat ke gedung Fakultas
Nadhira, dan Hukum karena punya jadwal
Perbedaan pertemuan sama dosen
pembimbingnya, tapi ia terlambat
karena mengerjakan tugas makalah
Nadhira tadi. Untungnya masih ada
waktu untuk pertemuan dan ia
mendapatkan banyak koreksi dari
dosen pembimbingnya. Saat Dikta ingin
pulang, ada cewek yang memanggilnya,
tapi Dikta gak noleh sama sekali dan
wanita itu terus mengejarnya. Dikta
sedang menghindari dua orang yaitu
wanita yg mengejarnya sekarang ini
dan juga orang yang sering ada
dikantin. Cewek itu bernama Alea,
yaitu mantan kekasihnya. Dikta dan
Alea sudah putus satu tahun yang lalu,
mereka putus karena Dikta gak sengaja
mergokin Alea dan sahabatnya yaitu
Jeffrey, sedang bergandengan tangan
di pameran seni. Hari itu semuanya
berakhir, baik hubungannya dengan
Alea, dan juga pertemanannya dengan
Jeffrey. Saat bel sekolah pulang
berbunyi, Nadhira ditungguin Jeno,
buat dianter pulang bareng. Tapi
Nadhira nolak, karena Jeno punya
jadwal les sepulang sekolah, tapi Jeno
tetap memaksa agar pulang bareng.
Sebelum pulang Jeno nanya sama
Nadhira tentang perjodohannya,
Nadhira belum siap menceritakan hal
itu, tapi temennya Jeno, Haidar cerita,
dan tau dari Renjana. Jeno takut karena
hubungan mereka baru tiga bulan, itu
kabar yang mengganggunya. Nadhira
akhirnya jujur dan meyakinkan Jeno
kalau dia gak mau dijodohin. Dan Jeno
percaya sama penjelasan dan ucapan
dari Nadhira.
4 1 7-1-2024 20-25 6 Dikta dan Dikta merasa badannya sakit dan ingin
Mati Rasa langsung tidur, tapi gak bisa, pikirannya
bercabang, mikirin skripsinya mikirin
Alea juga. Tiba-tiba mama Dikta
nanyain Dikta udah tidur atau belum,
dan Dikta sadar lamunanya. Dikta
segera membersihkan barang-barang
yang berserakan saat mendengar kalau
ada Nadhira didepan kamarnya. Saat
Nadhira mau minta pamit, Dikta buru-
buru buka pintunya, Nadhira
tersenyum terpaksa sambil
menawarkan cookies yang dibawanya.
Nadhira disuruh masuk ke kamar Dikta
untuk di sidang. Bukan sidang kaya
dipengadilan tapi sidang makalah
Nadhira yang telah Dikta kerjakan. Saat
Dikta memberikan satu pertanyaan,
Nadhira gak bisa jawab, Dikta
memastikan bahwa Nadhira benar-
benar gak tau apa jawaban yang ia
ajukan. Lalu Dika menasehati Nadhira
dan memberikan waktu tiga puluh
menit untuk membaca materi yang ada
di makalah tadi. Beberapa saat
kemudian, ponsel Dikta bergetar, dan
mengganggu konsentrasi Nadhira.
Dikta malas mendengar protes dari
Nadhira, ia langsung mengmbil
ponselnya dan melihatnya, dan itu
notifikasi dari Alea. Dikta langsung
lempar ponselnya dan Nadhira kepo,
tapi Dikta malah langsung mengajukan
pertanyaan pertama. Nadhira
menjawab dengan lancar, saat
pertanyaan berikutnya ia tampak ragu-
ragu untuk menjawab, tapi jawabannya
benar. Dan tiba-tiba Dikta menanyakan
bagaimana jika Dikta menyerah dan
setuju dengan perjodohannya. Nadhira
mengira bahwa Dikta lagi bercanda,
tapi dilihat dari gera-geriknya Dikta gak
merespon kalau ia sedang bercanda.
Lalu Dikta memberikan pertanyaan lagi
ke Nadhira yang susah buat dicerna,
yaitu tentang mati rasa. Nadhira
langsung membantah jika Dikta
menyetujui perjodohannya.Tapi, Dikta
langsung mencairkan suasana lagi
dengan mengatakan bahwa itu cuma
bercanda. Lalu Dikta menyuruh
Nadhira untuk pulang, tapi Nadhira
engeh kaki Dikta seperti bengkak. Dikta
langsung mengalihkan perhatiannya
dan menyuruhnya untuk pulang. Dan
Dikta mengambil ponselnya dan
menjawab pesan dari Alea. Bagi Dikta,
Alea adalah ketidaksanggupan yang
diharuskan.
5 1 7-1-2024 26-31 6 Dikta dan Seminggu setelah kejadian di rumah
Jeffrey Dikta, Nadhira gak ada kabar, biasanya
ia selalu bikin ulah, entah tugas atau
hanya meminta saran buat hal gak
penting. Sambil nunggu mata
kuliahnya, Dikta pergi ke perpustakaan.
Saat Dikta ingin mendengarkan musik,
ia mendapatkan notifikasi panggilan tak
terjawab dari Nadhira enam belas kali.
Saat ingin membalas, Nadhira
menelponnya lagi. Ya seperti biasa
Nadhira meminta tolong untuk
menyelesaikan tugasnya, tapi kali ini
matematika. Awalnya Dikta menolak,
tapi setelah mendengar Nadhira
mengeluh kalau perutnya sakit karena
belum sarapan, ia akhirnya
membantunya. Belum sempat Nadhira
selesai ngomong, Dikta sudah
menutupnya. Dikta gak mau kejadian
sebelumnya terulang lagi karena
keteledoran Dikta. Dikta ingin minta
bantuan ke teman-temannya, tapi ia
ragu. Dan akhirnya Dikta tetap
meminta bantuan temannya, tak lama
ada notifikasi dari ponselnya. Dikta gak
menyangka, setelah satu tahun gak
pernah ngajak ngobrol, ia baru saja
meminta bantuan ke Jeffrey. Dan Dikta
teringat lagi kejadian satu tahun yang
lalu itu. Tak lama Jeffrey mengirim
jawabannya, Dikta hanya menjawab
singkat, bahkan gengsi buat ngucapin
makasih. Akhirnya Dikta hanya bisa
membaca chat room mereka berdua.
Dan gitulah persahabatan mereka
berakhir, Dikta sudah memberikan
space lebar antara dirinya dengan
Jeffrey. Padahal mereka sama-sama
kehilangan dua hal; cewek yang dicinta
dan sahabat yang selalu ada.
6 1 7-1-2024 32-40 9 Dikta dan Nadhira dan Jeno ingin pulang bareng,
Sistem tapi Dikta juga menjemputnya ke
Pendidikan di sekolah. Dikta membawa Nadhira
Indonesia pulang karena Jeno hanya bawa satu
helm saja, dan berargumentasi dengan
Jeno. Saat diperjalanan Dikta dan
Nadhira membicarakan cara berfikir
anak zaman sekarang yaitu
menyepelekan peraturan lalu lintas dan
kebiasaan menyontek. Dikta
menasehati Nadhira agar tidak
kebiasaan menyontek. Sesampainya
nyampe rumah, Nadhira mengechat
Dikta untuk mengucapkan makasih
untuk perlakuannya hari ini, dan Dikta
meledeki akan menjemputnya besok,
dan Dikta juga memberi tahu bahwa
kunciran rambut Nadhira mau putus.
Nadhira kaget dan seperti orang salting
karena Dikta memerhatikan hal kecil
seperti itu. Lalu Nadhira mengechat
Jeno dan pesan terakhirnya membuat
Nadhira terdiam dan untuk melupakan
sikap perhatian dari Dikta itu.
7 1 7-1-2024 41-52 12 Nadhira dan Jeno mengajak Nadhira buat ke kantin
Perbandingan pas jam pelajaran kosong, padahal
Nadhira belum menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Nadhira iseng
menanyakan hal sepele yang jarang
orang ketahui ke Jeno, dan ya
jawabannya tidak sesuai ekspetasi oleh
Nadhira, bahkan Jeno tidak tahu
alerginya. Dikta memiliki jadwal untuk
menghadiri kelas mata kuliah semester
akhirnya. Dikta diajak oleh temennya;
Atuy untuk ngopi di kantin sepulang
kuliah. Awalnya Dikta menolak, tapi
temennya mengancamnya dan Dikta
hanya bisa mengiyakan. Dikta malas
berkumpul bersama teman-temannya,
karena ia menghindari Jeffrey. Mereka
mengobrol santai, namun perkataan
Jeffrey selalu tidak didengar oleh Dikta.
Saat Dikta ingin dikerjai oleh teman-
temannya, ponsel Dikta berdering.
Spontan Dikta merespons Jeffrey,
karena Jeffreylah yang memberi tahu
ponsel Dikta berdering, dan itu telfon
dari Nadhira. Dikta merasa beruntung
karena ia terhindar dari keisengan
temannya kali ini, dan teman-
temannya merasa aneh, karena Dikta
bukan tipe orang seperti itu saat
Nadhira menelponnya. Dikta pamit ke
teman-temannya, dan melanjutkan
mengobrol dengan Nadhira yang belum
dimatiin telfonnya daritadi. Nadhira
ingin Dikta tidak memperhatikan hal
kecil dari dirinya, tapi Dikta
menasehatinya dan juga membuat
Nadhira terdiam dengan ucapannya.
8 1 8-1-2024 53-71 19 Dikta dan Nadhira yang pengin banget pulang
SBMPTN bareng sama Jeno, tapi gak bisa, karena
Jeno ada les, dan waktunya dimajuin
dari biasanya. Nadhira teringat lagi
sama ucapan dari Dikta, walaupun
sudah minggu lalu, tapi Nadhira merasa
bahwa ia seperti orang jatuh cinta, tapi
bagi Nadhira Dikta bukan orang spesial.
Renjana menyadarkan Nadhira dari
lamunannya tadi, dan Renjana ngasih
tahu kalau ponselnya bergetar dari
tadi. Ya itu Dikta, Nadhira seperti lelah
dan Renjana kepo, tapi Nadhira
mengejeknya dan bilang kalau dia gak
jadi pulang bareng sama Renjana. Isi
chat room mereka tentang Dikta
menyogok Nadhira agar mau diajak
jalan. Dan Nadhira pun menghampiri
Dikta, belum sampai dirinya duduk di
jok mobil, Nadhira sudah diberikan
pertanyaan yang membuat ia jengkel,
dan memilih untuk naik bus, tapi
tangan Nadhira ditahan sama Dikta dan
langsung menutup pintu mobilnya.
Saat Dikta memasangkan sabuk
pengaman, Nadhira merasa tegang
karena jarak muka mereka deket
banget, dan Dikta meledeki Nadhira
yang membuat mukanya memanas. Tak
lama ponsel Nadhira bergetar, dan itu
chat dari Jeno, ternyata Jeno gak jadi
les lebih awal, dan Nadhira merasa
bersalah karena ia pulang bareng Dikta.
Dan ya Dikta mengajak Nadhira
membeli buku untuk persiapan
SMBPTN, refleks Nadhira ngedumel
dan ngomong kasar, Dikta pun
meresponnya dan Nadhira langsung
terdiam menunduk. Saat mereka
sampai Mall, Nadhira mencari cara agar
dibelikan buku yang tipis aja, tapi Dikta
menjelaskan bahwa semakin tebal
bukunya, semakin banyak soal
pembahasannya, dan saat ingin
membayar Nadhira kaget dengan
nominal harga buku-buku itu. Dan
Nadhira mengajukan ingin membeli
minuman 2 untuknya sendiri, dan Dikta
mengiyakan tapi diperingati jangan
keseringan. Nadhira bingung kok Dikta
ga mesen juga, ia malah meledeki uang
Dikta sudah habis, dan Dikta ingin
menunjukkan dompetnya, Nadhira
langsung menahannya. Dan mereka
mengobrol tentang buku tersebut,
Nadhira ngedumel karena ia merasa
gak mungkin bisa baca buku setebel
itu, dan Nadhira mempertanyakan
kenapa Dikta gak biayain perawatan
Nadhira aja daripada buku, dan Dikta
menasehatinya kalau cantik gak muka
aja tapi harus punya intelektual tinggi
juga. Dan Nadhira hanya terdiam
membayangkan berapa beruntungnya
perempuan yang akan menjadi istrinya
nanti. Dikta menyadarkan Nadhira dari
lamunanya, dan memberi tahu Nadhira
kalau hari Minggu ia akan mempelajari
buku tersebut, jelas Nadhira menolak
dengan berbagai alasan, dan Dikta
menasehatinya yang membuat Nadhira
terdiam. Nadhira tiba-tiba menanyakan
wajah Dikta yang agak bengkak, Dikta
membuat alesan untuk mengalihkan
perhatiannya. Nadhira mengeluh dan
menanyakan pertanyaan kepada Jeno
dichat, dan Jeno mendukung dan
menyemangati Nadhira untuk belajar
bersama Dikta. Keesokannya, Dikta pun
menghampiri kamar Nadhira untuk
belajar, seperti biasa pasti Nadhira
melakukan berbagai alasan bair gak
jadi, dan tanpa diketahui Nadhira
menyerah saat Dikta sedang mengecek
apakah ia beneran masih tidur, dan
mereka gak sengaja saling mencium,
dan mereka kaget lalu membuat alasan
karena canggung dari kejadian itu.
9 1 8-1-2024 72-86 15 Dikta dan Jeno menjemput Nadhira untuk pergi
Kecurigaan sekolah bersama, tapi bundanya
Nadhira menyuruh Nadhira untuk
sarapan, dan bundanya membicarakan
tentang perjodohannya dengan Dikta.
Nadhira buru-buru keluar dan
menghampiri Jeno. Jeno mengajak
Nadhira untuk sarapan, tapi Nadhira
kepikiran tentang perjodohannya
dengan Dikta. Jeno meyakinkan
Nadhira kalau emang jodohnya bukan
sama Dikta gak bakalan terjadi. Dikta
mengechat grup teman kuliahnya,
memberikan kabar bahwa ia akan
menikah beberapa bulan lagi, temen-
temennya pada kaget dan curiga tiba-
tiba ingin cepat menikah, padahal Dikta
orang yang gila pendidikan. Dikta
menelpon Nadhira, selama percakapan
Dikta seperti orang yang menyerah dan
mengutarakan harapannya. Tak lama
ada notifikasi dari dokter, ia
mengingatkan untuk tidak lupa cuci
darah, Dikta mengeluh pada dokter dan
seperti ingin menyerah.
10 1 8-1-2024 87-108 22 Dikta dan Dikta datang ke rumah sakit bersama
Teman Lama mamanya untuk melakukan cuci darah,
ia memiliki ginjal yang tidak bekerja
dengan baik. Grup teman kuliahnya
sudah rame pagi-pagi, dan ternyata
mereka memiliki jadwal kuliah dipagi
hari, tapi Dikta tidak bisa hadir dan
mengatakan bahwa ia merasa lemas,
teman-temannya berfikiran kalau Dikta
menonton hal yang aneh, Dikta
mengelak dan hanya tertawa kecil
karena pemikiran teman-temannya itu.
Tapi Dikta sama sekali gak sakit hati
dan senang karena temannya
menganggap ia sehat seperti orang
lain. Tiba-tiba ada orang yang menepuk
pundak Dikta, yaitu Johnny. Mereka
sama-sama kaget, dan Dikta membuat
alasan agar tidak dicurigai, tapi saat
Dikta meminta bantuan suster untuk
membawanya pergi, malah suster
memberitahukan kalau ia ada jadwal
cuci darah, Johnny mengejar Dikta yang
terduduk dikursi roda dan Dikta
meminta Jonhnny untuk tidak
mengikutinya. Dikta mengirimi pesan
ke Johnny untuk jangan beri tahu
siapapun kejadian nya tadi. Saat
sedang melakukan cuci darah, ia
mengobrol dengan pasien sekamar
dengannya. Sesampainya dirumah,
Johnny mengechatnya karena masih
gak percaya kejadian tadi, dan mereka
melanjutkan ke telfon, dan
menceritakan semua yang ia alami
selama ini. Tak lama, Nadhira meminta
bantuan untuk menjelaskan tugasnya,
tapi Dikta beralasan kalau ia lagi diluar
kota, dan mengerjakan tugas Nadhira.
Dikta mengatakan bahwa dirinya lagi di
rumah sakit, tapi Nadhira
menganggapnya itu cuma brcanda, dan
Dikta mengiyakan kalau itu cuma
bercanda dan meminta Nadhira untuk
berhenti marah ke Dikta. Dikta
mengajak Nadhira untuk pergi main
sepeda hari Minggu, dan ya itu bagian
dari harapan yang ia tulis, Dikta
berharap bisa mencapainya sebelum ia
dipanggil Tuhan.
11 1 9-1-2024 109-135 27 Dikta dan Di hari Minggu, Nadhira pergi joging
Larangan bersama Jeno, ia lupa kalau punya janji
Suka sama Dikta untuk pergi sepedaan, dan
Nadhira langsung buru-buru pulang pas
dia inget kalau punya janji sama Dikta.
Nadhira langsung meminta maaf dan
merasa bersalah ke Dikta dan juga ke
Jeno. Nadhira langsung menyogok
Dikta dengan membawa brownis ke
rumahnya, dan meminta untuk belajar
bersama. Tak terasa sudah dua jam an
mereka belajar, Dikta mengantarkan
Nadhira pulang, sesampainya di rumah
Nadhira, Dikta menasehatinya untuk
tidak keluar malam dengan cowok lain
dan tidak menggunakan rok yang
terlalu pendek. Nadhira meminta Dikta
untuk tidak berlebihan padanya,
karena ia merasa seperti orang spesial.
12 1 9-1-2024 136-164 28 Dikta, Pikiran Nadhira kemana-mana, tiba-
Nadhira, tiba teringat Jeno, yang tidak ada sejak
Jeno, dan pagi, Nadhira mengechat Jeno ternyata
Renggang Jeno mengalami kecelakaan, gak parah,
tapi membuat Nadhira merasa
bersalah. Dan ia harus lebih
mengutamakan Jeno dari pada Dikta.
Dikta merasa khawatir ke Nadhira,
karena mereka sudah semingguan gak
pernah ngobrol lagi, dan Dikta tahu
kalau minggu ini jadwal Nadhira haid.
Dikta gak mau bersikap berlebihan tapi
ia tetap khawatir kepada Nadhira. Dan
akhirnya Dikta terpaksa minta tolong
teman kuliahnya. Di grup hanya Jeffrey
yang merespons, Dikta paham betul
temennya ini pasti bertingkah konyol,
dan terpaksa Dikta meminta bantuan
ke Jeffrey.

Anda mungkin juga menyukai