TANGGAL RANGKUMAN ISI YANG DIBACA . KE- HALAMAN HALAMAN 1 1 7-1-2024 4-7 4 Prolog Dikta bertemu dengan seorang gadis SMA yaitu Nadhira yang tidak sengaja menjatuhkan motornya saat mengeluarkan motor dari rumahnya ke samping mobil Dikta. Dikta adalah seorang mahasiswa hukum. Nadhira adalah anak yang selalu mencari beribu alasan untuk menghindar dari kejadian tadi. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Tapi, mereka selalu berantem kaya Tom and Jerry dan keduanya berharap agar tidak ditakdirkan untuk berjodoh. 2 1 7-1-2024 8-15 8 Dikta dan Nadhira, anak yang cantik dan keliatan Makalah good girl tapi dia anak yang bodo amatan sama pendidikan. Ia sekarang kelas 12 IPS, dan hari ini Nadhira kena sial, karena ketauan tidak ikut mengerjakan makalah kelompok, ia biasanya hanya ingin mengerjakan tugas kelompok bagian mengeprint aja. Nadhira kena hukuman sama guru PKN untuk membuat makalah sendiri dan dikumpulkan sore itu juga. Nadhira punya pacar anak kelas 12 juga tapi jurusan IPA namanya Jeno. Saat jam istirahat, mereka bertemu untuk makan bersama, dan Nadhira menceritakan kejadian dikelas tadi. Nadhira meminjam ponsel Jeno karena Nadhira gak punya pulsa untuk menelpon orang yang bisa membantunya menyelesaikan tugas makalah yang diberikan tadi. Nadhira berusaha agar telponnya diangkat Kak Dikta. Dan akhirnya Dikta menjawab, Nadhira memohon untuk membuatkan makalah PKNnya, tapi ditolak saat Nadira masih berbicara. Jeno menawarkan diri untuk membantunya tapi Nadhira akhirnya berusaha membuat makalah sendiri karena gak mau ngerepotin pacarnya. Dan gak terasa sekarang sudah pukul dua siang, Nadhira belum menyelesaikannya baru ngerjain pendahuluan yang gak jelas tujuannya. Nadhira menyerah dan meminta tolong bantuan pada teman sekelasnya, tapi gak ada yang respon, semua sibuk menghafalkan tugas agama yang mendadak dan banyak. Nadhira berdoa semoga Tuhan memberikan keajaiban ada yang mau membantunya. Teman sebangkunya yaitu Renjana merasa terganggu dengan suara ponselnya. Awalnya Nadhira gak peduli sama ponselnya, tapi gak enak sama temannya, ia melirik ponselnya. Nadhira kaget lihat beberapa panggilan yang gak kejawab, spontan dia teriak dan beberapa temannya ngeliat sinis. Dan ya itu dari Kak Dikta, ia mengirimkan file makalah yang dibutuhkan oleh Nadhira. Nadhira memuji-muji dan juga masih gak nyangka Kak Dikta membantunya. Bagi Nadhira, Dikta adalah orang yang selalu bisa diandalkan, ya walaupun sebeumnya ia harus mendengar kalimat pedas dari Dikta. Mereka bukan saudara kandung, tapi mereka saling membutuhkan. 3 1 7-1-2024 16-19 4 Dikta, Dikta jalan cepat ke gedung Fakultas Nadhira, dan Hukum karena punya jadwal Perbedaan pertemuan sama dosen pembimbingnya, tapi ia terlambat karena mengerjakan tugas makalah Nadhira tadi. Untungnya masih ada waktu untuk pertemuan dan ia mendapatkan banyak koreksi dari dosen pembimbingnya. Saat Dikta ingin pulang, ada cewek yang memanggilnya, tapi Dikta gak noleh sama sekali dan wanita itu terus mengejarnya. Dikta sedang menghindari dua orang yaitu wanita yg mengejarnya sekarang ini dan juga orang yang sering ada dikantin. Cewek itu bernama Alea, yaitu mantan kekasihnya. Dikta dan Alea sudah putus satu tahun yang lalu, mereka putus karena Dikta gak sengaja mergokin Alea dan sahabatnya yaitu Jeffrey, sedang bergandengan tangan di pameran seni. Hari itu semuanya berakhir, baik hubungannya dengan Alea, dan juga pertemanannya dengan Jeffrey. Saat bel sekolah pulang berbunyi, Nadhira ditungguin Jeno, buat dianter pulang bareng. Tapi Nadhira nolak, karena Jeno punya jadwal les sepulang sekolah, tapi Jeno tetap memaksa agar pulang bareng. Sebelum pulang Jeno nanya sama Nadhira tentang perjodohannya, Nadhira belum siap menceritakan hal itu, tapi temennya Jeno, Haidar cerita, dan tau dari Renjana. Jeno takut karena hubungan mereka baru tiga bulan, itu kabar yang mengganggunya. Nadhira akhirnya jujur dan meyakinkan Jeno kalau dia gak mau dijodohin. Dan Jeno percaya sama penjelasan dan ucapan dari Nadhira. 4 1 7-1-2024 20-25 6 Dikta dan Dikta merasa badannya sakit dan ingin Mati Rasa langsung tidur, tapi gak bisa, pikirannya bercabang, mikirin skripsinya mikirin Alea juga. Tiba-tiba mama Dikta nanyain Dikta udah tidur atau belum, dan Dikta sadar lamunanya. Dikta segera membersihkan barang-barang yang berserakan saat mendengar kalau ada Nadhira didepan kamarnya. Saat Nadhira mau minta pamit, Dikta buru- buru buka pintunya, Nadhira tersenyum terpaksa sambil menawarkan cookies yang dibawanya. Nadhira disuruh masuk ke kamar Dikta untuk di sidang. Bukan sidang kaya dipengadilan tapi sidang makalah Nadhira yang telah Dikta kerjakan. Saat Dikta memberikan satu pertanyaan, Nadhira gak bisa jawab, Dikta memastikan bahwa Nadhira benar- benar gak tau apa jawaban yang ia ajukan. Lalu Dika menasehati Nadhira dan memberikan waktu tiga puluh menit untuk membaca materi yang ada di makalah tadi. Beberapa saat kemudian, ponsel Dikta bergetar, dan mengganggu konsentrasi Nadhira. Dikta malas mendengar protes dari Nadhira, ia langsung mengmbil ponselnya dan melihatnya, dan itu notifikasi dari Alea. Dikta langsung lempar ponselnya dan Nadhira kepo, tapi Dikta malah langsung mengajukan pertanyaan pertama. Nadhira menjawab dengan lancar, saat pertanyaan berikutnya ia tampak ragu- ragu untuk menjawab, tapi jawabannya benar. Dan tiba-tiba Dikta menanyakan bagaimana jika Dikta menyerah dan setuju dengan perjodohannya. Nadhira mengira bahwa Dikta lagi bercanda, tapi dilihat dari gera-geriknya Dikta gak merespon kalau ia sedang bercanda. Lalu Dikta memberikan pertanyaan lagi ke Nadhira yang susah buat dicerna, yaitu tentang mati rasa. Nadhira langsung membantah jika Dikta menyetujui perjodohannya.Tapi, Dikta langsung mencairkan suasana lagi dengan mengatakan bahwa itu cuma bercanda. Lalu Dikta menyuruh Nadhira untuk pulang, tapi Nadhira engeh kaki Dikta seperti bengkak. Dikta langsung mengalihkan perhatiannya dan menyuruhnya untuk pulang. Dan Dikta mengambil ponselnya dan menjawab pesan dari Alea. Bagi Dikta, Alea adalah ketidaksanggupan yang diharuskan. 5 1 7-1-2024 26-31 6 Dikta dan Seminggu setelah kejadian di rumah Jeffrey Dikta, Nadhira gak ada kabar, biasanya ia selalu bikin ulah, entah tugas atau hanya meminta saran buat hal gak penting. Sambil nunggu mata kuliahnya, Dikta pergi ke perpustakaan. Saat Dikta ingin mendengarkan musik, ia mendapatkan notifikasi panggilan tak terjawab dari Nadhira enam belas kali. Saat ingin membalas, Nadhira menelponnya lagi. Ya seperti biasa Nadhira meminta tolong untuk menyelesaikan tugasnya, tapi kali ini matematika. Awalnya Dikta menolak, tapi setelah mendengar Nadhira mengeluh kalau perutnya sakit karena belum sarapan, ia akhirnya membantunya. Belum sempat Nadhira selesai ngomong, Dikta sudah menutupnya. Dikta gak mau kejadian sebelumnya terulang lagi karena keteledoran Dikta. Dikta ingin minta bantuan ke teman-temannya, tapi ia ragu. Dan akhirnya Dikta tetap meminta bantuan temannya, tak lama ada notifikasi dari ponselnya. Dikta gak menyangka, setelah satu tahun gak pernah ngajak ngobrol, ia baru saja meminta bantuan ke Jeffrey. Dan Dikta teringat lagi kejadian satu tahun yang lalu itu. Tak lama Jeffrey mengirim jawabannya, Dikta hanya menjawab singkat, bahkan gengsi buat ngucapin makasih. Akhirnya Dikta hanya bisa membaca chat room mereka berdua. Dan gitulah persahabatan mereka berakhir, Dikta sudah memberikan space lebar antara dirinya dengan Jeffrey. Padahal mereka sama-sama kehilangan dua hal; cewek yang dicinta dan sahabat yang selalu ada. 6 1 7-1-2024 32-40 9 Dikta dan Nadhira dan Jeno ingin pulang bareng, Sistem tapi Dikta juga menjemputnya ke Pendidikan di sekolah. Dikta membawa Nadhira Indonesia pulang karena Jeno hanya bawa satu helm saja, dan berargumentasi dengan Jeno. Saat diperjalanan Dikta dan Nadhira membicarakan cara berfikir anak zaman sekarang yaitu menyepelekan peraturan lalu lintas dan kebiasaan menyontek. Dikta menasehati Nadhira agar tidak kebiasaan menyontek. Sesampainya nyampe rumah, Nadhira mengechat Dikta untuk mengucapkan makasih untuk perlakuannya hari ini, dan Dikta meledeki akan menjemputnya besok, dan Dikta juga memberi tahu bahwa kunciran rambut Nadhira mau putus. Nadhira kaget dan seperti orang salting karena Dikta memerhatikan hal kecil seperti itu. Lalu Nadhira mengechat Jeno dan pesan terakhirnya membuat Nadhira terdiam dan untuk melupakan sikap perhatian dari Dikta itu. 7 1 7-1-2024 41-52 12 Nadhira dan Jeno mengajak Nadhira buat ke kantin Perbandingan pas jam pelajaran kosong, padahal Nadhira belum menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Nadhira iseng menanyakan hal sepele yang jarang orang ketahui ke Jeno, dan ya jawabannya tidak sesuai ekspetasi oleh Nadhira, bahkan Jeno tidak tahu alerginya. Dikta memiliki jadwal untuk menghadiri kelas mata kuliah semester akhirnya. Dikta diajak oleh temennya; Atuy untuk ngopi di kantin sepulang kuliah. Awalnya Dikta menolak, tapi temennya mengancamnya dan Dikta hanya bisa mengiyakan. Dikta malas berkumpul bersama teman-temannya, karena ia menghindari Jeffrey. Mereka mengobrol santai, namun perkataan Jeffrey selalu tidak didengar oleh Dikta. Saat Dikta ingin dikerjai oleh teman- temannya, ponsel Dikta berdering. Spontan Dikta merespons Jeffrey, karena Jeffreylah yang memberi tahu ponsel Dikta berdering, dan itu telfon dari Nadhira. Dikta merasa beruntung karena ia terhindar dari keisengan temannya kali ini, dan teman- temannya merasa aneh, karena Dikta bukan tipe orang seperti itu saat Nadhira menelponnya. Dikta pamit ke teman-temannya, dan melanjutkan mengobrol dengan Nadhira yang belum dimatiin telfonnya daritadi. Nadhira ingin Dikta tidak memperhatikan hal kecil dari dirinya, tapi Dikta menasehatinya dan juga membuat Nadhira terdiam dengan ucapannya. 8 1 8-1-2024 53-71 19 Dikta dan Nadhira yang pengin banget pulang SBMPTN bareng sama Jeno, tapi gak bisa, karena Jeno ada les, dan waktunya dimajuin dari biasanya. Nadhira teringat lagi sama ucapan dari Dikta, walaupun sudah minggu lalu, tapi Nadhira merasa bahwa ia seperti orang jatuh cinta, tapi bagi Nadhira Dikta bukan orang spesial. Renjana menyadarkan Nadhira dari lamunannya tadi, dan Renjana ngasih tahu kalau ponselnya bergetar dari tadi. Ya itu Dikta, Nadhira seperti lelah dan Renjana kepo, tapi Nadhira mengejeknya dan bilang kalau dia gak jadi pulang bareng sama Renjana. Isi chat room mereka tentang Dikta menyogok Nadhira agar mau diajak jalan. Dan Nadhira pun menghampiri Dikta, belum sampai dirinya duduk di jok mobil, Nadhira sudah diberikan pertanyaan yang membuat ia jengkel, dan memilih untuk naik bus, tapi tangan Nadhira ditahan sama Dikta dan langsung menutup pintu mobilnya. Saat Dikta memasangkan sabuk pengaman, Nadhira merasa tegang karena jarak muka mereka deket banget, dan Dikta meledeki Nadhira yang membuat mukanya memanas. Tak lama ponsel Nadhira bergetar, dan itu chat dari Jeno, ternyata Jeno gak jadi les lebih awal, dan Nadhira merasa bersalah karena ia pulang bareng Dikta. Dan ya Dikta mengajak Nadhira membeli buku untuk persiapan SMBPTN, refleks Nadhira ngedumel dan ngomong kasar, Dikta pun meresponnya dan Nadhira langsung terdiam menunduk. Saat mereka sampai Mall, Nadhira mencari cara agar dibelikan buku yang tipis aja, tapi Dikta menjelaskan bahwa semakin tebal bukunya, semakin banyak soal pembahasannya, dan saat ingin membayar Nadhira kaget dengan nominal harga buku-buku itu. Dan Nadhira mengajukan ingin membeli minuman 2 untuknya sendiri, dan Dikta mengiyakan tapi diperingati jangan keseringan. Nadhira bingung kok Dikta ga mesen juga, ia malah meledeki uang Dikta sudah habis, dan Dikta ingin menunjukkan dompetnya, Nadhira langsung menahannya. Dan mereka mengobrol tentang buku tersebut, Nadhira ngedumel karena ia merasa gak mungkin bisa baca buku setebel itu, dan Nadhira mempertanyakan kenapa Dikta gak biayain perawatan Nadhira aja daripada buku, dan Dikta menasehatinya kalau cantik gak muka aja tapi harus punya intelektual tinggi juga. Dan Nadhira hanya terdiam membayangkan berapa beruntungnya perempuan yang akan menjadi istrinya nanti. Dikta menyadarkan Nadhira dari lamunanya, dan memberi tahu Nadhira kalau hari Minggu ia akan mempelajari buku tersebut, jelas Nadhira menolak dengan berbagai alasan, dan Dikta menasehatinya yang membuat Nadhira terdiam. Nadhira tiba-tiba menanyakan wajah Dikta yang agak bengkak, Dikta membuat alesan untuk mengalihkan perhatiannya. Nadhira mengeluh dan menanyakan pertanyaan kepada Jeno dichat, dan Jeno mendukung dan menyemangati Nadhira untuk belajar bersama Dikta. Keesokannya, Dikta pun menghampiri kamar Nadhira untuk belajar, seperti biasa pasti Nadhira melakukan berbagai alasan bair gak jadi, dan tanpa diketahui Nadhira menyerah saat Dikta sedang mengecek apakah ia beneran masih tidur, dan mereka gak sengaja saling mencium, dan mereka kaget lalu membuat alasan karena canggung dari kejadian itu. 9 1 8-1-2024 72-86 15 Dikta dan Jeno menjemput Nadhira untuk pergi Kecurigaan sekolah bersama, tapi bundanya Nadhira menyuruh Nadhira untuk sarapan, dan bundanya membicarakan tentang perjodohannya dengan Dikta. Nadhira buru-buru keluar dan menghampiri Jeno. Jeno mengajak Nadhira untuk sarapan, tapi Nadhira kepikiran tentang perjodohannya dengan Dikta. Jeno meyakinkan Nadhira kalau emang jodohnya bukan sama Dikta gak bakalan terjadi. Dikta mengechat grup teman kuliahnya, memberikan kabar bahwa ia akan menikah beberapa bulan lagi, temen- temennya pada kaget dan curiga tiba- tiba ingin cepat menikah, padahal Dikta orang yang gila pendidikan. Dikta menelpon Nadhira, selama percakapan Dikta seperti orang yang menyerah dan mengutarakan harapannya. Tak lama ada notifikasi dari dokter, ia mengingatkan untuk tidak lupa cuci darah, Dikta mengeluh pada dokter dan seperti ingin menyerah. 10 1 8-1-2024 87-108 22 Dikta dan Dikta datang ke rumah sakit bersama Teman Lama mamanya untuk melakukan cuci darah, ia memiliki ginjal yang tidak bekerja dengan baik. Grup teman kuliahnya sudah rame pagi-pagi, dan ternyata mereka memiliki jadwal kuliah dipagi hari, tapi Dikta tidak bisa hadir dan mengatakan bahwa ia merasa lemas, teman-temannya berfikiran kalau Dikta menonton hal yang aneh, Dikta mengelak dan hanya tertawa kecil karena pemikiran teman-temannya itu. Tapi Dikta sama sekali gak sakit hati dan senang karena temannya menganggap ia sehat seperti orang lain. Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundak Dikta, yaitu Johnny. Mereka sama-sama kaget, dan Dikta membuat alasan agar tidak dicurigai, tapi saat Dikta meminta bantuan suster untuk membawanya pergi, malah suster memberitahukan kalau ia ada jadwal cuci darah, Johnny mengejar Dikta yang terduduk dikursi roda dan Dikta meminta Jonhnny untuk tidak mengikutinya. Dikta mengirimi pesan ke Johnny untuk jangan beri tahu siapapun kejadian nya tadi. Saat sedang melakukan cuci darah, ia mengobrol dengan pasien sekamar dengannya. Sesampainya dirumah, Johnny mengechatnya karena masih gak percaya kejadian tadi, dan mereka melanjutkan ke telfon, dan menceritakan semua yang ia alami selama ini. Tak lama, Nadhira meminta bantuan untuk menjelaskan tugasnya, tapi Dikta beralasan kalau ia lagi diluar kota, dan mengerjakan tugas Nadhira. Dikta mengatakan bahwa dirinya lagi di rumah sakit, tapi Nadhira menganggapnya itu cuma brcanda, dan Dikta mengiyakan kalau itu cuma bercanda dan meminta Nadhira untuk berhenti marah ke Dikta. Dikta mengajak Nadhira untuk pergi main sepeda hari Minggu, dan ya itu bagian dari harapan yang ia tulis, Dikta berharap bisa mencapainya sebelum ia dipanggil Tuhan. 11 1 9-1-2024 109-135 27 Dikta dan Di hari Minggu, Nadhira pergi joging Larangan bersama Jeno, ia lupa kalau punya janji Suka sama Dikta untuk pergi sepedaan, dan Nadhira langsung buru-buru pulang pas dia inget kalau punya janji sama Dikta. Nadhira langsung meminta maaf dan merasa bersalah ke Dikta dan juga ke Jeno. Nadhira langsung menyogok Dikta dengan membawa brownis ke rumahnya, dan meminta untuk belajar bersama. Tak terasa sudah dua jam an mereka belajar, Dikta mengantarkan Nadhira pulang, sesampainya di rumah Nadhira, Dikta menasehatinya untuk tidak keluar malam dengan cowok lain dan tidak menggunakan rok yang terlalu pendek. Nadhira meminta Dikta untuk tidak berlebihan padanya, karena ia merasa seperti orang spesial. 12 1 9-1-2024 136-164 28 Dikta, Pikiran Nadhira kemana-mana, tiba- Nadhira, tiba teringat Jeno, yang tidak ada sejak Jeno, dan pagi, Nadhira mengechat Jeno ternyata Renggang Jeno mengalami kecelakaan, gak parah, tapi membuat Nadhira merasa bersalah. Dan ia harus lebih mengutamakan Jeno dari pada Dikta. Dikta merasa khawatir ke Nadhira, karena mereka sudah semingguan gak pernah ngobrol lagi, dan Dikta tahu kalau minggu ini jadwal Nadhira haid. Dikta gak mau bersikap berlebihan tapi ia tetap khawatir kepada Nadhira. Dan akhirnya Dikta terpaksa minta tolong teman kuliahnya. Di grup hanya Jeffrey yang merespons, Dikta paham betul temennya ini pasti bertingkah konyol, dan terpaksa Dikta meminta bantuan ke Jeffrey.