Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN LITERASI

NAMA : Zulaikha Moza Putri Ashadi

KELAS : 11 Asper 1

BULAN : Januari

JUDUL BUKU : Santri Pilihan Bunda

PENGARANG : Salsyabila Falensia

BIDANG ILMU : Romance

ISBN : 978-623-96606-9-7

NO. JUMLAH BAB/ TEMA


NO MINGG
TANGGAL HALAMA HALAMA RANGKUMAN ISI YANG DIBACA
. U KE-
N N
1 1 7-1-2024 5-8 4 1
2 1 7-1-2024 8-15 8 Dikta dan Nadhira, anak yang cantik dan keliatan
Makalah good girl tapi dia anak yang bodo
amatan sama pendidikan. Ia sekarang
kelas 12 IPS, dan hari ini Nadhira kena
sial, karena ketauan tidak ikut
mengerjakan makalah kelompok, ia
biasanya hanya ingin mengerjakan tugas
kelompok bagian mengeprint aja.
Nadhira kena hukuman sama guru PKN
untuk membuat makalah sendiri dan
dikumpulkan sore itu juga. Nadhira
punya pacar anak kelas 12 juga tapi
jurusan IPA namanya Jeno. Saat jam
istirahat, mereka bertemu untuk makan
bersama, dan Nadhira menceritakan
kejadian dikelas tadi. Nadhira meminjam
ponsel Jeno karena Nadhira gak punya
pulsa untuk menelpon orang yang bisa
membantunya menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan tadi. Nadhira
berusaha agar telponnya diangkat Kak
Dikta. Dan akhirnya Dikta menjawab,
Nadhira memohon untuk membuatkan
makalah PKNnya, tapi ditolak saat
Nadira masih berbicara. Jeno
menawarkan diri untuk membantunya
tapi Nadhira akhirnya berusaha
membuat makalah sendiri karena gak
mau ngerepotin pacarnya. Dan gak
terasa sekarang sudah pukul dua siang,
Nadhira belum menyelesaikannya baru
ngerjain pendahuluan yang gak jelas
tujuannya. Nadhira menyerah dan
meminta tolong bantuan pada teman
sekelasnya, tapi gak ada yang respon,
semua sibuk menghafalkan tugas agama
yang mendadak dan banyak. Nadhira
berdoa semoga Tuhan memberikan
keajaiban ada yang mau membantunya.
Teman sebangkunya yaitu Renjana
merasa terganggu dengan suara
ponselnya. Awalnya Nadhira gak peduli
sama ponselnya, tapi gak enak sama
temannya, ia melirik ponselnya. Nadhira
kaget lihat beberapa panggilan yang gak
kejawab, spontan dia teriak dan
beberapa temannya ngeliat sinis. Dan ya
itu dari Kak Dikta, ia mengirimkan file
makalah yang dibutuhkan oleh Nadhira.
Nadhira memuji-muji dan juga masih gak
nyangka Kak Dikta membantunya. Bagi
Nadhira, Dikta adalah orang yang selalu
bisa diandalkan, ya walaupun
sebeumnya ia harus mendengar kalimat
pedas dari Dikta. Mereka bukan saudara
kandung, tapi mereka saling
membutuhkan.
3 1 7-1-2024 16-19 4 Dikta, Dikta jalan cepat ke gedung Fakultas
Nadhira, dan Hukum karena punya jadwal pertemuan
Perbedaan sama dosen pembimbingnya, tapi ia
terlambat karena mengerjakan tugas
makalah Nadhira tadi. Untungnya masih
ada waktu untuk pertemuan dan ia
mendapatkan banyak koreksi dari dosen
pembimbingnya. Saat Dikta ingin pulang,
ada cewek yang memanggilnya, tapi
Dikta gak noleh sama sekali dan wanita
itu terus mengejarnya. Dikta sedang
menghindari dua orang yaitu wanita yg
mengejarnya sekarang ini dan juga orang
yang sering ada dikantin. Cewek itu
bernama Alea, yaitu mantan kekasihnya.
Dikta dan Alea sudah putus satu tahun
yang lalu, mereka putus karena Dikta gak
sengaja mergokin Alea dan sahabatnya
yaitu Jeffrey, sedang bergandengan
tangan di pameran seni. Hari itu
semuanya berakhir, baik hubungannya
dengan Alea, dan juga pertemanannya
dengan Jeffrey. Saat bel sekolah pulang
berbunyi, Nadhira ditungguin Jeno, buat
dianter pulang bareng. Tapi Nadhira
nolak, karena Jeno punya jadwal les
sepulang sekolah, tapi Jeno tetap
memaksa agar pulang bareng. Sebelum
pulang Jeno nanya sama Nadhira
tentang perjodohannya, Nadhira belum
siap menceritakan hal itu, tapi temennya
Jeno, Haidar cerita, dan tau dari
Renjana. Jeno takut karena hubungan
mereka baru tiga bulan, itu kabar yang
mengganggunya. Nadhira akhirnya jujur
dan meyakinkan Jeno kalau dia gak mau
dijodohin. Dan Jeno percaya sama
penjelasan dan ucapan dari Nadhira.
4 1 7-1-2024 20-25 6 Dikta dan Dikta merasa badannya sakit dan ingin
Mati Rasa langsung tidur, tapi gak bisa, pikirannya
bercabang, mikirin skripsinya mikirin
Alea juga. Tiba-tiba mama Dikta nanyain
Dikta udah tidur atau belum, dan Dikta
sadar lamunanya. Dikta segera
membersihkan barang-barang yang
berserakan saat mendengar kalau ada
Nadhira didepan kamarnya. Saat
Nadhira mau minta pamit, Dikta buru-
buru buka pintunya, Nadhira tersenyum
terpaksa sambil menawarkan cookies
yang dibawanya. Nadhira disuruh masuk
ke kamar Dikta untuk di sidang. Bukan
sidang kaya dipengadilan tapi sidang
makalah Nadhira yang telah Dikta
kerjakan. Saat Dikta memberikan satu
pertanyaan, Nadhira gak bisa jawab,
Dikta memastikan bahwa Nadhira benar-
benar gak tau apa jawaban yang ia
ajukan. Lalu Dika menasehati Nadhira
dan memberikan waktu tiga puluh menit
untuk membaca materi yang ada di
makalah tadi. Beberapa saat kemudian,
ponsel Dikta bergetar, dan mengganggu
konsentrasi Nadhira. Dikta malas
mendengar protes dari Nadhira, ia
langsung mengmbil ponselnya dan
melihatnya, dan itu notifikasi dari Alea.
Dikta langsung lempar ponselnya dan
Nadhira kepo, tapi Dikta malah langsung
mengajukan pertanyaan pertama.
Nadhira menjawab dengan lancar, saat
pertanyaan berikutnya ia tampak ragu-
ragu untuk menjawab, tapi jawabannya
benar. Dan tiba-tiba Dikta menanyakan
bagaimana jika Dikta menyerah dan
setuju dengan perjodohannya. Nadhira
mengira bahwa Dikta lagi bercanda, tapi
dilihat dari gera-geriknya Dikta gak
merespon kalau ia sedang bercanda.
Lalu Dikta memberikan pertanyaan lagi
ke Nadhira yang susah buat dicerna,
yaitu tentang mati rasa. Nadhira
langsung membantah jika Dikta
menyetujui perjodohannya.Tapi, Dikta
langsung mencairkan suasana lagi
dengan mengatakan bahwa itu cuma
bercanda. Lalu Dikta menyuruh Nadhira
untuk pulang, tapi Nadhira engeh kaki
Dikta seperti bengkak. Dikta langsung
mengalihkan perhatiannya dan
menyuruhnya untuk pulang. Dan Dikta
mengambil ponselnya dan menjawab
pesan dari Alea. Bagi Dikta, Alea adalah
ketidaksanggupan yang diharuskan.
5 1 7-1-2024 26-31 6 Dikta dan Seminggu setelah kejadian di rumah
Jeffrey Dikta, Nadhira gak ada kabar, biasanya ia
selalu bikin ulah, entah tugas atau hanya
meminta saran buat hal gak penting.
Sambil nunggu mata kuliahnya, Dikta
pergi ke perpustakaan. Saat Dikta ingin
mendengarkan musik, ia mendapatkan
notifikasi panggilan tak terjawab dari
Nadhira enam belas kali. Saat ingin
membalas, Nadhira menelponnya lagi.
Ya seperti biasa Nadhira meminta tolong
untuk menyelesaikan tugasnya, tapi kali
ini matematika. Awalnya Dikta menolak,
tapi setelah mendengar Nadhira
mengeluh kalau perutnya sakit karena
belum sarapan, ia akhirnya
membantunya. Belum sempat Nadhira
selesai ngomong, Dikta sudah
menutupnya. Dikta gak mau kejadian
sebelumnya terulang lagi karena
keteledoran Dikta. Dikta ingin minta
bantuan ke teman-temannya, tapi ia
ragu. Dan akhirnya Dikta tetap meminta
bantuan temannya, tak lama ada
notifikasi dari ponselnya. Dikta gak
menyangka, setelah satu tahun gak
pernah ngajak ngobrol, ia baru saja
meminta bantuan ke Jeffrey. Dan Dikta
teringat lagi kejadian satu tahun yang
lalu itu. Tak lama Jeffrey mengirim
jawabannya, Dikta hanya menjawab
singkat, bahkan gengsi buat ngucapin
makasih. Akhirnya Dikta hanya bisa
membaca chat room mereka berdua.
Dan gitulah persahabatan mereka
berakhir, Dikta sudah memberikan space
lebar antara dirinya dengan Jeffrey.
Padahal mereka sama-sama kehilangan
dua hal; cewek yang dicinta dan sahabat
yang selalu ada.
6 1 7-1-2024 32-40 9 Dikta dan Nadhira dan Jeno ingin pulang bareng,
Sistem tapi Dikta juga menjemputnya ke
Pendidikan di sekolah. Dikta membawa Nadhira pulang
Indonesia karena Jeno hanya bawa satu helm saja,
dan berargumentasi dengan Jeno. Saat
diperjalanan Dikta dan Nadhira
membicarakan cara berfikir anak zaman
sekarang yaitu menyepelekan peraturan
lalu lintas dan kebiasaan menyontek.
Dikta menasehati Nadhira agar tidak
kebiasaan menyontek. Sesampainya
nyampe rumah, Nadhira mengechat
Dikta untuk mengucapkan makasih
untuk perlakuannya hari ini, dan Dikta
meledeki akan menjemputnya besok,
dan Dikta juga memberi tahu bahwa
kunciran rambut Nadhira mau putus.
Nadhira kaget dan seperti orang salting
karena Dikta memerhatikan hal kecil
seperti itu. Lalu Nadhira mengechat Jeno
dan pesan terakhirnya membuat
Nadhira terdiam dan untuk melupakan
sikap perhatian dari Dikta itu.
7 1 7-1-2024 41-52 12 Nadhira dan Jeno mengajak Nadhira buat ke kantin
Perbandinga pas jam pelajaran kosong, padahal
n Nadhira belum menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Nadhira iseng
menanyakan hal sepele yang jarang
orang ketahui ke Jeno, dan ya
jawabannya tidak sesuai ekspetasi oleh
Nadhira, bahkan Jeno tidak tahu
alerginya. Dikta memiliki jadwal untuk
menghadiri kelas mata kuliah semester
akhirnya. Dikta diajak oleh temennya;
Atuy untuk ngopi di kantin sepulang
kuliah. Awalnya Dikta menolak, tapi
temennya mengancamnya dan Dikta
hanya bisa mengiyakan. Dikta malas
berkumpul bersama teman-temannya,
karena ia menghindari Jeffrey. Mereka
mengobrol santai, namun perkataan
Jeffrey selalu tidak didengar oleh Dikta.
Saat Dikta ingin dikerjai oleh teman-
temannya, ponsel Dikta berdering.
Spontan Dikta merespons Jeffrey, karena
Jeffreylah yang memberi tahu ponsel
Dikta berdering, dan itu telfon dari
Nadhira. Dikta merasa beruntung karena
ia terhindar dari keisengan temannya
kali ini, dan teman-temannya merasa
aneh, karena Dikta bukan tipe orang
seperti itu saat Nadhira menelponnya.
Dikta pamit ke teman-temannya, dan
melanjutkan mengobrol dengan Nadhira
yang belum dimatiin telfonnya daritadi.
Nadhira ingin Dikta tidak
memperhatikan hal kecil dari dirinya,
tapi Dikta menasehatinya dan juga
membuat Nadhira terdiam dengan
ucapannya.
8 1 8-1-2024 53-71 19 Dikta dan Nadhira yang pengin banget pulang
SBMPTN bareng sama Jeno, tapi gak bisa, karena
Jeno ada les, dan waktunya dimajuin
dari biasanya. Nadhira teringat lagi sama
ucapan dari Dikta, walaupun sudah
minggu lalu, tapi Nadhira merasa bahwa
ia seperti orang jatuh cinta, tapi bagi
Nadhira Dikta bukan orang spesial.
Renjana menyadarkan Nadhira dari
lamunannya tadi, dan Renjana ngasih
tahu kalau ponselnya bergetar dari tadi.
Ya itu Dikta, Nadhira seperti lelah dan
Renjana kepo, tapi Nadhira mengejeknya
dan bilang kalau dia gak jadi pulang
bareng sama Renjana. Isi chat room
mereka tentang Dikta menyogok
Nadhira agar mau diajak jalan. Dan
Nadhira pun menghampiri Dikta, belum
sampai dirinya duduk di jok mobil,
Nadhira sudah diberikan pertanyaan
yang membuat ia jengkel, dan memilih
untuk naik bus, tapi tangan Nadhira
ditahan sama Dikta dan langsung
menutup pintu mobilnya. Saat Dikta
memasangkan sabuk pengaman,
Nadhira merasa tegang karena jarak
muka mereka deket banget, dan Dikta
meledeki Nadhira yang membuat
mukanya memanas. Tak lama ponsel
Nadhira bergetar, dan itu chat dari Jeno,
ternyata Jeno gak jadi les lebih awal, dan
Nadhira merasa bersalah karena ia
pulang bareng Dikta. Dan ya Dikta
mengajak Nadhira membeli buku untuk
persiapan SMBPTN, refleks Nadhira
ngedumel dan ngomong kasar, Dikta pun
meresponnya dan Nadhira langsung
terdiam menunduk. Saat mereka sampai
Mall, Nadhira mencari cara agar
dibelikan buku yang tipis aja, tapi Dikta
menjelaskan bahwa semakin tebal
bukunya, semakin banyak soal
pembahasannya, dan saat ingin
membayar Nadhira kaget dengan
nominal harga buku-buku itu. Dan
Nadhira mengajukan ingin membeli
minuman 2 untuknya sendiri, dan Dikta
mengiyakan tapi diperingati jangan
keseringan. Nadhira bingung kok Dikta
ga mesen juga, ia malah meledeki uang
Dikta sudah habis, dan Dikta ingin
menunjukkan dompetnya, Nadhira
langsung menahannya. Dan mereka
mengobrol tentang buku tersebut,
Nadhira ngedumel karena ia merasa gak
mungkin bisa baca buku setebel itu, dan
Nadhira mempertanyakan kenapa Dikta
gak biayain perawatan Nadhira aja
daripada buku, dan Dikta menasehatinya
kalau cantik gak muka aja tapi harus
punya intelektual tinggi juga. Dan
Nadhira hanya terdiam membayangkan
berapa beruntungnya perempuan yang
akan menjadi istrinya nanti. Dikta
menyadarkan Nadhira dari lamunanya,
dan memberi tahu Nadhira kalau hari
Minggu ia akan mempelajari buku
tersebut, jelas Nadhira menolak dengan
berbagai alasan, dan Dikta
menasehatinya yang membuat Nadhira
terdiam. Nadhira tiba-tiba menanyakan
wajah Dikta yang agak bengkak, Dikta
membuat alesan untuk mengalihkan
perhatiannya. Nadhira mengeluh dan
menanyakan pertanyaan kepada Jeno
dichat, dan Jeno mendukung dan
menyemangati Nadhira untuk belajar
bersama Dikta. Keesokannya, Dikta pun
menghampiri kamar Nadhira untuk
belajar, seperti biasa pasti Nadhira
melakukan berbagai alasan bair gak jadi,
dan tanpa diketahui Nadhira menyerah
saat Dikta sedang mengecek apakah ia
beneran masih tidur, dan mereka gak
sengaja saling mencium, dan mereka
kaget lalu membuat alasan karena
canggung dari kejadian itu.
9 1 8-1-2024 72-86 15 Dikta dan Jeno menjemput Nadhira untuk pergi
Kecurigaan sekolah bersama, tapi bundanya Nadhira
menyuruh Nadhira untuk sarapan, dan
bundanya membicarakan tentang
perjodohannya dengan Dikta. Nadhira
buru-buru keluar dan menghampiri Jeno.
Jeno mengajak Nadhira untuk sarapan,
tapi Nadhira kepikiran tentang
perjodohannya dengan Dikta. Jeno
meyakinkan Nadhira kalau emang
jodohnya bukan sama Dikta gak bakalan
terjadi. Dikta mengechat grup teman
kuliahnya, memberikan kabar bahwa ia
akan menikah beberapa bulan lagi,
temen-temennya pada kaget dan curiga
tiba-tiba ingin cepat menikah, padahal
Dikta orang yang gila pendidikan. Dikta
menelpon Nadhira, selama percakapan
Dikta seperti orang yang menyerah dan
mengutarakan harapannya. Tak lama
ada notifikasi dari dokter, ia
mengingatkan untuk tidak lupa cuci
darah, Dikta mengeluh pada dokter dan
seperti ingin menyerah.
10 1 8-1-2024 87-108 22 Dikta dan Dikta datang ke rumah sakit bersama
Teman Lama mamanya untuk melakukan cuci darah,
ia memiliki ginjal yang tidak bekerja
dengan baik. Grup teman kuliahnya
sudah rame pagi-pagi, dan ternyata
mereka memiliki jadwal kuliah dipagi
hari, tapi Dikta tidak bisa hadir dan
mengatakan bahwa ia merasa lemas,
teman-temannya berfikiran kalau Dikta
menonton hal yang aneh, Dikta
mengelak dan hanya tertawa kecil
karena pemikiran teman-temannya itu.
Tapi Dikta sama sekali gak sakit hati dan
senang karena temannya menganggap ia
sehat seperti orang lain. Tiba-tiba ada
orang yang menepuk pundak Dikta, yaitu
Johnny. Mereka sama-sama kaget, dan
Dikta membuat alasan agar tidak
dicurigai, tapi saat Dikta meminta
bantuan suster untuk membawanya
pergi, malah suster memberitahukan
kalau ia ada jadwal cuci darah, Johnny
mengejar Dikta yang terduduk dikursi
roda dan Dikta meminta Jonhnny untuk
tidak mengikutinya. Dikta mengirimi
pesan ke Johnny untuk jangan beri tahu
siapapun kejadian nya tadi. Saat sedang
melakukan cuci darah, ia mengobrol
dengan pasien sekamar dengannya.
Sesampainya dirumah, Johnny
mengechatnya karena masih gak
percaya kejadian tadi, dan mereka
melanjutkan ke telfon, dan
menceritakan semua yang ia alami
selama ini. Tak lama, Nadhira meminta
bantuan untuk menjelaskan tugasnya,
tapi Dikta beralasan kalau ia lagi diluar
kota, dan mengerjakan tugas Nadhira.
Dikta mengatakan bahwa dirinya lagi di
rumah sakit, tapi Nadhira
menganggapnya itu cuma brcanda, dan
Dikta mengiyakan kalau itu cuma
bercanda dan meminta Nadhira untuk
berhenti marah ke Dikta. Dikta mengajak
Nadhira untuk pergi main sepeda hari
Minggu, dan ya itu bagian dari harapan
yang ia tulis, Dikta berharap bisa
mencapainya sebelum ia dipanggil
Tuhan.
11 1 9-1-2024 109-135 27 Dikta dan Di hari Minggu, Nadhira pergi joging
Larangan bersama Jeno, ia lupa kalau punya janji
Suka sama Dikta untuk pergi sepedaan, dan
Nadhira langsung buru-buru pulang pas
dia inget kalau punya janji sama Dikta.
Nadhira langsung meminta maaf dan
merasa bersalah ke Dikta dan juga ke
Jeno. Nadhira langsung menyogok Dikta
dengan membawa brownis ke
rumahnya, dan meminta untuk belajar
bersama. Tak terasa sudah dua jam an
mereka belajar, Dikta mengantarkan
Nadhira pulang, sesampainya di rumah
Nadhira, Dikta menasehatinya untuk
tidak keluar malam dengan cowok lain
dan tidak menggunakan rok yang terlalu
pendek. Nadhira meminta Dikta untuk
tidak berlebihan padanya, karena ia
merasa seperti orang spesial.
12 1 9-1-2024 136-164 28 Dikta, Pikiran Nadhira kemana-mana, tiba-tiba
Nadhira, teringat Jeno, yang tidak ada sejak pagi,
Jeno, dan Nadhira mengechat Jeno ternyata Jeno
Renggang mengalami kecelakaan, gak parah, tapi
membuat Nadhira merasa bersalah. Dan
ia harus lebih mengutamakan Jeno dari
pada Dikta. Dikta merasa khawatir ke
Nadhira, karena mereka sudah
semingguan gak pernah ngobrol lagi, dan
Dikta tahu kalau minggu ini jadwal
Nadhira haid. Dikta gak mau bersikap
berlebihan tapi ia tetap khawatir kepada
Nadhira. Dan akhirnya Dikta terpaksa
minta tolong teman kuliahnya. Di grup
hanya Jeffrey yang merespons, Dikta
paham betul temennya ini pasti
bertingkah konyol, dan terpaksa Dikta
meminta bantuan ke Jeffrey.

Anda mungkin juga menyukai