1 April 2021
ABSTRAK
Gangguan fungsi kognitif salah satu masalah yang terjadi pada lansia penderita hipertensi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif pada lansia penderita
hipertensi. Jenis penelitian ini adalah deskripsi. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik
NonProbability sampling dengan pendekatan Purposive Sampling berjumlah 70 lansia. Teknik
Pengumpulan data menggunakan spigmanometer manual untuk mengukur tekanan darah dan
kuesioner MMSE untuk menganalisis fungsi kognitif. Analisa data univariat menggunakan
persentase untuk menentukan tekanan darah dan fungsi kognitif 0. Hasil pemeriksaan MMSE
didapatkan 20 responden memiliki gangguan fungsi kognitif berat, 44 responden memiliki
gangguan fungsi kognitif sedang dan 6 responden memiliki fungsi kognitif normal. Bagi
perawat gerontik untuk lebih mengatasi dan menatalaksana hipertensi dengan baik sehingga
dapat mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut.
ABSTRACT
Impaired cognitive function is one of the problems that occur in the elderly with hypertension.
The purpose of this study was to determine the description of cognitive function in the elderly
with hypertension. This type of research is descriptive. The sampling technique used is a non-
probability sampling technique with a purposive sampling approach involving 70 elderly
people. Data collection techniques used a manual sphygmometer to measure blood pressure
and the MMSE questionnaire to analyze cognitive function. Univariate data analysis used
percentages to determine blood pressure and cognitive function 0. The results of the MMSE
examination showed that 20 respondents had severe cognitive function impairment, 44
respondents had moderate cognitive function impairment and 6 respondents had normal
cognitive function. For gerontic nurses to better cope and manage hypertension properly so as
to prevent cognitive decline in the elderly.
girus presentralis dan area striata. Secara Orientasi dinilai dengan pengacuan
patologis penurunan jumlah neuron pada personal, tempat dan waktu. Orientasi
kolinergik akan menyebabkan terhadap personal (kemampuan
berkurangnya neurotransmiter asetikolin menyebutkan namanya sendiri ketika
sehingga menimbulkan gangguan kognitif ditanya) menunjukkan informasi yang
dan perilaku. Fungsi kognitif merupakan “overlearned”. Kegagalan dalam
dimensi penting dari kualitas hidup untuk menyebutkan namanya sendiri sering
lansia di semua negara. Hal ini erat merefleksikan negatifism, distraksi,
kaitannya dengan kemampuan untuk gangguan pendengaran atau gangguan
memproses informasi dalam kehidupan penerimaan Bahasa (Goldman & Klatz,
sehari-hari dan membantu bentuk 2003)
keseluruhan kesejahteraan selama hidup Orientasi tempat dinilai dengan
(Wiyoto, 2002). menanyakan negara, provinsi, kota,
Pada lansia mengalami berbagai macam gedung dan lokasi dalam gedung.
penyakit kronis, yang paling sering terjadi Sedangkan orientasi waktu dinilai dengan
adalah hipertensi. Setiap tahunnya selalu menanyakan tahun, musim, bulan, hari dan
terjadi peningkatan penderita hipertensi, tanggal. Karena perubahan waktu lebih
tahun 2025 diperkirakan sebesar 1,5 miliar sering dari pada tempat, maka waktu
orang menderita hipertensi dan juga setiap dijadikan indeks yang paling sensitif untuk
tahunnya meninggal sekitar 9,4 juta orang disorientasi (Goldman & Klatz, 2003)
akibat komplikasi dan hipertensi (Depkes, 2. Bahasa
2018). Jawa Barat merupakan provinsi Fungsi bahasa merupakan kemampuan
dengan persentase hipertensi tertinggi yaitu yang meliputi 4 parameter, yaitu :
sebesar 65,5% (Kemenkes, 2017). a. Kelancaran, merujuk pada kemampuan
Masalah lansia dengan hipertensi menjadi untuk menghasilkan kalimat dengan
faktor terbesar yang mempengaruhi panjang, ritme dan melodi yang normal.
terjadinya penurunan fungsi kognitif Suatu metode yang dapat membantu
terutama fungsi memori (Maryam & menilai kelancaran pasien adalah dengan
Hartini, 2015). Efek hipertensi akan meminta pasien menulis atau berbicara
muncul bila ditemukannya defek vaskuler secara spontan.
sesuai dengan lokasi organ disvaskularisasi b. Pemahaman, merujuk pada kemampuan
(Dugdale, 2012). untuk memahami suatu perkataan atau
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perintah, dibuktikan dengan mampu nya
gambaran fungsi kognitif pada lansia seseorang untuk melakukan perintah
penderita hipertensi di salah satu panti tersebut.
werdha di Kabupaten Bandung. c. Pengulangan, adalah kemampuan
seseorang untuk mengulangi suatu
KAJIAN LITERATUR pernyataan atau kalimat yang diucapkan
Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO seseorang.
seseorang disebut lanjut usia (elderly) jika d. Naming, merujuk pada kemampuan
berumur 60-74 tahun. Menurut BKKBN seseorang untuk menamai suatu objek
(2014) UU no.12 Tahun 1998 tentang beserta bagianbagiannya.
kesejahteraan lansia, yang menyatakan 3. Atensi
bahwa lansia adalah seseorang yang telah Atensi merujuk pada kemampuan
mencapai usia di atas 60 tahun seseorang untuk merespon stimulus
Menurut Goldman & Klatz (2003) Fungsi spesifik dengan mengabaikan stimulus
kognitif seseorang meliputi berbagai fungsi yang lain di luar lingkungannya. Fungsi
berikut, antara lain : Atensi memiliki dua aspek, yaitu:
1. Orientasi a. Mengingat segera, aspek ini merujuk
pada kemampuan seseorang untuk
mengingat sejumlah informasi selama <30 waktu (tahun, musim, bulan, hari dan
detik dan mampu untuk mengeluarkannya tanggal), registrasi (mengulang dengan
kembali. cepat 3 kata), atensi dan konsentrasi (secara
b. Konsentrasi, aspek ini merujuk pada berurutan mengurangi 7, dimulai dari
sejauh mana kemampuan seseorang untuk angka 100, atau mengeja kata WAHYU
memusatkan perhatiannya pada satu hal. secara terbalik), mengingat kembali
Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta (mengingat kembali 3 kata yang telah
orang tersebut untuk mengurangkan secara diulang sebelumnya), bahasa (memberi
berturut-turut dimulai dari angka 100 atau nama 2 benda, mengulang kalimat,
memintanya mengeja kata secara terbalik. membaca dengan keras dan memahami
4. Memori suatu kalimat, menulis kalimat dan
a. Memori verbal, yaitu kemampuan mengikuti perintah 3 langkah), dan
seseorang untuk mengingat kembali kontruksi visual (menyalin gambar). Skor
informasi yang diperolehnya. Memori MMSE diberikan berdasarkan jumlah item
verbal terbagi menjadi memori baru dan yang benar sempurna; skor yang makin
memori baru. Memori baru adalah rendah mengindikasikan performance yang
kemampuan seseorang untuk mengingat buruk dan gangguan kognitif yang makin
informasi yang diperolehnya pada parah. Skor total berkisar antara 0-30
beberapa menit atau beberapa hari yang (performance sempurna) (Mulyadi, 2017).
lalu. Memori lama adalah kemampuan Interpretasi MMSE didasarkan pada skor
seseorang untuk mengingat informasi yang yang diperoleh pada saat pemeriksaan :
diperolehnya pada beberapa minggu atau 1. Skor 24-30 diinterpretasikan sebagai
bertahun-tahun lalu. fungsi kognitif normal
b. Memori visual, yaitu kemampuan untuk 2. Skor 17-23 berarti gangguan kognitif
mengingat kembali informasi berupa sedang
gambar. 3.Skor 0-16 berarti gangguan kognitif
5. Fungsi konstruksi berat.
Kemampuan seseorang untuk Pada penelitian ini penulis mengambil
membangun dengan sempurna. Fungsi ini kategori kognitif normal dan gangguan
dinilai dengan meminta orang tersebut kognitif untuk skor kurang dari 24 (Edwin,
untuk menyalin gambar, memanipulasi 2014).Menurut JNC 8 (The Eight Joint
balok atau membangun kembali suatu National Committee), memiliki hipertensi
bangunan balok yang telah dirusak jika tekanan darah sistolik >140 mmHg dan
sebelumnya. tekanan darah diastolic >90 mmHg
6. Kalkulasi (Moulton, 2016).
Mengacu kepada kemampuan untuk
menghitung angka (Goldman & Klatz, METODE PENELITIAN
2003) Desain penelitian ini menggunakan
7. Penalaran deskriptif yang menggambarkan satu
Kemampuan seseorang untuk variable yaitu gambaran fungsi kognitif
membedakan baik buruknya suatu hal, lansia penderita hipertensi. Populasi dalam
serta berpikir abstrak (Goldman, 2000 penelitian ini adalah semua lansia di slah
dalam Dayamaes 2013). satu Panti Werdha di Kota Bandung.
Teknik sampling menggunakan purposive
Mini Mental State Examination dengan kriteria inklusi lansia penderita
(MMSE) merupakan suatu skala terstruktur hipertensi yang mamp menyelesaikan tes
yang terdiri dari 30 poin yang fungsi kognitif dan tidak memiliki
dikelompokkan menjadi 7 kategori : gangguan psikiatri, retardasi mental,
orientasi terhadap tempat (negara, provinsi, riwayat tumor otak, pemakaian obat
kota, gedung dan lantai), orientasi terhadap penenang. Penelitian dilakukan pada bulan
juli sampai agustus 2019. Analisis data penelitian Qian He et al., (2016) di Binhai
yang digunakan adalah distribusi New Area di Tianjin, China tentang
frekuensi. gangguan kognitif pada lansia terdapat
sebanyak 115 subjek yang memiliki
PEMBAHASAN gangguan fungsi kognitif sedang dan 112
Tabel 1. Gambaran Fungsi Kognitif di subjek normal.
PSRLU dan PMP Ciparay Pada penelitian didapatkan bahwa
gangguan fungsi kognitif lebih banyak
terjadi pada subjek perempuan sebanyak 45
(64,3%) subjek. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Wreksoatmodjo (2014)
didapatkan bahwa perempuan lebih
cenderung menderita gangguan fungsi
kognitif khususnya di usia sangat lanjut.
Perempuan didapatkan mengalami
gangguan kognitf di usia lebih muda, hal
ini dikarenakan adanya penyakit
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan sangat kardiovaskular yang lebih sering dijumpai
sedikit responden atau sebanyak 6 orang pada perempuan. Peningkatan densitas
(8.6%) memiliki fungsi kognitif normal. sinaps di otak memberikan perlindungan
Sebagian besar responden atau sebanyak dari munculnya gejala penurunan fungsi
44 orang (62.9%) memiliki gangguan kognitif dari sinaps yang telah hilang,
kognitif sedang. Sebagian kecil responden karena sinaps yang baru dapat
atau sebanyak 20 orang (28.6%) memiliki menggantikan sinaps yang lain (Albert,
gangguan kognitif berat. 1995).
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan Pada penelitian ini didapatkan bahwa
sebagian besar responden atau sebanyak 44 lansia yang mengalami gangguan fungsi
orang (62.9%) memiliki gangguan kognitif kognitif terbanyak ada pada kelompok
sedang. Lansia yang menderita hipertensi umur 60-74 tahun sebanyak 35 (50%).
selama <5 tahun sebanyak 21 orang, di Pada lansia mengalami proses penuaan
antaranya tidak mengalami penurunan yang mengakibatkan perubahan fungsi
fungsi kognitif (0%), 15 orang (21.4%) pada lansia, salah satunya adalah
mengalami penurunan fungsi kognitif penurunan fungsi kognitif. Semakin
sedang dan 6 orang (8.6%) mengalami bertambahnya usia seseorang maka
penurunan fungsi kognitif berat. Lansia kecepatan proses di pusat saraf semakin
yang menderita hipertensi selama >5 tahun menurun yang dapat mengakibatkan
sebanyak 49 responden, di antaranya 6 perubahan penurunan fungsi kognitif. Pada
responden (8.6%) fungsi kognitif normal umumnya lansia cenderung sulit untuk
29 responden (41.4%) mengalami mengingat hal-hal yang baru atau hal-hal
penurunan fungsi kognitif sedang dan 14 yang lama karena lansia tidak termotivasi
responden (20%) mengalami penurunan untuk mengingat sesuatu.
fungsi kognitif berat. Penelitian ini sejalan Ketidakmampuan dalam mengingat ini
dengan penelitian yang dilakukan Taufik salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia.
(2014) yang meneliti gangguan fungsi Bertambahnya umur merupakan faktor
kognitif pada lansia mendapat responden resiko mayor terjadinya penurunan fungsi
yang memiliki gangguan fungsi kognitif kognitif karena otak mengalami beberapa
sedang sebanyak 38 (77,55%) responden perubahan (Yuniati dan Riza, 2004).
lebih banyak dari yang normal sebanyak 11 Dari hasil penelitian didapati bahwa
(22,45%) responden. Penelitian ini sejalan responden lansia yang memiliki riwayat
dengan penelitian yang dilakukan oleh hipertensi lebih dari lima tahun sebagian