Oleh :
NI LUH DIAN APSARI
2002631063
A. Definisi Lansia
Menurut WHO merupakan seorang individu yang meliputi usia 60 sampai
74 tahun yang disebut young old, antara 75 tahun sampai 90 tahun disebut midle old
dan usia sangat tua (very old) yaitu diatas 90 tahun.
B. Memori
Memori manusia adalah suatu proses dimana informasi diterima, disandikan,
disimpan, dan dipanggil kembali. Struktur memori dapat dibedakan menjadi tiga
sistem, yaitu: (a) sistem ingatan sensorik (sensory memory), (b) sistem ingatan
jangka pendek atau short term memory (STM), dan (c) sistem ingatan jangka panjang
atau long term memory (LTM).
Memori sensori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah
satu atau kombinasi dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran
melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit. Bila
informasi atau stimuli tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakan, namun
bila diperhatikan maka informasi tersebut ditransfer ke sistem ingatan jangka pendek.
Sistem ingatan jangka pendek menyimpan informasi atau stimuli dengan memberi
kode terhadap informasi. Masing‐masing stimulus diberi kode secara berlainan
berdasarkan sifat‐sifat khas yang dimiliki oleh rangsangan itu sendiri selama sekitar
30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) dapat disimpan dan
dipelihara di sistem memori jangka pendek dalam suatu saat. Setelah berada di
sistem memori jangka pendek, informasi tersebut dapat ditransfer lagi dengan proses
pengulangan ke sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan, atau dapat juga
informasi tersebut hilang/terlupa‐ kan karena tergantikan oleh tambahan bong‐ kahan
informasi baru (displacement). Selanjutnya setelah berada di sistem memori jangka
panjang, informasi tersebut dapat diperoleh kembali melalui strategi tertentu, atau
informasi tersebut terlupakan (gagal atau tidak dapat diperoleh kembali) karena
adanya kekurangan dalam sistem peng‐arsipannya.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail :psfisioterapi@unud.ac.id
Fungsi eksekutif dari otak dapat didefinisikan sebagai suatu proses kompleks
seseorang dalam memecahkan suatu masalah atau persoalan baru. Proses ini
meliputi kesadaran akan keberadaan suatu masalah, dapat mengevaluasi,
menganalisa serta memecahkan atau mencari jalan keluar dari persoalan
tersebut.
demensia alzheimer, demensia vaskular, Demensia dengan badan lewy, dan demensia
Frontotemporal.
2. AD-8 adalah tes berupa pertanyaan yang ditujukan kepada keluarga pasien
mencakup aspek kognisi dan fungsional dapat digunakan sebagai tes skrining
sebelum dimulai pemeriksaan status mental lainnya. untuk demensia memiliki
sensitivitas 89,5% dan spesifisitas 94,7 %.
Intepretasi :
Total score of 0-1: normal
Toal score > 2: Cognitive impairment
F. Intervensi :
1. Cognitive Exercise
Stimulasi Kognitif mengacu pada berbagai kegiatan yang kurang standarisasi, yang
bertujuan untuk perbaikan umum dalam fungsi kognitif seperti bermain pazzles,
permainan kata, dan berkebun dalam ruangan. Program stimulasi kognitif dan
keterlibatan dalam aktivitas waktu luang yang menyenangkan adalah intervensi yang
aman dan efektif pada pasien dengan demensia akibat penyakit Alzheimer pada
setiap tahap keparahan.
2. Exercise
Bermanfaat dalam fungsi fisik, gejala neuropsikiatri seperti depresi, dan
memperlambat penurunan fungsi.
3. Combine training
Menggabungan latihan kognitif dan latihan fisik. Latihan fisik dan kognitif secara
bersamaan memiliki potensi yang lebih besar untuk meningkatkan kognisi global
(memori kerja, memori episodik, dan fungsi eksekutif) dan gaya berjalan serta
neuroplastisitas Contohnya yaitu Exergaming adalah tipe tipikal yang
menggabungkan latihan fisik dengan realitas virtual interaktif, yang memberikan
rangsangan kognitif saat ikut serta dalam aktivitas fisik, misalnya bersepeda
stasioner dengan tur virtual reality. exergaming meningkatkan fungsi eksekutif dan
status klinis pasien gangguan kognitif ringan.
- Materi seperti surat kabar, radio, atau program TV dapat membantu untuk
menyesuaikan dengan peristiwa terkini.
- Foto dan barang rumah tangga dapat digunakan untuk mempromosikan
komunikasi. Ini dapat merangsang ingatan, dan mendorong orang tersebut untuk
berbicara tentang pengalaman masa lalu
- Penting untuk menggunakan bahasa sederhana untuk berkomunikasi. Kalimat
pendek akan membuat komunikasi verbal menjadi jelas dan tidak ambigu.
Dengarkan baik-baik apa yang dikatakannya.
- Memfasilitasi interaksi sosial dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Ini akan
membantu meningkatkan kualitas hidup penderita demensia dan penyakit
jantungnya. Instruksikan pengasuh untuk aktif secara sosial dan tetap terhubung
dengan teman dan anggota keluarga lainnya. Mereka harus mencoba dan secara
aktif mencegah isolasi social
- Dorong aktivitas mandiri sebanyak mungkin. Bantuan terkadang dibutuhkan.
Namun, dorong orang tersebut untuk terlibat dalam ADL dengan panduan.
Tawarkan bantuan dan doronglah untuk melakukan aktivitas dengan bantuan
daripada “melakukan tugas untuk orang itu”. Ini akan meningkatkan kemampuan
fungsional dan akan memungkinkan pelestarian dan pemeliharaan keterampilan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail :psfisioterapi@unud.ac.id
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Mrs. A
b. Umur : 89 Tahun
c. Alamat : Hayam wuruk
d. J. Kelamin : Perempuan
Pasien dirawat di memory care unit. Pasien terjatuh beberapa kali selama
c.
beberapa bulan terakhir setelah pulang dari perawatan di rumah sakit
karena pneumonia.
Pasien berjalan menggunakan walker beroda dari kamar tidurnya ke ruang
makan untuk makan 3 kali sehari selebihnya jarang keluar kamar.
Pasien mengonsumsi anxiolytic untuk menangani kecemasan dan agitasi.
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi statis:
- terlihat postur tubuh pasien kyphoscoliotic
Inspeksi dinamis:
- Tampak pasien pasien berjalan mengunakan alat bantu walker beroda
- Palpasi:
- Spasme otot trapezius
Auskultasi
- Suara nafas normal (vesikuler)
Pemeriksaan sensoris
Pengukuran
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail :psfisioterapi@unud.ac.id
Jenis Pemeriksaan
MRI = peningkatan intensitas darah kortikal dan periventikular. Atrofi pada
daerah subkortikal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail :psfisioterapi@unud.ac.id
KU : Pasien mengalami kepikunan, tidak mengingat riwayat jatuh
sebelumnya tetapi menyatakan bahwa dia selalu menggunakan alat
Algoritma Pemeriksaan bantu jalan untuk berdiri dan berjalan.
RPS : Pasien terjatuh beberapa kali selama beberapa bulan terakhir
setelah pulang dari perawatan di rumah sakit karena pneumonia.
Pasien berjalan menggunakan walker beroda dari kamar tidurnya ke
ruang makan untuk makan 3 kali sehari selebihnya jarang keluar
kamar. Pasien mengonsumsi anxiolytic untuk menangani
kecemasan dan agitasi.
Anamnesis RPD : Pneumonia, coronary artery disease,
RPP : osteoporosis, kyphoscoliotic deformity, hypertension,
anxiety, and severe bilateral hearing loss.
RPK : Ibu mengalami demensia alzaimer
Vital Sign RSE : Pasien tinggal seorang diri dan menggunakan BPJS untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
HR: 78x/min
RR : 20x/min
BP:120/90 mmHg Inspeksi statis:
Saturasi oksigen: - . terlihat postur tubuh
99% pasien kyphoscoliotic
Inspeksi dinamis:
Inspeksi statis,
- Tampak pasien Pasien
Pemeriksaan fisik
dinamis ,palpasi dan berjalan mengunakan alat
aukultasi bantu walker beroda
Auskultasi :
Suara nafas normal (vesikuler)
Aktif, Pasif, Isometrik
Pemeriksaan Fungsi
Gerak Dasar
Pengukuran
Penunjang (MRI)
DIAGNOSIS
ICFCoding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
Body structure :
s110 Structure of brain
s260 Structure of inner ear
s750 structure of lower extremity
Body function :
b117 Intellectual functions
b240 Sensations associated with hearing and vestibular function
b730 muscle power
b. Environmental Factor
Fasilitator:
E355 health profesional
e5800 Health services.
Barrier:
e150 Design, construction and building products and technology of
building for public use.
e115 Product and technology for personal use in daily living
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail :psfisioterapi@unud.ac.id
Diagnosis Fisioterapi
PROGNOSIS
I. Quo ad vitam
Dubia ad bonam
II. Quo ad sanam
Dubia ad bonam
III. Quo ad fungsionam
Dubia ad bonam
PLANNING
I. Jangka Pendek
II. Jangka Panjang
- Meningkatkan kekuatan otot
- Mengoptimalkan
Meningkatkan keseimbangan
aktivitas fungsional.
- Meningkatkan fungsi kognitif
Meningkatkan kualitas hidup pasien
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail :psfisioterapi@unud.ac.id
INTERVENSI
Home Program
- Melakukan latihan yang sudah diajarkan
Vital sign
Absolut Tambahan*
HR : 78x/Min Saturasi Oksigen : 99%
RR : 20x/Min Suhu : 36°C
Evaluasi BP : 120/90 mmHg
GCS : E4V5M6