The Identification of Modeling (1) Trans
The Identification of Modeling (1) Trans
1 2
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Meulaboh, Aceh, Indonesia; Departemen Gizi Masyarakat,
Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Aceh, Indonesia
Abstrak
Diedit oleh: Sasho Stoleski LATAR BELAKANG: Prevalensi masalah stunting pada balita pada tahun 2015 di Provinsi Aceh terbukti sangat tinggi karena berbagai faktor
Kutipan: Bustami B, Ampera M. Identifikasi Pemodelan Penyebab
mulai dari latar belakang pendidikan ibu hingga sosial ekonomi keluarga.
Stunting Anak Usia 2–5 Tahun di Provinsi Aceh, Indonesia (Analisis
Data Pemantauan Status Gizi 2015). Akses Terbuka Maced J Med Sci.
TUJUAN: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model faktor penyebab stunting pada anak usia 2–5 tahun di Provinsi Aceh.
29 Oktober 2020; 8(E):657-663.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.4659
Kata Kunci: Anak 2–5 tahun; mengasuh anak; Ekonomi dan sosial; METODE: Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan di atas, penelitian kuantitatif ini dilaporkan dalam bentuk deskriptif analitik dengan
Pengerdilan
*Korespondensi: Bustami Bustami, Jurusan Keperawatan, Politeknik
desain cross-sectional yang berhasil dilakukan pada bulan April hingga Desember 2019. Data yang dikumpulkan merupakan gabungan antara
Kesehatan Meulaboh, Aceh, Indonesia. observasi lapangan dan dokumentasi. Untuk memudahkan analisis data, diterapkan univariat dan bivariat serta multivariat untuk melihat validasi
dan reliabilitas pertanyaan penelitian ini.
Email: bustami@poltekkesaceh.ac.id
Diterima: 19-Mar-2020
Revisi: 15-Oktober-2020 HASIL: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian stunting pada anak meliputi tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, kepala keluarga,
Diterima: 19-Oktober-2020 jumlah anggota keluarga, inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, umur penyapihan, pemberian makanan tambahan, dan pemberian
Hak Cipta: © 2020 Bustami Bustami, Miko Ampera
makanan pendamping ASI. Vitamin A (p <0,05). Faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah pemberian ASI Eksklusif
Pendanaan: Penelitian ini tidak menerima dukungan finansial apa
pun sebanyak 16,7 kali, karena tidak diberi makanan pendamping ASI sebanyak 10,6 kali, karena tidak mendapat kapsul Vitamin A sebanyak 3,5
Kepentingan yang Bersaing: Para penulis telah menyatakan bahwa
kali, karena usia penyapihan yang kurang baik sebanyak 1,7 kali, dan karena kepala keluarga yang tidak memberikan ASI sebesar 1,5 kali.
tidak ada kepentingan yang bersaing
Akses Terbuka: Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di tidak mempunyai penghasilan yang baik. Beberapa variabel tidak berpengaruh terhadap kejadian stunting, seperti pendidikan kepala keluarga
bawah ketentuan Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-
(p=0,482) dan pekerjaan ibu (p=0,992).
NonKomersial 4.0 (CC BY-NC 4.0)
KESIMPULAN: Stunting disebabkan oleh faktor langsung dan tidak langsung. Model dalam mengatasi stunting dapat dilakukan dengan
memaksimalkan pemberian ASI yang lebih baik.
Perkenalan tumbuh kembang anak, tinggi badan yang tidak optimal saat
dewasa, risiko terjadinya obesitas dan penyakit tidak menular,
serta penurunan kapasitas prestasi belajar, kapasitas kerja, dan
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan produktivitas [5]. Stunting mencerminkan anak mendapat asupan
oleh tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. makanan yang tidak mencukupi dalam jangka waktu yang lama,
Kualitas SDM suatu bangsa dapat dilihat dari indeks sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan normal. Asupan
pembangunan manusia. Berdasarkan UNDP, indeks makanan yang kuat berkaitan dengan kebiasaan makan anak.
pembangunan manusia Indonesia termasuk dalam kategori Namun kebiasaan makan anak usia dini masih sepenuhnya
pembangunan manusia sedang dengan posisi 124 dari 187 bergantung pada makanan yang diberikan oleh orang tua.
negara, masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya [1]. Stunting di negara berkembang terjadi pada saat anak berusia
Salah satu penentu kualitas SDM adalah tingkat kesehatan dan di bawah 5 tahun, faktor penyebab stunting pada anak
status gizi [2]. disebabkan oleh tiga hal yaitu Asupan gizi, penyakit menular,
Semakin sehat kondisi suatu masyarakat maka akan semakin dan interaksi ibu dan anak yang kesemuanya sangat ditentukan
menunjang perkembangan perekonomian dan tingkat oleh kondisi dan tingkat sosial ekonomi. pendidikan dalam
produktivitas suatu daerah. Stunting dapat disebabkan oleh keluarga. Beberapa penyebab stunting pada masa balita, di
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung negara berkembang faktor utamanya adalah asupan makanan
dari stunting adalah kurangnya asupan makanan dan penyakit yang tidak mencukupi, infeksi, dan berat badan saat lahir [8].
menular, sedangkan penyebab tidak langsung dari stunting
adalah kerawanan pangan, pola makan dan perawatan yang
Stunting dimulai sejak dalam kandungan dan berlanjut
tidak memadai, kesehatan lingkungan yang buruk, dan pelayanan kesehatan yang buruk.
setelah lahir sehingga gizi dan kesehatan ibu selama hamil
Stunting mempunyai berbagai dampak buruk dan mempunyai peranan terhadap terjadinya stunting pada anak.
permanen. Dampak stunting dapat berupa peningkatan angka Meskipun secara nasional prevalensi masalah gizi mengalami
kesakitan dan kematian, menurun penurunan, namun masih terdapat 18 kasus
Penentuan sampel dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) ASI eksklusif
TIDAK 1235 52.9 1099 47.1
pertama memilih cluster untuk setiap kabupaten dan kota Ya 70 8.1 794 91.9
Usia penyapihan
dan (2) kedua memilih sampel rumah tangga di setiap cluster. Lebih buruk 544 54,8 449 45.2
Bagus 761 34,5 1444 65.5
Tiap kabupaten dan kota dipilih 30 klaster. Pengumpulan
Pemberian makanan pendamping ASI
data dilakukan dengan studi literatur, survei, dan Pemantauan Tidak diberikan 444 79,9 112 20.1
Diberikan 861 32,6 1781 67.4
Status Gizi yang diperoleh pada masing-masing Dinas vitamin A
451 65,7 235 34.3
Kesehatan di 23 kota/ TIDAK
variabel independen mana yang paling berperan terhadap Tingkat pendidikan kepala keluarga
Tingkat pendidikan ibu
0,102
0,316
0,482*
0,005
1.1
1.4
0,833–1,473
1.100–1.711
variabel dependen (stunting). Uji statistik untuk analisis Konstan 0,316 0,000 1.4
*Tidak termasuk dalam model multivariat (p > 0,25)
multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda (CI:
95%). Hasil analisis bivariat dengan menggunakan regresi
logistik sederhana menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat
658 https://www.id-press.eu/mjms/index
Machine Translated by Google
Bustami dan Ampera. Identifikasi Modeling Penyebab Stunting Anak Usia 2-5 Tahun
Y= 0,316 + (0,316) Tingkat Pendidikan Ibu Jumlah anggota keluarga yang mengalami stunting
Pada model di atas, perhitungan matematis peluang
Secara statistik ternyata kehadiran jumlah anggota
anak usia 2–5 tahun mengalami stunting adalah sebagai berikut: keluarga dalam suatu rumah tangga berpengaruh terhadap
kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun, dengan p = 0,017 (p
< 0,05) dengan OR = 1,2 sehingga banyak anggota keluarga
1 mempunyai peluang sebesar 1,2 kali menyebabkan anak stunting
Y = ' (1) dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anggota keluarga
- 0,316 0,316 Tingkat Pendidikan Ibu +
1+e ( )
sedikit (Tabel 4).
Model persamaan regresi jumlah variabel pekerjaan
Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi tinggi
keluarga berdasarkan hasil penelitian di atas dan turunan
rendahnya pengaruh faktor risiko (tingkat pendidikan ibu) terhadap
matematis anak usia 2–5 tahun mengalami stunting adalah
kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun sebesar 59,2%
sebagai berikut:
(persentase keseluruhan 59,2%).
Y = 0,246 + (0,176) jumlah anggota keluarga
Pada model di atas, perhitungan matematis peluang
Tugas orang tua melawan stunting anak usia 2–5 tahun mengalami stunting adalah sebagai berikut:
Kepala keluarga yang menganggur sebesar 33,3%
terpaksa melakukan stunting pada anak usia 2–5 tahun, serta ibu
yang tidak bekerja sebesar 37,1%. 1
Y = (3)
Kepala keluarga yang bekerja mempunyai pengaruh yang
1 +e( 0,246 +0,176 Jumlah Anggota Keluarga
-
)
signifikan terhadap kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun,
dengan p = 0,001 (p-value < 0,05) dengan nilai OR 1,5.
Model persamaan yang diperoleh dapat memprediksi
Kemungkinan terjadinya anak stunting sebesar 1,5 kali lipat
pengaruh banyak faktor jumlah anggota keluarga terhadap
disebabkan oleh kepala keluarga yang tidak bekerja jika
kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun sebesar 59,2%
dibandingkan dengan KK yang bekerja. Kemudian berdasarkan
(persentase keseluruhan 59,2%).
pekerjaan ibu ternyata tidak berpengaruh terhadap kejadian
stunting (p=0,992). Pekerjaan orang tua juga berpengaruh
signifikan terhadap kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun Tabel 4 Analisis Hasil Uji Regresi Logistik untuk Identifikasi
(Tabel 3). Variabel Jumlah Anggota Keluarga Sebagai Model Faktor
Kejadian Stunting
Tabel 3 Analisis hasil uji regresi logistik untuk identifikasi
Variabel bebas B 95% CI
variabel pekerjaan orang tua sebagai model faktor kejadian
Jumlah anggota keluarga 0,176 hal 1.032–1.378
stunting Konstan 0,246 0,017 0,000 ATAU 1.2 1.3
Persentase keseluruhan 59,2%.
Variabel bebas 95% CI
Pekerjaan ayah B hal 1.170–1.818
Pekerjaan ibu 0,377 0,001 0,758–1,323
Konstan 0,001 0,318 0,992* 0,000 ATAU 1,5 1,0 1,4
*Tidak termasuk dalam model multivariat (p > 0,25) IMD menentang stunting
Berdasarkan tingkat pekerjaan orang tua, pekerjaan Hasil analisis bivariat dengan menggunakan regresi
ayah yang masuk sebagai model dalam memprediksi kejadian logistik sederhana menunjukkan bahwa inisiasi menyusu dini
stunting pada anak usia 2–5 tahun, dengan p=0,001. Sedangkan berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak usia 2–5
variabel tingkat pekerjaan ibu tidak dimasukkan dalam pemodelan, tahun, dengan p = 0,000 (p < 0,25), dengan OR = 2,7 pada ibu
karena dianggap p > 0,25 (p = 0,992). Pembuatan persamaan yang tidak melakukan pemberian ASI. Proses IMD mempunyai
model regresi variabel pekerjaan ayah adalah sebagai berikut: kemungkinan 2,7 kali lebih besar untuk mempunyai anak stunting
dibandingkan yang melakukan proses IMD.
Hasil analisis bivariat menggunakan regresi logistik Persamaan model yang diperoleh dapat memprediksi
sederhana (Tabel 5) berdasarkan pola IMD dimasukkan pengaruh ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif terhadap
sebagai pemodelan dalam memprediksi kejadian stunting kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun adalah sebesar
pada anak usia 2–5 tahun, dengan p = 0,000 (p < 0,25 ). 63,4%.
Pembuatan persamaan model regresi adalah sebagai berikut:
660 https://www.id-press.eu/mjms/index
Machine Translated by Google
Bustami dan Ampera. Identifikasi Modeling Penyebab Stunting Anak Usia 2-5 Tahun
kamu = –1.377 + (2.104) Tabel 10: Analisis hasil uji regresi logistik untuk identifikasi
variabel independen sebagai model faktor kejadian stunting
Berdasarkan model tersebut, kemungkinan anak usia
2–5 tahun mengalami stunting adalah sebagai berikut:
Variabel bebas 95% CI
Kepala Pendidikan Keluarga B p 0,749* 0,732–1,542
Pendidikan ibu 0,061 0,378* 0,844–1,563
Pekerjaan kepala keluarga 0,138 0,030 1.031–1.831
Pekerjaan ibu 0,318 0,983* 0,683–1,477
1 Jumlah anggota keluarga 0,004 0,072* 0,986–1,409
Y = (7) Inisiatif stunting dini 0,164 0,151* 0,948–1,417
1.377+2.104 Pemberian makanan pendamping ASI
1 +e( ) ASI eksklusif 0,147 0,000 ATAU 11.215–21.233
Usia kerdil 2,736 0,000 1,1 1.434–2.087
Pemberian MP-ASI 0,548 0,000 1,2 8.083–14.192
Pemberian Vitamin A 2,371 0,000 1,4 2.785–4.271
Pemberian model persamaan makanan pendamping Konstan 1,238 –3,687 0,000 1,0 1,2 1,2 15,4 1,7 10,7 3,5 0,03
ASI yang dapat memprediksi pengaruh pemberian MP-ASI baik *Dikeluarkan secara bertahap (seleksi mundur).
menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa pemberian Pekerjaan kepala keluarga 0,397 p 1,5 1.154 – 1.916
Memberikan ASI eksklusif 2,816 0,002 16,7 12.397 – 22.526
Vitamin A diidentifikasi sebagai pemodelan dalam memprediksi Usia penyapihan 0,544 0,000 1,7 1.430 – 2.078
Pemberian MP-ASI 2,356 0,000 10,6 7.962 – 13.978
kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun, dengan p = 0,000 Pemberian Vitamin A 1,257 0,000 3,5 2.841 – 4.347
(p < 0,25). Konstan -3,530 0,000 0,000 0,03
Tabel 9: Analisis Hasil Uji Regresi Logistik untuk Identifikasi Dalam proses pemodelan ini juga diuji uji interaksi
Variabel Pemberian Vitamin A Sebagai Model
antar kombinasi variabel bebas yang berinteraksi secara
Variabel independen 95% CI
Pemberian Vitamin A B hal 3.118–4.452
substansial/biologis.
Konstan 1.315 –0.652 0,000 0,000 ATAU 3,7 0,5 Interaksi yang memiliki p <0,05 akan dimasukkan, model.
*Persentase keseluruhan 65,9%.
Variabel ini akan dimasukkan dalam model analisis regresi
Pemberian Vitamin A pada anak usia 2–5 tahun logistik berganda, seperti terlihat pada Tabel 12.
dimasukkan dalam model persamaan untuk memprediksi kejadian Tabel 12 Analisis Hasil Akhir Pemodelan Analisis Regresi
stunting. Pembuatan persamaan model regresi dengan bentuk Logistik Berganda Faktor-Faktor Kejadian Stunting pada Anak
sebagai berikut: Y = –0,652 + (1,135) pemberian Vitamin A. Pada Usia 2-5 Tahun di Provinsi Aceh Tahun 2015
model di atas, perhitungan matematis peluang anak usia 2–5 Variabel bebas B SE Wald df Sig. Exp (B) 95% CI (bawah-atas)
tahun mengalami stunting adalah sebagai berikut: Pekerjaan kepala 0,397 0,129 9,4 1 0,002 1,5 1.154 – 1.916
keluarga
Pemberian ASI Eksklusif 2.816 0.152 341.7 1 0.000 16.7 Umur Menyapih 1 12.397 – 22.526
0.000 1.7 Pemberian MP-ASI0,544 0,095 Vitamin
Pemberian 32,6 2,356
A 1.257 0.109 134.1 1 0.000 1.430 – 2.078
3.5 Konstan 0,144 269,2 1 0,000 10,6 7.962 – 13.978
1 2.841 – 4.347
Y = 0,652 1,135+ Pemberian Vitamin (8) –3,530 0,179 400,9 1 0,000 0,03
1+e ( A) *Persentase keseluruhan 75,0.
662 https://www.id-press.eu/mjms/index
Machine Translated by Google
Bustami dan Ampera. Identifikasi Modeling Penyebab Stunting Anak Usia 2-5 Tahun
dilakukan karena bentuk dan banyaknya permasalahan Seminar dan Workshop Internasional Gaya Hidup. Yogyakarta:
gizi yang mengkhawatirkan. Ketiga, intervensi gizi Universitas Gadja Mada; 2005.
dilakukan karena buruknya daya beli masyarakat [20]. 9. Victora CG, De Onis M, Hallal PC, Blössner M, Shrimpton R.
Waktu terjadinya goyahnya pertumbuhan di seluruh dunia: Meninjau
kembali implikasi intervensi. Pediatri. 2010;125(3):e473-80. https://doi.
org/10.1542/peds.2009-1519
PM Pertengahan: 20156903
Kesimpulan 10. Ulfani DH, Martianto D, Baliwati YF. Faktor-faktor sosial ekonomi dan
kesehatan masyarakat kaitannya dengan masalah gizi underweight,
stunted, dan wasted di Indonesia: Pendekatan ekologi gizi. J Gizi
Pangan. 2011;6(1):59-65. https://doi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian org/10.25182/jgp.2011.6.1.59-65
stunting pada anak usia 2–5 tahun di Provinsi Aceh (p < 0,05).
11. Aditianti F. Faktor penentu stunting pada anak usia 24-59 bulan di
Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting Indonesia. J Info Pangan Gizi. 2010;19:2. https://doi.
pada anak usia 2–5 tahun di Provinsi Aceh yaitu ASI org/10.32382/mgp.v25i1.64
Eksklusif sebesar 16,7 kali, karena tidak diberikan 12. Fentaw R, Bogale A, Abebaw D. Prevalensi malnutrisi anak di rumah
makanan pendamping ASI sebesar 10,6 kali, sebesar 3,5 tangga agro-pastoral di Negara Bagian Afar, Ethiopia.
kali karena tidak mendapat kapsul Vitamin A, sebesar 1,7 Praktek Nutr Res. 2013;7(2):122-31. https://doi.org/10.4162/
nrp.2013.7.2.122
kali karena hingga usia menyapih yang kurang baik, serta
PM Tengah:23610605
1,5 kali lipat akibat pekerjaan ayah yang tidak bekerja.
Variabel yang tidak berpengaruh terhadap kejadian 13. Senbanjo IO, Oshikoya KA, Odusanya OO, Njokanma OF.
Prevalensi dan faktor risiko stunting pada anak sekolah dan remaja di
stunting adalah pendidikan kepala keluarga dan pekerjaan
Abeokuta, Nigeria Barat Daya. J Kesehatan Popul Nutr.
ibu. 2011;29(4):364-70. https://doi.org/10.3329/
jhpn.v29i4.8452
PM Tengah:21957675