Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL SKRIPSI

MANAJEMEN PEMASARAN IKAN NILA DITINJAU DARI

EKONOMI SYARI'AH

(Studi kasus: Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten


Bengkulu Utara)

Diajukan sebagai salah satu syarat usul skripsi dalam bidang Ekonomi
Syari'ah

Oleh

Intan Nur Lela

201101028

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH

SEKOLAH TINGGI ILMU EKNOMI SYARI'AH NAHDLATUL

ULAMA (STIES-NU) BENGKULU

TAHUN 2023
Lembar Persetujuan Pembimbing Akademik

Proposal Skripsi Yang Berjudul: "Manajemen Pemasaran Ikan Nila Ditinjau


Dari Ekonomi Islam ".

Nama : Intan Nur Lela

Nim : 201101028

Prodi :Ekonomi Syari'ah

Dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian seminar proposal.

Bengkulu, 10 November 2023


Pembimbing Akademik

Agung Cucu Purnawirawan M.H


NIDN:2102028506

2
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul "MANAJEMEN PEMASARAN IKAN NILA DITINJAU DARI
EKONOMI SYARI'AH" (studi kasus: Desa Tanjung Harapan, Kecamatan
Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara) ini dengan lancar.

Shalawat dan salam untuk Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan
petunjuk ke jalan yang lurus. Penyusunan proposal skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat guna untuk mengikuti ujian proposal skripsi pada
Program Studi Ekonomi Syari''ah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah
Nahdlatul Ulama (STIESNU) Bengkulu. Dalam proses penyusunan Proposal
skripsi ini.

Penulis
Bengkulu 10 November 2023

Intan Nur Lela


NIM.201101028

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN AKADEMIK ……………………………….…2

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. 3

DAFTAR ISI……………………………………………………………….… 4

A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................... 6

B. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................. 11

C. BATASAN MASALAH............................................................................ 12

D. RUMUSAN MASALAH............................................................................ 12

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN........................................... 12

F. KAJIAN TEORI....................................................................................... 13

1. Manajemen ............................................................................................. 13
a. Pengertian Manajemen ...................................................................... 13
b. Fungsi Fungsi Manajemen.................................................................. 14
c. Prinsip Prinsip Manajemen ................................................................ 17
d. Unsur-unsur manajemen .................................................................... 18
e. Tujuan Manajemen ............................................................................. 19
2. Pemasaran................................................................................................ 20
3. Manajemen Pemasaran ........................................................................... 23
4. Ikan Nila.................................................................................................. 36
5. Manajemen Pemasaran Syari'ah.............................................................. 39
G. KAJIAN PUSTAKA................................................................................. 45
H. METODE PENELITIAN........................................................................ 48
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian.............................................................. 48
2. Sumber Data............................................................................................ 49
3. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 50
4. Responden Penelitian............................................................................... 50

4
5. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 50
6. Teknik Analisis Data…………...………………………………………. 52

I. SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54

5
MANAJEMEN PEMASARAN IKAN NILA DITINJAU DARI EKONOMI
SYARI'AH

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia berkembang dengan bisnis yang tumbuh sangat pesat begitu
pula dengan pemasaran juga tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Dimana keadaan saat ini perusaahan harus mengetahui
perubahan pada aktifitas pemasaran setiap organisasi/ perusahaan baik yang
bergerak di bidang barang ataupun jasa, memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, menetapkan arah dan tujuan konsumen, menetapkan arah
dan tujuan perusahaan. Pihak yang terkait dalam perusahaan harus mengetahui
dimana sasaran dan pergerakanya Memiliki usaha yang sama menyebabkan
adanya persaingan bisnis yang pesat sehinga terjadi keadaan pasar yang tidak
tentu dimana tejadi pada kondisi pasar beralih dari seller'' smarket (pasar yang di
pegang oleh penjual) menjadi buyar'' smarket (pasar yang di pegang oleh
pembeli).1
Dalam buku karangan Ikhsan Bayanuloh juga menjelaskan bahwa
pemasaran dalam islam mengacu pada aspek yang berorientasi pada pandangan
dunia ( tasawur ) dan epistemology.2 Tasawur berasal dari konsep iman yang kuat
atau iman yang takwa sedangkan etimology mengacu pada alquran, hadist, ijma'
dan qiyas sebagai referensi inti. Saat ini pemasaran banyak diwarnai dengan
pendekatan kontemporer yang mengutamakan pentingnya hubungan
(relationship) seperti kontemporer yang mengutamakan pentingnya hubungan
(relationship) seperti relationship marketing dan sosial marketing. Keduanya
memiliki fokus pada pelangan yang berorientasi untuk memberikan pada
pelangan dan membangun loyalitas pelangan tentunya.
Dengan syarat meminimalisir kegiatan yang membahayakan masyarakat,
baik dalam produksi maupun cara manual. pemasaran islam atau (Islamic
1
Rendy septi sanjaya,''strategi pemasaran dalam meningkatkan omset penjualan unut
usaha akikah pada las nurul hayat medan (pendekatan analisis
SWOT),''skripsi(medan:Universitas Islam Negri Sumatra Utara,2017),hlm..1(diakses 20 mei 2021)
2
Ikhsan Bayanuloh, Marketing Syariah,"Jurnal" (Yogyakarta: Deepublish, Maret 2019,
Ed. 1, hlm. 2 )

6
marketing) mengabungkan kedua konsep tersebut karena Islamic marketing
mengunakan ide yang berlandaskan Al-quran dan sunah.
Pemasaran dalam sebuah perusahaan sangat perlu guna untuk
mengembangkan dan meningkatkan bisnis perusahaan. Pemasaran sesuai syariah
(marketing syariah) merupakan konsep keislaman sesuai yang diajarkan oleh nabi
Muhammad SAW umumnya dalam pemasaran orang senantiasa memperoleh
keuntungan dengan bermacam cara penuh muslihat sehinga konsumen akan
menjadi korban dari orang yang tidak bertangung jawab.
Dalam pemasaran syariah bisnis yang dilakukan selalu di sertai keikhlasan
semata mata untuk mencari keridhoan Allah dengan pemasaran syariah
diharapkan dapat menciptakan relationship antara pelangan dan perusahaannya itu
hubungan kemitraan yang di jalin secara terus menerus yang pada akhirnya akan
meningkat marketshare perusahaan.3 Didalam dunia bisnis produksi ikan nila
sangat kompetitif sehinga diperlukan manajemen pemasaran yang tepat untuk bisa
memenangkan persaingan bisnis lainya. Dalam pemilihan manajemen yang tepat
hal yang harus di lakukan dan di jalin secara terus menerus yang pada akhirya
akan meningkat marketshare perusahaan. Konsep pemasaran syariah menjadi
solusi alternative dalam praktek berbisnis di tengah persaingan usaha yang berat.
Dalam pemasaran menanamkan suatu pemahaman akan pentingnya nilai etika dan
moral dalam berbisnis. Pemasaran syariah pada usaha ikan nila harus menerapkan
manajemen pemasaran agar dapat mempengaruhi konsumen untuk menjadi
pelanggan setia.
Desa Tanjung Harapan adalah salah satu desa yang berada diwilayah
Bengkulu utara sengaja dibangun dengan membuka usaha budidaya ikan nila.
Desa tanjung harapan memiliki luas wilayah 2.853,5 km2. Desa Tanjung Harapan
memiliki berbagai suku bahasa seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Batak,
Rejang dan sebagainya. Desa Tanjung Harapan adalah salah satu desa yang
berkembang dengan pesat dibidang usahanya. Seperti dibidang usaha pertanian,

3
Adindo Apri Winge, Kewirausahaan Dan Studi Kelayakan Bisnis Untuk Memulai
Mengelola Bisnis,
( Yogyakarta: Deepublish, 2021 ). Hlm. 39

7
kehutanan, perindustrian, perdagangan, pertambangan dan perikanan. Bidang
perikanan adalah salah satu bidang usaha yang berkembang dengan pesat Karena
didesa tersebut memiliki tekstur tanahnya yang gambut membuat peluang usaha
perikanan berkembang dengan baik. Seperti perikanan ikan nila. yang sangat
cocok dengan kondisi perairan air tawar dan tanahnya yang gambut.
Ikan nila adalah salah satu ikan air tawar yang memiliki kandungan gizi
yang cukup untuk melengkapi pola hidup sehat. Ikan Nila mengandung gizi yang
baik untuk meningkatkan kecerdasan otak, membantu dalam pengendalian
tekanan darah rendah, menjaga kesehatan jantung, memperkuat antibody atau
imun, menjaga kesehatan mata, melancarkan metabolisme dan sirkulasi darah,
mengurangi resiko keropos tulang, menjaga kesehatan pencernaan, membantu
memperkuat otot, sebagai pemasok energi, sebagai program diet, menjaga
kesehatan gigi, mengobati radang sendi, menjaga kesehatan mulut atau mokusa,
menyehatkan mental, menyuburkan rambut, dan membersihkan usus, hal ini
adalah khasiat yang diperoleh dari mengonsumsi ikan Nila. Karena banyaknya
kandungan gizi dari ikan Nila dan melihat dari peluang usaha di perikanan.
Manajemen pemasaran yang dilakukan untuk melakukan usaha ikan nila
yaitu memberikan pelayanan yang terbaik pada pelangan dan melakukan promosi
yang bisa mempertahankan loyalitas konsumen. Hal ini disebabkan karena
banyaknya pelangan yang mencari hal baru dan pelangan tentu akan tertarik
dengan promosi yang memberikan suatu hal yang berbeda dengan lainya. Hal Ini
sering terjadi karena sifat pelanggan adalah dinamis dan lebih menyukai layanan
jasa serta kualitas yang baik dan mereka berhak untuk menentukan pilihan yang
cocok bagi mereka.
Dalam pembahasan diatas manajemen pemasaran ikan nila dapat
diketahui dengan mengunakan cara akad jual beli ( Al-Bai' ). Seperti yang di
jelaskan dalam ayat QS. Al-Baqarah ayat 275 Allah SWT berfirman:

‫َا َّلِذ ْي َن َي ْأ ُك ُل ْو َن ال ِّر ٰب وا اَل َي ُق ْو ُم ْو َن ِا اَّل َك َم ا َي ُق ْو ُم ا َّل ِذ ْي َيَت َخ َّب ُط ُه ا لَّش ْي ٰط ُن ِم َن‬
‫ا ْل َم ِّۗس ٰذ ِل َك َاِب َّنُه ْم َق ا ُل ْٓو ا ِا َّنَم ا ا ْل َب ْي ُع ِم ْثُل ال ِّر ٰب و ۘا َو َا َح َّل ال ّٰل ُه ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر ٰب و ۗا َف َم ْن‬

8
‫َّر ِّب ٖه َف ا ْن َت ٰهى َف َل ٗه َم ا َس اَل َۗف َو َا ْم ُر ٓٗه ِا َل ى ال ّٰل ِه ۗ َو َم ْن َع اَد َف ُا و ٰۤل َك‬ ‫َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظ ٌة ِّم ْن‬
‫ِٕى‬
‫ِف ْي َها ٰخ ِل ُد ْو َن‬ ‫َا ْص ٰح ُب ل َّن ا ِر ۚ ُه ْم‬
Artinya: ''Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya
dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. "4 QS.
Al-Baqarah 275.

Telah disimpulkan pada ayat di atas bahwasanya Allah menghalalkan jual


beli dan kita dilarang untuk melakukan hal hal yang bertentangan dengan agama
islam. Dalam akad jual beli kita harus menanamkan karakteristik yang jujur,
amanah, dan terbuka. Dan jangan kita memakan harta sesamanya dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara
kita.

Seiring dengan pesatnya tingkat perkembangan suatu usaha, Terutama


usaha yang memperoduksi barang yang sejenis menimbulkan persaingan yang
tidak dapat di hindarkan dengan adanya persaingan. Hal ini dapat merubah selera
konsumen dan terjadi persaingan yang tidak sehat sehinga dapat merubah harga
pasar.5 Karena pelanggan merupakan aset terbesar dan kunci utama untuk meraih
kesuksesan bagi suatu usaha, tanpa pelangan suatu usaha tidak akan pernah ada.
akan lebih efektif apabila promosi yang dilakukan akan bisa meraih pelangan baru
dan menjadikan sebagai pelanggan tetap dan loyal.

Untuk itu, pihak yang pengelolah usaha ikan harus memberikan hasil
yang baik kepada pelangan yang berguna untuk mempertahankan loyalitas
konsumen. Dengan memberikan hasil ikan nila yang baik salah satunya dengan
cara mengelolahnya seperti melancarkan saluran air agar ikan nila bisa
4
Departermen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemah ( Bogor: Sygma Examedia
Arkanlema, 2015 )
5
Philip kother manajemen pemasaran:analisis ,perencanaan,dan pengendalian ,
(Jakarta:Inter Media.2016)Jil.1.Ed.ke-5. Hlm:7

9
berkembang dengan baik, memberikan pakan pada ikan nila secara teratur, dan
tidak memberikan pakan kepada ikan nila ketika cuaca tidak mendukung dan tidak
memberikan pakan pada ikan nila secara berlebihan. Rutinitas pemberian pakan
pada ikan nila dalam sehari sebanyak tiga kali ketika pukul 09:00 WIB,
12:00WIB, dan 15:00 WIB. Semakin besar pertumbuhan ikan nila maka semakin
banyak pakan yang harus diberikan . Apabila pengelolahan pada ikan nila
dilakukan dengan baik, maka ikan nila juga akan menghasilkan dengan hasil
yang baik dan bisa meningkatkan hasil penjualan dengan harga yang relative
tinggi.6 Produksi pengelolahan ikan nila dalam satu tahun bisa mencapai tiga kali
pemanenan. Dalam satu pemanenan membutuhkan waktu sebanyak empat bulan.
Dan dalam waktu 5 tahun bisa mencapai 15 kali pemanenan.

Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Ikan Nila

Tahun Hasil pertahun Harga per/kg Hasil penjualan


2019 800 kwintal 22.000 17.600.000
2020 750 kwintal 22.000 16.500.000
2021 700 kwintal 22.000 15..400.000
2022 650 kwintal 22.000 14.300.000
2023 600 kwintal 22.000 13.200.000

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwasanya dari perkembangan ikan nila
dari 5 tahun terakhir mengalami penurunan yang sangat drastic, sehingga
menyebabkan hasil penjualan yang kurang maksimal. jumlah ini pun masih
kurang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kurangnya pendapatan ini
disebabkan oleh kurangnya pengalaman atau wawasan pelaku usaha dalam
melakukan wirausaha.

Bahwasanya setelah penelitian melakukan observasi didesa tanjung


harapan peneliti menemukan berbagai permasalahan terkait dengan manajemen
pengelolahan tempat pembudidayaan ikan nila dengan Bapak Samirin sebagai
salah satu warga yang mengelolah ikan nila, tidak ada pembukuan atau pencatatan

6
Observasi dengan Samirin salah satu pengelolah usaha ikan nila Desa Tanjung
Harapan 10 desember 2023

10
ketika melakukan penjualan dan hasil yang didapatkan pun tidak diketahui dengan
jelas yang menyebabkan hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kendala yang
dihadapi oleh pengelolah usaha ikan nila yaitu banyaknya ikan yang mati karena
kurang baik dalam mengelolah ikan nila tersebut. Hal ini dapat mengurangi
penghasilan setiap tahunya. Dan penjualan harga ikan nila yang relative rendah
bisa terjadi pada saat produksi ikan nila melimpah yang mengakibatkan posisi
tawar lembaga pemasaran tinggi, petani hanya menerima harga dengan harapan
hasil budidaya cepat terjual agar tidak mengeluarkan modal lagi untuk biaya
pakan ikan nila.

Berdasarkan latar belakang yang di paparkan di atas maka penulis tertarik


untuk melakukan penelitian dengan judul'' Manajemen Pemasaran Ikan Nila
Ditinjau Dari Ekonomi Syariah" (studi kasus: Desa Tanjung Harapan,
Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka terdapat


indentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Perairan yang kurang lancar sehingga menyebabkan kurangnya nafsu makan


pada ikan nila.
2. Cuaca yang tidak mendukung sehingga dapat memberikan virus pada ikan
nila
3. Memberikan pakan pada ikan nila secara berlebihan
4. Banyaknya pesaing
5. Harga yang relative rendah.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah dengan menganalisa


manajemen pemasaran yang kurang dalam peningkatan penjualan ikan nila, dan
apakah manajemen ini dapat mencapai target yang telah ditentukan. agar
penelitian lebih terarah, maka perlu diadakan pembatasan masalah yanga akan

11
lebih teliti. Penelitian ini lebih difokuskan kepada manajemen pemasaran ikan nila
dan meningkatkan penjualan menurut persepektif ekonomi syari'ah.

D. Rumusan Masalah
Dalam uraian yang telah disebutkan dalam latar belakang maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana manajemen pemasaran ikan nila Didesa Tanjung Harapan?
2. Bagaimana tinjauan ekonomi syari'ah terhadap manajemen pemasaran ikan
nila Didesa Tanjung Harapan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pemasaran ikan nila Didesa
Tanjung?
2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan ekonomi syari'ah terhadap manajemen
pemasaran ikan nila Didesa Harapan?
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan kajian ekonomi Islam, khususnya bagi Fakultas Ekonomi
Syariah jurusan Ekonomi Syariah, menjadi referensi dan juga acuan terhadap
kajian berikutnya yang berkaitan dengan muamalah, serta diharapkan berguna
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, yakni memperkaya dan memperluas
khazanah dalam keilmuan muamalah khususnya dalam strategi pemasaran ikan
nila di tinjau dari ekonomi syariah.
2. Secara praktis
Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan skripsi studi progam ekonomi
syariah, sebagai bahan bacaan dan juga sumbangan pemikiran dan memperkaya
khazanah literatural ekonomi syariah bagi mahasiswi yang membaca.
F. KAJIAN TEORI
1. Manajemen

12
a. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur.7
Manajemen adalah proses menggerakkan tenaga manusia, modal dan peralatan
lainnya secara terpadu untuk mencapai tujuan tertentu. 8 Pengertian
Manajemen menurut defenisi beberapa ahli yang telah penulis simpulkan
pengertian manajemen secara umum. Manajemen adalah suatu seni dalam
ilmu dan proses pengorganisasian seperti perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengendalian atau pengawasan. Dalam pengertian manajemen
sebagai seni berfungsi dalam mewujudkan tujuan yang nyata dengan hasil atau
manfaat, sedangkan Manajemen sebagai ilmu yang berfungsi menerangkan
fenomena-fenomena, kejadian sehingga memberikan penjelasan yang
sebenarnya.9

Banyak pengertian yang diberikan mengenai manajemen. Salah satu


pengertian menyatakan, bahwa manajemen merupakan kegiatan
penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-
program yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara
keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan
organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
Menurut George R.Terry, manajemen merupakan suatu proses khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.10
Menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar
7
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), 1.
8
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2010), 482.
9
Ely yuniasih. Pengertian Manajemen pemasaran. (Jakarta PT. Gemilang. 2008), h. 31.
10
Fathul Aminudin Aziz, Manajemen dalam Perspektif Islam (Cilacap: Pustaka El-Bayan
BPFE. 2012),

13
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Kotler,
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran nilai dengan yang lain.11
Kesimpulan dari beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen pemasaran syariah adalah kegiatan penganalisisan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian program program yang dibuat untuk
bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatan sumber daya yang ada sesuai
dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah Islami atau perjanjian
transaksi bisnis dalam Islam.
b. Fungsi Fungsi Manajemen
Untuk menghasilkan suatu lembaga keuangan yang berkualitas maka
dibutuhkan sistem manajemen yang berkualitas pula. Berbicara tentang
manajemen suatu lembaga keuangan maka tidak bisa lepas dari fungsi
manajemen pada umumnya.12
Manajemen sebagai suatu proses yang dipandang sebagai rangkaian
kegiatan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing),dan pengendalian
(controling) untuk mengkoordinir dan mengintegrasikan penggunaan sumber
daya yang ada dalam perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan.
1) Perencanaan (Planning)
Adapun rumusan planning adalah penentuan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan. Penentuan ini juga mencanangkan tindakan secara
efektivitas, efesiensi, dan mempersiapkan inputs serta outputs. Perencanaan
adalah untuk mengelola usaha, menyediakan segala sesuatunya yang berguna
untuk jalannya bahan baku, alat-alat, modal, dan tenaga. Dalam bentuk suatu
kelompok atau organisasi, yang hendak dicapai adalah keberhasilan, tentu di
dalamnya terdapat apa yang disebut dengan perencanaan atau planning.

11
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, terj. Damos Sihombing
(Jakarta: Erlangga, 2008), 6
12
Nurul Khamidah, “Analisis Sistem Manajemen Syariah Pada Bank Syariah Mandiri Kc
Banyumanik Semarang”, Skripsi (Semarang: UIN Walisongo, 2017), 25.

14
Perencanaan merupakan fungsi paling awal yang merupakan
pedoman ke arah mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
perencanaan ini dapat dikurangi ketidakpastian, lebih bisa mengarahkan
perhatian pada tujuan dan lebih memudahkan dalam pengawasan.13
Dalam melakukan perencanaan ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
a) Hasil yang ingin dicapai
b) Orang yang akan melakukan
c) Waktu dan skala prioritas
d) Dana (kapita)
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang
mengelompokkan orang dan memberikan tugas, menjalankan tugas misi.
Karena terbatasnya kemampuan seseorang dan meningkatnya volume
pekerjaan dalam suatu perusahaan yang bertumbuh, perlu adanya pembagian
pekerjaan agar diperoleh hasil yang optimal.
Dengan adanya pembagian pekerjaan itu maka muncullah bagian-
bagian di dalam perusahaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
diperoleh bentuk struktur organisasi yang efisien, yaitu:
a) Adanya spesialisasi dan pembagian pekerjaan.
b) Adanya pendelegasian wewenang yang jelas.
c) Adanya rentang kendali yang sesuai dengan kemampuan supervisi
seseorang.
d) Adanya proses pendelegasian dan pengintegrasian.
e) Adanya unsur lini dan staff.14
3) Pengarahan (Directing/Actuating)
Setelah struktur organisasi terbentuk, pembagian tugas ditentukan dan
pekerja atau pegawai pelaksanaannya ditentukan, perusahaan telah dapat
melakukan kegiatankegiatan menuju ke arah tujuan yang telah ditetapkan
13
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, (t.tp,: t.p, t.th), 77-78.

14
Pandji Anoraga, (t.tp,: t.p, t.th), 117.

15
Langkah-langkah yang menentukan dan mengarahkan tugas tugas yang perlu
dilaksanakan semua pegawai dalam organisasi dinamakan directing atau
pengarahan. Dengan demikia pengarahan dapat didefinisikan sebagai usaha
untu menggerakkan semua anggota dalam suatu organisasi, atau pegawai-
pegawai perusahaan, untuk melakukan pekerjaanpekerjaan yang akan
merealisasikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. 15 Jadi yang terpenting
adalah adanya sebuah tindakan membimbing, mengarahkan, menggerakkan
para karyawan agar bekerja secara baik, tenang, dan tekun.
4) Pengendalian (Controlling)
Yang dimaksud dengan pengendalian adalah suatu proses untuk
memastikan bahwa aktivitas aktual perusahaan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Proses pengendalian mencatat perkembangan ke arah tujuan
dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan
tepat pada waktunya, untuk mengambil tindakan korektif sebelum
terlambat.16
Manajemen bisa dikatakan telah memenuhi syariah bila : Pertama,
manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai
keimanan dan ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan
adanya struktur organisasi. Ketiga, manajemen syariah membahas soal
sistem. Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan
baik.
c. prinsip prinsip manajemen

Prinsip-prinsip manajemen adalah pedoman atau aturan yang harus


ditaati oleh seorang manajer dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Prinsip-prinsip manajemen dapat membantu manajer untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam mengelola organisasi. Beberapa prinsip
manajemen yang umum adalah:

1. Prinsip kesatuan tujuan (unity of direction)

15
Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Prenada Media, 2004), 99
16
Pandji Anoraga, (t.tp,: t.p, t.th), 119.

16
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap aktivitas dalam organisasi harus
diarahkan kepada tujuan yang sama. Hal ini dapat dicapai dengan
menyusun rencana yang jelas dan konsisten, serta mengkomunikasikannya
kepada seluruh anggota organisasi.
2. Prinsip kesatuan perintah (unity of command):

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan harus menerima


perintah dari satu atasan saja. Hal ini dapat menghindari konflik,
kebingungan, dan ketidakpastian dalam pelaksanaan tugas.

3. Prinsip wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap manajer harus memiliki


wewenang yang cukup untuk menjalankan tanggung jawabnya. Wewenang
adalah hak untuk memberikan perintah, sementara tanggung jawab adalah
kewajiban untuk melaksanakan perintah tersebut. Wewenang dan tanggung

jawab harus seimbang dan sesuai dengan kompetensi.

4.Prinsip delegasi (delegation)


Prinsip ini menyatakan bahwa seorang manajer harus mampu menyerahkan
sebagian tugas dan wewenangnya kepada bawahan yang kompeten.
Delegasi dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan motivasi
bawahan, serta memberikan kesempatan bagi manajer untuk fokus pada
hal-hal yang strategis.
5. Prinsip koordinasi (coordination)
Prinsip ini menyatakan bahwa seorang manajer harus mampu
mengintegrasikan dan mengharmoniskan berbagai aktivitas dalam organisasi.
Koordinasi dapat meningkatkan kerjasama, sinergi, dan keterpaduan antara

individu, kelompok, atau departemen yang terlibat dalam pencapaian tujuan.

d.Unsur-Unsur Manajemen

17
Manajemen dapat berjalan dengan proses yang baik dan benar serta
mencapai tujuan yang sebaik Agar -baiknya, maka diperlukan adanya unsur-unsur
manajemen. Karenanya untuk mencapai tujuan para manajer/pimpinan biasanya
menggunakan dengan istilah 6 M yang terdiri dari unsur-unsur manajemen
diantaranya adalah:17

1) Man (Manusia)
Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan bebrapa
aktifitas, karena manusialah yang menjalankan semua program yang
direncanakan. Oleh karena itu tanpa adanya manusia, manajer tidak akan
mungkin bisa mencapai tujuan yang di inginkan. Sedangkan manajer/pimpinan
itu sendiri orang yang mencapai hasil atau tujuan melalui orang lain
2) Money (Uang)
Uang digunakan sebagai sarana manajemen dan harus digunakan
sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan baik dan
tidak memerlukan uang yang begitu besar. Apabila dinilai dengan uang lebih
besar yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Material (Bahan)
Material dalam manajemen dapat diartikan sebagai bahan atau data dan
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan digunakan sebagai
pelaksana fungsi-fungsi dari manajemen serta dalam mengambil keputusan
oleh pimpinan.
4) Machines (Mesin)
Mesin adalah suatu jenis alat yang digunakan sebagai proses pelaksana
kegiatan manajemen dengan menggunakan teknologi atau alat bantu berupa
mesin.
5) Methods (Metode)
Metode atau cara bisa diartikan pula sebagai sarana atau alat manajemen,
karena untuk mencapai tujuan harus menggunakan metode atau cara yang

17
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996), Cet. Ke15. hal. 6.

18
efektif dan efisien. Namun, metode-metode yang ada harus disesuaikan dengan
perencanaan yang sudah dibuat, agar metode itu tepat sasaran.
6) Market (Pasar)
Pasar merupakan salah satu sarana manajemen penting lainnya, khusus
bagi perusahaan-perusahaan atau badan yang bertujuan untuk mencari laba atau
keuntungan. Karena pasar dipergunakan sebagai tempat pendistribusian
barang-barang yang sudah dihasilkan.
f. Tujuan Manajemen

Pengertian manajemen pada intinya adalah cara untuk mencapai sebuah


proses dengan perencanaan tertentu. Tujuan utama diterapkanya sistem
manajemen adalah untuk memperoleh hasil maksimal dengan biaya atau usaha
seminimal mungkin, dengan mendayagunakan seluruh aspek pendukung berupa
SDM, aset, dan finansial yang diatur sesuai perencanaan.

Untuk itu diperlukan sebuah kompetisi terarah agar tujuan dari manajemen
dapat dicapai secara maksimal. Tujuan utama dari manajemen dapat optimal
asalkan dilakukan kontrol pada saat pelaksanaan perencanaanya. Adapun tujuan
dari manajemen yaitu:

1. Menjalankan dan menilai strategi perencanaan yang telah dikonsep agar


pelaksanaanya berjalan sesuai arahan.
2. Melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen juga cara
kerja kelompok ketika menjalankan kelmpok.
3. Melakukan pembaharuan terhadap fungsi manajemen terutama pada strategi
pelaksanaanya. Hal ini dilakukan agar tetap tercapai apabila ada kendala
dalam pelaksanaan rencana.
4. Meninjau kekuatan organisasi, mengatahui kelemahan, juga mengantisipasi
ancaman yang mungkin terjadi.
5. Membuat sebuah terobosan baru yang berfungsi meningkatkan kinerja
kelompok. inovasi juga akan berimbaspositif terhadap pencapaian rencana
sesuai target.

19
Berdasarkan beberapa poin sebelumnya dapat menelaskan bahwa tujuan
dari manajemen adalah untuk mengontrol dan memastikan target dapat dicapai.
Dengan begitu, tujuan yang ingin dicapai dengan sumber daya sedikit mungkin
dan hal ini dibahas dalam buku manajemen kinarja.

2. Pengertian Pemasaran
Suatu perusahaan dalam bidang apapun, baik yang berorientasi pada
perolehan laba jangka panjang maupun perusahaan nirlaba membutuhkan apa
yang disebut dengan pemasaran. Pemasaran adalah suatu proses social dan
melalui proses individudan kelompok itu akan memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan dan menukarkan produk dan
nilai dengan individu dan kelompok lain.
Sedangkan menurut William J. Stanton, pemasaran didefinisikan
berdasarkan bisnis yaitu sebuah system dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta
barang pemuas kebutuhan dan keinginan pasar.18
Pemasaran adalah satu proses yang menyatukan kemampuan sebuah
organisasi dengan permintaan pelanggan atau pengguna. Ia mementingkan proses
perhubungan dengan pelanggan dan mempunyai kesan terhadap setiap aspek
organisasi dari penyelidikan produk yang sampai kepada proses penjualan.
Pada hakekatnya pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan
keinginan konsumen yang ditujukan untuk mencapai keberhasilan mencapai
tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat unsure pokok yang terdapat
dalam konsep pemasaran, yaitu: orientasi pada konsumen (kebutuhan dan
keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu, kepuasan
konsumen/pelanggan, dan tujuan perusahaan jangka panjang.
Dari beberapa istilah di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
a. Pemasaran adalah proses penciptaan barang dan penawaran jasa kepada
konsumen, sehingga terbentuk proses jual beli antara produsen dan
konsumen untuk tercapainya tujuan dengan baik.

18
Stanton, William J. Prinsip Pemasaran. ( Jakarta: Penerbit Erlangga 2 005).

20
b. Dalam proses pemasaran dapat diketahui psikologis konsumen atau
pelanggan, sehingga cocok dengan konsumen tersebut.
c. Pemasaran adalah langkah untuk membantu image, suatu perusahaan agar
lebih dikenal oleh masyarakat konsumen.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan
sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Kotler mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran
untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.19
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran
merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang
diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk
memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau
transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.
Perusahaan harus bertanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan
tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan
untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk
memperoleh laba.
Konsep Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi
perusahaan harus mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya.
Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep
pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada
konsumen/pasar.

19
Lihat Fenri Ismandi Uska. Business plan. (Jakarta: 2010), h. 45.

21
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan,
dan bukannyavolume untuk kepentingan volume itu sendiri. . Seluruh
kegiatan
3. pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan
secara organisasi.20
Menurut Assauri Sofjan, mendefinisikan konsep pemasaran adalah suatu
falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan
dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang
diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan
organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 21 Bagian
pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam
rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah
volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam
memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran
sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan
mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara
penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang
menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan
penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen
agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran
menghendaki agar Manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu.
3. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran
serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui
penciptaan, penyampaian dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh
suatuorganisasi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk

20
Risqullah, Reyhan Manggabarani. Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Dan
Peningkatan Daya Saing Dalam Memilih Paket Umroh Pada Biro Perjalanan PT. Maktour Di
Makassar skripsi. Makassar, (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNHAS Makassar. 2014), h. 43.
21
Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran.( Jakarta PT. Raja Grafindo Persada), h. 81.

22
berkembang, sekaligus mendapatkan laba yang maksimal. Dalam mewujudkan
haltersebut, maka bidang usaha dituntut untuk mendapatkan pangsa pasar
bagiproduk yang kontinue. Untuk ditawarkan sehingga kegiatan pemasaran
harusdilakukan secara continue untuk itu, diperlukan adanya usaha
untukmengkombinasikan kegiatan pemasaran dengan kegiatan lainnya seperti
produksi,keuangan, maupun dalam lainnya sehingga tujuan dapat tercapai.
Intisari dari pemasaran adalah transaksi tukar menukar yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Philip Kotler dalabukunya
Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian)
Edisi Keenam Volume Satu mendefinisikan pemasaran sebagaiberikut :
"Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana
seseorangatau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan
melaluipenciptaan dan pertukaran produk dan nilai.” “Marketing is a
processsocial and manajerial about individual or group to get they need
andlonging for to pass creation and barter product and value.”
Pemasaran memegang peranan penting dalam perusahaan karena bagian
pemasaran berhubungan langsung dengan konsumen serta lingkungan
luarperusahaan lainnya, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pemasaran
menurut para ahli;
Menurut Suryana (2018:135) mengatakan bahwa pemasaran merupakan
kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, mengahasilkan barang atau
jasa, menentukan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Kotler (2005:10) bahwa pemasaran adalah proses sosial
yangdengan proses satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
merekabutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebasmempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Pemasaranyang berkesinambungan harus ada hubungan yang baik dengan
berbagai departemen sehingga dapat menciptakan sinergi dalam upaya melakukan
kegiatan pemasaran.

23
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa pemasaran tidak hanya semata-
mata sebagai kegiatan penjualan saja, tetapi ketetapi kegiatan pemasaran harus
dilakukan sebelum dan sesudah terjadinya pertukaran.
Menurut Assauri (2010:81) bahwa konsep pemasaran adalah suatu falsafah
manjemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan
konsumendengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan
untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi
dalamusahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan/organisasi yang
menekankan bahwa tugas pokok perusahaan /organisasi adalah menentukan
kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan
keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan pelanggan.
a. Kualitas Pelayanan
Definisi tentang kualitas layanan berasal dari perbandingan antara harapan
pelanggan tentang layanan yang hendaknya mereka terima dengan layanan yang
benar-benar telah mereka peroleh. Oleh karena itu kualitas layanan dapat
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas layanan yang
nyata-nyata mereka terima/peroleh dengan layanan yang sesungguhnya mereka
harapkan/ inginkan (Parasuraman dkk., 2004). Jika kenyataan lebih dari yang
diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu. Sedangkan jika kenyataan
kurang dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan kurang bermutu.
Apabila kenyataan sama dengan harapan maka layanan disebut memuaskan. Oleh
karena itu kualitas pelayanan sering diartikan sebagai perbandingan antara
pelayanan sebagaimana yang diharapkan dengan persepsi kinerja actual (Bloemer
dkk,2004;p.1084).
Parasuraman dkk. (2004) mengartikan kualitas layanan sebagai seberapa
jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang
mereka terima/peroleh. Harapan para pelanggan pada dasarnya sama dengan
layanan seperti apakah yang seharusnya diberikan oleh perusahaan kepada
mereka. Harapan para pelanggan dapat berasal dari informasi yang disampaikan

24
dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman di masa lalu, dan komunikasi
eksternal (iklan dan berbagai bentuk promosi perusahaan lainnya).
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan
pelanggan. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dikatakan baik dan memuaskan. Sebaliknya,
apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan tidak sesuai (di bawah) dengan
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dikatakan buruk atau tidak memuaskan
(Waldi & Santosa, 2004,p.10). Akan tetapi kualitas harus dimulai dari kebutuhan
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Ini berarti bahwa citra kualitas
yang baik tidak berdasarkan persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan
persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan merupakan
penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan.
Kualitas pelayanan digambarkan sebagai suatu pernpernyataan tentang
sikap,hubungan yang dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi dengan
kinerja(Waldi & Santosa,2004, p.10). Menurut Hutt & Spech (dalam ellitan
2005,p.231) komponen kualitas pelayanan ada tiga yaitu;
1. Kualitas teknik, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output jasa
yang diterima pelanggan. Kualitas teknik ini dapat diperinci lagi menjadi
tiga hal, yaitu;
a) Kualitas pencarian, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan
sebelum membeli
b) Kualitas pengalaman, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi
pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa
c) Kualitas kepercayaan, kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan
meskipun telah menggunakan jasa tersebut.
2. Kualitas fungsional, yaitu komponen yang berkaitan d engan kualitas cara
penyampaian jasa
3. Citra korporat, yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik perusahaan.
b. Pengertian Minat
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian
minat yaitu:

25
1. Minat adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan
tenkatnya perhatian individu tersebut pada objek tertentu. (Indyati,
2005:62) seperti dikutip dalam Zalmidawati (2011).
2. Minat adalah sikap, yang membuat orang senang terhadap objek, situasi
atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perataan senang atau
kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu. Pola-pola minat
seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang
dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaannya pun
berbeda-beda. Tingkat prestasi seseorang ditentukan oleh perpaduan antara
bakat dan minat (As'ad,1995;7) seperti dikutip Zalmidawati
3. Minat adalah perilaku dimasa depan yang diantisipasi atau direncanakan.
Churchill (2005) seperti dikutip dalam Zalmidawati (2011). Dalam
pemasaran, niat (intension) seringkali dirangsang dengan meminta para
responder untuk menunjukkan mana dari berikut ini yang paling tepat untuk
menggambarkan rencana mereka berkaitan dengan produkatau jasa baru.
4. Minat Beli
Minat beli (niat beli)merupakan keinginan yang muncul dalam diri
konsumen terhadap suatu produk sebagai dampak dari suatu proses
pengamatan dan pembelajaran konsumen atau individu tersebut terhadap
suatu produk. menurut Ujang Sumarwan (2004:310), menyatakan
pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli,
apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dan bagaimana cara
membayar.
sedangkan Schifman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa
pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan
evaluasi alternative adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli
konsumen eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial
budaya.
Sedangkan menurut Poerwadarminto (2004: 87) mendefinisikan
membeli adalah proses sesuatu dengan membayar uang atau memperoleh
sesuatu dengan pengorbanan, sehingga dapat mengacu pada pendapat

26
diatas, minat membeli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap
suatu objek yang membuat seorang individu berusaha untuk mendapatkan
objek tersebut dengan cara membayarnyadengan uang atau dengan
pengorbanan.
Sedangkan menurut Hurlock dalam Efnita (2005:17), minat adalah
suatu sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan
apa yang diinginkannya. Pada dasarnya minat merupakan bentuk
penerimaan akan suatu hubungan antara diri seseorang dengan sesuatu di
luar dirinya, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin
besar minat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
minat tidak dibawa dari lahir, melainkan diperoleh kemudian sebagai
akibat rangsangan adanya suatu hal yang menarik.
Menurut Indryati (2005:62) bahwa minat adalah suatu dorongan
dalam individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut
pada objek tertentu. Secara garis besar, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat adalah sebagai berikut :
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang sangat menentukan minat, misalnya saja
individu memilih berwirausaha maka kondisi fisiknya harus benar-benar
kuat karena berwirausaha adalah peketj'aan yang penuh dengan tantangan.
2. Faktor Psikis
Adapun faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif,
perataan dan perhatian. Motif adalah dorongan yang akan datang dari
dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu.
Perhatian adalah pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada suatu obyek (Bimo Walgito, 2003:56).
Sedangkan perasaan adalah aktivitas psikis yang didalamnya subjek
menghayati nilai-nilai suatu objek (Winkel, 2007.30) seperti dikutip dalam
Zalmidawati (2011) Menurut Nurwakhid (2001.20) seperti dikutip dalam
Zalmidawati (2011) minat terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Minat yang diekspresikan

27
Seorang yang dapat mengungkapkan minatnya dengan kata-
kata tertentu.
b) Minat yang diwujudkan
Mengungkapkan minatnya dengan cara melakukan tindakan
atau perbuatan dan ikut berperan aktif dalam aktivitas tertentu.
c) Minat yang diinvestasikan
Minat seseorang yang diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan
atau pilihan tertentu.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Menurut Kotler dalam Nandi Eko Putra (2011:45) faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen adalah :
1. Kualitas
Kualiatas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama
dari perusahaan mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah
kepuasan konsumen yang merupakan salah satu tujuan dari kegiatan pemasaran
perusahaan.
Kualitas biasanya tercermin dalam daya tahan tingkat kepercayaan,
ketepatan, kekuatan, kemudahan dan penggunaan serta pemeliharaan. Darisegi
pemasaran kulitas diukur dalam ukuran persepsi pembeli tentang mutu atau
kualitas produk tersebut. Kebanyakan produk yang disediakan berawal pada satu
diantara tingkat kualitas yaitu kualitas rendah, kualitas rata – rata, kualitas baik
bahkan kualitas sangat baik.
Kualitas produk dirasa penting untuk diperhatikan karna kalau produk kita
tidak bagus, maka kita tidak akan bisa bersaing, dan konsumen akan lari mencari
produk yang lebih bagus. Oleh karna itu kualitas, dari produk yang di hasilkan
merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan sungguh - sungguh dari
perusahaan kalau perusahaan ingin memenangkan persaingan dalam dunia
industri tertentu.
Nilai yang diberikan oleh pelanggan diukur berdasarkan kepercayaan
(realiability), ketahanan (durability) dan kinerja (performance) terhadap bentuk
fisik, pelayanan karyawan perusahaan dan citra produk. Dilam sisi biaya yang

28
dikeluarkan pelanggan berdasarkan jumlah uang, waktu dan energi serta biaya
psikologis produk (kothler dikutip atas rambat lupiyoadi-A. hamdani, 2006 :
174175)
Dalam usaha menarik minat beli konsumen maka produk harus dibuat
berkualitas. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh
setiap perusahaan apabila mengiginkan produk yangdihasilkan dapat bersaing
dipasar. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai
dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang
berpendapat bahwa produk yang mahal adalah produk yang berkualitas.
Suatu perusahaan dapat memihh cara bersaing, yaitu melalui harga yang
paling rendah atau produk yang berkualitas. Bila perusahaan sulit bersaing dalam
harga maka perusahaan lebih baik mengunakan kualitas produk atau layanan
dalam memenangkan persaingan.
Lebih lanjut bicara mengenai kualitas menurut stoner (dalam vembriyanto,
2008 : 31) kualitas adalah konsep yang kompleks yang telah menjadi daya tarik
dalam semua teori manajemen. Dengan adanya kualitas maka. manusia akan
berupaya menciptakan produk yang lebih baik dan rata – rata dengan harga yang
terjangkau dan merujuk pada pencapaian produk dan jasa yang terus menerus
menjadi lebih baik dengan harga yang semakin lama semakin bersaing. Ini
termasuk mengerjakan dengan tepat pada kesempatan yang pertama dan bukannya
membuat dan mengoreksi yang salah.
Kualitas sudah menjadi salah satu faktor penting bagi para konsumen
dalam memilih produk ataupun jasa yang akan dibeli ataupun digunakan.
Konsekuensinya mengerti dan meningkatkan kualitas dari produk atau jasa.
Menjadi salah satu faktor kunci bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk
mencapai kesuksesan, pertumbuhan dan untuk dapat bersaing secara kompetitif
Untuk melihat pengertian dari kualitas perlu terlebih dahulu melihat dimensi dari
kualitas.
dengan keinginan desainernya. Harga merupakan salah satu keputusan
yang penting bagi manajemen. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua
ongkos dan dapat menghasilkan laba. Prinsipnya dalam penentuan harga ini

29
adalah menitikberatkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan
dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan
laba. Penentuan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor Internal Perusahaan
Keputusan harga disesuaikan dengan sasaran misalnya sasaran untuk
bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pangsa
pasar, atau standar mutu suatu produk. Keputusan harga disesuaikan dengan
strategi mix dimana -manajemen harus mempertimbangkan marketing mix
sebagai satu keseluruhan, jika produk diposisikan atas faktor-faktor bukan
harga maka keputusan mengenai itu, promosi dan distribusi akan mempengaruhi
harga.
b. Faktor Eksternal Perusahaan
Pasar dan permintaan konsumen merupakan harga “tertinggi”. Konsumen
akan membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat yang akan
diperolehnya. Hubungan antara harga dan permintaan terhadap produk atau jasa
harus dipahami terlebih dahulu dan dianalisa. Harga dan tawaran pesaing perlu
diketahui untuk menentukan harga serta reaksi mereka setelah keputusan
diberlakukan. Kondisi ekonomi seperti inflasi, resesi, keputusan pemerintah dan
tingkat bunga dapat mempengaruhi efektifitas strategi penetapan harga.
2. Merek
Merupakan nama istilah, tanda, symbol, lambing, warna, desain, gerak
atau kminasi atribut-atribut produk lainnya yang di harapkan dapat memberikan
identitas dan differensiasi terhadap produk pesaing. Merek digunakan oleh
perusahaan untuk beberapa perusahaan, yaitu sebagai identitas yang bermanfaat
dan membedakan produk pesaing, alat promosi,membina citra, dan untuk
megendalikan pasar. ( kotler, 2004:288).
Pengertian yang sama juga diungkapkan oleh David Aaker (dalam Amin
Wijaja (2005:10) mengemukakan bahwa merek adalah sebuah nama ataupun
simbol yang bertujuan untuk membedakan dan mengindentifikasi barang atau jasa
dari salahs atu penjual ataupun sekelompok penjual yang merupakan pesaing
mereka. Selain itu sebuah merek juga dapat menjadi sebuah sinyal bagi pelanggan

30
atas sebuah produk, dan melindungi baik pelanggan maupun produsen dari
pesaing yang akan menyediakan produk indentik yang akan muncul.
3. Desain Produk
Desain memiliki konsep yang lebih luas dari pada gaya (style). Selain
mempetimbangkan faktor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja
produk, mengurangi biaya produksi dan menambah keunggulan bersaing.
Menurut kotler mengartikan’Desain atau rancangan adalah totabilitas
keistimewaan yang mempengaruhi penampilan fungsi produk dari segi kebutuhan
pelanggan’ ( kotler, 2004:332)
Menurut kotler dan amstrong cara lain untuk menamenambah nilai
konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang
lain. (Kotler dan amstrong 2004:348).
Kotler juga menyebutkan bahwa desain produk merupakan proses dari
mendesain model dan fungsi produk, menciptakan produk yang menarik,
mudah,aman dan murah untuk penggunaan dan jasa serta ekonomis untuk di
produksi.
(Taufan Darussalam:2007) desain merupakan rancangan bentuk dari suatu
produk yang di lakukan atas dasar pandangan bahwa “bentuk ditentukan oleh
fungsi” imana desain mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus
menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan factor-faktor
estetika, ergonomis, bahan dan lain lain. Desain atau rancangan yang baik dapat
menarik perhatiann meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan
memberi kunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran.
Dari uraian desain produk di atas maka indikator maka untuk variable
desain produk adalah, desain yang menarik, desain yang inovatif, desain yang
memberikan kenyamanan, dan desain yang menunjang penampilanSementara itu
Fornell (2005) menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan yang puas akan
melakukan kunjungan ulang pada waktu yang akan datang dan memberitahukan
kepada orang lain atas jasa yang dirasakannya. Salah satu teori yang dapat
menerangkan hubungan antara sikap, minat dan perilaku adalah teori dari Fishbein

31
dan Ajzen (dalam Heru 2004), tentang model intensi perilaku (Fishbein’s
Behavioral Intention Model) atau lebih dikenal dengan teori Reasoned Action.
Perilaku seseorang pada dasarnya sangat tergantung kepada minatnya.
Sementara itu minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma
subyektif atas perilaku. Sebenarnya sikap dan norma subyektif seseorang juga
dipengaruhi oleh keyakinan atas akibat dari perilaku.
Model lain dikemukakan oleh Bentler dan Spencer (dalam Heru 2004)
yaitu adanya perilaku masa lampau yang dapat mempengaruhi minat secara
langsung dan perilaku mengkonsumsi ulang pada waktu yang akan datang.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Howard dan Sheth (dalam Heru 2004)
memperlihatkan adanya variabel tanggapan (response variabel) yaitu keputusan
untuk membeli, dimana konsumen yang puas akan melakukan konsumsi ulang
pada waktu yang akan datang dan memberitahukan orang lain atas kinerja produk
atau jasa yang dirasakannya.
d. Perilaku Konsumen
Engel (2005:254) mendefenisikan perilaku konsumen sebagai tindakan
Yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul
tindakan ini.
Menurut Kotler (2007:228) Perilaku konsumen yaitu memahami perilaku
pembeli (buying behavior) dari pasar sasaran.Pasar konsumen terkini dan semua
individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk
konsumsi pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli adalah:
kebudayaan, klas sosial, kelompok referensi kecil, keluarga, pengalaman,
kepribadian, sikap dan kepercayaan, dan konsep diri. Berdasarkan pendapat
tersebut disimpulkan bahwa konsumen adalah semua tindakan serta
prosespsikologis yang mendorong manusia pada saat sebelum membeli, ketika
membeli atau yang lainnya.
Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa secara

32
ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi
kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat dinamakan
konsumen akhir.
e. Konsep Penjualan
Menurut Assauri (2010:76) bahwa konsep penjualan adalah suatu orientasi
manajemen yang menganggap konsumen akan melakukan atau tidak melakukan
pembelian produk-produk organisasi/perusahaan didasarkan atas pertimbangan
usaha-usaha yang nyata yang dilakukan untuk menggugah atau mendorong minat
akan produk tersebut.
Adapun hal yang secara implisit terkandung dalam konsep penjualan adalah:
(Assauri, 2010:76)
1. Konsumen mempunyai kecenderungan normal untuk tidak melakukan
pembelian produk yang tidak penting (not essensial).
2. Konsumen dapat didorong atau dirangsang untuk membeli lebih
banyakmelalui berbagai peralatan atau usaha-usaha yang mendorong
pembelian.
3. Tugas organisasi adalah untuk mengorganisasi bagian yang berorientasi
pada penjualan sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan/
membina pelanggan.
Istilah penjualan sering dianggap sama atau identik dengan pemasaran.
Padahal sebenarnya kedua istilah tersebut mempunyai ruang lingkup yang
berbeda. Pemasaran seperti yang telah disebutkan oleh beberapa para ahli
mempunyai kegiatan yang lebih luas, sedangkan penjualan merupakan salah satu
kegiatan saja dalam pemasaran.
f. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan menurut Fombrun (dalam Cempakasari dan Yoestini,
2004) merupakan cara pandangan atau persepsi atas perusahaan oleh orang-orang
baik yang berada di dalam ataupun di luar perusahaan. Pengertian tersebut
mendapat dukungan dari Miles dan Covin (dalam Cempakasari dan Yoestini,
2004) bahwa salah satu perhatian itu adalah customer atau pelanggan dan tenaga
penjual disamping yang lainnya seperti pemilik saham, masyarakat, bank dan

33
rekan atau mitra kerja. Reputasi bagi perusahaan merupakan suatu intangible asset
atau goodwill perusahaan yang memiliki pengaruh positif pada penilaian pasar
atas perusahaan.
Menurut pendapat Doney dan Cannon (dalam Cempakasari dan Yoestini,
2004)bahwa reputasi perusahaan merupakan keterkaitan perusahaan dengan
sejarah atau riwayat perusahaan terutama atas dasar aktivitas usaha dengan pihak
lain.
Dari riwayat tersebut pelanggan dapat memperoleh beberapa informasi
penting seperti hubungan kerja sama apa saja yang memiliki kualitas hubungan
baik. Sehingga dengan adanya informasi riwayat perusahaan tersebut, jika
informasi tersebut baik atau positif diharapkan akan dapat menambah kepercayaan
pelanggan kepada perusahaan tersebut. Tidak hanya berpengaruh sampai disini,
lebih jauh lagi diharapkan adanya kesediaan dari pelanggan tersebut untuk
membeli produk-produk yang ditawarkan perusahaan kepada mereka. Hal ini
dinyatakan oleh Anderson (2004), bahwa reputasi perusahaan akan menstimulasi
terjadinya pembelian ulang oleh pelanggan.
Menurut Tjiptono (2004) reputasi perusahaan merupakan bagian dari
konsep citra perusahaan (corporate image) dimana corporate image merupakan
bagian dari konsep kualitas total jasa. Sedangkan Lau dan Lee ( 2004) menganggap
reputasi perusahaan sebagai salah satu faktor terpenting dari karaktersitik
perusahaan (selain integrasi perusahaan) yang dapat membentuk kepercayaan
pelanggan terhadap merek.
Zeithaml (2005,p.8) mengemukakan bahwa kualitas yang dirasakan dari
suatu produk atau jasa erat hubungannya dengan reputasi yang diasosiasikan
dengan nama merek.
Dalam kondisi tertentu, pelanggan hanya akan mengasosiasikan suatu
produk atau layanan dengan mereknya, dan karenanya reputasi merek hanya
diukur pada tingkatan produk atau layanan. Selain itu juga dikatakan bahwa
kualitas yang diterima oleh sebuah produk atau layanan berhubungan dengan
reputasi yang digabungkan dengan brand name.

34
Dalam industri jasa dan bisnis lainnya, merek seringkali dikaitkan dengan
reputasi perusahaan daripada produk atau layanan itu sendiri (Selnes, 2005,p.20).
Menurut Herbig dkk (2005,p;26) reputasi perusahaan dapat dilihat dari kompetensi
perusahaan tersebut dan keunggulan dibandingkan dengan kompetitornya.
Pembinaan reputasi merupakan sebuah proses jangka panjang antara perusahaan
dengan pelanggan. Namun yang harus diperhatikan adalah dasar sebuah hubungan
dipengaruhi dari aksi dan tindakan, kegiatan dan maupun kata-kata yang
diucapkan oleh perusahaan atau orang-orang yang berada di dalam perusahaan.
Anderson (2004)menyatakan bahwa perilaku dan kepercayaan pelanggan
dipengaruhi oleh pengalaman mereka di masa lalu. Pelanggan dengan pengalaman
di masa lalu yang sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman masa lalu
sebelumnya dengan perusahaan, akan mempunyai perilaku dan kepercayaan.
Sedangkan menurut Selnes (2004;p.20) reputasi pada dasarnya adalah
persepsi kualitas. Zeithaml & Saphiro (dalam Selnes 2004;p.20) menunjukkan
bahwa perspesi kualitas suatu produk atau pelayanan sering dihubungkan dengan
reputasi yang terkait dengan merek.
Sebenarnya reputasi merek tidak hanya dibatasi pada produk atau
pelayanan saja. Sebab dalam industri pelayanan dan industri hubungan perusahaan
dengan perusahaan, merek nampak sering dihubungkan dengan reputasi
perusahaan daripada produk atau pelayanan secara individual.
g. Kajian Keislaman Tentang Minat
Allah SWT memberikan kelebihan pada manusia dalam penciptaan benda
serta menjadikan manusia sebagai khalifah didunia. Dimana didunia ini telah
disediakan berbagai keperluan, kemudian manusia mengubah dunia menjadi maju
dan berkembang kearah yang lebih baik. Manusia menanam, membanggun,
memproduksi, menemukan, meneliti dan mengembangkan. Kemudian manusia
perlu mengulang apa yang dihasilkannya itu sehingga dapat ditukar dengan orang
lain sebagai harga atau produk lain dengan melakukan jual beli dengan melakukan
jual beli, tanpa ada salah satu pihak yang dirugikan.
Uraian ayat di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa adanya
minat untuk memiliki atau membeli suatu barang jika barang tersebut sesuai

35
dengan apa yang lakehendaki dan memiliki rasa kesungguhan jika memang
barang tersebut sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh syari'at Islam.
Kebebasan seseorang untuk memilih suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hat atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu diluar diri.
4. Definisi ikan Nila
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan komoditas
penting dalam bisnis air tawar dunia, yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan
nila memiliki keunggulan yaitu mudah dibudidayakan, rasa disukai banyak orang,
harga relatif terjangkau, pertumbuhan cepat dan toleransi terhadap
lingkunganyang lebih tinggi.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang
termasuk dalam famili Cichlidae dan merupakan ikan asal Afrika. Ikan ini
merupakan jenis ikan yang di introduksi dari luar negeri, ikan tersebut berasal dari
Afrika bagian Timur di sungai Nil, danau Tangayika, dan Kenya lalu dibawa ke
Eropa, Amerika, Negara Timur Tengah dan Asia. Di Indonesia benih ikan Nila
secara resmi didatangkan dari Taiwan oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
pada tahun 1969. Ikan ini merupakan spesies ikan yang berukuran besar antara
200 - 400 gram, sifat omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan berupa
hewan dan tumbuhan .

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan budidaya yang menjadi salah
satu komoditas ekspor. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and
Agriculture Organization) menempatkan ikan Nila di urutan ketiga setelah udang
dan salmon sebagai contoh sukses perikanan budidaya dunia. Ikan Nila termasuk
ikan air tawar yang mempunyai Nilai ekonomis tinggi, memiliki kandungan
protein tinggi dan keunggulan berkembang dengan cepat. Kandungan gizi ikan
Nila yaitu protein 16-24%, kandungan lemak berkisar antara 0,2-2,2% dan
mempunyai kandungan karbohidrat, mineral serta vitamin. Ikan Nila mempunyai

36
pertahanan yang tinggi terhadap gangguan dan serangan penyakit. Namun
demikian, tidak berarti tidak ada hama dan penyakit yang akan mempengaruhi
kesehatan dan pertumbuhan ikan Nila, terlebih pada fase benih.

Menurut Amri dan Khairuman ikan Nila tergolong ikan pemakan segala
(Omnivore), sehingga bisa mengkonsumsi makanan, berupa hewan dan tumbuhan.
Larva ikan Nila makanannya adalah, zooplankton seperti Rotifera sp., Daphnia
sp., serta alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya.
Apabila telah dewasa ikan Nila diberi makanan tambahan dapat berupa, dedak
halus, bungkil kelapa, pelet, ampas tahu dan lain–lain.

Nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan
dengan kadar Dissolved Oxygen (DO) antara 2,0 - 2,5 mg/l. Secara umum Nilai
pH air pada budidaya ikan Nila antara 5 - 10 tetapi Nilai pH optimum adalah
berkisar 6 - 9. Ikan Nila umumnya hidup di perairan tawar, seperti sungai, danau,
waduk, rawa, sawah dan saluran irigasi, kolam dan memiliki toleransi terhadap
salinitas sehingga ikan Nila dapat hidup dan berkembang biak dengan baik.
a. klasifikasi dan morfologi ikan nila
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup
dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air
yang rendah, sering kali ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan
dari jenis lain tidak dapat hidup.
Klasifikasi ikan Nila berdasarkan Suyanto (2003) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Sub-ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

37
Ikan Nila secara morfologi memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan
kasar, kepala relatif kecil, mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna
putih dan garis linea lateralis terputus dan terbagi dua. Ikan Nila memiliki lima
buah sirip yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut
(venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Ikan Nila dikenal
sebagai ikan yang memiliki toleransi sangat tinggi, baik toleransi terhadap
salinitas, suhu, pH, dan bahkan kadar oksigen.
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang
genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping
lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai
saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih
gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh,
sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar (Suyanto, 2003).
Berdasarkan alat kelaminnya, ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang
lebih besar dari pada ikan Nila betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa
tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma
yangterletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan Nila jantan akan mengeluarkan
cairan bening (cairan sperma) terutama pada saat musim pemijahan. Sementara
itu, ikan Nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran
urin yang terletak di depan anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan Nila
jantan melebar dan berwarna biru muda. Pada ikan betina, bentuk hidung dan
rahang belakang agak lancip dan berwarna kuning terang. Sirip punggung dan
sirip ekor ikan Nila jantan berupa garis putus-putus. Sementara itu, pada ikan Nila
betina, garisnya berlanjut (tidak putus) dan melingkar (Amri dan Khairuman,
2002).
Ikan Nila mampu hidup di perairan yang dalam dan luas maupun dikolam
yang sempit dan dangkal, mempunyai pertumbuhan yang cepat terutama untuk
ikan Nila jantan, tidak memiliki duri dalam daging, serta dapat dipelihara dalam
kepadatan yang cukup tinggi.
5. Manajemen Pemasaran syariah

38
Manajemen Pemasaran Syariah Secara umum aktivitas manajemen dalam
organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta
sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas
manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah
sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga lainnya.22
Definisi pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan deng menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.23
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program-program yang dirancangkan untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang saling menguntungkan
dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Proses itu
melibatkan lebih dari sekedar mendapatkan cukup pelanggan bagi output
perusahaan saat ini. Lebih dari sekedar merancang strategi untuk menarik
konsumen baru dan memciptakan transaksi dengan mereka, perusahaan sekarang
ini berfokus pada mempertahankan pelanggan saat ini dan membangun hubungan
jangka panjang melalui penawaran nilai dan kepuasan yang unggul bagi
pelanggan. Maka definisi syariah marketing atau pema
Maka definisi syariah marketing atau pemasaran menurut perspektif
ekonomi syariah adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis
dalam bentuk kegiatan penciptaan nilai (Value Creating Activities) yang
memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan
kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan
keikhlasan sesuai dengan proses yang berakad pada prinsip prinsip muamalah
24
islam. Definisi tersebut didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis
Islami yang tertuang dalam ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang dalam
22
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm.
41
23
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Terjemahan Bob Sabran, Jilid 1 (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2008) hlm. 5
24
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005), hlm 42

39
kaidah fiqih yang mengatakan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.25
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses-baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh
ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang
islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip
muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu
bisnis, maka bentuk transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi
para pemasar sebagai berikut:
a) Teitis (Rabbaniyah)
b) Etis (Akhlaqiyah)
c) Realistis (Al-waqi’yah)
d) Humanistis (Al-insaniyah)
a. Teitis (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius
(diniyah). Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke
dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer
meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teitis atau bersifat ketuhanan ini
adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala
bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu
mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan menyebarluaskan
kemaslahatan.
Seorang syariah marketer meyakini bahwa Allah Swt. Selalu dekat dan
mengawasinya ketika seorang syariah marketer sedang melaksanakan segala
macam bentuk bisnis. Seorang syariah marketer pun yakin bahwa Allah Swt.

25
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan
Pustaka, 2006), hlm. 26-27

40
akan meminta pertanggungjawaban darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari
ketika semua orang dikumpulkan untuk diperlihatkan amal-amalnya (di hari
kiamat).
Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum-hukum syariah,
dalam segala aktivitasnya sebagai seorang pemasar. Mulai dari melakukan
strategi pemasaran, memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar
mana yang harus menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapkan identitas
perusahaan yang harus senantiasa tertanam dalam benak pelanggannya
(positioning). Juga ketika perusahaan menyusun taktik pemasaran. 26 Yaitu ketika
melakukan diferensiasi, marketing mix-nya (dalam mendesain produk,
menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi) serta dalam
melakukan proses penjualan (selling). Dan semua kegiatan bisnis hendaklah
selaras dengan moralitas dan nilai utama yang digariskan oleh Al-Qur‟an. Al-
Qur‟an menegaskan bahwa setiap kegiatan dan transaksi hendaknya ditujukan
untuk tujuan hidup yang lebih mulia.21 Begitu juga dalam perusahaan, kejujuran
harus menjadi landasan manajemen untuk mencapai keberkahan usahanya.27
Seorang syari‟ah marketer selain tunduk kepada hukum-hukum syari‟ah,
juga senantiasa menjauhi segala larangan-larangannya dengan sukarela, pasrah
dan nyaman didorong oleh bisikan dari dalam bukan paksaan dari luar. Oleh
sebab itu, jika suatu saat hawa nafsu menguasai dirinya lalu ia melakukan
pelanggaran terhadap perintah dan larangan syari‟ah, misalnya mengambil uang
yang bukan haknya, member keterangan palsu, ingkar janji dan sebagainya, maka
ia akan merasa berdosa, kemudian segera bertobat dan menyucikan diri dari
penyimpangan yang dilakukan. Ia akan senantiasa memelihara hatinya agar tetap
hidup, dan memancarkan cahaya kebaikan dalam segala aktivitas bisnisnya. Hati
adalah sumber pokok bagi segala kebaikan dan kebahagian seseorang. Bahkan
bagi seluruh mahluk yang dapat berbicara, hati merupakan kesempurnaan hidup
dan cahayanya.28

26
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, (Bandung: Mizan
Pustaka, 2006), hlm. 29
27
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005), hlm. 215
28
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing …, hlm. 31

41
Kesimpulan dari Teistis (Rabbaniyah) yang nantinya akan dijadikan
indikator adalah bahwasanya Teistis (Rabbaniyah) merupakan sifat ketuhanan
yang direalisasikan dengan mematuhi hukum-hukum syariah yang telah
ditetapkan. Dalam marketing memang akrab dengan penipuan, sumpah palsu,
ingkar janji. Serta tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang
penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam
perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
b. Etis (Akhlaqiyah)
Keistimewaan yang lain dari syariah marketing selain karena teitis
(Rabbaniyah), juga karena syariah marketing sangat mengedepankan masalah
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya
merupakan turunan dari sifat teitis (Rabbaniyah) di atas. Dengan demikian,
syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-
nilai moral dan etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan
etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama 29.
Allah SWT memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya meliputi segala
sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak (moral, etika), maupun
syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak (moral, etika) bersifat
konstan. Keduanya tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu
dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan
taraf peradaban manusia, yang berbeda-beda sesuai dengan rasulnya masing-
masing.
Ada beberapa etika pemasar yang menjadi prinsip bagi syariah marketer
dalam menjalankan fungsi pemasaran, yaitu:30
1. Jujur yaitu seorang pebisnis wajib berlaku jujur dalam melakukan
usahanya. sifat jujur haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam
melalukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam
bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra
bisnisnya. Dalam dunia bisnis, kejujuran ditampilkan dalam bentuk

29
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing …, hlm. 32-33
30
Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, (Semarang : Rasail, 2007), hlm. 58

42
kesungguhan dan ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan,
pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan untuk kemudian
diperbaiki secara terus menerus.
2. Berlaku adil dalam berbisnis yaitu satu bentuk akhlak yang harus dimiliki
seorang syariah marketer. Sikap adil termasuk diantara nilainilai yang telah
ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam.
3. Bersikap melayani dan rendah hati yaitu sikap melayani merupakan sikap
utama dari seorang marketer. Tanpa sikap melayani yang melekat dalam
kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar. Melekat
dalam sikap melayani ini adalah sikap sopan santun dan rendah hati.
4. Dapat dipercaya yaitu seorang muslim profesional haruslah memiliki sifat
amanah yakni dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Dalam menjalankan
roda bisnisnya, setiap pebisnis harus bertanggung jawab atas usaha dan
pekerjaan dan atau jabatan yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab
di sini artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat
yang memang secara otomatis terbebani di pundaknya. Berperilaku baik
dan sopan santun dalam pergaulan adalah pondasi dasar dan inti dari
kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi,
dan mencakup semua sisi manusia. Sifat ini adalah sifat Allah dan kaum
muslimin diperintahkan untuk memiliki sifat itu.31
c. Realitas (Al-Waqi’iyah)
Realitas (Al-Waqi’iyah) dalam syariah marketing bahwasanya syariah
marketer adalah para pemasar profesional dangan penampilan yang bersih, rapi
dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Syariah
marketer bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius,
kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.
Syariah marketer tidak kaku, tidak eksklusif, tetapi sangat fleksibel dan luwes
dalam bersikap dan bergaul. Syariah marketer sangat memahami bahwa dalam
situasi pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam suku,
agama dan ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah Swt.

31
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and General)…, hlm. 486

43
Kesimpulan dari realistas (Al-waqi’iyah) yang nantinya akan dijadikan
indikator adalah bahwasanya realistas (Al-waqi’iyah) merupakan sifat yang
mencerminkan unsur profesionalisme kegiatan pemasar, dimana sifat professional
tersebut merupakan realita yang akan dinilai langsung oleh pelanggan. Seperti
profesional dangan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model
atau gaya berpakaian yang dikenakannya serta professional dalam melakukan
pekerjaan sesuai bidangnya.
d. Humanistis (Al-Insaniyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang
humanistis universal. Pengertian humanistis (Al-insaniyah) adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga
dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan
syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis Syariah marketer menjadi manusia
yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain atau
manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.32

G. KAJIAN PUSTAKA
Berikut ini penelitian terdahulu atau penelitian sebelumnya yang
mengungkapkan tentang manajemen pemasaran pada suatu usaha, penelitian
tersebut antara lain.
Pertama : penelitian yang dilakukan oleh Beki Rohmah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto Angkatan 2016 Melakukan Penelitian “Manajemen Pemasaran
Berbasis Etika Bisnis Islam Di Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja Banyumas”.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat Kualitatif
dengan menggambarkan permasalahan yang ada sesuai dengan data yang

32
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing …, hlm. 38

44
ditemukan di lapangan (deskriptif). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui manajemen pemasaran berbasis etika bisnis Islam di rumah Batik
Anto Djamil Sokaraja Banyumas dan menganalisis kekuatan (strong), kelemahan
(wekness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), (SWOT) pada
manajemen pemasaran berbasis etika bisnis Islam di rumah Batik Anto Djamil
Sokaraja Banyumas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen
pemasaran di Rumah Batik Anto Djamil dalam perencanaan pemasaran terdapat
nilai kesatuan dan Keadilan, dalam implementasi pemasaran mencakup
pengorganiasian terdapat Nilai kebaikan, kesatuan, kejujuran dan juga kehendak
bebas, dan dalam Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pemasaran
di Rumah Batik Anto Djamil dalam perencanaan pemasaran terdapat nilai
kesatuan dan Keadilan, dalam implementasi pemasaran mencakup
pengorganisasian terdapat Nilai kebaikan, kesatuan, kejujuran dan juga kehendak
bebas, dan dalam pengarahan terdapat nilai tanggungjawab, dan dalam
pengendalian/evaluasi kegiatan pemasaran terdapat nilai nilai kebaikan dan juga
keadilan yang terlihat. Dari penentuan produk, harga, pasar, serta promosi.
Analisis SWOT yang dilakukan di Rumah Batik Anto Djamil ialah
Strength/kekuatan yang dimiliki ialah adanya peluang dengan wilayah Sokaraja
yang cukup strategis, dimilikinya SDM, Weakness/kelemahan yang dimiliki ialah
lokasi outlet yang kurang strategis, Opportunity/Peluangnya adalah batik semakin
disukari oleh masyarakat sedangkan Threat/tantangannya adalah keinginan yang
berbeda dan selalu berubah.33
Perbedaan penelitian terdahulu dan dan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah terletak pada objek penelitian di mana penelitian terdahulu
melakukan penelitian di Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja Banyumas,
sedangkan penulis melakukan penelitian Didesa Tanjung , Kecamatan Padang
Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Tujuan penelitian terdahulu untuk mengetahui
manajemen pemasaran berbasis etika bisnis Islam di rumah Batik Anto Djamil
Sokaraja Banyumas dan menganalisis kekuatan (strong), kelemahan (wekness),

33
Beki Rohmah, Manajemen Pemasaran Berbasis Etika Bisnis Islam Di Rumah Batik Anto
Djamil Sokaraja Banyumas, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2016)

45
peluang (opportunity), dan ancaman (threat), (SWOT) pada manajemen
pemasaran berbasisetika bisnis Islam di rumah Batik Anto Djamil Sokaraja
Banyumas, sedangkan penulis bertujuan untuk mengetahui manajemen pemasaran
ikan nila ditinjau dari ekonomi syari'ahh.
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Alfa Rizka Nur Lalea Mahasiswa
Jurusan Syari’ah Dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Purwokerto angkatan 2019 yang berjudul “Manajemen Pemasaran
Sistem Dropshipping Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Di Toko Online We
Skincare Purwokerto)”. Penelitian ini adalah penelitian lapangan atau (field
research), dengan jenis penelitianya adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana data yang diperoleh kemudian
disajikan berdasarkan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana manajemen pemasaran dengan sistem dropshipping yang ada di Toko
Online We Skincare Purwokerto Perspektif Ekonomi Islam. Hasil penelitian
dalam skripsi tentang Manajemen Pemasaran yang diterapkan Toko Online We
Skincare Purwokerto adalah bauran pemasaran yaitu affordability yang artinya
harga terjangkau namun dengan kualitas, bahan yang halal, dan hasil yang bagus
serta tidak mengandung unsur ketidak jelasan suatu produk yang dapat
menimbulkan ketidakadilan terhadap salah satu pihak.34
Perbedaan penelitian terdahulu dan dan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah terletak pada objek penelitian di mana penelitian terdahulu
melakukan penelitian di Toko Online We Skincare Purwokerto sedangkan penulis
melakukan penelitian di Rumah Makan Dewi Sri Manna Bengkulu Selatan.
Tujuan, penelitian terdahulu untuk mengetahui bagaimana manajemen pemasaran
dengan sistem dropshipping yang ada di Toko Online We Skincare Purwokerto
Perspektif Ekonomi Islam, sedangkan penulis bertujuan untuk mengetahui
manajemen pemasaran pada Rumah Makan Dewi Sri Manna Bengkulu Selatan
dan tinjauan ekonomi Islam terhadap Rumah Makan Dewi Sri Manna Bengkulu
Selatan.

34
Alfa Rizka Nur Lalea, Manajemen Pemasaran Sistem Dropshipping PerspektifEkonomi
Islam (Studi Kasus Di Toko Online We Skincare Purwokerto), (Purwokerto:STAIN, 2019)

46
Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Suindrawati, Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Angkatan 2018 yang berjudul “Manajemen Pemasaran Islami Dalam
Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus di Toko Jesy Busana Muslim Bapangan
Mendenrejo Blora)”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field
research) yang bersifat kualitatif. Metode yang digunakan yaitu deskriptif
kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi pemasaran Islami
toko Jesy Busana Bapangan Mendenrejo Blora dalam meningkatkan penjualan,
serta mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi pemasaran Islami toko Jesy
Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ditinjau dari perspektif strategi pemasaran Islami, maka walaupun Toko
Jesy Busana Muslim menerapkan teori dan konsep strategi pemasaran
konvensional, namun ternyata menerapkan juga strategi pemasaran Islami yang
terdiri dari pertama, karakteristik pemasaran Islami; kedua, etika bisnis Islami;
ketiga, mencontoh praktik pemasaran Nabi Muhammad SAW. Karakteristik
pemasaran Islami yang diterapkan Toko Jesy Busana Muslim adalah ketuhanan
(tauhid), akhlak, realistis, humanistis. etika bisnis Islami yang diterapkan Toko
Jesy Busana Muslim yaitu produk yang halal dan thoyyib, produk yang berguna
dan dibutuhkan, produk yang berpotensi ekonomi atau benefit, produk yang
bernilai tambah yang tinggi, dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial,
produk yang dapat memuaskan masyarakat. Toko Jesy Busana Muslim
mencontoh praktik pemasaran Nabi Muhammad SAW mulai dari segmentasi dan
targeting, positioning, sampai bauran pemasaran (marketing mix). Kelebihan dari
pemilihan lokasi oleh Toko Jesy Busana Muslim Bapangan adalah harga tanah
yang murah, kemudahan dalam akses penjualan dan pembelian barang, ruang jual
luas dan halaman parkir cukup dan mudah terlihat.35
Perbedaan penelitian terdahulu dan dan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah terletak pada objek penelitian di mana penelitian terdahulu
melakukan penelitian di Toko Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora

35
Suindrawati, Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan(Studi Kasus
di Toko Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora), (Semarang:UIN, 2018).

47
sedangkan penulis melakukan penelitian di Desa Tanjung Harapan. Tujuan,
penelitian terdahulu Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi
pemasaran Islami toko Jesy Busana Bapangan Mendenrejo Blora dalam
meningkatkan penjualan, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi
pemasaran Islami toko Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora,
sedangkan penelitian penulis bertujuan untuk mengetahui manajemen pemasaran
ikan nila Didesa Tanjung Harapan dan tinjauan ekonomi Islam terhadap usaha
ikan nila.
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis peenelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kualintatif.
menurut Suharsimi penelitian kualintatif ini adalah tampilan yang berupa kata
kata lisan atau tertulis yang di cermati oleh peneliti dan beda beda yang di amati
sampai detailnya. Metode penelitian kualintatif yang sering di sebut penelitian
naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting). sedangkan menurut sukadinata dasar penelitian kualintatif adalah
kontruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan ini berdimensi jamak. Interaktif
dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang di interprektasikan oleh setiap
individu. Tujuan utama penelitian kualintatif adalah untuk memahami (to
understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih manetik beratkan pada
gambaran yang lengkap tentang fenomena yang di kaji dari pada memerincinya
menjadi variable variable yang saling terkaid.36
Penelitian ini di arahkan untuk mendapatkan data data yang berhubungan
dengan menganalisa strategi usaha ikan nila dalam meningkatkan pendapatan
petani didesa tanjung harapan dengan pertimbangan data yang di peroleh di
lapangan berupa data dalam bentuk kuesioner dan wawancara yang nantinya perlu
adanya analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualintatif akan lebih
mendorong pada data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan keterlibatan

36
Anselm Straus dan Juliet Corbin, Dasar Dasar Penelitian Kualintatif, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar 2015 ). Hal. 37

48
peneliti sendiri di lapangan. Dalam penelitian kualintatif, akan terjadi tiga
kemungkinan terhadap masalah yang akan di bawa oleh peneliti dalam penelitian.
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan diDesa Tanjung Harapan, Kecamatan Padang Jaya,
Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi ini di pilih karena merupakan lokasi yang
padat dari permukiman warga dengan berbagai kesibukannya dan juga persaingan
yang ketat untuk berbisnis, sehinga di harapkan dapat memberikan data data yang
sesuai dengan permasalahan.
b. Subjek dan objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang mempunyai lahan
usaha ikan nila serta konsumen yang menjadi pelangannya. sedangkan yang
menjadi objeknya adalah upaya yang di lakukan oleh masyarakat desa tanjung
harapan dan meningkatkan penjualannya menurut perspektif ekonomi islam serta
faktor pendukung dan penghambatnya.
2. Sumber Data
a. Sumber data Primer
Sumber primer ialah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer di peroleh dari hasil dilakukan
kuesioner, observasi dan wawancara dengan pihak yang mengelolah uhaha ikan
nila didesa tanjung harapan.
b. Sumber data Skunder
Sumber skunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Data ini dapat digunakan berupa data yang tersaji
dalam bentuk table dan lain sebagainya. Data skunder dapat berasal dari penelitian
sebelumnya. Dalam penelitian ini data yang di dapatkan juga dari instrasi terkait,
dokumen, buku buku atau studi keputusan.
3. Waktu Dan Tempat
Penelitian ini di lakukan pada Tanggal 10 september 2023, dengan usaha
ikan nila dalam meningkatkan pendapatan petani.Lokasi ini di pilih karena
merupakan lokasi yang padat dari permukiman warga dengan berbagai

49
kesibukannya dan juga persaingan yang ketat untuk berbisnis, sehinga di harapkan
dapat memberikan data datang sesuai dengan permasalahan.
4. Responden Penelitian
Subjek dan objek penelitian data pada dasarnya ialah kesimpulan dari hasil
penelitian. Subjek penelitian ialah keseluruhan objek dimana terdapat beberapa
nara sumber atau informan yang terdapat memberikan informasi tentang masalah
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian kualintatif
subjek penelitian sering juga disebut dengan istilah informan. 37 Informan adalah
orang yang dipercaya menjadi narasumber atau sumber informasi yang akan
memberikan informasi secara akurat untuk melengkapi data penelitian. Hal
tersebut juga di paparkan oleh sugiono dalam bukunya subjek dalam penelitian ini
adalah sekelompok informan diantaranya adalah distributor Ainiqua banda Aceh,
Manajer PT. Aini Sejahterah, ketua bagian pelaksanaan harian bidang
pendistribusian dan pendayagunaan, ketua bagian keuangan dan pelaporan, dan
ketua bagian SDM dan adminisintrasi umum, distributor yang ada di banda aceh,
dan penjual. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini ialah pola bisnis dan
strategi usaha.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan serangkaian informasi, bukti bukti atau
keterangan keterangan atas subjek yang memiliki karakterisik tertentu. Data dapat
berguna bagi pihak pihak yang berkepentingan sebagai imput untuk mengetahui
tentang persoalan persoalan yang di hadapi dan juga sebagai alternative jawaban,
atau solusi terhadap suatu persoalan yang di hadapi, dan juga sebagai alat untuk
menjelaskan dan mengisi proses analisis yang sedang di lakukan.
Metode pengumpulan data ini adalah teknik atau cara yang dapat di gunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrument pengumpulan data
adalah alat bantu yang di pilih dan di gunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah.

37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2015 ), hal. 129

50
Dalam penelitian ini, yang di pakai dalam pengumpulan data dalam penelitian
adalah:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan
permasalahan yang harus di teliti dan ingin mengetahui hal hal dari responden
yang lebih mendalam dan juga ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil dengan mengunakan tenik ini,
maka peneliti mengajarkan beberapa pertanyaan secara lisan kepada responden
tentang pola bisnis dan strategi usaha yang didesa tanjung harapan.
Penelitian meminta izin kepada informan mengunakan alat perekam untuk
menghindari kehilangan informasi. Sebelum melakukan wawancara mendalam,
peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara
ringkas dan jelas mengenai topic penelitian.Sugiyono menjelelaskan bahwa
peneliti harus memperhatikan cara cara yang benar dan melakukan wawancara,
diantaranya adalah sebagai berikut:38
1. Pewawancara menghindari kata yang memiliki kata ganda, taks atau bermakna
ganda.
2. Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung banyak
pertanyaan khusus, pertanyaan yang panjang hendaknya di pecah menjadi
beberapa pertanyaan baru.
3. Pewawancara mengajukan pertanyaan konkrit dengan acuan waktu dan tempat
yang jelas.
4. Pewawancara mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkrit
responden.
5. Pewawancara menyebutkan semua alternative yang ada atau sama sekali tidak
menyebutkan alternative.
Wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden marah, malu, atau
canggung. Guna kata atau kalimat yang dapat memperhalus.
b. Observasi

38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2015 ), hal. 82

51
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, gejala gejala alam dan bila
responden yang di amati tidak terlalu besar. Teknik observasi dalam penelitian ini
dilakukan cara pengamatan langsung terhadap lokasi yang ingin di teliti.39
6. Teknik Analisis Data
Peroses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan bahan lain, sehinga dapat mudah di
fahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain yaitu Analisis
data.
Strategi data dilakukan dengan mengorganisasikan data,menjabarkannya
kedalam unit unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan di pelajari, dan akan membuat kesimpulan yang dapat di ceritakan kepada
orang lain.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif bersifat uraian dari
hasil wawancara dan observasi. Data yang di peroleh dari wawancara akan di buat
dalam bentuk catatan lapangan, kemudian data di kumpulkan dengan cara
memfokuskan pada hal hal penting terkait pada penerapan strategi usaha ikan nila
desa tanjung harapan.. Dalam penelitian ini memfokuskan membahas pola bisnis
dan strategi usahanya.

I. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang
terdiri dari Latar Belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan dan manfaat penelitian Penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI bab ini menjelaskan tentang teori teri yang
meliputi:pengertian pemasaran syariah, strategi pemasarn syariah.

39
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2015 ), hal. 72

52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN bab ini menjelaskan tentang
metodologi penelitian yang di gunakan dalam penelitian yang meliputi: jenis
penelitian, sumber data, waktu dan tempat penelitian, responden penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin Fathul Aziz. Manajemen dalam Perspektif Islam. Cilacap: Pustaka El-
Bayan BPFE. 2012.

Amrin Abdullah. Asuransi Syariah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2005.

Aminudin Fathul Aziz. Manajemen dalam Perspektif Islam. Cilacap: Pustaka El-
Bayan BPFE. 2012.

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


Rineka Cipta. 2015

Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.


2006.

Apri Winge Adindo. Kewirausahaan Dan Studi Kelayakan Bisnis Untuk Memulai
Mengelola Bisnis. Yogyakarta: Deepublish. 2021.

53
Bayanuloh Ikhsan. Marketing Syariah,"Jurnal" . Yogyakarta: Deepublish. Maret
2019.

Corbin dan Straus Anselm. Dasar Dasar Penelitian Kualintatif. Yogyakarta:


Pustaka Belajar 2015.

Departermen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemah. Bogor: Sygma Examedia


Arkanlema. 2015.

Djamil Anto. Sokaraja Banyumas. Purwokerto: IAIN Purwokerto 2016

Gary Amstrong dan Kotler Philip. Prinsip-prinsip Pemasaran. terj. Damos


Sihombing. Jakarta: Erlangga. 2008.

Hasibuan Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
2013.

Ifham Ahmad Sholihin. Buku Pintar Ekonomi Syariah . Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 2010.

Khamidah Nurul. “Analisis Sistem Manajemen Syariah Pada Bank Syariah


Mandiri Kc Banyumanik Semarang”. Skripsi . Semarang: UIN
Walisongo. 2017.

Keller dan Kotler. Manajemen Pemasaran Terjemahan Bob Sabran. Jilid 1.


Jakarta: Penerbit Erlangga. 2008.

Kertajaya Hermawan dan Syakir Muhammad sula. Syariah Marketing. Bandung:


Mizan Pustaka. 2006.

54
Manulang M. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2015.

Nur Laela Alfa Rizka. Manajemen Pemasaran Sistem Dropshipping Perspektif


Ekonomi Islam. Studi Kasus Di Toko Online We Skincare Purwokerto.
Purwokerto: STAIN. 2019.

Reyhan Manggabarani Risqullahi. Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Dan


Peningkatan Daya Saing Dalam Memilih Paket Umroh Pada Biro
Perjalanan PT. Maktour Di Makassar skripsi. Makassar. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNHAS Makassar. 2014.

Rohmah Beki. Manajemen Pemasaran Berbasis Etika Bisnis Islam Di Rumah


Batik Anto Djamil Sokaraja Banyuma. Purwokerto: IAIN Purwokerto.
2016.

Sanjaya septi Rendy. ,''strategi pemasaran dalam meningkatkan omset penjualan


unut usaha akikah pada las nurul hayat medan. pendekatan analisis
SWOT. ''skripsi medan: Universitas Islam Negri Sumatra Utara. 2017. hlm.

Sudijono Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada,


2015.

Suindrawati. Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan. Studi


Kasus di Toko Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora.
Semarang: UIN, 2018.

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.


2005.

William J. Stanton. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2005.

55
Yuniasih Ely. Pengertian Manajemen pemasaran. Jakarta PT. Gemilang. 2008.

56

Anda mungkin juga menyukai