Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER


KACANG RENDANG SEBAGAI PRODUK KHAS PASAMAN
TIMUR

DISUSUN OLEH

SAID MAULANA AQLA

3520036

Dosen Pengampu :
Amsah Hendri Doni.SE,ME

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL. DJAMBEK


BUKITTINGGI

TA. 2022/2023
DAFTAR ISI

Contents
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KACANG
RENDANG SEBAGAI PRODUK KHAS PASAMAN TIMUR ................................................... 1

BAB I .................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 2

C. Batasan Masalah ......................................................................................................... 3

D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3

F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 4

G. Penjelasan Judul ......................................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................................. 7

A. LANDASAN TEORI ............................................................................................ 7

B. PENELITIAN TERDAHULU ............................................................................ 10

C. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................... 13

BAB III ............................................................................................................................. 14

1. JENIS PENELITIAN .......................................................................................... 14

2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ............................................................ 14

3. JENIS DAN SUMBER DATA ........................................................................... 15

4. INFORMAN PENELITIAN ............................................................................... 15

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................... 16

6. TEKNIK ANALISIS DATA ............................................................................... 16

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasaman Timur merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Pulau Sumatera
Barat terletak di perbatasan antara Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Daerah ini
mempunyai bebrbagai sektor unggulan di bidang Pariwisata namun tidak terlalu banyak
di bandingkan daerah-daerah di Sumatera Barat lainnya. Namun di daerah Pasaman
Timur menonjolkan keunikan ciri khas kuliner Pasaman Timur yaitu,Kacang Rendang
khas Pasaman Timur.

Tingkat perkembangan sector industry di Pasaman Timur, masih relative rendah,


namun disadari bahwa pengembangan industry kecil sangat penting bagi salah satu jalur
menuju kearah pemerataan hasil pembangunan, tetapi juga sebagai suatu unsur utama
dari struktur industry di Pasaman Timur yang dengan investasi kecil dapat berproduksi
secara efektif dan dapat juga menyerap tenaga kerja. American Marketing Asosicition
(AMA) mendefenisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaa rencana
penetapan harga, promosi dan distribusi dari ide-ide, barang-barang dan jasa-jasa untuk
mencitkan pertukaran yang dapat mencapai tujuantujuan individual dan organisasional.

Pembangunan sector UMKM menciptakan salah satu sector yang tak kalah penting
dalam membantu pembangunan ekonomi. Fakta menyatakan ketika terjadi krisis moneter
nyaris tidak begitu mempengaruhi terhadap keberlangsungan UMKM itu sendiri dengan
jumlahnya yang tidak sedikit.

Menurut data kementrian koperasi, usaha kecil dan menengah (UMKM) tahun 2018,
jumlah pelaku UMKM sebnayak 64,2 juta atau 99,9% dari jumlah pelaku usaha di
Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyaj 117 juta pekerja atau 97%
dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi UMKM terhadap
perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1% dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan
oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5,550 atau 0,01% dari jumlah
pelaku usaha. UMKM tersebut di dominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah

1
98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%, sementara itu sumbangan usaha
mikro terhadap PDB hanya sekitar 37,8%
Dari data di atas Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat
karena jumlah UMKM berutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga
yang besar. Usaha kacang rending ini telah berkembang sejak lama, awalnya usaha
kacang rending ini hanya ditekuni oleh beberapa keluarga saja, namun seiring
perkembangannnya usaha ini memberikan contoh pada keluara lain yang kemudia
dikembangkan menjadi usaha sendiri. Usaha kacang rending ini merupakan usaha
unggulan yang hanya ada dan dimiliki oleh masyarkat sungai pandalan II dan tidak
dimiliki oleh masyarkat jorong lain di Pasaman Timur. Kacang rendang dipasarkan di
depan rumah, melalui pengempul dan dibawa kepasarpasar. Harga yang dijual didepan
rumah pun bervariasi mulai dari harga Rp. 5.000 - 20.000/ bungkusan. Pada saat ini usaha
kacang rendang berjumlah 15 rumah usaha yang dimiliki masyarakat dengan
bermodalkan sendiri. Adapun bentuk dukungan dari pemerintah daerah Pasaman untuk
mengembangkan produk UMKM, kacang rendang ini yaitu melalui pelatihan dan
pembinaan, serta memperkenalkan usaha yang dimiliki masyarkat dengan bermodal kan
sendiri.

Dari uraian di atas, usaha kacang rendang di jorong sungai pandahan II sudah bisa
dikatakan berkembang dengan baik sampai sekarang, dengan perkembangan usaha ini,
maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana dampak beberapa usaha
kacang rendang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Maka dari itu penulis
mengambil judul laporan yaitu “ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
KULINER KACANG RENDANG SEBAGAI PRODUK KHAS PASAMAN TIMUR”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti mengambil pokok masalah bagaimana cara
pengembangan usaha yang belum banyak diketahui usaha ini dikarenkan masih banyak
nya kekurangan yang dialami oleh pelaku usaha. Maka dalam hal ini peneliti akan
mencari kekurangan dan kelebihan serta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh usaha
kuliner ini, dengan menggunakan analisis SWOT.

2
Menurut David (2011, p.93),audit internal membutuhkan pengumpulan dan
pemaduan informasi mengenai menajemen, pemasaran,keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, dan pengembangan. Dalam menganalisis lingkungan internal
ini,peneliti akan menggunakan fungsi bisnis yaitu fungsi pemasaran, fungsi keuangan,
fungsi produksi atau operasional,dan fungsi sumber daya manusia.

C. Batasan Masalah

Dalam Penelitian ini penulis membatasi permasalahan dari proposal yang di angkat yaitu
menegaskan menganalisis Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Kacang Rendang Sebagai
Produk Khas Pasaman Timur.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian penulis di atas yaitu :

1. Bagaimana Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Kacang Rendang sebagai Produk Khas
dari Pasaman Timur.

2. Bagaimana cara mempromosikan Usaha agar dikenal banyak orang baik itu wisatawan
maupun khalayak umum.
3. Bagaimana lingkungan internal dan eksternal dalam usaha kuliner kuliner agar mengetahui
kelemahan dari usaha.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian dari judul di atas adalah :

1) Untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Kacang Rendang


sebagai Produk Khas dari Pasaman Timur.
2) Untuk mengetahui bagaimana cara mempromosikan Usaha agar dikenal banyak orang baik
itu wisatawan maupun khalayak umum.
3) Untuk menegetahui Bagaimana lingkungan internal dan eksternal dalam usaha kuliner agar
mengetahui kelemahan dari usaha.
3
F. Manfaat Penelitian

1. Untuk Akademis : Dapat memperluas penelitian dalam Pariwisata dalam


pengembangn usaha kuliner kacang rendang di Jorong Sungai Pandahan II, Nagari
Sundata, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman Timur. Dan untuk
memenuhi tugas akhir semester pada jurusan Pariwisata Syariah pada semester 5 di
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djammil Djambek Bukitttingi.

2. Untuk Masyarakat : Hasil penelitin ini dapat memberikan masukan atau


sumbangan pemikiran bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha
kuliner kacang rendang ini..

G. Penjelasan Judul

1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya,
dan sebagainya).

2. Strategi
Pengertian strategi secara umum bisa diartikan sebagai upaya individu atau kelompok
untuk membuat skema guna mencapai target sasaran yang hendak dituju. Dengan kata
lain, strategi adalah seni bagi individu ataupun kelompok untuk memanfaatkan,
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki guna untuk mencapai target sasaran melalui
tata cara yang dianggap dapat efektif dan efisien untuk mencapai sasaran yang telah
diharapkan.

3. Pengembangan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa
pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran,

4
pengetahuan dan sebagainya). adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
memvalidasi suatu produk.

4. Usaha Kuliner
Usaha adalah upaya manusia untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan
tertentu dan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Usaha dalam sains adalah gaya yang
diberikan oleh suatu benda sehingga bisa mengubah posisi benda tersebut.
Kata Kuliner berasal dari bahasa Inggris “culinary” Culinary diartikan sebagai
yang berhubungan dengan dapur atau masakan. Masakan tersebut dapat berupa lauk-pauk,
makanan (panganan) dan minuman. Kata kuliner menjadi luas di Indonesia akibat dari
pemberitaan media massa dan televisi yaitu acara-acara wisata.
Kacang rendang merupakan jenis kacang yang berasal dari kacang tanah yang
didatangkan dari daerah Pasaman Timur yang kemudian diolah, direndang dan dikemas
menjadi kacang rendang yang siap untuk dipasarkan.

5. Produk Khas
Produk adalah suatu yang bersifat kompleks, yang dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, yang di dalamnya termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan dan
pelayanan jasa perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya.
Khas memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga khas dapat
mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya
menjadi lebih spesifik.
Pasaman Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatra Barat, Indonesia.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Lubuk Sikaping. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
3.947,63 km² dan berp enduduk sebanyak 253.299 jiwa menurut sensus penduduk
tahun 2010, dan sebanyak 301.444 jiwa pada tahun 2021. Seperti wilayah Indonesia
lainnya, Sumatra Barat, khususnya Pasaman pernah dikuasai oleh kolonial Belanda.
Perang melawan penjajahan Belanda di Pasaman dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol
yang dikenal dengan Perang Paderi (18211830). Karena terlalu banyak permasalahan di

5
kubu Tuanku Imam Bonjol menyebabkan dia dan pengikutnya mengalami kekalahan
melawan Belanda

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Strategi Pengembangan
Strategi adalah seni mengalokasikan sumber daya dan kapabilitas organisasi/
institusi dalam rangka mencapat tujuan akhir (goal) melalui asosiasi/ jaringan yang
efektif dalam lingkungan optimal.1
Jadi strategi adalah aksi yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan
sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Dan Pengembangan dapat diartikan sebagai
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan konseptual, teoritis, teknis, dan moral
individu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan.
Dari pengertian tersebut dapat dimaknai Strategi Pengembangan adalah bagaimana
menentukan pilihan yang akan diambil dalam strategi yang dapat memberikan perbedaan
dalam jalan atau aksi untuk mencapai sasaran. Pilihan untuk menentukan langkah
tersebut merupakan cerminan dari seni. Disisi lain penentuan pilihan akan melalui kajian
terkait kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

2. Strategi Pengembangan UMKM


Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi,
akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan
usaha patungan atau joint venture.2

1
Sri Sundari1 , Indriana Sulistyowarni2, STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM KULINER PADA
MASA PANDEMI COVID-19, jurnal MEBIS Vol 7, Nomor 1, 2022, hal 60.
2
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN
KHAS DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 23

7
Pengembangan sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang tak kalah penting
dalam membantu pembangunan ekonomi. Fakta menyatakan ketika terjadi krisis moneter
nyaris tidak begitu mempengaruhi terhadap keberlangsungan UMKM itu sendiri dengan
jumlahnya yang tidak sedikit. Usaha kecil menyediakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat dan memberikan bebagai macam layanan ekonomi sehingga membantu
proses pemerataan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Jadi, Pengembangan UMKM lebih diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang
berdaya saing melalui perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang
didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan
hasil inovasi.
Sedangkan dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah bahwa:
Usaha Mikro. Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perrangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Usaha Menengah adalah ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Adapun kriteria-kriteria yang tergolong dalam UMKM adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro, adalah sebagai berikut:
i. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau; 13
ii. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah).
8
b. Kriteria Usaha Kecil, adalah sebagai berikut:
i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau;
ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus
juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah, adalah sebagai berikut:


i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau;
ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh
milyar rupiah)
3. Produk Khas
Produk khas daerah adalah makanan atau minuman yang diproduksi di suatu daerah,
yang merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda dengan daerah lainnya.
Berbagai pangan khas daerah di Indonesia menjadi ciri khas daerah tersebut.
Kacang Rendang yang ini berbeda dengan randang daging, ayam, paku atau randang
lain yang sering kita jumpai. Kacang randang khas Pasaman ini tidak diolah
menggunakan santan dan bumbu-bumbu lainnya. Namun dimasak dengan pasir khusus.
Usaha kacang rendang ini telah berkembang sejak lama. Awalnya usaha kacang
rendang ini hanya ditekuni oleh beberapa keluarga saja, seiring 2 Qs Al-Jumu’ah Ayat 10
perkembangannya usaha ini memberikan contoh pada keluarga lain yang kemudian
dikembangkan menjadi usaha sendiri. Usaha kacang rendang ini merupakan usaha
unggulan yang hanya ada dan di miliki oleh masyarakat Sungai Pandahan II dan tidak
dimiliki oleh masyarakat jorong lain di Kecamatan Sundata.

9
B. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Tahun Judul Hasil Temuan
1. Fitra 2019 Analisis Terpenuhinya
Wahyuli Keberadaan Usaha kebutuhan pokok
Kacang Rendang
masyarakat yang
Dalam
Meningkatkan haarus dipenuhi
Perekonomian dalam kegiatan
Masyarakat
sehari sehari, seperti
pangan, sandang, dan
papan. Serta
terpenuhinya
kebutuhan sekunder
keluarga dengan
dilihatnya dari segi
kualitas pendidikan
keluarga pemilik
usaha.
2. Ani 2021 Usaha Kuliner Sebagian besar
Berskala Mikro responden yaitu
Rakhmanita
dan Kecil di Desa 86% menerapkan
Gunung Sindur beberapa strategi,
Kabupaten Bogor antaralain: 1)
: Kondisi Pasca Menggunakan
Covid berbagai media
- social dan market
19 place sebagai sarana
berdagang
(2) Mengganti
produk yang relevan
dengan kondisi
kebutuhan pasar di
era Covid
(3) Memberikan
promo dan discount
menarik.

10
3. Sri Sundari 2022 STRATEGI 1. Pada masa
PENGEMBANGAN pandemi Covid-19
UMKM KULINER terjadi penurunan
PADA MASA pertumbuhan
PANDEMI ekonomi secara
COVID-19 nasional
dibandingkan
pertumbuhan
ekonomi tahun 2018
berkisar 5 persen.
Dampak adanya
pandemi Covid-19
dirasakan oleh
berbagai sektor
termasuk sektor
ekonomi. Dari sektor
ekonomi, salah satu
yang mengalami
imbas besar adalah
UMKM.
2. Tiga dampak besar
adanya pandemi
Corona bagi sektor
ekonomi yaitu
membuat konsumsi
rumah tangga atau
daya beli turun
sangat dalam, adanya
ketidakpastian yang
terjadi saat ini
berdampak pada

11
investasi yang
melemah, adanya
pelemahan ekonomi
secara global (terjadi
di seluruh dunia)
sehingga
mengakibatkan
ekspor Indonesia ke
beberapa negara
tujuan terhenti.
3. Strategi
pengembangan
UMKM
memperhatikan
empat faktor
yaitu sumber
daya manusia,
organisasi,
teknologi dan
kebijakan
pemerintah.

12
C. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN

Analisis SWOT Usaha Kacang


Rendang sebagai Produk Khas Pasaman
Timur

Faktor Internal
Faktor Eksternal
1. Kekuatan
1. Peluang
2. Kelemahan
2. Ancaman

Matriks SWOT

Strategi Pengembangan Usaha Kuliner

13
BAB III

METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Menurut (Farmer & Cook, 2011) bahwa desain penelitian kualitatif mempunyai beberapa
tahapan meliputi: mengidentifikasi masalah dan faktor penting, menganalisis
kemungkinan penyelesaian masalah, penentuan resiko, mengaplikasikan jalan keluar dan
menilai efektivitas solusi tersebut. Latar belakang dan dasar perolehan data merupakan
focus dari penelitian kualitatif.3
Menurut (Erickson, 1964) bahwa penelitian kualitatif adalah berusaha
menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak
dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.4
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif pengumpulan suatu data pada suatu latar alamiah dengan maksud dapat
menafsirkan fenomena yang terjadi terkait dengan yang diteliti, dengan cara menafsirkan
dengan deskriptif.
Adapun GAP Research dari pernyataan diatas maupun dari masalah yang diteliti
ialah bagaimana mengatasi dan mengembangkan Usaha Kuliner yang sudag mulai
menurun pada saat ini.
2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Untuk memperoleh data dalam permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
nantinya akan dilakukan pada Usaha Kacang Rendang (studi : Jorong Sungai Pandahan
II, Sundata, Kabupaten Pasaman Timur). Adapun alasan penulis mengambil lokasi
penelitian ini adalah :
a. Penulis ingin mengetahui sejauh mana perkembangan usaha produk khas Pasaman Timur
Ini.
3
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN
KHAS DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 25
4
Albi Anggito, Johan Setiawan, METODOLOGI PENELITAN KUALITATIF, 2018, hal 7

14
b. Lokasi penelitian ini strategis, dimana lokasinya terletak dipinggir jalaan Lintas Sumatera
sehingga mudah dijangkau baik oleh penulis maupun wisataan yang berkunjung.

3. JENIS DAN SUMBER DATA

a. Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh langsugn oleh peneliti melalui observasi
langsung kelapangan dan melakukan wawancara langsung dengan subjek penelitian
tersebut.
Dalam hal ini data primer yang didapatkan peniliti dengan melakukan wawancara
terhadap narasumber atau pemilik usaha Kacang Rendang tersebut.
Populasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah para pelaku usaha kacang
rendang yang ada di Sundata Pasaman Timur sesuai dengan tujuan dan manfaat
penelitian. Pertimbangan yang dimaksud berupa pemahaman terhadap masalah yang
diteliti serta dianggap paling tahu mengenai hal yang peneliti harapkan.

b. Data Sekunder
Data sekunder berasal dari bahasa Inggris “Secondary” yang artinya kedua. maka
dari itu data sekunder dapat diartikan sebagai data yang sudah dikumpulkan oleh pihak
lain selain peneliti diolah serta dipublikasikan untuk kepentingan tersendiri. Peneliti
hanyaa memakai data tersebut sesuai dengan kebutuhan peneliti, dalam hal ini peneliti
adalah “Tangan Kedua”.
Data sekunder diperoleh dari Buku, Majalah, dan Jurnal yang terkait dengan
penelitian. Yang terkait dengan data penelitian seperti jurnal Strategi Pengembangan
Usaha.

4. INFORMAN PENELITIAN

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi bermanfaat tentang situasi
dan kondisi dalam penelitian. Informan secara sukarela akan menjadi anggota suatu tim
penelitian walaupun hanya bersifat informal. Seorang informan diharuskan memiliki dan
mempunyai informasi yang fakta dalam informasi yang diteliti.
15
Dalam penelitian ini, informan yang diambil oleh peneliti adalah pemilik usaha
Kacang Rendang yang berjumlah 15 usaha yang dimiliki oleh masyarakat serta instansi
seperti Kepala Jorong yang berkaitan dengan penelitian.

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam melakukan pengumpulan data untuk penelitian ini, peneliti menggunakan


beberapa metode, yaitu :

a. Observasi
Observasi adalah metoe penelitian yang mendapatkan data data yang diperlukan
dengan melakukan pengamatan langsung ketempat yang diteliti. Hingga mendapatkan
data data yang diperlukan dalam menyusun penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu proses dalam penelitian yang mana dengan melakukan
interaksi dan komunikasi antara peneliti dengan responden, dimana peneliti
(pewawancara) dapat menanyakan pertanyaan yang jelas dan logis serta dibutuhkan
dalam penelitian kepada responden.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah dengan mencari data data atau hal hal yang dibutuhkan
maupun hal hal variabel yang berupa catatan, buku, majalah, transkip, maupun jurnal.
Dalam hal ini peneliti mengambil dokumentasi yang terkait dengan penelitian yakni dari
buku dan jurnal yang terkait dengan penelitian Usaha Kacang Rendang tersebut.

6. TEKNIK ANALISIS DATA

Setelah penulis selesai mengumpulkan data, maka penulis menganalisis data yang
telah terkumpul dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan Analisis SWOT.
Data yang muncul merupakan data tertulis serta data lisan dari orang orang yang diteliti
melalui proses pencatatan, dan kemudian disusun dalam teks yang diperluas. Dengan ini

16
penulis dapat menggambarkan situasi dengan cara menulis naratif. Agar data yang
diperoleh valid maka penulis melakukan teknik analisa sebagai berikut.

a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan
sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual
penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti.5
Reduksi data ini dapat dibagi 4 yaitu:
(1) meringkas data,
(2) mengkode,
(3) menelusur tema,
(4) membuat gugus-gugus.
Caranya: seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan
menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas. Dengan ini penulis menguraikan data
yang hanya bersangkutan dengan permasalahan lalu dipaparkan degan tertulis secara
naratif.
b. Display Data
Tahap berikutnya adalah penyajian data (data display). Display adalah format yang
menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Penyajian data diarahkan agar
data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah
dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya6.
Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif berbentuk catatan lapangan,
matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk
melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya
melakukan analisis kembali.
Dengan ini penulis bisa menyusun data yang yang relevan sehingga menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

5
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif Vol. 17 No. 33 Januari – Juni 2018, hal 91
6
Rahmi Surayya* PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN KESEHATAN, hal 81
17
c. Procces Data
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terusmenerus selama berada di
lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai mencari arti benda-
benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan-
kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka, dan skeptis, tetapi kesimpulan
sudah disediakan. Mula-mula belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih
rinci dan mengakar dengan kokoh.

d. Verifikasi Data dan Kesimpulan


Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian berlangsung, dengan
cara: (1) memikir ulang selama penulisan, (2) tinjauan ulang catatan lapangan, (3)
tinjauan kembali dan tukar pikiran antarteman sejawat untuk mengembangkan
kesepakatan intersubjektif, (4) upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain.
e. Alat Analisis
Untuk mengembangkan sebuah strategi, diperlukan analisis terlebih dahulu. Dalam
menganilisis strategi yang dilakukan tentunya mempunyai berbagai variasi. Dalam
penelitian ini, akan menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu
dimana singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau
Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman.7
Analisis SWOT ini biasanya digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan
dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja. Jadi,
analisis SWOT adalah proses analisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini.
Menurut David (2011:327) mendefinisikan matriks SWOT adalah sebuah alat
pencocokan yang penting guna membantu manajer dalam mengembangkan empat jenis
strategi Stengths- Oportunities (SO), strategi WeaknessesOprtunities (WO), strategi

7
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN
KHAS DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 24
18
Strengths- Threats (ST) atau strategi Weaknesses- Threats (WT) yang disesuaikan dengan
keadaan perusahaan.8
Menurut David (2010), matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting
yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu:

1. Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk


menarik keuntungan dari peluang eksternal.
2. Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
3. Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
4. Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

8
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN
KHAS DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 24

19
DAFTAR PUSTAKA

Sri Sundari1 , Indriana Sulistyowarni2, STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM KULINER PADA


MASA PANDEMI COVID-19, jurnal MEBIS Vol 7, Nomor 1, 2022, hal 60.
1
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN KHAS
DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 23
1
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif Vol. 17 No. 33 Januari – Juni 2018, hal 91
1
Rahmi Surayya* PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN KESEHATAN, hal 81
1
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN KHAS
DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 25
1
Albi Anggito, Johan Setiawan, METODOLOGI PENELITAN KUALITATIF, 2018, hal 7
1
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN KHAS
DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 24
1
Ash Shadiq Egim1) , Nenengsih2), STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN KHAS
DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS
TEKNOLOGI, Jurnal UMSB, Volume V No. 3 2019, hal 24

Anda mungkin juga menyukai