Muhamad Djazuli
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111
I. PENDAHULUAN
Salah satu sumber hara utama pada budidaya nilam organik adalah
pupuk organik baik berupa pupuk kandang maupun kompos. Sesuai SNI 01-
6729-2010 dipersyaratkan bahwa bahan baku pupuk kandang yang berasal
dari sapi, kambing atau ayam tidak mendapatkan asupan hormon atau
3.6. Sertifikasi
Untuk mendapatkan jaminan bahwa produk minyak nilam organik
yang dihasilkan selama proses produksi terutama untuk ekspor, maka petani
nilam organik harus melakukan sertifikasi organik.
Salah satu kegiatan yang harus ada dalam sistem budidaya organik
adalah pencatatan pembuatan dokumen sistem mutu yang berisi organisasi,
sejarah lahan, SOP budidaya dan rekaman proses produksi mulai dari
penyediaan bahan tanaman, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan,
pemupukan, pengendalian OPT, panen, penyulingan, hingga pemasaran.
Selanjutnya petani nilam organik harus melaksanakan budidaya sesuai SOP
organik secara konsisten dan berkelanjutan.
Untuk menjamin konsumen minyak nilam organik baik di dalam dan
luar negeri perlu dilakukan sertifikasi organik yang mengacu pada institusi
Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) di dalam negeri dan di luar negeri yang
telah terakreditasi. Produk minyak nilam yang telah tersertifikasi di LSO
dalam negeri berhak diberi logo organik Indonesia sebagai jaminan
keorganik bagi konsumen baik di dalam maupun di luar negeri.
IV. PEMASARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ananto. E. 2008. Fasilitasi dan Bimbingan Inspektor Organik. 2-5 Juni 2008.
Bogor. Direktorat Mutu dan Standarisasi, Departemen Pertanian.
(unpublished)
http://www.organicfacts.net/health-benefit-of-essential-oil. html
http://www.mudarindia.net/organic-patchouli-oil.htm