Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Kimia V Ull 2011

Studi Pendahuluan Pengaruh Jenis Pelarut (Solvent)


Terhadap Daya Tahan Parfum Racikan
Hernandi Sujono

E-mail : hernandisujono@yahoo.co.id
Jurusan Kimia FM1PA UNJANI, Kampus Cimahi J1. Terusan Jend. Sudirman, PO.Box 148, Cimahi

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai " Studi Pendahuluan Pengaruh Jenis Pelarut (Solvent) Terhadap Daya
Tahan Parfum Racikan " . Dalam penelitian ini, dilakukan pencampuran bibit parfum dengan berbagai macam
pelarut, yaitu: etanol 96%, standart solvent, dan super solvent. Hasil dari penelitian ini didapatkan jenis pelarut
dan jenis kain serta perbandingan bibit parfum dengan pelarut yang menghasilkan daya tahan parfum yang
optimum. Pada pencampuran bibit parfum Sarah Jesica Parker-Lovely (1) dengan super solvent pada
perbandingan 6 : 4, terhadap kain jenis Cotton didapatkan hasil yang sangat baik dan daya tahan parfum
mencapai 48 jam. Dari data yang didapat faktor yang mempengaruhi dalam memperoleh daya tahan parfurn
yang optimum selain tempat penyimpanan parfum itu sendiri, juga dipengaruhi perbandingan bibit parfum
dengan pelarut, jenis pelarut serta jenis kain yang digunakan.

Kata-kata Kunci : Sarah Jesica Parker-Lovely (1), Super Solvent, Kain Cotton.

Pendahuluan
Parfum merupakan pelengkap bagi penampilan kita, untuk sebagian orang parfum
adalah barang yang penting dalam kehidupan sehari-harinya. Pada zaman prasejarah, orang-
orang Mesir kuno menghormati para dewanya dengan kemenyan, salep, dan minyak
wewangian. Hal tersebut menjadi bagian penting kegiatan keagamaan dan keindahan wanita
dan pria pada saat itu.(1) Untuk memberikan gambaran bagaimana wewangian cepat
berkembang, pada tahun 1993 hanya ada sekitar satu parfum baru yang diluncurkan setiap
minggunya.(2) Seiring dengan perkembangan zaman dan selera konsumen, maka kebutuhan
parfum semakin meningkat, sehingga produsen parfum berusaha memunculkan wewangian
yang mengikuti trend masa kini dengan harga yang terjangkau. Makna yang tepat dari
peracikan parfum adalah menggabungkan bahan baku menjadi keharuman yang harmonis dan
menyenangkan.(3)

Parfum asli tentu lebih mahal, karena bahan yang digunakan mempunyai kualitas
terbaik, yang diracik dengan kadar yang konsisten serta ketelitian yang tinggi. Akibat
mahalnya harga jual parfum tersebut, maka parfum hanya digunakan oleh kalangan tertentu
saja. Hal tersebut membuat kesenjangan sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu,
perusahaan produksi parfum membuat kerativitas lain untuk memproduksi parfum yang
terjangkau bagi semua kalangan. Adanya sintesis parfum yang berasal dari jenis-jenis bunga
dan buah serta upaya peracikannya dalam berbagai perbandingan, sehingga memberikan
aroma yang relatif sama dengan parfum berkualitas tinggi, temyata berpeluang untuk

302 ISBN 978-602-99557-0-5


Prosiding Seminar Nasional Kimia V UII 2011

mendapatkan parfum dengan aroma kualitas nomor satu, namun dengan harga yang murah
serta terjangkau.(5) Sebuah pekerja baru pun muncul di abad ini: pencampur parfum.
Kemampuan meracik parfum mulai mewabah di setiap kota terlebih di daerah Bandung.
Berbagai macam perbandingan dicobakan untuk pembuatan parfum racikan, namun
perbandingan bibit parfum dengan pelarut sampai saat ini belum memberikan daya tahan
yang optimal.

Parfum dengan harga yang murah mempunyai efek dalam pemakaiannya. Banyak
orang yang memakai parfum hasil racikan mengeluh, dikarenakan pada saat menggunakan
parfum pada pakaian yang digunakan meninggalkan noda serta daya tahan yang tidak
optimal. Pada bahan jenis kaos sering terlihat noda kuning tertinggal saat menggunakan
parfum tersebut. Oleh karena itu, perlu diteliti perbandingan bibit parfum dengan pelarut yang
cocok untuk menghasilkan daya tahan parfum yang optimal serta tidak meninggalkan noda
pada berbagai kain.
Metode Penelitian
Diagram Alir Penelitian

Bibit Parfum Pelarut

Parfum

- perbandingan pelarut (v) ; bibit parfum (v)

3:7 4:6 5:5 6:4

- Uji daya tahan terhadap kain


- Disemprotkan pada kain sejauh 10 cm sebanyak 3x
Kain Hasil
- setiap 1 jam dianalisa (kaharuman, daya tahan dan
kesegaran) sampai aromanya tidak terdeteksi

Hasil

ISBN 978-602-99557-0-5 303


Prosiding Seminar Nasional Kimia V UII 2011

Bahan
Bahan —bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
I. Bibit Parfum
a. Sarah Jesica Parker-Lovely (1)
b. Sarah Jesica Parker-Lovely (2)
c. Jennifer Lopez-Still (1)
d. Jennifer Lopez-Still (2)
2. Pelarut
a. Alkohol 96%
b. Standart Solvent
c. Super Solvent
3. Aquades
4. Kain
a. Poly Ester (PE)
b. Cotton Viscose (CVC)
c. Tetoron Rayon (TR)
d. B a t i k
e. Cott on
5. Cleaner (pembersih)
6. Kopi ( Penetral panca indra)

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Alat-alat gelas laboratorium


2. Penjepit
3. Botol Semprot Parfum
4. Suntikan

Cara Kerja
Penelitian ini adalah uji pendahuluan dengan cara kerja sebagai berikut.
Tahap perbandingan bibit parfum dan pelarut dilakukan dengan empat perbandingan (v ml ; v
ml), yaitu 3:7 ; 4:6 ; 5:5 ; 6:4 Dari keempat perbandingan tersebut disemprotkan pada setiap
kain yang digunakan sebagai uji coba. Disemprotkan pada jarak 10 cm sebanyak tiga kali
semprot. Setiap satu jam sekali dianalisa (dengan indra penciuman) kualitas keharumannya,

304 ISBN 978-602-99557-0-5


Prosiding Seminar Nasional Kimia V UII 2011

daya tahannya dan kesegarannya. Setelah dilakukan analisa dapat disimpulkan perbandingan
parfum dan pelarut mana yang memiliki kualitas harum yang baik, daya tahan parfum dan
kesegarannya.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dilihat hasil penelitian terlihat bahwa perbandingan bibit parfum dengan berbagai
macam pelarut organik dalam beberapa jenis kain yang memiliki daya harum parfum yang
lama adalah pada perbandingan 6:4. Di sini terbukti bahwa dengan banyaknya persentase
bibit parfum maka akan lebih lama pula daya tahan harumnya. Selain perbandingan bibit
parfum dengan pelarut organik, cara penemprotan yang sejauh 10 cm ada pula faktor lainnya.
Dalam penelitian yang memiliki daya harum yang paling lama adalah perbandingan parfum
dengan pelarut organik super solvent. Super solvent yang merupakan racikan dari tim khusus
suatu perusahan dengan bahan-bahan yang baik dan terpilih, maka menghasilkan daya tahan
parfum yang lama.

Faktor lain yang mempengaruhi daya harum yang kuat selain dari perbandingan bibit
parfum dengan pelarutnya dan jenis pelarutnya, juga dipengaruhi oleh jenis kain yang
digunakan pada saat penyemprotan. Dalam penelitian ini digunakan 5 jenis kain, yaitu : kain
PE, kain CVC, kain TR, kain batik dan kain cotton. Dari berbagai macam jenis kain yang
digunakan terlihat bahwa jenis kain kaos, yaitu : PE dan cotton yang ternyata menambah
daya tahan parfum yang cukup lama. Kaos merupakan jenis pakaian yang sering dipakai
karena bahan yang simpel namun nyaman selain itu juga kaos merupakan jenis kain yang
menyerap sehingga tidak terasa panas memakainya. Dari jenis kaos PE dan Cotton temyata
memiliki perbedaan pada jenis kain Cotton memiliki daya tahan parfum yang lebih lama
dibandingkan dengan jenis kain PE. Hal ini dikarenakan jenis kain Cotton memiliki serat
benang yang lebih halus dan hasil rajutan serta penampilan kaos lebih rata sedangkan
kain PE terbuat dari serat sintetis yang kurang menyerap dibandingan dengan kain Cotton.

Dengan membuktikannya, maka dari data yang didapat dipilihlah jenis bibit parfum
sarah berbanding dengan super solvent untuk diujicobakan pada jenis kaos lain yaitu cotton
di sini terlihat bahwa daya tahan parfum yang sangat lama dari yang lainnya,
dikarenakan jenis kain Cotton yang telah dijelaskan sebelumnya.

Faktor lain mempengaruhi daya tahan parfum adalah tempat penyimpanan


parfum juga mempengaruhi. Parfum agar baik atau bagus harus disimpan dalam tempat
yang sejuk, karena salah satu bahan parfum adalah alkohol, alkohol jika dalam suhu
dingin mengalami kekenyangan O2, sehingga alkohol akan bereaksi mengikat bibit

ISBN 978-602-99557-0-5 305


Prosiding Seminar Nasional Kimia V UII 2011

parfum sebagai pasangannya, dan hal ini juga berguna untuk menghomogenkan atau
menyatukan antara bibit parfum dengan alkohol sebagai pelarut. Yang akan menstabilkan
harum semprotan pertama dan terakhir. Parfum juga baik digunakan sehari setelah
pembuatannya.

Kesimpulan dan Saran


Dari data serta penjelasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan
1. Perbandingan bibit parfum dan pelarut organik 6: 4 yang memiliki daya tahan
harum yang kuat,
2. Pelarut organik super solvent yang mempengaruhi daya harum yang lebih lama,
3. Kain jenis kaos merupakan faktor yang membuat daya harum lebih lama
4. Kain Cotton memberikan keharuman yang lama.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai parfum, dengan melanjutkan analisa
kadar air pada perbandingan bibit parfum Sarah-Lovely (1) dengan super solvent 6:4.

Pustaka
Ahira, Anne, 2011, Mengamati Geliat Toko Parfum di Bandung,
http://www.anneahira.comitoko-parfume.htm, tanggal 26 Mei 2011
Anonnymous, 2008, Sejarah Parfum,
http://zafa2gether.wordpress.com/2008/03/17/parfum-selayang-pandang/
tanggal 6 September 2010

Anonnymous, 2010, Komposisi Parfum,


http://mmparfume.blogspot.com/2009/12/komposisi-parfum-isi-ulang.html,
tanggal 13 Oktober 2010

Anonnymous, 2008, All About Parfume,

http://www.forumsains.com/kimia/all-about-parfume/?wap2, tanggal 30 Mei 2011


Anonnymous, 2008, Pengertian Parfum,

http://translate.google.co.id/translate?hl---id&langpair—en|id&u=http://en.wikipedia.or
g/wiki/Perfume, tanggal 6 September 2010
Perfume, Paradise, 2010, Sejarah dan Perkembangan Parfum,
http://paradiseperfumetoko.blogspoteom/2010/11/sejarah-dan-perkembangan-
parfum-kata.html, tanggal 25 Mei 2011
Purwaningsih, Dyah, 2008, Metode Ekstraksi Parfum dan Teknik Perkembangnya,
Wuny, hal 69

306 ISBN 978-602-99557-0-5


Prosiding Seminar Nasional Kimia V Ull 2011

S. B. Shrivastva, dkk., Perfume, Flavor and Essential Oil Industry, Small Industry
Research Institute, India, hal 17-27

Terjah, Edisi, 2011, Sejarah Minyak Wangi,


http://www.facebook.com/note.php?note id-213239165360729, tanggal 25 Mei 2011

ISBN 978-602-99557-0-5 307

Anda mungkin juga menyukai