Ejaan
Ejaan
1. Pendahuluan
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang yang menulis
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berarti dapat menggunakan
bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku dan
penulisan meliputi (1) kaidah ejaan dan tanda baca, (2) kaidah struktur bahasa
Indonesia dalam berbagai tataran kebahasaan (tata bunyi, tata kata, tata kalimat,
Pada bagian ini disajikan pembahasan tentang kaidah ejaan dan tanda baca
contoh-contoh kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca yang sering terjadi
pada penulisan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia diikuti dengan pembahasan
Dalam mengikuti sajian pada bagian ini, Anda disarankan untuk memiliki
disajikan.
1
Setelah mengikuti penyajian pokok bahasan ini, Anda diharapkan dapat
baca;
2. memahami penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan karya ilmiah
bahasa Indonesia;
3. menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat dalam penulisan karya ilmiah
bahasa Indonesia..
2. Penyajian
semua kaidah yang telah ditetapkan dalam ejaan bahasa yang bersangkutan.
Kaidah ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia secara lengkap telah ditulis
dalam buku kecil (tipis) yang berjudul “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
berikut: (1) pemakaian huruh, (2) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3)
penulisan kata, dan (4) penulisan unsur serapan. Oleh karena itu, menyajikan
ulang kaidah tersebut pada tulisan ini sungguh tidak tepat dan kurang bermanfaat.
2
kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi dalam penulisan-penulisan karya
Contoh: maka-nan
bula-tan
me-ngumpat
melapi-si
keutuhan kata dasar dan suku katanya. Kata dasar makanan adalah makan, kata
dasar bulatan adalah bulat, kata dasar mengumpat adalah umpat, dan kata dasar
melapisi adalah lapis. Pemenggalan yang betul ialah makan-an, bulat-an, meng-
Contoh (1) dan (2) tidak tepat, sebab gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, jabatan, dan pangkat ditulis dengan awal huruf kapital jika diikuti
nama orang, intansi, dan nama tempat. Pada contoh (3), kesalahannya terletak
pada penulisan meng-Indonesiakan. Kata indonesia yang menjadi kata dasar dari
3
kata turunan seharusnya tidak ditulis dengan huruf kapital. Sementara itu,
kesalahan pada contoh (4) terletak pada penulisan kata ambon. Ambon sebagai
nama geografi tidak ditulis dengan huruf awal kapital jika digunakan sebagai
pertanggung jawaban.
Contoh (1) tidak tepat, sebab bentuk dasar yang berupa gabungan kata
ditulis serangkai jika mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus. Jika gabungan
contoh (2) seharusnya ditulis serangkai, sebab salah satu unsur gabungan kata
Penulisan kata kau ambil pada contoh (1) tidak tepat, sebab seperti halnya
kata ganti yang lain (ku, mu, dan nya), kata ganti kau juga harus ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya. Sementara itu, penulisan disudut pada contoh (2)
seharusnya dipisah, sebab di pada kata dirumah merupakan kata depan (bandingan
4
5) Kesalahan Penulisan Singkatan
hukum).
Husodo).
Singkatan pada contoh (1) tidak tepat, sebab singkatan umum yang tidak
terdiri atas tiga huruf hanya diikuti dengan satu titik. Sebaliknya, yang terdiri atas
dua huruf seperti pada contoh (2) diikuti dengan dua titik dan cara penulisannya
tidak dengan menggunakan tanda garis miring. Contoh (3) tidak tepat sebab
penulisan nama dan gelar harus dilakukan dengan memisahkan nama dan gelarnya
dengan menggunakan tanda koma (,) dan singkatan gelarnya harus ditulis
menggunakan huruf capital diikuti dengan tanda titik pada setiap hurufnya.
Samirun, S.H. Sementara itu, kesalahan pada contoh (4) terdapat pada
dipisahkannya antara nama dan singkatan kelanjutan namanya dengan tanda koma
dan digunakannya tanda titik tidak pada tempatnya. Penulisan nama dan singkatan
5
1.1.1. Ilustrasi
1.1.1.1. Gambar
1.1.1.2. Tabel
Jalan Melati 5.
Bandar Lampung.
tidak hadir. Pada contoh (1), tanda titik tidak dipakai pada akhir deretan angka
atau dalam suatu bagan atau ikhtisar. Pada contoh (2), tanda titik tidak dipakai
jumlah. Sementara itu, pada contoh (3) dan (4), tanda titik seharusnya tidak
Sesudah kata hujan pada contoh (1) seharusnya memakai tanda koma, sebab tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
tidak menggunakan tanda koma. Pada contoh (3), di belakang nama (sebelum
6
singkatan gelar) harus diletakkan tanda koma untuk membedakan dengan
singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Sebaliknya, tanda koma pada contoh
(4) tidak diperlukan karena Sudiro Husodo merupakan singkatan nama yang
Penggunaan tanda titik dua pada contoh (1) tidak tepat, sebab titik dua
digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerian. Kita
(2) tanda titik dua seharusnya diganti dengan tanda titik, sebab pemerian yang
mengikuti pernyataan lengkap tersebut diawali dengan huruf capital dan diakhiri
Contoh: 1908-1995
7
diganti dengan tanda pisah yang penulisannya (secara manual) dilakukan dengan
3. Rangkuman
Indonesia harus mematuhi semua kaidah yang telah ditetapkan dalam ejaan
bahasa Indonesia. Kaidah ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia secara
lengkap telah ditulis dalam buku kecil (tipis) yang berjudul “Pedoman Umum
penulisan yang mencakupi hal-hal sebagai berikut: (1) pemakaian huruf, (2)
pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) penulisan kata, dan (4) penulisan
unsur serapan.
Kemudian, tuliskan kembali kalimat-kalimat tersebut dengan ejaan dan tanda baca
yang benar.
(2) Brigadir Jendral Samiun barusan saja dilantik menjadi Mayor Jendral.
(3) Jangan takut, Tuhan itu maha kuasa, maha baik, maha pengasih, dan maha
penyayang.
8
(6) Pertanggung jawabkan perbuatanmu kepada tuhan.
(9) Diantara dua bukit itu terdapat Lembah yang Sangat Indah.
(10) Tujuan hidup Inem adalah: (1) menyenangkan hati sesama, (2) menolong
RUJUKAN
9
(1) Tahun ini Samirun bertugas di Kabupaten Lampung Timur.
(2) Brigadir Jendral Samiun baru saja dilantik menjadi mayor jendral.
(3) Jangan takut, Tuhan itu Mahakuasa, Mahabaik, Maha Pengasih, dan Maha
Penyayang.
(9) Di antara dua bukit itu terdapat lembah yang sangat indah.
10