Anda di halaman 1dari 18

1

4 D

5 I

6 S

7 U

8 S

9 U

10 N

11 NOBERTUS BUMBUNGAN

12 G 401 10 049

13

14

15

16

17

18 UNIVERSITAS TADULAKO

19 FAKULTAS MIPA

20 2011
2

21 KATA PENGANTAR

22 Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

23makalah inti dapat selesai. Di dalam makalah terdapat berbagai jenis system

24integument hewan beserta dengan gambar yang dapat di gunakan sebagai tambahan

25ilmu untuk kita semua,

26 Akhir kata, tiada gading tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih

27jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi

28kesempurnaan makalah ini kami nantikan.

29

30 Palu, Maret 2011

31

32 Penulis

i
3

33 DAFTAR ISI

34

35Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………….i
36Daftar Isi………………………………………………………………………………ii

37BAB I PENDAHULUAN 1
38 a. Latar Belakang Masalah 1
39 b. Tujuan 1
40BAB II PEMBAHASAN 2
41 a. Sistem Integument Mamalia 2
42 c. Sistem Integumen Reptil 5
43 d. Sistem Integumen aves …………………………………………………………….6
44 e. System Integumen Pisces…………………………………………………………..8
45 f. Sistem Integumen Amfibi…………………………………………………………11
46BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………14

47 a. Kesimpulan ……………………………………………………………………….14

48DAFTAR ISI

49

2
4

50 BAB I

51 PENDAHULUAN

52A. Latar belakang

53 Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi &
54melindungi permukaan tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luar yang
55membatasinya dengan dunia luar. Organ yang sangat essensial, vital, serta cermin kesehatan
56dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastic, dan sangat sensitive, bervariasi pada
57keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh. Luas kulit kira-kira 1,5-2 m2, berat kulit
58kira-kira 4kg. pada orang dewasa 7% dari berat badan, tebal 1,5-4 mm, berbeda pada setiap
59bagian dari tubuh. Setiap 1 cm2 kulit mengandung 70 cm pembuluh darah, 55 cm saraf, 100
60kelenjar keringat, 15 kelenjar, 230 reseptor sensori, dan ½ juta sel mati dan sel baru.

61Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus & berguna untuk
62merasakan sentuhan/sebagai alat peraba. Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai
63keadaan yang sangat bervariasi. Bagian kulit yang sangat tipis terdapat disekitar mata & yang
64paling tebal terdapat ditelapak kaki & telapak tangan. Masing-masing mempunyai cirri khas
65(dermatoglipic pattern) yang berbeda-beda pada setiap orang yaitu berupa garis lengkung &
66berkelok-kelo. Kulit dapat dibedakan menjadi 3 lapisan yaitu kulit ari (epidermis), kulit
67jangat (dermis=kutis), dan hipodermis (sub kutis). Pada setiap hewan mempunyai system
68integument (kulit) yang berbeda dan fungsi yang berbeda namun mempunyai banyak
69persamaan juga.

70B. Tujuan
71 1. Untuk mengetahui fungsi kulit dari beberapa makhluk hidup.
72 2. Untuk mengetahui bagian-bagian integumen dari makhluk hidup

1
5

73 BAB II

74 PEMBAHASAN

75A. Sistem Integumen Mamalia


76 a. Sistem integumen Mamalia
77 Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang
78 monotremata (seperti ekidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau
79 marsupial).
80
81 Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis,
82 yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya
83 terdiri atas tiga puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar
84 dari lapisan epidermis ini sering terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering
85 membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis,
86 memiliki ketebalan lima belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis
87 terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis
88 tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan,
89 dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies.
90 Susunan jaringan kulit
91 1. Epidermis → dari ektoderm
92 Terdiri dari :
93 a. Stratum corneum : lapisan terluar
94 b. Stratum lucidum : lapisan peralihan
95 c. Stratum granulosum
96 - terdiri dari 3 lapis sel
97 - menghasilkan : keratohyaline (calon pembentuk tanduk)
98 d. Stratum germinativum : selalu membelah, untuk mengganti sel – sel yang
99 tua
100 2. Dermis / corium → dari mesoderm
101 Terdiri dari :
102 a. Stratum papilaris : dibawah stratum germinativum Membentuk papilae (jonjot)
103 untuk pemberian nutrisi ke epidermis
104 b. Stratum retikularis : susunan sangat
105 berserabut, menghasilkan chromatopora

2
6

106 3. . Rambut
107 Pertumbuhan :
108 a. Sel str. Germinativum membelah
109 → tumbuh kearah corium
110 b. Terbentuk papila → corium bersama pembuluh
111 darah masuk ke papila membawa bahan (makanan)
112 pembentuk rambut
113 c. Rambut terdiri dari bagian – bagian :
114 - Matrik : selubung papila yg selnya tetap hidup
115 - Rongga rambut : merupakan bagian yg sel – selnya mati

117 4. Tanduk
118 - Cula : ^ tonjolan daerah nasal
119 ^ dibungkus kulit dengan papil – papil epidermis → badak
120 - Tanduk rusa (antler)
121 Penonjolan tulang dari (osfrontalis) dibungkus kulit yang mengalami
122 nekrobiose → masih tampak pada pangkal
123 - Tanduk jerapah (fam. Girafidae)
124 Dari tulang tanduk (os.corni) yg bersenyawa dengancranium & ditutup kulit
125 yg berambut → tulang telanjang
126
127
128
129
130
131
132
133

134

135
136

3
7

137

138

139 b. Sistem Integumen Reptil


4
8

140 Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk,
141 terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat
142 berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun
143 berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu
144 berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan
145 terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal
146 sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid
147 (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki
148 gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi
149 sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi
150 spesies hewan tersebut.Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung
151 kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung
152 sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas.
153 Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang
154 apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi
155 warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang
156 terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes
157 (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum
158 outonomicum.

159
160 Contoh Reptile, Kadal
161

162

163

164 c. System Integument Aves

5
9

165. Bulu

166 Pertumbuhan bulu : berasal dari epidermis yang menyembul perlahan


167 kepermukaan kulit, berupa kuncup bulu yang nantinya akan membuka dan menjadi
168 bulu muda dipermukaan kulit yang selanjutnya menjadi bulu dewasa.

169 Macam bulu :

170 a. Bentuk

171 ^ Plumae : menutupi tubuh (contour featers)

172 ^ Filoplumae : bulu rambut ( hair featers)

173 ^ Plumulae : bulu bawah ( down featers)

174 b. Letak

175 ^ Rectrises → ekor, berdera bulu simetris

176 ^ Remiges → sayap, bendera bulu asimetris

177 ^ Tectrises → tubuh (penutup)

178 ^ Alula → kaki

179. Bagian bulu

180 1. Calamus (tangkai bulu), terdapat umbilical inferior (bawah) dan superior (atas)

181 2. Rachis, lanjutan calamus, tempat melekatnya vexilum (bendera bulu)

182 3. Vexilum terdiri atas barbae

183 4. Barbae terdiri atas barbulae inferior dan superior yang dihubungkan oleh kait

184 (radioli)

185

186

6
10

187

188

189

190

191

192

7
11

193 d. System Integumen Pisces

194 Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan
195 oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya.
196 Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan
197 dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang kompleks. Integumen sekalian
198 hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalulintas air dan zat-zat yang
199 terlarut di dalamnya secara bebas. Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-
200 pembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh secara difusi, karena itu
201 kecenderungan dari sel-sel yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat
202 besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum
203 germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan
204 pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan
205 pengembangan tubuh.Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh darah, saraf dan
206 jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya
207 lebih kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam
208 lapisan ini. Lapisan dermisi berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang
209 bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya. Asal mula terbentuknya dermis ini belum
210 banyak diketahui; diperkirakan bahwa jaringan ikat di bawah epidermis dulunya
211 berubah, terutama sekali menjadi tulang pada hewan nenek moyang vertebrata, seperti
212 yang terlihat pada fosil-fosil Ostracodermi yang mempunyai prisai-prisai tulang pada
213 kulitnya, yang pertumbuhannya sangat baik.
214
215 Lendir
216 Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan
217 tebal dibanding dengan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan
218 dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam
219 epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu,
220 misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding
221 pada saat atau keadaan normal.Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air
222 supaya ia dapat berenang dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka,
223 berperan dalam osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang mencegah keluar
224 masuknya air melalui kulit. Pada beberapa ikan tertentu menggunakan lendir sebagai
225 alat perlindungan pada saat terjadi kekeringan, misalnya ikan paru-paru

8
12

226 (Protopterus)yang menanamkan diri pada lumpur selama musim panas dengan
227 membungkus tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan
228 yang menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya
229 anggota dari genus Trichogaster.
230
231 Sisik
232 Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive,
233 sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat
234 dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis
235 sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. Di samping ikan bersisik terdapat
236 pula ikan yang sama sekali tidak bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus,
237 Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta
238 alba). Sebagai suatu kompensasi dari tidak terdapatnya lendir pada tubuhnya, mereka
239 memiliki lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih licin.Ada beberapa
240 jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle
241 fish”, ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula
242 yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat
243 seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang
244 tebal. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat
245 dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
246
247 a. Sisik Placoid
248 Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
249 (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang
250 bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya
251 terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar
252 dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang
253 primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa
254 terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri.
255 Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang
256 berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut
257 dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik
258 placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan
259 dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk
9
13

260 papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
261 merupakan derivate dari sisik.
262
263 b. Sisik Cosmoid
264 Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah
265 dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan,
266 yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel,
267 kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine
268 yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada
269 bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup
270 prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.
271
272 c. Sisik Ganoid
273 Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
274 (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut
275 ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan
276 berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
277 Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah
278 antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.d.Sisik
279 Cycloid dan CtenoidSisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-
280 masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan
281 golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid
282 dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii
283 beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian
284 atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah
285 tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara
286 tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti
287 genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih
288 cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih
289 gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-
290 butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh)
291 transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid
292 adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil).

10
14

293 Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di
294 tengah-tengah sisik.
295
296

297

298

299

300

301 Ikan Betok atau Iwak Papuyu (Anabas testudineus Bloch)

302 e. System integument amfibi

303 Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa
304 isik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering.
305 Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga
306 kelembaban, amfibi harus tetap hidup di daerah lembab. Kulit dari sebagian besar
307 amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang
308 mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun.

309 . Kulit kodok memiliki sifat permeabilitas, dimana air dan gas dapat “keluar-
310 masuk”. Kulit katak juga berfungsi sebagai alat pernafasan dan harus lembab
311 sehingga tidak kekeringan. Oleh karena itu katak harus mengembangkan adaptasi
312 yang berhubungan erat dengan sifat dari kulit mereka. Untuk mengurangi
313 kemungkinan kulit mengering maka adaptasi yang dilakukan antara lain:
314
315 1) Merapatkan tubuh untuk mengurangi luas permukaan yang bisa mongering,
316 2) Hidup dekat badan air,
317 3) Berlindung di tumbuhan teduh atau permukaan batu, 4) Menutupi kulit dengan b
318 bahan licin
319 5) Masuk ke dalam tanah
320

11
15

321
322 Anatomi kodok Kulit kodok dibawah Mikroskop (credit: Tjc)

12
16

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

13
17

349 BAB III

350 PENUTUP

351 a. Kesimpulan
352 1. Seperti kita ketahui kulitterbagi dari beberapa lapisan yang berfungsi melindungi
353 tubuh dari gangguan mekanis, fisis, organis dan terhadap mikroorganisme lain
354 serta hewan-hewan lain, sebagai isolator dengan adanya bulu dan rambut dan
355 sebagai stimuli dari lingkungan.
356 2. Integumen atau kulit merupakan bagian tubuh yang langsung berhubungan dengan
357 lingkungan luar tempat hewan itu hidup. Kulit itu sendiri terbagi beberapa lapisan
358 diantaranya epidermis, dermis (corium) dan subcutan. Diantara integumen kulit
359 tersebut terbagi lagi organ-organ pendukung yang di miliki oleh setiap kelompok
360 makhluk hidup, misalnya rambut, kuku, bulu dan kelenjar dari hewan tersebut.
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384

14
18

385 DAFTAR PUSTAKA


386
387http://mblarah.files.wordpress.com/2010/11/integumen-kulit.ppt

388http://sistem-integumen-pada-reptil.html

389http://sistem-integumen-pada-pisces.html

390http://sistem-integumen-pada-mamalia-binatang.html

391http://www.scribd.com/doc/19874662/KULIT

392http://www.gudangmateri.com/2010/03/amphibi.html

393

394

395

396

Anda mungkin juga menyukai