SKRIPSI
Disusun oleh:
KHALFIA KHAIRIN
1910201205
i
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA PADA MAHASISWA PUTRI DI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
SKRIPSI
Disusun oleh:
KHALFIA KHAIRIN
1910201205
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun oleh:
KHALFIA KHAIRIN
1910201205
Oleh:
Pembimbing : Ns. Widaryati, M.Kep.
Tanggal :
Tanda tangan :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
KHALFIA KHAIRIN
1910201205
24 Februari 2023
Dewan Penguji :
1. Penguji I : Ns. Dwi Prihatiningsih, M.Ng.
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
iv
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
MAHASISWA PUTRI DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
Khalfia Khairin2, Widaryati3
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia menjadi masalah pada mahasiswa putri yang kondisi dimana
ketika tubuh mengalami penurunan atau jumlah sel darah merah kurang dari normal
dengan kadar Hb normal pada remaja putri adalah >12 gr/dl. Anemia akan berdampak
pada pertumbuhan terhambat, prestasi belajar menurun, massa pertumbuhan mudah
terinfeksi, dan kebugaran atau kesegaran tubuh berkurang.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian Anemia pada remaja
putri di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif metode korelasi dengan
menggunakan teknik sampel purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 89 responden pada mahasiswa putri di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Teknik analisa data menggunakan Chi Square.
Hasil : Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan pola makan dengan
kejadian anemia di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. (p=0,000 r=0,745). Untuk pola
makan dari 89 responden mayoritas responden mengalami pola makan kurang sebanyak
50 (56,2%) pola makan cukup sebanyak 22 (24,7%) dan pola makan baik sebanyak 17
(19,1%). Untuk kejadian anemia dari hasil penelitian pada 89 responden didapatkan hasil
remaja yang mengalami anemia sebanyak 58 (65,2%) dan yang tidak mengalami anemia
sebanyak 31 (34,8%). Hasil koefisien korelasi antar variabel sebesar 0,745 dengan
tingkat signifikan 0,000 menunjukkan ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia
pada remaja putri di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dengan kategori sangat kuat,
dengan mengkonsumsi makanan yang beragam dan bergizi.
Simpulan dan Saran : Dalam penelitian ini didapatkan hasil yaitu adanya hubungan
antara pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswa putri di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Bagi mahasiswa putri sebaiknya selalu membiasakan pola makan
yang sehat, dengan mengkonsumsi makanan beragam dan bergizi.
1. Judul skripsi
2. Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
v
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
MAHASISWA PUTRI DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
Khalfia Khairin2, Widaryati3
ABSTRACT
Background: Anemia is a problem for female students where when the body
experiences a decrease or the number of red blood cells is less than normal with normal
Hb levels in female students is >12 gr/dl. Symptoms of anemia that often appear are
frequent dizziness, fatigue, weakness and pale skin. Anemia will have an impact on
stunted growth, decreased learning achievement, growth mass is easily infected, and
reduced fitness or body fitness. Objective: To determine the relationship between diet
and the incidence of anemia in young women at 'Aisyiyah University, Yogyakarta.
Methods: This study used a quantitative correlation method using a purposive sampling
technique. The sample in this study were 89 respondents to female students at 'Aisyiyah
University, Yogyakarta. Data analysis technique using Chi Square.
Results: The results of this study stated that there was a relationship between diet and the
incidence of anemia at 'Aisyiyah University, Yogyakarta. (p=0.000 r=0.745). For the
eating pattern of the 89 respondents, the majority of respondents experienced a poor diet,
50 (56.2%), 22 (24.7%) had enough, and 17 (19.1%) had a good diet. For the incidence
of anemia From the results of the study on 89 respondents, it was found that 58 (65.2%)
experienced anemia and 31 (34.8%) who did not have anemia. The results of the
correlation coefficient between variables of 0.745 with a significant level of 0.000
indicate that there is a relationship between diet and the incidence of anemia in young
women at 'Aisyiyah University Yogyakarta in a very strong category, by consuming a
variety of nutritious foods.
Conclusions and Suggestions: In this study, the results obtained were that there was a
relationship between diet and the incidence of anemia in female students at 'Aisyiyah
University, Yogyakarta. For female students, you should always get used to a healthy
diet, by consuming various and nutritious foods.
1. Thesis title
2. PSIK Student, Faculty of Health Sciences, University of 'Aisyiyah Yogyakarta
3. PSIK Lecturer, Faculty of Health Sciences, University of 'Aisyiyah Yogyakarta
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar kesarjanaan
pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang penegtahuan peneliti juga tidak terdapat karya
orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta
Tanda tangan
Khalfia Khairin
Materai
Rp. 10.000.-
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Mahasiswa putri di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana (S1) pada Program Sarjana Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. Penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos. M.Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Deasti Nurmaguphita, S.Kep., Ns., M.kep., Sp.Kep.J, selaku Kepala Program Studi
S1 Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Ns. Widaryati, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat.
5. Ns. Dwi Prihatiningsih, M.Ng, selaku dosen penguji yang telah memberikan
bimbingan serta motivasi yang sangat bermanfaat.
6. Pihak kampus Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan dukungan
dan bantuan
7. Keluarga tersayang saya Bapak M.Syaiful Khair, Ibu Sulastri, abang saya Khairul
Ikhwan, dan adik saya Khairul Hafiz yang selalu mendoakan saya dan selalu
memberikan dukungan serta memberikan semangat tiada hentinya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan saya di kampus yang selalu memberikan semangat dan
motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat saya yang berada di Kalimantan Barat yang selalu memberikan bantuan dan
memberikan dukungan serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu, yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan kemampuan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
peneliti. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini dan semoga dapat memberikan manfaat untuk seluruh pembaca.
Khalfia Khairin
viii
DAFTAR
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN DEPAN....................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................................v
ABSTRACT....................................................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................................vii
KATA PENGANTAR..................................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................................7
F. Keaslian Penelitian....................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................17
A. Tinjauan Teoritis.......................................................................................................17
B. Tinjauan Islami.........................................................................................................35
C. Kerangka Konsep......................................................................................................37
D. Hipotesis....................................................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................39
A. Rancangan Penelitian................................................................................................39
B. Variabel Penelitian....................................................................................................39
C. Definisi Operasional Penelitian.................................................................................41
D. Populasi dan Sampel.................................................................................................42
E. Etika Penelitian..........................................................................................................44
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data.........................................................................46
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................50
H. Rencana Jalannya Penelitian.....................................................................................52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................53
A. Hasil...........................................................................................................................50
B. Pembahasan...............................................................................................................55
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................................60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................61
A. Simpulan....................................................................................................................61
B. Saran..........................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................64
LAMPIRAN
ix
DAFTAR
x
DAFTAR
xi
DAFTAR
Lampiran 8 Kuesioner
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anak-anak dibawah usia 5 tahun dan 40% ibu hamil di seluruh dunia mengalami
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 32% atau tiga dari sepuluh
remaja Indonesia menderita penyakit anemia dan berdasarkan jenis kelamin pada
Prevalensi anemia remaja putri di DIY berdasarkan hasil survey pada tahun 2018
terjadi perbaikan yaitu sebesar 19,3% dengan resiko KEK (Kekurangan Energi
Kronis) sebesar 46%. Dalam hal ini perlu upaya ekstra untuk memperbaiki status
Anemia pada mahasiswa putri dapat terjadi dikarenakan kurang gizi dan
makanan sehari harinya. Kekurangan zat besi dianggap penyebab paling umum
dari anemia secara global, tetapi beberapa lainnya kekurangan gizi termasuk
folat, vitamin B12 dan vitamin A3 menyebabkan mahasiswa putri tidak dapat
proses sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). Jika hal ini terjadi dalam jangka
waktu
1
2
Tanda dan gejala anemia sering muncul yaitu pusing, kelemahan dan
sering mengalami pusing, lemas dan kulit pucat (Emiliana et al., 2021). Gejala
anemia juga yang sering timbul adalah seperti kehilangan selera makan, sulit
fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan gangguan perilaku atau orang
awam lebih mengenal dengan gejala 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lunglai), wajah
yang terjadi pada remaja putri yang terkena anemia adalah sering mengeluh
pusing dan dan mata berkunang-kunang, kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
telapak tangan menjadi pucat, lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai dan juga
memiliki anak (Sandra, 2017). Dampak anemia pada remaja putri yaitu
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang dan
gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras, kebiasaan sarapan pagi,
sosial ekonomi dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan wilayah.
kesehatan dan asupan zat besi (Arisnawati & Zakiudin, 2018). Penyebab anemia
sumber zat besi termasuk sayuran dan buah-buahan serta lebih senang
lemak dan gula yang tinggi tetapi rendah serat, zat besi, vitamin A, vitamin B12,
asam folat dan kalsium. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada masa
remaja baik fisik, mental, sosial dan emosional menyebabkan perubahan ragam
gaya hidup (life style) dan perilaku konsumsi remaja (Syafiq, 2017).
pada remaja putri dengan pemberian suplementasi akan efektif sebagai salah satu
perbaikan gizi, apabila diminum sesuai aturan pakai. Adapun salah satu aturan
pemakaian tablet Fe minum satu tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali atau
sesuai kebutuhan dan dianjurkan minum satu tablet selama haid. Manfaat tablet
Fe yaitu pengganti zat besi yang hilang bersama darah pada wanita haid, wanita
mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang
kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus, meningkatkan
status gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita. Berdasarkan hasil penelitian
1,550 dengan p
4
value = 0,001 artinya ada pengaruh yang signifikan pemberian tablet Fe terhadap
kenaikan kadar Hb remaja putri yang mengalami anemia (Yuanti et al., 2020).
Pola makan yang salah dan pengaruh pergaulan karena ingin langsing dan diet
yang ketat dan kebiasaan makan yang tidak teratur dapat menyebabkan anemia
(Suryani, 2015). Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
jumlah sel dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan
Perilaku makan remaja dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi jumlah dan karakteristik keluarga,
peran orang tua, teman sebaya sosial, nilai dan norma, media massa, fast food
(Mardalena, 2017). Perilaku makan pada remaja yang lebih menyukai makanan
ringan atau snack, dan karena kesibukan beraktifitas seseorang menjadi lupa
makan lalu hanya konsumsi makanan cepat saji. Masalah lain yang terjadi pada
remaja dengan makan banyak asal kenyang dengan tiggi lemak dan karbohidrat
dapat berampak pada kesehatan remaja dengan timbulnya kasus gizi seperti
Syifa School Banda Aceh menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan
dengan anemia pada remaja putri di SMK Kesehatan Assyifa School Banda
Aceh, diperoleh nilai p value =0,004. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Hartati Deri Manila & Aprimayona Amir (2021) hasil penelitian yang telah
dilakukan
5
menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMA Murni Padang yang ditunjukan dengan nilai
yang memiliki pola makan baik tetapi mengalami kejadian anemia sebanyak 4
responden (7,5%) dan hal ini menunjukan tidak hanya pola makan yang
Vitamin B12, Protein dan Asam Folat dalam makanan yang dikonsumsi. Dari
remaja akhir yang berusia sekitar 18-20 tahun di perguruan tinggi Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.
putri tidak sarapan pagi dan pola makan tidak teratur. Remaja putri juga sering
merasakan lesu, letih, lemah, lunglai, lalai (5L) dan sering tidak mengkonsumsi
tablet tambah darah untuk mencegah anemia, sedangkan 40% remaja putri
lainnya melakukan pola makan yang baik dan teratur serta mengetahui
makan makanan yang tidak sehat atau tidak baik seperti tidak sarapan pagi,
sering telat makan, pola makan yang tidak teratur, menyebabkan remaja putri
tidak mampu memenuhi kadar nutrisi atau keanekaragaman zat makanan yang
Aisyiyah Yogyakarta”.
7
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah terdapat tingginya angka anemia pada remaja dan dapat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Aisyiyah Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Aisyiyah Yogyakarta.
1. Lingkup Materi
2. Lingkup Responden
Yogyakarta.
3. Lingkup Waktu
2023
4. Lingkup Tempat
F. Keaslian Penelitian
remaja putri memiliki pola makan yang baik, Dan 70,2% remaja
batasan anemia. Hasil dari penelitian ini adalah remaja putri SMA
pada bulan Juni sampai Juli 2019. Populasi dalam penelitian ini
Karanganyar yang
1
orang, dan yang mempunyai pola makan sehat dan remaja yang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Anemia
a. Definisi Anemia
disebabkan pola makan yang salah selain infeksi dan menstruasi dan
remaja putri membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi, termasuk zat besi,
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari keadaan normal. Orang
anemia dan masih terlihat dalam keadaan yang relatif sehat, semakin
rendah Hb, menunjukkan makin berat keadaan anemia yang diderita dan
dini, dan kehamilan remaja dan remaja putri dapat menderita anemia jika
12
1
b. Gejala Anemia
atau orang awam lebih mengenal dengan gejala 5L (lemah, letih, lesu,
Gejala yang dialami oleh penderita anemia seringkali tidak terlihat secara
penderita anemia adalah lemah, letih, lesu, pucat dan cepat lelah (Febriani
1) Pemeriksaan Klinis
Ketika seseorang terkena anemia gizi besi dapat diluhat dari tanda
c) Napas pendek
e) Mudah mengantuk
h) Mudah mengantuk
i) Lidah licin
1
pengukuran kandungan zat gizi dan substansi kimia lain dalam darah
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang
dan sekitar dua per tiga zat besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah
anemia antara lain gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras,
Angka tingginya kasus anemia ini disebabkan oleh banyak faktor, yaitu
sarapan pagi, adanya kebiasaan minum teh dan kopi yang dilakukan
dalam tubuh, serta asupan beberapa zat gizi seperti energi, protein, dan
vitamin C yang kurang dari AKG serta asupan zat besi yang defisit pada
menderita anemia.
d. Klasifikasi Anemia
al., 2019).
ibu yang nantinya akan hamil dan melahirkan seorang bayi sehingga
risiko kematian ibu melahirkan lebih timggi dan berat bayi lebih rendah
(BBLR). Secara
1
khusus, kontrol anemia pada wanita usia subur sangat penting untuk
mencegah bayi lahir rendah berat badan dan kematian perinatal dan ibu,
dan menjaga waktu makan pagi, siang dan malam dan perlu
kaya akan vitamin seperti liver, limpa, bayam dan ekstrak buah yang
asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah
g. Pemeriksaan anemia
hematokrit < 30%, dan eritrosit < 2,8 juta/mm3. Derajat anemia
terhadap target organ seperti mata, kuku, bibir dan lidah. Pemeriksaan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
Lakukan
1
(heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
2015).
pada darah vena, karena oksigen dalam darah vena merupakan sisa
perlu di ingat pada saat proses pengambilan sampel darah kapiler tidak
Pada dasarnya darah vena dan darah kapiler sama, berada dalam
satu siklus peredaran darah yang saling berkaitan dan keduanya dapat
setiap hari oleh satu orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan
pola makan yang sehat dan seimbang untuk menjaga kesehatan serta
utama anemia pada remaja putri adalah kurangnya asupan zat gizi melalui
Peningkatan kebutuhan akan zat besi (Fe) untuk pembentukan sel darah
merah yang lazim terjadi pada masa pertumbuhan dan masa pubertas,
di atas rata-rata dapat terjadi pada remaja putri dengan pola haid yang
lebih banyak dan waktunya lebih panjang (Ayu Dwi Putri Rusman, 2018).
yaitu:
1) Jenis Makanan
hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran,
2) Frekuensi Makanan
3) Jumlah Makanan
setiap orang atau setiap individu dalam kelompok dan cara makan
terjadinya penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa, seperti
(berat badan, tinggi badan) massa tubuh serta komposisi tubuh adalah
sebagai berikut:
masa remaja
expenditure.
2
pada masa remaja dan akhir dekade kedua kehidupan 90% massa
berikut:
gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas
1) Faktor Ekonomi
baik.
3) Faktor Pendidikan
4) Faktor Lingkungan
keluarga, kebiasaan orang tua, norma dan nilai-nilai sosial budaya, media
perilaku makan
2
Tadulako, 2020).
hingga sore, dan belum lagi jika ada kegiatan tambahan. Semua aktivitas
tidak tidak terpenuhi (Sari et al., 2019). Pencegahan anemia pada remaja
tablet besi, dianggap cara yang efektif karena kandungan besinya padat
selanjutnya dengan diet kaya zat besi, vitamin B, dan vitamin C yaitu
seperti:
sumber zat besi non heme terbaik. Seperti bayam, kubis, sawi, dan
swiss chard.
2
Daging dan unggas juga mengandung zat besi heme, terdapat pada
daging merah, domba, dan daging rusa. Unggas dan ayam memiliki
jumlah zat besi yang lebih rendah, Apabila daging dan unggas di
makan dengan zat besi non heme, seperti sayuran hijau, dengan buah
3) Hati
Hati ini kaya akan zat besi dan folat seehingga baik untuk
mencegah anemia. Selain hati, beberapa jeroan yang kaya zat besi
4) Seafood
sumber yang baik seperti tiram, kerang, kepiting, dan udang. Ikan
juga sebagian besar mengandung zat besi seperti tuna, ikan kembung,
Kacang-kacangan dan biji bijian adalah sumber zat besi yang baik.
labu, kacang mete, kacang pistasi, biji rami, kacang pinus, dan biji
B12, atau kekurangan gizi secara umum. Defisiensi zat besi biasanya
terjadi pada remaja karena pola makan yang salah, dan kebutuhan gizi
makanan yang rendah nutrisi pada remaja terutama terjadi pada remaja
tidak sehat. Antara lain kebiasaan tidak makan pagi, malas minum air
rendah gizi dan makan makanan siap saji. Sehingga remaja tidak mampu
untuk proses sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). Bila hal ini terjadi
bermakna antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri.
3. Konsep Remaja
a. Karakteristik Remaja
karena memang pada masa ini lah perkembangan tubuh berada di fase
optimalnya.
ataupun berprestasi.
3) Pada fase ketiga seorang remaja memiliki ketertarikan yang kuat pada
lawan jenisnya.
3
5) Pada masa kelima merupakan masa peralihan, dalam masa remaja ini
yang dialaminya.
6) Masa pencarian identitas diri atau sering disebut dengan masa krisis
identitas, pada masa ini remaja ingin mengetahui berbagai hal yang
ada di dunia ini dan ingin mengetahui apakah hal tersebut baik atau
kebahagian baginya.
7) Pada masa ketujuh atau pada masa terakhir remaja sebagai masa
ambang dari masa dewasa atau yang diartikan bahwa remaja sering
usia remaja terdiri dari tiga fase, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja
yang baru. Teman sebaya memiliki peran yang penting. Pada masa ini
membuat keputusan sendiri dan selain itu penerimaan dari lawan jenis
3) Masa remaja akhir merupakan anak yang mencapai usia 18-20 tahun.
orang dewasa.
B. Tinjauan Islami
Manusia perlu makan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala
proses fisiologis. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, yaitu ada
yang berfungsi sebagai sumber tenaga, pembangun, dan pelindung atau pengatur segala
proses. Manusia menganggap bahwa makanan yang ia makan merupakan sumber energi
yang hanya mendatangkan manfaat, namun tidak memperhatikan bahwa makanan dapat
pula menjadi sumber bahaya apabila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan
aturan yang ada atau sesuai syariat agama. Seperti dalam firman Allah swt. QS.
bahaya. Namun tidak demikian di zaman modern ini, kemakmuran hidup dengan taraf
3
ekonomi yang semakin meningkat turut mempengaruhi gaya hidup manusia, seperti
manusia lebih banyak makan di warung-warung dan restoran yang kebersihannya belum
terjamin dibanding memasak di rumah. Terutama juga dalam hal memilih makanan
banyak varian yang gunanya hanya memenuhi selera lidah (Rahayu, 2019)
membuat iman menjadi lemah seolah-olah hidup dipusatkan untuk memenuhi nafsu
makan saja. Makan secara berlebihan dapat memicu terjadinya penyakit yang membuat
tubuh tidak mampu mencerna segala makanan yang masuk ke dalam tubuh dan bisa
mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh sehingga tubuh menjadi tidak ideal atau
biasanya disebut obesitas (Kusumawardani & Pratiwi, 2020). Dalam firman Allah SWT.
Artinya : “Wahai anak cucu adam, pakailah pakaianmu yang bagus setiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan, Sungguh Allah tidak
C. Kerangka Konsep
Anemia
Pertumbuhan terhambat
Kebugaran atau kesegaran tubuh berkurang
Prestasi belajar menurun
Massa pertumbuhan mudah terinfeksi
Kejadian Anemia
Pola pada mahasiwa putri
Tidak Anemia
Pertumbuhan tinggi badan lebih optimal
Kebugaran Fe meningkat
Resiko melahirkan bayi berat badan lebih ren
Lebih aktif melakukan aktivitas
Jenis kelamin
Umur
Wilayah
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
3
KETERANGAN :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Ada hubungan
anemia yang dialami oleh remaja putri. Jika mahasiswa putri mengalami anemia maka
D. Hipotesis
Yogyakarta”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
antara variabel bebas yaitu pola makan dengan variabel terikat yaitu kejadian
kuantitatif dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan ada tidaknya manipulasi
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yaitu variabel yang tidak tergantung atau variabel yang
variabel terikat yaitu variabel yang tergantung pada variabel bebas dan dikatakan
34
3
1. Variabel Terikat
variable. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian anemia pada
2. Variabel Bebas
variables. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola makan pada
3. Variabel Pengganggu
terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
yang memiliki uang saku normal mulai dari 15.000 dan diatasnya perhari.
mahasiswa putri.
Yogyakarta.
C. Definisi Operasional
1. Pola Makan
2. Kejadian Anemia
(Hb) dalam darah yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang
digunakan adalah skala nominal, yaitu dikatakan anemia jika hasil ukur
kadar Hb <
12 gr/dL dan jika hasil pengukuran kadar Hb > 12 gr/dL maka tidak
dikatakan anemia.
3
1. Populasi
2. Sampel
n= N Z2 p q
((N-1)d2 +(Z2pq))
3
n= 4.717,7921
58,67+0,8067
n= 79,58
n= 80
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
out pada subyek penelitian maka perlu dilakukan koreksi besar sampel
n’ = n
1-f
n’ = 80
1-0,1
n’ = 88,89 = 89
besar sampel
3
n = besar sampel
adalah 89 responden.
a. Kriteria Inklusi
Yogyakarta
b. Kriteria Ekslusi
E. Etika Penelitian
manusia, maka segi etika peneltian harus diperhatikan (Hidayat, 2014). Masalah
lain:
Kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik
tumbuhan) yang menyatakan dalam sebuah skripsi riset layak dilaksankan jika
telah memenuhi syarat. Pada peneltian ini melibatkan manusia sebagai bahan
4
penelitian dan telah disetujui oleh KEPK (Komisi Etik Penelitian Kesehatan)
61/LPPM/UNISA/2023.
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya kelompok ataupun data tertentu yang akan dilaporkan
keadilan
4
keterangan setiap hari (2-3 kali), lauk pauk dengan skor 25 keterangan
skor 1 keterangan 1-2 kali perminggu, lain lain dengan skor 0 keterangan
selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun dan
skoring terdapat pada tabel 3.2 kategori baik dengan skor 344-452, cukup
dengan skor 263-343, dan kurang dengan skor 128-236. Kuesioner ini
diisi langsung dan dibagikan kepada responden yang akan dibantu oleh
masing bahan makanan kemudian diberi nilai menurut tabel berikut ini:
Kategori Skor
Baik 344-452
Cukup 263-343
Kurang 128-236
responden yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu pada mahasiswi dengan
usia 18-20 tahun. Setelah kuesioner diisi dan memeriksa kelengkapan jawaban
maka peneliti mengambil data anemia yaitu dengan metode digital hemoque
dengan merk Easy Touch dengan waktu yang akan dilakukan pada saat jam
mata kuliah kosong dan saat jam istirahat pada hari Senin sampai hari Sabtu di
a. Uji Validitas
yang diperoleh dan dilaporkan peneliti dengan data nyata yang berada di
dengan ketentuan :
karena instrumen yang digunakan sudah baku dan dinyatakan valid. Hasil
30
4
item kuesioner FFQ (Food Frequency Quisioner) memiliki nilai r tabel < r
b. Uji Reliabilitas
peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama atau
peneliti yang sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama
reliabel
2. Jika Crombach Alpha < 0,6 menyatakan bahwa variabel tersebut tidak
reliabel
diambil adalah kuesioner reliabel karena nilai alpha > r tabel yaitu 0,972 >
0,361.
4
a. Editing
b. Coding
c. Scoring
makanan pokok dengan skor 50 yaitu Setiap hari (2-3 kali), lauk pauk
dengan skor 25 yaitu 1 kali perhari (7x/ Minggu), sayuran dengan skor 15
yaitu 5-6 kali perminggu, buah-buahan dengan skor 10 yaitu 3-4 kali
perminggu, minuman dengan skor 1 yaitu 1-2 kali perminggu, dan lain-
lain
4
cukup (total skor 236-343), dan kurang (total skor 128- 235).
d. Cleaning
telah bersih dari kesalahan, baik pada waktu pengkodean maupun waktu
pengolahan.
e. Tabulating
jawaban yang sesuai dengan variabel yang diteliti dan diberi penilaian
2. Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
bivariat.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan tiap variabel dan hasil
b. Analisis Brivariat
terhadap outcome, dalam hal ini variabelnya yaitu hubungan pola makan
atau kategori (Sugiyono, 2011). Uji Chi Square dipilih karena skala data
yang digunakan adalah skala data ordinal dan nominal dan jumlah sampel
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Awal
a. Dalam tahap awal penelitian ini adalah menentukan judul dan tempat
variabel bebas sedangkan untuk variabel terikat yaitu anemia pada remaja
Yogyakarta.
4
2. Tahap Pelaksanaan
tidak menstruasi.
f. Melakukan uji instrumen alat ukur (kuesioner) yang digunakan yaitu uji
hipotesis.
3. Tahap Akhir
teori-teori terkait.
Yogyakarta.
BAB IV
BAN PT.
Teknologi, dan Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial & Humaniora dan memiliki 20
program studi. Visi dari perguruan tinggi swasta ini adalah menjadi universitas
angkatan berjumlah 5.848 pada tahun 2022 dan sedang melakukan perkuliahan
50
5
2. Analisis Univariat
variabel bebas (pola makan) dengan variabel terikat (kejadian anemia pada
mahasiswa putri).
a. Karakteristik responden
Karakteristik n %
Usia
18 5 5,6
19 23 25,8
20 61 68,5
Lama Menstruasi
6 hari 16 18,0
7 hari 73 82,0
Tempat Tinggal
Rumah 5 5,6
Kost 84 94,4
Uang Saku perhari
Rp. 30.000 55 62,9
Rp. 50.000 33 37,1
Asal Prodi
S1 Keperawatan 11 12,4
D3 Radiologi 23 25,8
S1 Gizi 8 9,0
S1 Bidan 26 29,2
S1 Psikologi 14 15,7
S1 Akuntasi 7 7,9
Total 89 100
kelompok usia pada remaja putri yaitu sebagian besar usia 20 tahun sebanyak
5
sebanyak 84 orang (94,4%) dan untuk uang saku perharinya sebagian besar
mahasiswa putri sebanyak Rp. 30.000 (62,9%) sedangkan untuk prodi dari 89
b. Pola Makan
pola makan cukup sebanyak 22 orang (24,7%) dan pola makan baik
c. Kejadian Anemia
yaitu 5,9 gr dan untuk hasil pengukuran hemoglobin (Hb) yang tidak
3. Analisa Bivariat
variabel bebas yaitu pola makan dengan variabel terikat yaitu kejadian
Berdasarkan uji chi square, pada bagian person chi square terlihat
nilai value 0,000 (x2). Karena nilai value 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswa putri
masuk dalam kategori kuat menunjukkan semakin memiliki pola makan yang
A. Pembahasan
Yogyakarta
kelompok usia pada remaja putri yaitu sebagian besar usia 20 tahun
kost sebanyak 84 orang (94,4%) dan untuk uang saku perharinya sebagian
besar mahasiswa putri sebanyak Rp. 30.000 (62,9%) sedangkan untuk prodi
pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang lebih tinggi dan adanya
pada remaja cukup beragam. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
anemia antara lain adalah status gizi, menstruasi, dan sosial ekonomi.
tahun 2013 menunjukkan pravelensi anemia pada usia 5-14 tahun sebesar
36.8% pada sebagian siswi yang mempunyai orang tua dengan tingkat
haid berlangsung 3-6 hari, yang kurang sekitar 1-2 hari dan diikuti dengan
akan mengalami lebih banyak kehilangan darah saat menstruasi dari pada
semakin lama proses menstruasi maka semakin banyak darah yang keluar,
yang mana hal ini dapat menyebabkan masalah anemia pada perempuan.
makan cukup sebanyak 22 orang (24,7%) dan pola makan baik sebanyak 17
mahasiswa putri mempunyai pola makan yang tidak baik atau pola makan
yang kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian (Jeumpa, 2020) didapatkan
dimana dapat mengganggu aktifitas yang dirasakan yaitu terasa lemas, hal
cepat saji dan instan. Hal ini juga sejalan dengan teori Adriani dalam Tiaki
yang tidak sehat. Selain itu remaja putri biasanya sangat memperhatikan
mendapatkan bentuk tubuh yang ideal menurut mereka, kebiasaan diet ini
mengtakan jarang sekali makan satu piring nasi hal ini menggambrkan
adanya upaya pengurangan makan atau diet pada remaja dengan anemia.
keluarga, peran orang tua, teman sebaya, social budaya, nilai norma,
ideal, misalnya saja pembatasan asupan makanan agar berat badan tidak
dimana bentuh tubuh tinggi dan kurus merupakan hal yang diinginkan
oleh remaja putri. Hal ini terkadang membawa pengaruh buruk, banyak
remaja yang menerapkan pola makan tidak sehat demi mendapat tubuh
ideal. Pola makan yang salah bisa meningkatkan risiko status gizi buruk
48 (53,9%).
SMP Advent Lubuk Pakam dimana pola makan baik sebesar 44,4 % dan
tidak baik 55,5 %. Hasil Penelitian ini juga hampir sama dengan penelitian
menunjukkan pola makan baik sebesar 41,9% dan tidak baik sebesar
penduduk Indonesia sebesar 78,4 gram per orang per hari. Protein nabati
makanan ini mencapai 56,7 gram dan 257,7 gram per orang per hari.
gram per orang per hari dan 33,5 gram per orang per hari. Alasan remaja
putri memilih protein hewani ketimbang nabati antara lain karena alasan
kesukaan hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
makan yang kurang baik, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian
(7,5%). Hal
6
defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering terjadi pada remaja,
karena kebutuhan yang tinggi untuk pertumbuhan. Anemia kurang zat besi
lebih banyak terjadi pada remaja putri dibanding remaja putra. Remaja
zat besi
± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi remaja putri lebih banyak
kurangnya pasokan oksigen keotak. Hal ini sangat merugikan bagi remaja
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan pola makan
penelitian (Zubir, 2018) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola
makan dengan anemia pada remaja putri di SMK Kesehatan Assyifa School
Banda Aceh, demikian pula hasil penelitian dari (Manila, 2021) terdapat
ada hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri
di SMA Murni Padang. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
Bakung Kota Jambi Tahun 2017. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
asupan protein, zat besi dan seng dengan kadar hemoglobin pada remaja
putri di SMA Batik 1 Surakarta dan penelitian (Akib & Sumarmi, 2017)
status anemia pada remaja putri di SMA MTA Surakarta. Berbanding balik
ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di
remaja putri yang memiliki resiko tinggi dan cenderung disebabkan oleh
perilaku makan makanan sehat dan bergizi. Anemia yang di alami remaja
status gizi apabila makanan yang dikonsumsi mempunyai nilai yang baik,
maka status gizi akan baik, begitu pula jika makanan yang dikonsumsi
2023). Remaja putri dengan pola makan tidak sehat lebih mungkin
prevalensi mie instan dan makanan cepat saji lainnya di kalangan remaja
terlebih mereka tempat tinggal di kost karena jauh dari rumah dan juga
konsumsi zat besi bagus serta kadar hemoglobin baik, sehingga tidak
terjadi anemia. Ikatan antara zat besi serta kadar hemoglobin bahwa zat
hemoglobin yang lebih rendah dari normal dan taraf gizi besi untuk
bagian yang diserap melalui saluran pencernaan, persediaan zat besi dalam
kendala ataupun halangan pada pertumbuhan, baik sel tubuh ataupun sel
sebab itu, untuk mencegah anemia pada remaja putri, sangat penting
al., 2018).
d. Keterbatasan Penelitian
A. Simpulan
1. Pola makan pada mahasiswa putri dari 89 responden mayoritas dalam kategori
pola makan kurang yaitu sebanyak 50 responden (56,2%) untuk kategori pola
makan cukup yaitu sebanyak 22 responden (24,7%) dan untuk kategori pola
(34,8%)
3. Adanya hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswa putri di
Yogyakarta.
korelasi sebesar 0,745. Hal ini menunjukkan keerataan hubungan kategori kuat.
61
6
B. Saran
remaja putri tentang pola makan yang baik dengan memanfaatkan fasilitas
misalnya dengan poster tentang pola makan dan tanda tanda kejadian anemia.
Hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti dan rujukan
selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang judul yang sama dengan
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, F. (2019). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
Putri Sman 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019. Jurnal Doppler
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 3(2), 18–21.
Arisnawati, & Zakiudin, A. (2018). Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Dengan Kejadian
Anemia Pada Remaja Putri di SMA Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. Jurnal
Para Pemikir, 7(1), 53–58.
Ayu Dwi Putri Rusman. (2018). Pola Makan Dan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi
Yang Tinggal Di Kos-Kosan. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 1(2).
Dewi, N. U., & Tadulako, U. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Makan pada Remaja SMA Negeri 1 Palu. June.
Emiliana, B.Dhesa, D., & Mayangsari, R. (2021). Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian
dan Pengendalian Penyakit Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari. Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian Dan Pengendalian
Penyakit Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari, 01(01), 1–7.
Febriani, A. Y. U., & Sijid, S. T. A. (2021). Review : Anemia Defisiensi Besi. November,
137–142.
Hockenberry, Wilson, & Rodgers. 2019. Wong’s Nursing Care Of Infants and Children.
Elsevier: St. Louis.
6
Jaelani, M., Simanjuntak, B. Y., & Yuliantini, E. (2017). Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 8(3),
358. https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.625
Julaecha, J. (2020). Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Abdimas
Kesehatan (JAK), 2(2), 109. https://doi.org/10.36565/jak.v2i2.105
Kusuma, N. I., & Kartini, F. (2021). Changes in Knowledge and Attitudes in Preventing
Anemia in Female Adolescents : A Comparative Study. 1(2).
Kusumawardani, A., & Pratiwi, A. (2020). PENGARUH POLA MAKAN SEHAT ISLAM
TERHADAP PENCEGAHAN OBESITAS DI MASYARAKAT KP . GEBANG RT /
RW 004 / 002. 74–81.
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila, P. (2018). Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal
Keperawatan Silampari, 1(2), 108–122. https://doi.org/10.31539/jks.v1i2.83
Maulana, M. I., Zara, N., & Iqbal, T. Y. (2022). The Relationship Of Anemia In Pregnant
Mothers To The Event Low Birth Weight In 2 Lhokseumawe City Private Hospital
In 2020. 8(1), 45–53.
Muhayati, A., & Ratnawati, D. (2019). Hubungan Antara Status Gizi dan Pola Makan
dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan
Indonesia, 9(01), 563–570. https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i01.183
Nasruddin, H., Syamsu, R. F., Kedokteran, F., Muslim, U., Kedokteran, F., Muslim, U.,
Kedokteran, F., & Muslim, U. (2021). Angka kejadian anemia pada remaja di
indonesia. 1(April), 357–364.
Rahayu, M. (2019). Pola Makan Menurut Hadis Nabi Saw (Suatu Kajian Tahlili). Jurnal
Diskursus Islam, 7(2), 295–313. https://doi.org/10.24252/jdi.v7i2.10144
Rusmilawaty, Y., & Tunggal, T. (2015). Hubungan Antara Kepatuhan Minum Tablet Fe
dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di Ma Darul Imad Kecamatan Tatah
Makmur Kabupaten Banjar. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia,
2(1), 31–36.
6
Sari, P., Azizah, D. I., Gumilang, L., Tina, R., & Judistiani, D. (2019). Asupan Zat Besi ,
Asam Folat , dan Vitamin C pada Remaja Putri di Daerah Jatinangor. 4(4).
Satyagraha, K., Putera, K., Noor, M. S., & Heriyani, F. (2020). Hubungan Pola Makan
dengan Kejadian Anemia di SMP Negeri 18 Banjarmasin 2019 / 2020. Jurnal
Homeostatis, 3(2), 217–222.
Silalahi, V., Aritonang, E., & Ashar, T. (2016). Potensi Pendidikan Gizi Dalam
Meningkatkan Asupan Gizi Pada Remaja Putri Yang Anemia Di Kota Medan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 295.
https://doi.org/10.15294/kemas.v11i2.4113
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja
Syafiq. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia
Remaja Putri Di Mts Swasta Al-Hidayah Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017.
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat, Vol.1(No.2), 179–189.
Utami, A., Margawati, A., Pramono, D., & Wulandari, D. R. (2022). Jurnal Gizi
Indonesia Prevalence of Anemia and Correlation with Knowledge , Nutritional
Status , Dietary Habits among Adolescent Girls at Islamic Boarding School. 10(2),
114–121.
https://himagisa.unisayogya.ac.id/2021/11/14/penyebab-pencegahan-dan-
pengobatananemia/
Rosidah, & Rahmawati, N. K. 2016. Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sahli pada
Darah Vena dan Kapiler di Puskesmas Tikung Desa Bakalan Pule Kec.Tikung
Kab.Lamongan. Jurnal Sains, 6(11) : 21–26
Puspitasari., Aliviameita, A., Rinata, E., Yasmin, R. A. Y., & Saidah, S. N. 2020.
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Antara Metode Point of Care Testing
Dengan Metode Sianmethemoglobin Pada Ibu Hamil. Jurnal Analis Kesehatan, 9(1)
: 24
6
LAMPIRAN
6
Lampiran 2
6
Lampiran 3
6
Lampiran 4
7
Lampiran 5
7
Lampiran 6
7
Lampiran
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Inform Consent
Saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai
responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan
Judul Penelitian : “Hubungan Pola Makan dengan kejadian Anemia pada remaja
NIM : 1910201205
Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan
Responden
Khalfia Khairin
1910201205
7
Lampiran
KUESIONER
Kode Responden :
Nama :
Usia :
Asal Prodi :
Lama menstruasi :
Tanggal wawancara :
Tempat tinggal :
Hemoglobin : gr/dl
7
Petunjuk : Berilah tanda check mart (v) pada kolom frekuensi yang sesuai
dengan berdasarkan jenis makanan dan frekuensi makanan yang tersedia
Nama Bahan Makanan Setiap hari 7x/ Minggu5-6x/ 3-4x/ 1-2x/ Ket
(2-3x) minggu minggu minggu
MAKANAN POKOK
Nasi
Mie
Roti
LAUK PAUK
Ayam
Daging sapi
Ikan
Telur
Tempe
SAYURAN
Bayam
Kangkung
Daun ubi
Sawi putih
Sawi hijau
Kacang panjang
Terong
Wortel
Buncis
Toge
Labu siam
Lain-lain
BUAH BUAHAN
Apel
Pepaya
Jeruk
Semangka
Pisang
Mangga
Rambutan
Lain-lain
7
MINUMAN
Susu
Yoghurt
Teh
Kopi
Lain-lain
Keterangan:
- Beri tanda (v) pada kolom yang sesuai
- Kolom lain-lain bisa diisi bahan pangan yang belum tercantum
7
1. Karakteristik Responden
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tempattinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Uangsaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Pola Makan
Statistics
Kejadian
Pola Makan Anemia
N Valid 89 89
Missing 0 0
Percentiles 100 3.0000 2.0000
Pola Makan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Makanan Pokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
LaukPauk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sayuran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Buah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Minuman
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
4. Kejadian Anemia
Statistics
Kejadian
Pola Makan Anemia
N Valid 89 89
Missing 0 0
Percentiles 100 3.0000 2.0000
Kejadian Anemia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TingkatanAnemia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.92.
Symmetric Measures
8