Kak Ded Perlengkapan Jalan Perubahan
Kak Ded Perlengkapan Jalan Perubahan
PROVINSI RIAU
1. LATAR BELAKANG
a. DasarHukum
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara;
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-undangNomor 34Tahun 2006 tentang Jalan;
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasional Tahun 2005– 2025;
6. Undang-undangNomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
7. Peraturan pemerintah Nomor 37 Th 2017 Tentang Keselamatan Lalu Lntas dan Angkutan
jalan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Angkutan
Jalan;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 112 tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses
Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Departemen Perhubungan Tahun 2005- 2025;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di
Jalan;
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014 tentang Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas;
15. Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang
Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan;
16. Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.1304/AJ.403/DJPD/2014 tentang Zona
Selamat Sekolah (ZOSS);
17. Peraturan-peraturan lain yang terkait.
b. Gambaran Umum
Kondisi keselamatan jalan di Riau saat ini cukup memprihatinkan yang dibuktikan dengan
tingginya jumlah dan tingkat fatalitas kecelakaaan. Beberapa hal mendasar yang menjadi
penyebabnya adalah human error (perilaku pengguna jalan) dan kurangnya sarana dan
prasarana penunjang keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan di Riau.
Keadaan demikian menunjukkan masih kurang memadainya fasilitas keselamatan
transportasi jalan yang mengindikasikan kurang berhasilnya program-program keselamatan
jalan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi yang
selamat. Disisi lain kondisi permintaan transportasi jalan terus meningkat baik dalam jumlah
perjalanan dan jumlah volume lalu lintas.
Keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas kendaraan di jalan, merupakan
tujuan utama dari sistem transportasi di jalan selain untuk mendukung kegiatan ekonomi
yang lebih produktif.Tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan dukungan perlengkapan jalan
yang ditempatkan pada lokasi yang tepat diseluruh jaringan ruas jalan, baik pada Jalan
Lokal, Jalan Provinsi, maupun Jalan Nasional.
Manajemen alat kontrol untuk lalu lintas kendaraan dan pengguna dijalan adalah berupa
pengaturan jaringan fasilitas keselamatan LLAJ (perlengkapan jalan). Kendaraan bergerak di
jalan harus diatur dan dikendalikan untuk memperkecil konflik dengan kendaraan -
kendaraan lain baik searah maupun berlawanan arah, serta melindunginya dari keadaan
geometri lapangan dan kondisi lingkungan. Alat kontrol juga berfungsi untuk melindungi
para pejalan kaki, baik yang berada di tepi jalan maupun yang sedang menyeberang agar
terhindar dari kendaraan – kendaraan yang melintas di jalan.Sedangkan rekayasa lalu lintas
diperlukan untuk mencari solusi terbaik dari sistem transportasi agar memperkecil bahkan
menghilangkan tingkat kecelakaan.
Fasilitas Keselamatan LLAJ (perlengkapan jalan) yang merupakan Fasilitas Keselamatan
LLAJ sebagai alat kontrol lalu lintas tidak hanya akan memperkecil konflik kendaraan di
jalan tetapi juga terhadap para pemakai tepi jalan maupun aktifitas pada lahan di sisi jalan.
Para pengemudi kendaraan yang tidak berorientasi pada keadaan didepan maupun
disekelilingnya akan membahayakan, baik dirinya maupun orang lain. Hal ini mengarah
pada dibutuhkannya tanda – tanda dan arah serta informasi, seperti sistem penomoran, jenis
komponen-komponen perlengkapan jalan, tanda–tanda geografis dan informasi kondisi jalan
yang berkelanjutan. Informasi yang lengkap maupun tanda tanda pada komponen
perlengkapan jalan sebagai alat kontrol lalu lintas menghasilkan operasional yang efisien
terhadap sistem jaringan ruas-ruas jalan.
Namun keseragaman sistem jaringan (seperti perancangan, aplikasi dan lokasi penempatan
di lapangan) adalah jauh lebih penting.Diperlukan adanya alat pengatur dan pengendali
berupa fasilitas keselamatan LLAJ (perlengkapan jalan) yang berfungsi menyeluruh.
Perlengkapan Jalan harus dapat memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk,
maupun ketentuan lain yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pengemudi
kendaraan dan pengguna jalan lainnya.
Fasilitas Keselamatan LLAJ (perlengkapan jalan) sebagai alat pengatur lalu lintas kendaraan
yang diantaranya terdiri dari :
a. Rambu Lalu Lintas Jalan = Rambu Peringatan, Rambu Larangan, Rambu Perintah,
Rambu Petunjuk dan Papan Tambahan.
b.Marka Jalan = Marka Membujur, Marka Melintang, Marka Serong, Marka Lambang,
Marka Parkir, Marka Tempat Penyeberangan, Marka Larangan Parkir, Paku Jalan.
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas = Lampu Tiga Warna , Lampu Dua Warna, Lampu Satu
Warna Kelap – Kelip.
d.Alat Pengendali dan Pengaman = Pagar Pengaman (Guard Rail), Patok Tikungan, paku
Jalan, Delineator, Median, Pulau Lalu Lintas.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas di rasa perlu melakukan studi DED Perlengkapan
Jalan Provinsi di Provinsi Riau (2800 Km), sebagai acuan masterplan gambar Perlengkapan
Jalan Provinsi di Provinsi Riau sebelum melaksanakan kegiatan fisik pemeliharaan dan
pengadaan Perlengkapan Jalan Provinsi di Provinsi Riau.
b. Tujuan
1. Menginventarisasi perlengkapan jalan eksisting yangsudah ada di jalan Provinsi Riau;
2. Menginventarisasi kebutuhan perlengkapan jalan Provinsi Riau;
3. Tersedianya gambar eksisting dan rencana dan spesifikasi teknis perlengkapan jalan
Provinsi Riau;
4. Tersedianya Engineer Estimate (EE) untuk rujukan perhitungan Owner Estimate (OE)
dan /atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan fisik
pemeliharaan dan pengadaan perlengkapan jalan Provinsi Riau;
5. Tersedianya dokumen rujukan pelaksanaan kegiatan perencanaan;
6. Mendukung pengembangan Transportasi yang berbasis pada keselamatan,
kelancaran dan kenyamanan dalam berlalu lintas.
b. Uraian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyusunan Detail Enginering Desain (DED) Perlengkapan Jalan
Provinsi Riau, Seperti pada ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pekerjaan pada tahapan ini biasanya hanya bersifat cek dan re-cek terhadap pekerjaan
yang bersifat non lapangan, artinya hanya cukup dikerjakan di ruang kontor, dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
a) Persiapan administrasi dan personil yang terlibat dalam pekerjaan;
b) Pemantapan kembali metodologi pendekatan studi, rencana kerja dan rencanan
survey;
c) Pengenalan wialayah studi, kajian data skunder, mencari peraturan terkait dengan
pekerjaan studi serta membuat studi yang pernah dilakukan dahulu;
d) Menyusun dan menyediakan perlengkapan survey, seperti membuat formulir survey
sesuai standar dalam penelitian transportasi lalu lintas jalan, menyediakan peralatan
survey lalu lintas jalan (GPS, Speed Gun, trrafic counting dan peralatan
sejenisnya),kendaraan bermotor untuk peninjauan lokasi survey,serta kelengkapan
atribut bagi surveyor seperti life jacket, helmet dan kebutuhan lainnya. Untuk
formulir survey konsultan wajib menyampaikan contoh formulir survey yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian
2. Tahapan Pengumpulan Data
Tahapan ini adalah pengungkapan fakta dan analisa dari pekerjaan DED Perlengkapan
Jalan Provinsi Riau.Melalui kegiatan pengumpulan data primer di lapangan, oleh
karenanya pada tahapan ini merupakan kegiatan pelaksanaan survey dan kompilasi data.
Pekerjaan dalam tahapan pengumpulan data tersebut selanjutnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Pengumpulan data primer, meliputi :
Survey inventarisasi jalan (road inventory).
Survey inventarisasi perlengkapan jalan yang terpasang.
Surevey inventarisasi kebutuhan perlengkapan jalan yang belum terpasang
melalui pendekatan visual maupun perhitungan analisis di lapangan.
Survey lokasi rawan kecelakaan dan zona selamat sekolah (ZOSS)
4. PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun cara pelaksanaan kegiatan Detail Engineering Design (DED) Perlengkapan Jalan
Provinsi Riau (2800 Km) dilaksanakan dengan mekanisme kegiatan sebagai berikut :
a. Metodologi
Pemantapan metodologi
Pendahuluan
Studi literatur
Kajian studi terdahulu
Perancangan pengumpulan data
Laporan
Pendahuluan
Pengumpulan Data
Data jaringan jalan Survey inventarisasi
Dataprasarana lalu fasilitas perlengkapan
lintas (perlengkapan jalan eksisting dan
jalan) rencana (kebutuhan)
Data standar harga/
biaya yang berlaku
Laporan
Antara
Analisis Awal
Analisis titik (lokasi) dan jumlah fasilitas
perlengkapan jalan eksisting dan rencana
(kebutuhan) disertai koordinat
Analisis & Usulan
Analisis Lanjutan
Analisis perhitungan biaya pemeliharaan dan
pengadaan fasilitas perlengkapan jalan rencana
(kebutuhan)
Draft
Laporan Akhir
Kesimpulan
Finalisasi
Laporan
Akhir
b. Tahapan Kegiatan
Bentuk laporan yang diserahkan pada kegiatan Detail Engineering Desain (DED)
Perlengkapan Jalan Provinsi di Provinsi Riau, disampaikan dalam bentuk Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir, seperti dijelaskan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan, menguraikan mengenai pemahaman terhadap permasalahan
yang ada, metodologi pendekatan, dan rencana kerja pengumpulan data. Laporan
Pendahuluan diserahkan paling lambat 1 (Satu) Bulan setelah tanggal ditandatanganinya
kontrak kerjasama sebanyak 8 (Delapan) buku;
2. Laporan Antara, memuat hasil dari analisis awal data sekunder maupun primer yang
telah didapat. Laporan Antara diserahkan paling lambat 4 (Empat) Bulan setelah tanggal
ditandatanganinya kontrak kerjasama sebanyak 8 (Delapan) buku;
3. Draft Laporan Akhir, memuat hasil inventarisasi, titik (lokasi) fasilitas perlengkapan
jalan dan analisis perhitungan biaya pemeliharaan dan pengadaan fasilitas perlengkapan
jalan rencana (kebutuhan) serta pada saat penyampaian konsep laporan akhir ini
penyedia jasa melakukan presentasi hasil pelaksanaan kegiatannya. Konsep Laporan
Akhir diserahkan paling lambat 5 (lima) Bulan setelah tanggal ditandatanganinya
kontrak kerjasama sebanyak 8 (Delapan) buku;
4. Laporan Akhir, merupakan penyempurnaan dari draft laporan akhir yang telah direvisi
setelah dilakukannya perbaikan pada saat presentasi pekerjaan. Laporan Akhir
diserahkan paling lambat 5 (Lima) Bulan setelah tanggal ditandatanganinya kontrak
kerjasama sebanyak 8 (Delapan) buku.
5. Eksekutif Summary, merupakan rangkuman dari laporan akhir pekerjaan. Laporan
Eksekutif Summary diserahkan bersamaam dengan laporan akhirsetelah tanggal
kerjasama sebanyak 8 (Lapan) buku.
6. Rekaman Laporan, diberikan dalam bentuk Hardisk yang memuat keseluruhan laporan
yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Konsep Laporan Akhir, dan Ringkasan
Laporan Akhir yang disusun secara sistematis dalam folder yang berbeda, disampaikan
sebanyak 2 (dua) hardisk dan diserahkan bersamaan dengan penyampaian Eksekutif
Summary.
5. INDIKATOR KELUARAN, DAN KELUARAN
a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Indikator keluaran dari kegiatan Detail Engineering Desain (DED) Perlengkapan Jalan
Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
1. Tersusunnya gambar kerja (CAD) perlengkapan jalan pada ruas jalan Provinsi di
Wilayah Provinsi Riau, yang menjadi obyek kajian pada waktu existing dan rencana
kebutuhan
2. Tersusunnya kebutuhan rencana anggaran biaya (RAB) rencana kegiatan pemasangan
perlengkapan jalan pada ruas jalan Provinsi Riau yang akan menjadi obyek kajian.
Masing-masing Tenaga Ahli melampirkan Curiculum Vitae (CV) dan scan Ijazah, SKA,
NPWP, bukti setor Pajak tahun 2018, surat pernyataan kesediaan ditugaskan dan
pengalaman Tenaga Ahli melampirkan referensi dari pengguna jasa. Apabila diperlukan,
Panitia berhak untuk menghadirkan Tenaga Ahli yang dimaksud di atas untuk dilakukan
verifikasi dan klarifikasi (personilnya, Ijazah asli, NPWP asli, SKA asli dan referensi dari
Pemberi Tugas). SKA yang diakui adalah SKA yang telah diakreditasi oleh LPJKN.
9. JADWAL KEGIATAN
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan.
Jangka waktu pelaksanaan untuk penyelesaian pekerjaan ini maksimal 5 (Lima) Bulan,
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Keputusan oleh Pemberi Tugas.
Didalam jangka waktu tersebut Konsultan atau Lembaga yang ditunjuk harus
menyerahkan semuahasil pekerjaan sebagaimana diuraikan di dalam Kerangka Acuan
Kerjaini (KAK)
BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5
I PERSIAPAN AWAL PEKERJAAN
II LAPORAN PENDAHULUAN
1 Survey Pendahuluan data Sekunder
Pemahaman ruang lingkup Pekerjaan dan analisa awal
2 kondisi eksisting Perlengkapan Jalan
3 Kompilasi dan tabulasi data sekunder
Penyampaian Konsep Metodologi Penelitian dan rencana
4 kerja
Asistensi, Penyampaian Laporan Pendahuluan, Perbaikan
5
Laporan dan Penyerahan Laporan Pendahuluan
III LAPORAN ANTARA
1 Konsolidasi dan koordinasi ke Daerah Studi
Pengambilan data Primer ( survey kebutuhan Perlengkapan
2 jalan dan Survey Perlengkapan jalan eksisting / yang
terpasang )
Kompilasi, tabulasi data, pengolahan data Primer serta
3
analisa awal Perencanaan DED Perlengkapan Jalan
Asistensi, Penyampaian Laporan Antara dan Perbaikan
4
Laporan serta Penyerahan Laporan Antara
IV LAPORAN AKHIR
1 Penyusunan Draft Laporan Akhir
2 Finalisasi Laporan Akhir
3 Asistensi, Penyampaian Laporan Akhir
4 Perbaikan laporan akhir dan penyerahan Laporan Akhir
PENYUSUNAN EKSEKUTIF SUMMARY DAN REKAMAN
V
LAPORAN
10. BIAYA
Pagu dana yang dialokasikan untuk kegiatan jasa konsultansi Detail Engineering Design
(DED) Perlengkapan Jalan Provinsi Riauadalah Rp 1.540,660,000,00 (Satu Milyar Lima
Ratus Empat Puluh Juta Enam Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) termasuk PPN, yang
berasaldari APBD T.A. 2019. Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara kontraktual dengan
nilai kontrak sesuai dengan hasil proses pengadaan/ seleksi barang/ jasa di Unit
LayananPengadaan (ULP).
11. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi Pihak Kedua
dalam melaksanakan pekerjaan Studi Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Perlengkapan Jalan Provinsi Riau. Apabila ada beberapa petunjuk atau tahap pekerjaan
perencanaan yang sudah ditentukan tidaksesuai dengan kondisi yang ada, Pihak Kedua dapat
mengajukan usulan perubahan dengan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dapat menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan jika terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan akan diadakan
revisi kemudian.