Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Meraih kasih allah swt dengan ihsan iman dan islam

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Meraih kasih allah SWT dengan ihsan
iman dan islam. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam, iman dan ihsan adalah dimensi yang tidak dapat dipisahkan, jika di ibaratkan Pada sebuah
pohon, iman menjadi akarnya, Islam menjadi batangnya dan ihsan menjadi Buahnya. Iman terletak
didalam hati, Islam terletak dalam prilaku perbuatan sementara ihsan Adalah keduanya. Dalam hal
ini ihsan menjadi aplikasi dari perwujudan atas iman dan Islam.

Latar belakang terbuatnya makalah ini karena banyaknya seorang muslim yang memandang ihsan itu
hanya sebatas akhlak yang utama saja, yang seharusnya dipandang sebagai bagian dari akidah dan
bagian terbesar darikeislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu
iman,Islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasalam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ihsan, Iman dan Islam

• Pengertian Ihsan dari sisi kebahasaan, kata Ihsan berasal dari kata kerja (fi’il) Hasuna-Yahsunu-
Hasanan, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-
Yuhsinu-Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik.

Menurut istilah, Ihsan pada umumnya diberi pengertian dari kutipan percakapan Nabi
Muhammad saw. dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna Ihsan, yaitu.

Artinya: “… Rasulullah saw bersabda: ‘Kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah kamu melihat-
Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu’…”

Jadi, Ihsan adalah menyembah Allah Swt. seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka membayangkan bahwa sesungguhnya Allah Swt. Melihat
perbuatan kita.

Dengan kata lain, Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah khusus (seperti
salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas sosial).

• Menurut bahasa Arab, kata iman berakar pada kata amana – yu;minu – imana yang secara
harfiah atau etimologis dapat diartikan sebagai percaya dan yakin. Secara bahasa, iman dapat
diartikan sebagai tashdiq atau membenarkan yang maknanya hampir sama secara istilah.

Secara istilah, menurut buku Ensiklopedi iman yang ditulis oleh Syaikh Abdul Majid Az-Zandani, iman
dapat diartikan sesuai dengan makna linguistiknya yaitu tashdiq atau mempercayai.

Iman secara istilah, maknawi atau terminologis merupakan percaya dengan yakin akan keberadaan
Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab – NYA, para Rasul – NYA, akhirat, hingga qadha dan qadar yang telah
terangkum dalam rukun iman menurut ajaran agama Islam.

• Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja

‫اسلم – يسلم – اسالما‬Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera, tidak cacat, selamat.
Seterusnya kata salm dan silm, mengandung arti : kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri.[4]
Dari kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai istilah dengan pengertian : Sejahtera, tidak tercela,
selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu pengertian islam dapat dirumuskan
taat atau patuh dan berserah diri kepada Allah.[5]

Secara istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :

“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.


B. Ruang lingkup Ihsan, Iman dan Islam

• Ruang Lingkup Ihsan

“Sesungguhnya Allah Swt. telah mewajibkan berbuat Ihsan atassegala sesuatu…”. (HR. Muslim).

Secara lebih rinci, pihak-pihak yang berhak mendapatkan Ihsan ialah sebagai berikut.

1. Ihsan kepada Allah Swt

Berdasarkan hadis tentang Ihsan di atas, Ihsan kepada Allah Swt. mengandung duatingkatan berikut
ini:

Beribadah kepada Allah Swt. seakan-akan melihat-Nya. Keadaan ini merupakantingkatan


Ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan,harapan, dan kerinduan. Dia
menuju dan berupaya mendekatkan

2. Ihsan kepada kerabat karib

Menjalin hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk Ihsan kepadamereka, bahkan Allah
Swt. Menyamakan seseorang yang memutuskan hubungansilaturahmi dengan perusak di
muka bumi. Allah Swt. Berfirman:

“Maka apakahkiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi
danmemutuskan hubungan kekeluargaan?” (Q.S. Muhammad/47:22).

Silaturahmimerupakan kunci mendapatkan keridaan Allah Swt. Sebab paling utama


terputusnyahubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya
hubungansilaturahmi.

• Ruang lingkup iman

ruang lingkup iman menurut Al Quran adalah segala aspek ilmu dan tatanan kehidupan manusia
yang berlaku secara personal, plural dan global. Termasuk aturan hubungan antara muslim dan non
muslim.

Ajaran Allah berlaku secara universal (global) sejak alam semesta ini diciptakan

Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah Membenarkan segala sesuatu baik
berupa perkataan,hati,maupun perbuatan.

Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada enam rukun iman yang
harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang
ihsan nantinya.

• Ruang lingkup Islam

ruang lingkup islam berupa Aspek keyakinan atau aqidah yakni keimanan kepada Allah dan semua
yang difirmankan-Nya untuk diyakini. selanjutnya ada Aspek norma atau hukum yang disebut dengan
syariah yakni aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia,
dengan alam semesta. yang terakhir Aspek prilaku yang disebut dengan akhlak, yang berupa sikap-
sikap prilaku yang nampak dari pelaksanaan aqidah dan syariah
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Iman Islam dan ihsan adalah salah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan lainnya. Iman
adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui
pelaksanaan kelima rukun Islam sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan
sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ibarat bangunan rumah Iman
sebagai fendomennya Islam sebagai tembok bangunan lainnya dan ihsan sebagai atap dan ormen
lainnya jadi ketiganya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

Anda mungkin juga menyukai