Elemen struktur adalah beton bertulang dengan data dimensi:

Dimensi : Kolom 50 x 50 cm, Balok 40 x 60 cm (NIM Ganjil)

Tebal Selimut Beton : 3 cm
Tebal Pelat Lantai : 14 cm
Tebal Pelat Atap : 12 cm
Mutu Beton : f’c 25 MPa (NIM Ganjil)
Mutu Baja : 320 MPa
Pelat Lantai Berkeramik :
Tebal : 0,5 cm
Berat Keramik : 24 kg/m2
Tebal Spesi : 2 cm
Berat Spesi : 21 kg/m2
Fungsi bangunan adalah sekolah dengan beban hidup 400 kg/m2

Data Tanah:
Nilai kohesi (c) = 10 + kN/m2 dan sudut geser dalam φ = 20o + x, berat volume γb = 17 +
x kN/m2. (Catatan : x = Angka terakhir NIM)
Perhitungan Gaya-Gaya dalam menggunakan Software SAP2000 v22
Nim : 202061121123  Angka terakhir 3
1. Membuat grid sesuai yang sudah diketahui :
Klik file – New Model – Default Units Kgf, m, C - Grid Only7\\\\.
 Gambar 1 Model

2. Klik kanan – Edit Grid Data – Masukan Data Sesuai Data Perencanaan.

Gambar 2 Define Grid

3. Membuat Material.
a. Beton f’c 25 MPa :
Menu: Define – Materials – Add New Material – Material Type Concrete – Ok.
 Gambar 3 Material Beton f'c 25 MPa

b. Tulangan Baja fy = 320 MPa

Klik define – Add New Material – Material Type : Rebar – Modify/Show Material.

Gambar 4 Material Tulangan Baja fy 320 MPa

4. Membuat Frame Section Kolom dan Balok:

Klik Define – Section Properties – Frame Section – Add New Property – Frame Section
Property Type Concrete – Rectangular.
 Gambar 5 Frame Section Kolom 50x50

Gambar 6 Frame Section Balok 40x60

5. Membuat Area Section :

a. Pelat Lantai 14 cm dan Pelat Atap 12 cm.
Klik Define – Section Properties – Area Section – Select Section Type Shell – Add
New Section.
 Gambar 7 Area Section Pelat Lantai 14 cm

Gambar 8 Area Section Pelat Atap 12 cm

6. Menggambar Model 3D pada Software SAP2000 v22 :

a. Membuat Kolom dan Balok pada struktur Gedung Sekolah:
Draw – Draw Frame – Gunakan Section K 50x50 untuk membuat Kolom dan Section
B 40x60 untuk membuat Balok.
 Gambar 9 Model 3D Bangunan Sekolah

b. Membuat Perletakan Pada Struktur.

Klik Assign – Joint – Restraints – Pilih Perletakan Jepit.

Gambar 10 Reaksi Perletakan Bangunan

c. Membuat Area Section Pelat Lantai.

Klik Draw – Draw Rectangular Area – Section : Pelat Lantai 14 cm.
 Gambar 11 Pelat Lantai 14 cm

d. Membuat Area Section Pelat Atap.

Klik Draw – Draw Rectangular Area – Section : Pelat Atap 12 cm.

Gambar 12 Pelat Atap 12 cm

7. Memecah Area Plat menjadi beberapa bagian untuk memberikan beban parameter.
Klik Select – Properties – Area Section – Pilih Pelat Lantai 14 dan Pelat Atap 12 – Select
– Klik Edit – Edit Areas – Divide Areas.
 Gambar 13 Divide Selected Areas

Sehingga gambar akan menjadi seperti dibawah.

Gambar 14 Pecahan Area Pelat

8. Membuat Load Pattern

Klik Define – Load Pattern – Input Data – Ok.

Gambar 15 Load Pattern

9. Membuat Load Combination
Klik Define – Load Combination – Input Data – Ok.

Gambar 16 Load Combination

10. Menginput Beban Mati dan Beban Hidup Pada Bangunan Sekolah.
a. Menginput Beban Mati
Klik Select – Select – Properties – Area Section – Pilih Area Section Plat Lantai 14 –
Lalu Klik Select – Klik Assign – Area Loads – Uniform (Shell) – Load Patternt Dead
– Uniform Load 54 kgf/m2.
 Gambar 17 Input Beban Mati

Gambar 18 Tampilan Beban Mati

b. Menginput Beban Hidup

Blok Plat Lantai 14 – Assign – Area Loads – Uniform (Shell) – Load Pattern Live –
Uniform Load 400 kgf/m2. Lalu Blok Plat Atap 12 – Assign – Joint Loads – Forces –
Forces Global Z -100 kgf/m2
 Gambar 19 Input Beban Hidup

Gambar 20 Tampilan Beban Hidup

11. Menentukan Derajat Kebebasan Struktur (DOF)

Menu : Analyze – Set Analysis Option – Pilih Fast DOFs : Space Frame – Ok.
 Gambar 21 Derajat Kebebasan Struktur

12. Run Analyze

Klik Analyze – Run analyze (F5) – Run Now.

Gambar 22 Run Analyze

13. Tampilan Reaksi Perletakan Setelah dianalisis

 Gambar 23 Tampilan Reaksi Perletakan

14. Tabel Analisis Gaya Dalam pada Reaksi Perletakan.

Gambar 24 Gaya Dalam Kombinasi Beban Terfaktor

Gambar 25 Gaya Dalam Kombinasi Beban Tak Terfaktor