Anda di halaman 1dari 2

IBADAH RAMADHAN DAN SPIRIT MODERASI BERAGAMA

Assalamu’alaikum wr wb

Puji syukur marilah senantiasa dipanjatkan kehadiran Allah SWT, atas limpahan rahmat dan qarunia Nya lah
kita masih dapat menikmati ibadah puasa Ramadhan tahun ini dalam keadaan yang sehat wal afiat. Sholawat
serta salam senantiasa kita sanjungkan keharibaan Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan
tabi tabi’innya.

Kaum Muslimin dan Muslimah yang sedang menanti waktu berbuka puasa

Puasa Ramadhan merupakan ibadah di dalam syariat Islam. Oleh karenanya, puasa menjadi salah satu rukun
Islam yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam yang mukallaf dan yang tidak sedang berhalangan
(udzur). Dalam konteks ini ibadah puasa Ramadhan sebagai momentum umat Islam di seluruh dunia untuk
menyiarkan bahwasannya Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘Alamin dengan menggali makna yang
terkandung dalam ibadah selama bulan suci Ramadhan.

Ramadhan 1444 Hijriyah ini begitu spesial, karena awal Ramadhan bertepatan juga dengan Hari Raya Nyepi
untuk umat Hindu. Sehingga bukan hanya kita sebagai umat Islam yang sibuk mempersiapkan bulan suci
Ramadhan, tetapi umat Hindu pun sibuk mempersiapkan Hari Raya Nyepi.

Dalam ajaran Islam diajarkan bahwasannya umat Islam haruslah menunjukkan umat Islam yang Wasthan atau
Islam yang Wasathiyah yaitu mengarahkan umat yang adil dan seimbang, Allah SWT menjelaskan dalam
firman-Nya, pada QS Al Baqarah 143:

َ ‫ع َل ْي ُك ْم‬
‫ش ِه ْيدًا‬ َ ‫س ْو ُل‬ َّ َ‫اس َو َي ُك ْون‬
ُ ‫الر‬ َ ‫ش َهدَ ۤا َء‬
ِ َّ‫ع َلى الن‬ ُ ‫طا ِلتَ ُك ْونُ ْوا‬ َ ‫َوك َٰذلِكَ َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو‬
ً ‫س‬

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi
saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Adapun dalam hadist yang diriwayatkan Al-Baihaqi dijelaskan bahwa : “Sebaik-baik perkara yang tengah-
tengah.” Sehingga jika kita maknai dari ayat dan hadist tersebut dalam memaknai nilai-nilai Ramadhan, kita pun
dapat mengaungkan spirit moderasi beragama dengan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu dengan saling menghargai maupun menghormati di antara umat beragama yang sedang melaksanakan
ibadahnya.

Para Pendengar RRI dimanapun berada.

Moderasi Islam dan Ramadan adalah satu kesatuan yang menjadi pelekat hubungan tali persatuan dan
persaudaraan kokoh. Meskipun belakangan ini dunia maya sering kali dihebohkan dengan krisis mata air
keteladanan, yakni maraknya narasi kebencian, intoleransi, dan perpecahan. Parameter tersebut hanya
menghendaki adanya perselisihan dan perpecahan. Menurut Sayyidina Umar bin Khattab ra., puasa sejati
bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Tetapi, menahan diri agar tidak berdusta, berbuat batil, dan
omong kosong. Islam pun menegaskan esensi moderasi tujuannya agar manusia menjadi umat sejati yang
berbudi luhur dan pekerti, toleran, tawadhu', bijaksana, dan berkata santun demi persaudaraan.
Puasa Ramadan dapat membentuk akhlak manusia terjaga dari segala aksi keburukan yang menghantui umat
Islam, khususnya di bulan yang mulia ini. Rasulullah Saw adalah nabi yang agung mengajarkan umatnya untuk
hidup damai, tentram, toleran, serta sopan-santun kepada siapa pun. Karena pada hakikatnya, memelihara
akhlak adalah sumber keteladanan. Keteladanan Rasulullah tidak hanya bagaimana menjaga akhlak di hadapan
Allah, melainkan bersikap rendah hati dan menghormati kepada umat non-Muslim yang tidak berpuasa. Sisi
spritulitas umat Islam yang teladan bukan sekedar berpuasa di bulan ramadan saja, tetapi juga menyiarkan
moderasi Islam yang tujuannya adalah mewujudkan toleransi beragama.

Pada dasarnya, ramadan dan moderasi Islam sebagai pedoman spritual yang melahirkan umat yang
menjunjung tinggi adab, dan moral. Sehingga terciptalah etika sosial yang membuat umat Islam di belahan
mana pun bergairah meneladani. Refleksi tasawuf modern ini tujuannya adalah untuk mendekatkan manusia
pada perilaku yang ramah, dan lemah lembut.

Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dus mengatakan, jika kita muslim terhormat, maka kita akan
berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa. Pandangan Gus Dur justru bukan menyepelekan
pentingnya syariat agama, sebaliknya ia ingin Islam menjadi agama yang menampilkan keteladanan Rasul
(mulia) lewat perilaku manusianya.

Kaum Muslimin dan Muslimah, akhirnya semoga kita semua dapat menjadi umat Islam yang tidak hanya
melaksanakan ibadah Ramadhan sebagai ibadah puasa menahan lapar dan haus saja, tetapi juga dapat
menebarkan rahmat kepada seluruh semesta.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, selamat berbuka puasa semoga seluruh amal ibadah puasa kita hari
ini dapat diterima oleh Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai