a. 4 Ubi Ungu b. 250 gr Terigu c. 250 gr Gula pasir d. 6 telur e. 2 sdm Ovalete f. 4 Sendok makan mentega 2. Langkah - langkah pembuatan Tikus Tarung a. Rebus ubi ungu hingga empuk b. Haluskan ubi yg sudah empuk dengan sendok atau ulekan yg di lapisi plastik c. Caikan margarin d. Pisah putih dan kuning telur e. Mixer Putih telur hingga mengembang f. Dengan tempat terpisah mixer kuning telur dan gula setelah itu masukan ovalete aduk dengan mixer hingga rata lalu campurkan dngan terigu hingga rata dan masukan margarin cair g. Campur adonan dengan ubi ungu h. Dan terakhir campur adonan dengan putih telur yang sudah mengembang tadi i. Lalu beri margarin di cetakan agar mudah di lepas j. Kukus 15 - 20 menit k. Angkat kasih topping, sesuai selera 3. Kandungan dari Tela Ungu atau Taro Ubi ungu dikenal sebagai pangan lokal diketahui kaya akan kandungan gizi makro dan mikro. Tidak hanya itu, ubi ungu juga kaya antioksidan alami, yaitu antosianin dan karoten, yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain mengandung karbohidrat kompleks, ubi ungu juga mengandung vitamin A, B, dan C serta zat besi dan kalsium. Lebih lanjut, ubi ungu kaya akan serat , yang baik untuk saluran cerna dan mengandung antosianin yang merupakan antioksidan yang lebih kuat daripada vitamin C. Zat ini dapat memberikan perlindungan tubuh dari racun, radikal bebas dan anti bakteri patogen. Ubi ungu dapat digolongkan dalam superfood karena mengandung unsur fitokimia antosianin dan betakaroten yang merupakan antioksidan dan dapat mendukung kekebalan tubuh.Sebagai pangan sumber karbohidrat, ubi ungu merupakan pangan lokal yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan pangan pokok pengganti beras. Dengan mengonsumsi ubi ungu, kita dapat meningkatkan asupan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas yang baik untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif. Bentuk sederhana dari diversifikasi pangan, dapat dilakukan melalui diet pelangi atau diet dengan berbagai aneka warna. Selain sarat akan kecukupan gizi, diet pelangi bermanfaat untuk menurunkan berat badan melindungi kulit dari penuaan dini, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Lebih lanjut, diet pelangi sejalan dengan pedoman gizi seimbang, dimana masyarakat Indonesia dianjurkan untuk mengkomsui beragam kelompok pangan mulai dari makanan pokok, lauk, pauk, sayur, buah dan air. Semakin beragam makanan yang dikonsumsi, maka semakin lengkap zat gizi yang diperoleh tubuh. Dengan berbagai manfaat yang dimiliki, mari kita mulai biasakan konsumsi ubi ungu untuk membantu kesehatan saluran cerna dan meningkatkan asupan antioksidan yang baik bagi kekebalan tubuh.
4. Manfaat dari Tela Ungu atau Taro
Berikut adalah beberapa manfaat ubi ungu lain yang perlu diketahui, yaitu: a. Menurunkan tekanan darah tinggi Menurut para peneliti, mengonsumsi ubi ungu efektif mengurangi tekanan darah, serta menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke pada penderita hipertensi. Sayuran, buah-buahan, atau umbi-umbian berwarna ungu kaya akan karotenoid, asam fenolat, dan antosianin, yaitu zat pemberi warna ungu yang memiliki sifat antioksidan. Fungsi antioksidan tersebut ialah mengurangi peradangan kronis yang terkait dengan penyakit jantung dan stroke. Ubi ungu juga memiliki kadar kalium dan asam klorogenik yang tinggi. Zat ini dinilai mampu mengurangi tekanan darah tinggi. Dan tahukah Anda jika ubi ungu lebih baik dimakan beserta dengan kulitnya? Cara ini dirasa paling baik untuk mendapatkan khasiat maksimal antioksidan dari ubi ungu. b. Menjaga berat badan Ubi ungu baik dikonsumsi oleh penderita obesitas. Dalam sebuah penelitian kecil terhadap pasien obesitas disimpulkan bahwa menambahkan dua porsi ubi ungu setiap hari selama satu bulan dalam asupan makanan tidak akan membuat berat bedan naik. Sekaligus, tekanan darah mereka pun berkurang. c. Antikanker Ubi berwarna, seperti ubi ungu, memiliki jumlah komponen antikanker yang tinggi. Sekali lagi, ini berkat antioksidan yang kerap kali dikaitkan dapat mengurangi risiko kanker. Asupan makanan yang kaya antioksidan, seperti karotenoid, dapat menetralkan radikal bebas sehingga menurunkan risiko kanker lambung, ginjal, usus besar, dan payudara. Namun perlu diingat bahwa sifat antikanker tersebut hanya berlaku jika ubi ungu dalam keadaaan segar. Jika sudah disimpan selama beberapa bulan, sifat antikanker ubi ungu akan berkurang. d. Antiradang (antiinflamasi) Mengonsumsi ubi ungu diduga mampu mengurangi risiko peradangan atau inflamasi, dan menyeimbangkan radikal bebas yang mampu merusak sel-sel tubuh.