PEMBELAJARAN TIM
A. Pendahuluan
Tim menjadi semakin penting dalam organisasi. Agar bisa membekali tim
dengan pengetahuan dan ketrampilan yang mereka butuhkan, organisasi
pembelajar mengajarkan kepada mereka proses yang berkualitas, teknik
pemecahan masalah, dan ketrampilan interaksi tim.
216
dengan demikian mempromosikan pertumbuhan intelektual korporat yang
sehat dan kuat.
(c) Belajar dalam arti mempelajari kembali ilmu usang kearifan lama
yang masih relevan tetapi sudah terlanjur terlupakan atau usang dan
tidak digunakan lagi
(e) Belajar dalam arti mempelajari sampai mengerti atau belajar dalam
pengertian “berpikir secara sistem agar kita dapat menelusuri masalah
pelik” (Widodo, 2007: 72).
217
bersama dan visi bersama. Oleh karena itu, pembelajaran tim mengharuskan
berpikir jernih, bertindak inovatif, dan partisipasi para anggota tim, serta
saling melengkapi dan menunjang satu sama lain.
Alat yang sangat efektif itu adalah bentuk percakapan yang disebut
“diskusi ahli.” Dalam diskusi mahir, tim bertujuan untuk sampai pada suatu
218
jenis penutup - baik untuk mengambil suatu keputusan, mencapai
kesepakatan, atau mengidentifikasi prioritas-prioritas. Sepanjang jalan, tim
tersebut mungkin menggali isu-isu baru dan membangun suatu makna yang
lebih dalam antar para anggota. Namun tujuan mereka mencakup pemikiran
konvergen (yang mengerucut).
1. Dialog
Kata dialog berasal dari dua akar kata dalam bahasa Yunani, dia (yang
berarti “melalui” atau “satu sama lain”) dan logos (yang berarti “kata”).
Telah dinyatakan bahwa kata ini membawa suatu pemahaman “makna yang
mengalir.”
219
pengalaman dan pemikiran orang dan namum demikian dapat bergerak
melampaui pandangan individual mereka.
a. Kompetensi Kultural
220
mengatakannya, apa yang tidak Anda katakan, nada suara, sikap badan,
dan isyarat-gerak.
(b) Beradaptasi terhadap perubahan. Adaptasi merupakan tahapan di
mana Anda bersedia keluar dari zona nyaman. Anda menyesuaikan
perilaku Anda jika perlu. Anda bersedia mengambil pandangan yang
berbeda dan memegang nilai dan asumsi yang berbeda. Anda
menempatkan diri Anda dalam posisi orang lain, memandang realita dari
sudut pandang orang lain. Empati merupakan kualitas manusiawi yang
utama, dan adaptasi membutuhkan banyak empati. Selain itu,
perkembangan menuntut kita keluar dari zona nyaman.
(c) Memadukan perbedaan. Integrasi, yang merupakan tahap akhir
perkembangan, terjadi ketika Anda bisa memegang kerangka rujukan
yang berbeda dalam pikiran Anda setiap saat. Anda bisa memandang satu
situasi dari aneka sudut pandang. Anda memperoleh pengetahuan dan
mengembangkan agilitas/kelincahan mental, yang keduanya sangat
bermanfaat ketika bekerja dengan klien. Anda dapat menganalisis dan
mengevaluasi situasi dari satu perspektif tertentu atau lebih. Oleh karena
itu, Anda dapat menggeser perspektif budaya dan menyarankan cara-
cara alternatif. Anda menjadi orang yang identitas esensialnya mencakup
pola-pola hidup yang berbeda dari identitas dirinya dan yang secara
psikologis dan sosial menangani aneka realitas. Ketika Anda memahami
bahwa budaya merupakan proses dan ada lebih dari satu cara yang
“benar,” Anda tidak lagi menjadi penonton pasif yang mungkin
menyalahkan orang tanpa bertanggung jawab. Anda adalah aktor yang
dapat berkontribusi secara dinamis membentuk budaya. Anda memiliki
pilihan, oleh karena itu, Anda punya tanggung jawab membangun
lingkungan budaya yang tepat.
221
(d) Menjadikan perbedaan sebagai daya ungkit. Menjadikan perbedaan
budaya sebagai daya ungkit merupakan sikap proaktif. Yaitu sikap yang
mengambil manfaat dari perbedaan. Dalam perspektif ini, perbedaan
budaya merupakan kekayaan, dan merupakan bagian dari potensi kita.
Proses coaching merupakan leverage atau daya ungkit yang membantu
mencapai kesuksesan yang lebih besar dan mengatasi tantangan yang
kompleks. Menjadikan budaya sebagai daya ungkit berarti secara
proaktif mempelajari budaya, dan mencari cara yang terbaik untuk
menemukan pandangan budaya yang menarik. Hal itu merupakan
pembangun sinergi, yaitu menciptakan keterpaduan yang lebih besar
daripada jumlah unsur yang diperlakukan secara terpisah.
b. Kemampuan Memahami
222
tertentu – barulah Anda dapat memotivasi dan mempengaruhi mereka
dengan cara yang positif. Mengenal apa yang dibutuhkan dan diinginkan
orng merupakan kunci untuk memahami mereka. Jika Anda dapat
memahami mereka, Anda dapat mempengaruhi mereka serta mempengaruhi
kehidupan mereka secara positif. Menurut Dale Carnegie, memahami orang
lain membuahkan simpati, toleransi dan kebaikan.
c. Kemampuan Mendengarkan
223
Anda akan menempatkan diri pada posisi untuk membantu diri sendiri. Anda
memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang kuat,
mengumpulkan informasi yang berharga, dan meningkatkan pemahaman
Anda mengenai diri sendiri dan orang lain.
224
Tujuan curah gagasan adalah menciptakan lingkungan bebas yang
mendorong ide dan pikiran kreatif/imajinatif. Metode ini digunakan untuk
mendiskusikan sebuah masalah spesifik dalam kelompok kecil (enam sampai
dua belas orang). Seorang anggota mencatat komentar dan saran. Semuanya
menunda penilaian atas semua saran. Setelah acara tersebut selesai, berbagai
saran dan ide itu dievaluasi.
b. Diagram Sebab-Akibat
Menurut diagram sebab-akibat, setiap akar masalah yang terjadi biasanya
bersumber dari elemen proses 7M : Manpower (tenaga kerja), Machines
(mesin dan/atau peralatan kerja), Methods (metode/prosedur kerja), Material
(bahan baku dan bahan penolong), Motivation (motivasi), Media
(lingkungan dan waktu kerja), Money (dukungan finansial).
c. Flowcharts
225
(d) Minta setiap anggota kelompok secara bergiliran apakah ada aktivitas
yang terlewat dan apakah anggota setuju dengan proses yang
digambarkan. Buat perubahan jika perlu.
(e) Uji flowchart tersebut dengan membuat contoh dan lakukan aktivitas
sesuai dengan flowchart tersenut (Kanji & Asher, 1996). Perhatikan
contoh flowchart seperti dalam Gambar 9.1.
GAMBAR 9.1
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
d. Mindstorming
Mindstorming merupakan salah satu cara pemecahan masalah yang sangat
ampuh dan sangat kreatif. Metode ini disebut juga dengan Metode
Duapuluh Ide. Mulai dengan mendefinisikan sasaran atau masalah Anda
sebagai pertanyaan di bagian atas kertas kosong. Misalnya, “Bagaimana
meningkatkan kinerja karyawan sampai enam bulan kemudian?”
Selanjutnya disiplinkan diri Anda untuk menulis 20 jawaban terhadap
pertanyaan tersebut. Jika Anda mau, Anda bisa menulis lebih dari 20
jawaban. Jika jawaban Anda lebih dari 20, pilih 20 saja. Seanjutnya, pilih
sekurang-kurangnya satu jawaban yang ada dalam daftar dan segera
menindaklanjuti.
226
D. Gugus Kendali Mutu
Salah satu manifestasi pembelajaran tim adalah Gugus Kendali Mutu
(GKM). GKM merupakan kelompok kecil pegawai yang bertemu secara
berkala untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang terkait
dengan produksi dan terhadap kualitas produk atau jasa (Shaw, 1988). GKM
biasanya terdiri atas 10 pegawai atau kurang dan dipimpin oleh penyelia atau
pegawai senior. Para peserta diajarkan teknik-teknik dasar pemecahan
masalah, serta berbagai teknik pengukuran dan strategi kualitas, yang
meliputi diagram sebab-akibat, diagram pareto, histogram, dan berbagi jenis
grafik (Shaw, 1988). Meskipun kelompok pegawai berpartisipasi dalam
mengembangkan solusi terhadap masalah, GKM dipandang sebagai proses
pembuatan keputusan konsultatif, bukan partisipatif karena GKM tidak bisa
mengimplementasikannya tanpa persetujuan manajemen. Proses ini
dirancang untuk mengembangkan potensi laten untuk pemecahan masalah
kreatif dalam organisasi.
227
mencakup mengajarkan pengendalian mutu kepada semua anggota
organisasi. Bangsa Jepang mulai menerapkan gagasan ini, dan pada tahun
1960, GKM yang pertama dikembangkan. Istilah quality circle muncul
karena para anggota kelompok pertama duduk melingkar selama pelatihan
(Shaw, 1988).
Pengertian GKM banyak dikemukakan para pakar, namun dalam buku ini
hanya dua pengertian yang dijadikan rujukan adalah yang dikemukakan oleh
Fitzgerald dan Murphy (1982) dan Udpa (1986). Fitzgerald dan Murphy
(1982 dalam Shores, 1984): 24) mengemukakan semua unsur esensial GKM
dalam defisinya yang menyatakan:
228
Selain itu, Udpa (1986) mengemukakan pengertian lain GKM
sebagai berikut:
229
b. GKM diorganisasi dalam wilayah kerja yang sama atau melakukan
jenis pekerjaan yang mirip. GKM merupakan kelompok yang homogeny,
bukan antar-departemen atau antar-disiplin. Para anggota yang berpartisipasi
dalam aktivitas GKM harus pada panjang gelombang yang sama. Diskusi
yang terjadi pada pertemuan harus bisa dipahami oleh para anggota satu
sama lain. Hal ini hanya mungkin jika komposisi GKM meliputi orang-orang
yang bekerja dalam wilayah yang sama atau yang terlibat dalam jenis
pekerjaan yang mirip. Penunjukan anggota tidak harus setara, namun
pekerjaan yang mereka lakukan memiliki kesamaan.
d. GKM bertemu secara teratur selama kurang lebih satu jam setiap
minggu. Biasanya, GKM bertemu kira-kira satu jam seminggu. Oleh karena
itu, GKM mungkin bertemu sekurang-kurangnya empat atau lima kali setiap
bulan. Keteraturan pertemuan itu sangat penting dan harus dipatuhi.
Pertemuan ini bisa dilakukan selama atau sesudah jam kerja. Keputusan ini
diserahkan kepada para anggota.
230
tuntutan. Manajemen yang tidak cerdas mungkin menganggap masalah ini
sebagai keluhan. Tetapi kematangan manajerial juga mengakui bahwa
produktivitas dan kualitas mungkin dipengaruhi banyak faktor, salah satu di
antaranya kebijakan manajemen yang kurang tepat.
2. Prinsip-Prinsip GKM
231
a. Mempercayai Pegawai
232
kemampuan perusahaan beradaptasi terhadap kompleksitas dan
perubahan
233
loyal dan produktif.. Dan SDM seperti apa yang puas, komitmen, loyal dan
produktif yang dapat menghasilkan kinerja istimewa itu?
Setiap eksekutif merasakan kebutuhan terhadap pelanggan yang puas
dan loyal. Begitu juga mendengar perusahaan yang sudah “go public” ,
sangat menghargai kebutuhan akan investor yang puas dan loyal. Investor
dan pelanggan menyediakan sumber daya finansial yang memungkinkan
organisasi bertahan. Namun tidak semua eksekutif memahami kebutuhan
menciptakan kepuasan dan loyalitas di antara pegawai. Dengan demikian,
loyalitas pegawai merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap
kinerja istimewa organisasi (Kaswan, 2012). Loyalitas bisa didefinisikan
sebagai :
Employees who plan to stay with their current employer for more
than two years and are willing to protect and save face for another
person. It is one of the key dimensions that make up the concept of
trust. Loyalty can be affected by several issues, such as benefits and
pay, working environment, job satisfaction, and customers (Burns,
2012: 310).
234
menciptakan komunikasi terbuka di antara manajemen dan pegawai, dan jika
pegawai merasa didengar dan diakui, mereka akan merasa lebih loyal
terhadap organisasi dan lebih mampu membangun kepercayaan.
c. Berinvestasi pada pelatihan dan memperlakukan pegawai sebagai
sumber daya
235
lingkungan kerja di mana perlakuan berkualitas merupakan norma, manajer
dan pegawai memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan penuh
pertimbangan. Lingkungan yang demikian terbuka dan menerima keragaman
dalam semua aspek yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Lingkungan itu
juga ditandai oleh kerja tim dan dukungan di antara teman sejawat, juga
antara manajer dan pegawai, karena setiap orang bekerja sama untuk
mencapai sasaran bisnis yang sama.
Pengakuan merupakan salah satu motivator yang ampuh. Orang ingin tahu
bukan hanya mengenai seberapa baik dia telah mencapai sasarannya atau
menjalankan pekerjaannya, tetapi juga seberapa besar pengakuan organisasi
terhadap kinerjanya. Tindakan pegakuan dapat berupa promosi, penempatan
pada proyek yang bergengsi, perluasan pekerjaan untuk memberinya lingkup
pekerjaan yang lebih menarik dan menguntungkan, dan berbagai simbol
status dan kebanggan. Oleh karena itu, pemimpin mencari kesuksesan
pegawainya setiap hari dan mengaakuinya di tempat. Seorang karyawan
yang melakukan kinerja yang luar biasa atau memberikan kontribusi yang
sangat berharga layak mendapat pengakuan. Pengakuan akan mendorong
organisasi mencapai sasaran/tujuannya.
236
peneyelesaian tugas yang didelegasikan. Pemberdayaan tenaga kerja dan
pendelegasian saling terkait. Pemberdayaan terjadi ketika pegawai pada level
yang lebih tinggi berbagi kekuasaan dengan pegawai pada level yang lebih
rendah. Ini meliputi pemberian pelatihan, peralatan, dukungan manajemen
yang diperlukan pegawai untuk menyelesaikan tugas. Dengan demikian,
pegawai yang diberdayakan memiliki otoritas dan kapabilitas menyelesaikan
pekerjaan. Meskipun otoritas dapat didelegasikan, namun tanggung jawab
tidak, orang yang mendelegasikan tugas pada akhirnya bertanggung jawab
atas keberhasilannnya. Oleh karena itu, pegawai yang ditugaskan
bertanggung jawab mencapai sasaran dan tujuan tugas.
Ada kekuatan yang luar biasa ketika orang bekerja bersama-sama. Bergaul
dengan individu-individu yang sepikiran, yang berorientasi kepada sukses ,
yang riang – Tim Impian – adalah salah satu alat sukses yang paling
menakjubkan. Siapa pun yang meraih sukses besar – siapa pun – pasti
mempunyai Tim Impian. Menurut Steven K. Scott, kita banyak memperoleh
manfaat dengan memiliki Tim Impian:
(a) Anda akan mencapai mimpi, tujuan, rencana, dan sasaran Anda
(b) Anda akan mengurangi risiko
237
(c) Anda akan mendapatkan kebijaksanaan yang akan melayani Anda di
sisa kehidupan Anda
(d) Di waktu penuh masalah, Anda akan mempunyai orang yang
membantu Anda
(e) Anda akan mampu memenangkan peperangan yang akan
membalikkan kekalahan
(f) Anda akan mencapai kesuksesan yang lebih besar
Kita semua tahu bahwa dua kepala lebih baik dibandingkan satu kepala
dalam memecahkan masalah atau menciptakn hasil. Jadi, bayangkan
memiliki sebuh kelompok tetap yang terdiri lima sampai enam orang yang
bertemu setiap minggu untuk tujuan memecahkan masalah, melakukan curah
pendapat, membentuk jaringan, dan saling mendukung serta memotivasi satu
sama lain. Proses ini dinamakan proses mastermind.
3. Efektivitas GKM
Dalam bagian ini, kita akan membahas dua hal utama, yaitu dampak GKM,
dan persyaratan efektivitas.
a. Dampak GKM
Efektivitas GKM mungkin bisa diukur dalam beberapa cara. . Dewar (dalam
Shores, 1984) membedakan pengukuran itu menjadi tiga kategori: (1)
peningkatan kualitas, (2) peningkatan sikap, dan (3) reduksi biaya. Akan
tetapi, ketiga ukuran ini berkaitan satu sama lain. Misalnya, meningkatnya
sikap pegawai bisa berdampak terhadap meningkatnya mutu, dan
menurunnya biaya, atau sebaliknya.
1) Peningkatan Mutu
238
Karena konsep mutu tidak sederhana, maka baanyak indikaor yang
menunjukkan meningkatnya mutu, di anataranya:
239
pekerjaan telah berubah secara signifikan seiring perjalanan sdejarah.
Misalnya,bagi orang Yunani awal pekerjaan merupakan sesuatu yang
dikerjakan para budak. Berlanan dengan saat ini, pekerjaan dipandang oleh
banyak orang sebagai sumber kepuasan dan kesenangan, sehingga semakin
tumbuh perasaan bahwa pekerjaan harus menyenangkan. Meskipun tidak
semua orang setuju dengan bersenang-senang di tempat kerja, namun
organisasi seperti Soutwest Airline telah mengubah pekerjaan menjadi
keunggulan bersaing strategis.
Work attitudes atau sikap kerja didefinisikan sebagai” collections of
feelings, beliefs, and thoughts about how to behave that people currently
hold about their jobs and organizations” (George & Jones, 2012.71). Pada
dasarnya, sikap kerja merupakan kumpulan perasaan, kepercayaan, dan
pemikiran yang dipegang orang tentang bagaimana berperilaku pada saat ini
mengenai pekerjaan dan organisasi, Sikap lebih spesifik daripada nilai dan
tidak bersifat permanen karena cara orang mempersepsi dan menghayati
pekerjaannya sering berubah seiring waktu. Misalnya, situasi kerja seseorang
mungkin berubah disebabkan oleh transfer kerja atau karena promosinya
diterima atau ditolak. Akibatnya, sikap kerjanya mungkin juga berubah.
Mengkaji sikap sangat penting karena beberapa alasan (Reece,
Brandt & Howie, 2011; Levy, 2010). Pertama, telah lama diperkirakan
bahwa sikap kerja mempengaruhi perilaku kerja, yang menjelaskan mengapa
manajer dan eksekutif begitu tertarik kepadanya. Kedua, karena alasan
kemanusiaan, meningkat sikap kerja pegawai merupakan sasaran yang
dikehendaki dari sikap kerja. Seperti yang dinyatakan Edwin Locke (dalam
Reece, Brandt & Howie, 2011), “Kebahagiaan adalah tujuan hidup – dan
membuat orang bahagia di tempat kerja harus menjadi tujuan organisasi.
Ketiga, mempelajari sikap kerja bisa membantu kita memahami
kompleksitas kehidupan kerja dan kehidupan di luar kerja. Keempat, banyak
240
organisasi menemukan bahwa sikap pegawai ada hubungan dengan
kemampuan memperoleh keuntungan organisasi. Temuan ini telah membawa
kepada perubahan besar dalam proses hiring. Banyak organisasi berpendapat
bukan kemampuan teknis pegawai merupakan indikator terbaik kinerja masa
depan. Mereka menemukan bukan kurangnya ketrampilan teknis merupakan
alas an utama mengapa rekrutmen pegawai baru mengalami kegagagalan,
melainkan ketrampilan interpersonal.
241
Penurunan biaya ini pada gilirannya memiliki pengaruh positif pada aspek-
aspek lain, seperti yang dikemukakan sebagai reaksi mata rantai Deming,
yang terlihat dalam Gambar 9.2.
Perbaikan Mutu
Produktivitas Meningkat
GAMBAR 9.2
242
b. Persyaratan Efektivitas
Efektivitas GKM dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Akan tetapi, ada tiga
persyaratan dasar yang harus dipenuhi agar GKM menjadi efektif (Smither,
Houston, & McIntire, 1996). Pertama, anggota GKM harus menerima
pelatihan dalam teknik pemecahan masalah yang memungkinkan mereka
memecahkan masalah yang terkait dengan pekerjaan secara efektif. Pelatihan
yang efektif dapat meningkatkan kinerja, memperbaiki semangat kerja, dan
mendongkrak potensi organisasi. Pelatiham yang kurang baik, tidak sesuai,
atau tidak memadai bisa menjadi sumber frustasi bagi setiaporang yang
terlibat. Untuk memaksimalkan manfaat pelatihan,manager atau pemimpin
harus memanatau proses pelatihan.
243