Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FLY GRILL

Disusun Oleh :
Kelompok 2 (B)
1. Aisha Nurwahidah Azhary (10031282126042)
2. Anggi Monica Sari (10031282126032)
3. Anisah Zalzabila (10031282126030)
4. Inda Wahyuni (10031282126048)
5. Nita Amelia Putri (10031282126028)
6. Salsabila Tridilazarfa (10031282126040)
7. Syifa Aulia Ramadhona (10031282126050)
8. Warni Susanti (10031282126038)
9. Windari Caturratiwi (10031282126026)
10. Xena Pebruwani (10031282126036)
11. Zikha Destasya (10031282126044)

Dosen Pengampu : Yulian Taviv, S.K.M., M.Si

PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
A. Fly Grill
Fly grill merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan lalat di
suatu tempat. Fly grill ini dapat dibuat dari bilahan kayu yang lebarnya 2 cm dan tebalnya
1 cm, dengan panjang masing-masing 80 cm sebanyak 16-24 buah. Bilahan bilahan kayu
tersebut hendaknya di cat berwarna putih. Bilahan-bilahan yang telah disiapkan dibentuk
berjajar dengan jarak 1-2 cm pada kerangka kayu yang telah disiapkan dan sebaiknya
pemasangan bilahan pada kerangkanya mempergunakan kayu sekrup sehingga dapat
dibongkar pasang setelah dipakai.

Gambar 1. Fly Grill

Lalat menggunakan fly grill sudah mempunyai angka recommendation control yaitu :

● 0-2 lalat: tidak menjadi masalah (rendah)


● 3-5 lalat: perlu dilakukan pengamatan terhadap tempat-tempat berkembang biak lalat
(tumpukan sampah, kotoran hewan, dan lain-lain) (sedang)
● 6-20 lalat: populasi padat dan perlu pengamatan lalat dan bila mungkin direncanakan
tindakan pengendaliannya (tinggi)
● >21 lalat: populasi sangat padat dan perlu diadakan pengamanan terhadap tempat
berkembangbiaknya lalat dan tindakan pengendalian (sangat tinggi / sangat padat).
Lalat menyukai tempat-tempat yang berbau menyengat dan tempat yang cukup
lembab. Sedangkan,warna yang disukai lalat umumnya adalah warna natural seperti
warna cokelat pada batang dan hijau seperti buah atau sayur segar. Keberadaan lalat
memang cukup mengganggu, tidak hanya dalam estetika saja, tetapi juga menyebabkan
berbagai penyakit. Peran kantin ekonomi dan tempat pembuangan sampah FKM dalam
penyebaran penyakit akibat dari lalat memiliki keterkaitan yang sangat erat. Maka dari itu
kami mencoba menggunakan fly grill untuk mengetahui jumlah kepadatan lalat yang ada
pada kantin ekonomi dan tempat pembuangan sampah FKM Universitas Sriwijaya
sebagai dasar dalam melakukan analisis tindakan preventive.

B. Pelaksanaan Praktikum
a. Tanggal Pelaksanaan : 6 Oktober 2022
b. Waktu Pelaksanaan : Pukul 09.00 – 12.00 WIB
c. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
1) Kertas 1) Lalat
2) Alat tulis
3) Stopwatch
4) Fly Grill
5) Kamera
d. Tempat Pelaksanaan :
1) Tempat Pembuangan Sampah FKM
2) Kantin Ekonomi
e. Cara Kerja (Prosedur penghitungan kepadatan lalat)
1) Letakkan fly grill di tempat yang akan dihitung kepadatan lalatnya
2) Dipersiapkan stopwatch untuk menentukan waktu perhitungan selama 30 detik
3) Dihitung banyaknya lalat yang hinggap selama 30 detik dengan menggunakan
counter. Lalat yang terbang dan hinggap lagi dalam waktu 30 detik tetap dihitung.
4) Jumlah lalat yang hinggap dicatat
5) Lakukan perhitungan secara berulang sampai 10 kali dengan cara yang sama
6) Dari lima kali perhitungan yang mendapatkan nilai tertinggi dihitung rata ratanya,
maka diperoleh angka kepadatan lalat pada tempat tersebut. Menurut buku
petunjuk pemberantasan lalat penghitungan kepadatan (Depkes RI, 1992).
LEMBAR PENGUKURAN

1. Hasil pengukuran 2 titik dengan 10 kali pengamatan dengan estimasi waktu setiap
pengamatan 30 detik.

Lokasi Pengamatan ke-


Total
ke- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

1 7 4 19 7 7 10 6 3 8 4 75

2 15 15 9 10 11 7 19 8 5 5 104

2. Lima (5) Pengamatan Tertinggi


a. Pengukuran lokasi pertama

Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 Total
Jumlah
19 10 8 7 7
Lalat

b. Pengukuran lokasi kedua


Pengamatan P1 P2 P3 P4 P5 Total
Jumlah
19 15 15 11 10
Lalat

c. Rata-rata Kepadatan Lalat dari lima (2) Titik Tertinggi :


1) Pengamatan Pertama =

2) Pengamatan Kedua =
d. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami sampaikan yaitu, Lalat merupakan salah satu insekta
yang termasuk ke dalam orde Diphtera, yakni insekta yang mempunyai sepasang
sayap berbentuk membran. Jika dipandang dari sudut kesehatan, kepadatan lalat
merupakan masalah yang penting karena lalat merupakan vektor penyakit secara
mekanis (mechanical transport). Pada hasil praktikum kelompok kami, pada lokasi
pertama dan kedua terdapat perbedaan kepadatan lalat pada fly grill yang digunakan.
Pada umumnya, tempat sampah merupakan tempat lalat untuk berkembang biak.
Namun, pada lokasi pertama yang terdapat banyak sampah, kelompok kami
mendapatkan kepadatan lalat lebih sedikit dibanding lokasi kedua, yang mana pada
lokasi tersebut hanya ada sedikit sampah yang berserakan dan jauh dari kelembapan.
Maka dari itu, untuk mengurangi serta menekan populasi lalat, kita perlu
menghilangkan tempat-tempat perindukannya, mengurangi sumber-sumber yang
memungkinkan lalat berkembang biak, dan mencegah bertelurnya lalat di tempat
perindukan yang potensial. Tempat-tempat yang potensial ini terdapat di sekitar
hunian manusia, termasuk tempat pembuangan sampah.
LAMPIRAN

Gambar 2. Peletakan Fly Grill di Tempat Pembuangan Sampah FKM

Gambar 3. Lalat mulai hinggap di Fly Grill


Gambar 4. Peletakan Fly Grill di Kantin Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai