Paulus Eden Fernando Nehe Novria Lizza Rahma Dhini Rahmat Budiman Karmila
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pendekatan pembelajaran yang fokus pada pemecahan masalah nyata sebagai landasan utama dalam proses belajar mengajar. Dalam model ini, siswa diajak untuk aktif berpikir, mencari solusi, dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi kehidupan sehari-hari.Pada model pembelajaran berbasis masalah, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan pembelajaran, dan mengarahkan siswa dalam mencari solusi. Siswa akan terlibat secara aktif dalam proses belajar, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan melakukan penelitian untuk mencari informasi yang dibutuhkan.Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa. Dengan menghadapi masalah nyata, siswa akan belajar untuk berpikir secara analitis, mencari alternatif solusi, dan mengambil keputusan yang tepat. Finkle dan Torp mengungkapkan bahwa problem-based learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar pengetahuan, dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari- hari. Menurut Meenta, problem-based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran di mana disajikan suatu masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai landasan bagi siswa atau peserta didik untuk berpikir kritis dan menemukan alternatif pemecahan masalah. Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis: Dalam model ini, siswa diajak untuk berpikir secara kritis dalam menghadapi masalah nyata. Mereka akan belajar untuk menganalisis informasi, mengevaluasi berbagai solusi yang mungkin, dan memilih solusi yang paling tepat. 2. Meningkatkan kemampuan problem-solving: Dengan menghadapi masalah nyata, siswa akan belajar untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi yang relevan, merumuskan hipotesis, dan mencari solusi yang efektif. Hal ini akan membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan problem-solving yang berguna dalam kehidupan sehari- hari. 3. Meningkatkan keterlibatan siswa: Model pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar. Mereka akan merasa lebih terlibat dan bersemangat dalam mencari solusi untuk masalah yang menarik bagi mereka. 4. Mengembangkan kemampuan kolaborasi: Dalam model ini, siswa akan bekerja sama dengan teman sekelas dalam mencari solusi masalah. Hal ini akan membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, dan kerja tim. 5. Menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata: Dengan menghadapi masalah nyata, siswa akan melihat relevansi antara apa yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan sehari-hari. Mereka akan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi kehidupan nyata. Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, model pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk sukses dalam kehidupan dan karier mereka. B.Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Berikut adalah langkah-langkah strategi pembelajaran berbasis masalah: 1. Identifikasi masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan fokus pembelajaran. Masalah ini harus relevan dengan konteks pembelajaran dan menarik minat siswa. 2. Pembentukan kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang akan bekerja sama dalam memecahkan masalah. Setiap kelompok dapat memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda. 3. Menentukan tujuan pembelajaran: Setiap kelompok perlu menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam memecahkan masalah tersebut. Tujuan ini dapat berupa pengetahuan yang ingin diperoleh, keterampilan yang ingin dikembangkan, atau sikap yang ingin dibentuk. 4. Menganalisis masalah: Setiap kelompok perlu menganalisis masalah secara mendalam. Mereka perlu memahami konteks masalah, mengidentifikasi faktor-faktor yang terlibat, dan mengumpulkan informasi yang relevan. 5. Membuat rencana kerja: Setiap kelompok perlu membuat rencana kerja yang akan mereka lakukan dalam memecahkan masalah. Rencana ini mencakup langkah-langkah yang akan diambil, sumber daya yang dibutuhkan, dan waktu yang diperlukan. 6. Mencari informasi: Setiap kelompok perlu mencari informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Mereka dapat menggunakan berbagai sumber seperti buku, jurnal, internet, atau melakukan wawancara dengan ahli terkait. 7. Menganalisis informasi: Setiap kelompok perlu menganalisis informasi yang telah mereka kumpulkan. Mereka perlu mengorganisir dan menyusun informasi secara sistematis, mengidentifikasi pola atau tren, dan mengidentifikasi solusi yang mungkin. 8. Mengembangkan solusi: Setiap kelompok perlu mengembangkan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Mereka dapat menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh, menerapkan konsep-konsep yang relevan, dan menghasilkan solusi yang kreatif dan efektif. 9. Implementasi solusi: Setiap kelompok perlu mengimplementasikan solusi yang telah mereka temukan. Mereka dapat melakukan simulasi, percobaan, atau tindakan nyata untuk melihat apakah solusi yang mereka temukan efektif dalam memecahkan masalah. 10. Evaluasi hasil: Setiap kelompok perlu mengevaluasi hasil yang telah mereka capai. Mereka perlu menganalisis apakah solusi yang mereka temukan berhasil memecahkan masalah, apakah ada ruang untuk perbaikan, dan apa yang dapat dipelajari dari proses pembelajaran ini. 11. Refleksi: Setiap kelompok perlu merefleksikan proses pembelajaran yang telah mereka lalui. Mereka perlu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan, serta merumuskan langkah- langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah di masa depan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan memperoleh pengetahuan yang relevan dengan masalah yang dihadapi.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu