Anda di halaman 1dari 3

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Nama Kelompok : Kelompok 3


Paulus Eden Fernando Nehe
Novria Lizza Rahma Dhini
Rahmat Budiman
Karmila

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pendekatan pembelajaran yang fokus pada
pemecahan masalah nyata sebagai landasan utama dalam proses belajar mengajar. Dalam
model ini, siswa diajak untuk aktif berpikir, mencari solusi, dan mengaplikasikan
pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi kehidupan sehari-hari.Pada model
pembelajaran berbasis masalah, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
dalam mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan pembelajaran, dan mengarahkan siswa
dalam mencari solusi. Siswa akan terlibat secara aktif dalam proses belajar, berkolaborasi
dengan teman sekelas, dan melakukan penelitian untuk mencari informasi yang
dibutuhkan.Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa. Dengan menghadapi masalah
nyata, siswa akan belajar untuk berpikir secara analitis, mencari alternatif solusi, dan
mengambil keputusan yang tepat.
Finkle dan Torp mengungkapkan bahwa problem-based learning merupakan
pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan
strategi pemecahan masalah, dasar-dasar pengetahuan, dan keterampilan dengan
menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-
hari.
Menurut Meenta, problem-based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran di mana disajikan suatu masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari sebagai landasan bagi siswa atau peserta didik untuk berpikir kritis dan
menemukan alternatif pemecahan masalah. Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah
adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis: Dalam model ini, siswa diajak untuk berpikir
secara kritis dalam menghadapi masalah nyata. Mereka akan belajar untuk menganalisis
informasi, mengevaluasi berbagai solusi yang mungkin, dan memilih solusi yang paling tepat.
2. Meningkatkan kemampuan problem-solving: Dengan menghadapi masalah nyata, siswa
akan belajar untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi yang relevan,
merumuskan hipotesis, dan mencari solusi yang efektif. Hal ini akan membantu mereka
dalam mengembangkan kemampuan problem-solving yang berguna dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Meningkatkan keterlibatan siswa: Model pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa
untuk aktif terlibat dalam proses belajar. Mereka akan merasa lebih terlibat dan bersemangat
dalam mencari solusi untuk masalah yang menarik bagi mereka.
4. Mengembangkan kemampuan kolaborasi: Dalam model ini, siswa akan bekerja sama
dengan teman sekelas dalam mencari solusi masalah. Hal ini akan membantu mereka dalam
mengembangkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, dan kerja tim.
5. Menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata: Dengan menghadapi masalah
nyata, siswa akan melihat relevansi antara apa yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan
sehari-hari. Mereka akan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
telah dipelajari dalam situasi kehidupan nyata.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, model pembelajaran berbasis masalah dapat membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk sukses dalam kehidupan
dan karier mereka.
B.Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Berikut adalah langkah-langkah strategi pembelajaran berbasis masalah:
1. Identifikasi masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang akan
dijadikan fokus pembelajaran. Masalah ini harus relevan dengan konteks pembelajaran dan
menarik minat siswa.
2. Pembentukan kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang akan
bekerja sama dalam memecahkan masalah. Setiap kelompok dapat memiliki peran dan
tanggung jawab yang berbeda-beda.
3. Menentukan tujuan pembelajaran: Setiap kelompok perlu menentukan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dalam memecahkan masalah tersebut. Tujuan ini dapat berupa
pengetahuan yang ingin diperoleh, keterampilan yang ingin dikembangkan, atau sikap yang
ingin dibentuk.
4. Menganalisis masalah: Setiap kelompok perlu menganalisis masalah secara mendalam.
Mereka perlu memahami konteks masalah, mengidentifikasi faktor-faktor yang terlibat, dan
mengumpulkan informasi yang relevan.
5. Membuat rencana kerja: Setiap kelompok perlu membuat rencana kerja yang akan mereka
lakukan dalam memecahkan masalah. Rencana ini mencakup langkah-langkah yang akan
diambil, sumber daya yang dibutuhkan, dan waktu yang diperlukan.
6. Mencari informasi: Setiap kelompok perlu mencari informasi yang relevan dengan masalah
yang dihadapi. Mereka dapat menggunakan berbagai sumber seperti buku, jurnal, internet,
atau melakukan wawancara dengan ahli terkait.
7. Menganalisis informasi: Setiap kelompok perlu menganalisis informasi yang telah mereka
kumpulkan. Mereka perlu mengorganisir dan menyusun informasi secara sistematis,
mengidentifikasi pola atau tren, dan mengidentifikasi solusi yang mungkin.
8. Mengembangkan solusi: Setiap kelompok perlu mengembangkan solusi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Mereka dapat menggunakan pengetahuan yang telah
mereka peroleh, menerapkan konsep-konsep yang relevan, dan menghasilkan solusi yang
kreatif dan efektif.
9. Implementasi solusi: Setiap kelompok perlu mengimplementasikan solusi yang telah
mereka temukan. Mereka dapat melakukan simulasi, percobaan, atau tindakan nyata untuk
melihat apakah solusi yang mereka temukan efektif dalam memecahkan masalah.
10. Evaluasi hasil: Setiap kelompok perlu mengevaluasi hasil yang telah mereka capai.
Mereka perlu menganalisis apakah solusi yang mereka temukan berhasil memecahkan
masalah, apakah ada ruang untuk perbaikan, dan apa yang dapat dipelajari dari proses
pembelajaran ini.
11. Refleksi: Setiap kelompok perlu merefleksikan proses pembelajaran yang telah mereka
lalui. Mereka perlu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan, serta merumuskan langkah-
langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah di masa
depan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, siswa akan terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan memperoleh pengetahuan
yang relevan dengan masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai