Struktur Beton
Bertulang II
1
PERSYARATAN GEOMETRIK KOLOM
c1 > 300
c2
c1 c2 > 300
l0
Panjang penyaluran
Tinggi bersih (Ho)
l0
3
150 > sx = 100 + ( 350 – cx ) / 3 > 100
s/2
c1 / 4
l0 c2 / 4
s< 6 db
sx
6 db
s< 150
Tinggi bersih (Ho)
(Ho + Ld)/2
l0
4
Persyaratan tulangan lentur kolom (tulangan memanjang)
1. Rasio penulangan minimum 1% dan maksimum 6%
2. Sambungan mekanis maupun sambungan las harus dirancang
dengan kuat-leleh bajatulangan 125% dari kuat-leleh batang
yang disambung
3. Sambungan menurut butir 2 tersebut tidak diperbolehkan
diletakkan di lokasi yang potensial membentuk sendi plastis
4. Sambungan lewatan hanya boleh ditempatkan di setengah
ketinggian/panjang elemen dan harus diperhitungkan sebagai
sambungan lewatan tarik dan harus tetap mengikuti ketentuan
butir 1
5. Rasio volumetrik tulangan pengekang mengikuti ketentuan
dalam SNI
5
Persyaratan Penulangan
1. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa rangkak dan susut yang terjadi pada kolom
cenderung mentransfer beban aksial yang mula-mula bekerja pada beton ke
bajatulangan.
2. Agar bajatulangan tidak leleh terlalu dini akibat beban kerja maka perlu
bajatulangan dengan luas minimum.
3. Adanya luas minimum bajatulangan pada kolom sekaligus mengurangi rangkak
dan susut serta menjamin kolom mampu menahan beban lentur yang tak terduga
4. Dengan pertimbangan dari segi ekonomis dan juga kemudahan di dalam
pelaksanaan pekerjaan penulangan di lapangan, maka luas bajatulangan kolom
perlu dibatasi
6
Persyaratan Penulangan
7
Persyaratan Penulangan
Untuk mengurangi pengaruh tekuk dan agar bajatulangan vertikal dapat bekerja
efisien, RSNI3, SK SNI 03-xxxx-2002 mensyaratkan jarak/spasi antar tulangan
sebagai berikut:
150
150
maksimum
135o
8
Sengkang Pada Kolom Beton
Secara garis besar fungsi sengkang pada kolom beton adalah:
1. Pengekang beton (concrete confinement) agar beton tetap kokoh saat
menerima tekanan oleh beban
2. Pengikat bajatulangan longitudinal, sehingga antara beton dan
bajatulangan dapat bekerjasama di dalam melawan deformasi yang terjadi
pada kolom
3. Sebagai pemikul tegangan geser (baik oleh lentur maupun oleh puntir)
yang bekerja pada penampang
9
Sengkang Pada Kolom Beton
Beberapa ketentuan tentang sengkang pada kolom beton
Lap splice hooks in
alternate corner (typical) x x
Vertical bars
½” min min. cover
= 1 bar diameter
10
Sengkang Pada Kolom Beton
Ada 2 jenis sengkang di dalam kolom beton, yaitu:
SENGKANG BIASA
SENGKANG SPIRAL (SPIRAL)
Spiral
Sengkang biasa
11
2.5. Sengkang Pada Kolom Beton
Perbedaan di dalam mempertahankan keruntuhan setelah tulangan utama
leleh antara kolom dengan sengkang biasa dan kolom berspiral adalah sebagai
berikut:
Kolom bersengkang
(tekan)
12
2.5. Sengkang Pada Kolom Beton
Pada kolom beton yang dibebani gaya aksial sentris, pola keruntuhan
adalah seperti terlihat pada Grafik di bawah ini:
Spiral breaks
Load
Spiral column
Tied column
0.5 1.0
Axial shortening (in)
13
2.5. Sengkang Pada Kolom Beton
Pada kolom beton yang dibebani gaya aksial eksentris, pola keruntuhan
adalah seperti terlihat pada Grafik di bawah ini:
200
Spiral, e/h = 0.25
Ac = 113 in2 As = 4.8 in2
fc’ = 3620 psi fy = 43800
psi
100
0
0 1 2 3
Lateral deflection at midheight (in)
14
2.5. Sengkang Pada Kolom Beton
a. Sengkang dan Sengkang Ikat Biasa
15
2.5. Sengkang Pada Kolom Beton
b. Sengkang Spiral
spiral
f1
Concrete core
fs
f2 p
f2
fs f2
fsp fsp
p
s f1
Dc f2
Spiral f2 f2
f1
f2
f1
16
2.5. Sengkang Pada Kolom Beton
b. Sengkang Spiral Asp p ( Dc – db )
rs =
db 0.25 p Dc2 s
Asp = 0.25 p db2
Ac = 0.25 p Dc2 Ag f’c
rs < 0.45 -1
Ag = 0.25 p h2 Ac fsy
Dc
fsy < 420 Mpa
h
Jika ketentuan di atas dipenuhi, maka boleh
digunakan nilai Pn max sebagai berikut:
s
Pn max = 0.85 (f”c (Ag - Ast) + fy Ast)
17
Jarak tulangan bujur kolom harus kurang
atau samadengan 150
Begel/sengkang kolom di daerah join
(daerah interseksi kolom dengan balok)
harus dipasang menerus
20
Join balok-kolom merupakan bagian struktur terpenting
yang harus diupayakan memiliki kemampuan
mempertahankan diri dari kegagalan melalui
kemampuan inelastiknya, sehingga harus dirancang
sedemikian hingga:
21
Join balok-kolom merupakan bagian struktur terpenting
yang harus diupayakan memiliki kemampuan
mempertahankan diri dari kegagalan melalui
kemampuan inelastiknya, sehingga harus dirancang
sedemikian hingga:
22
Daerah potensial Setengah tinggi kolom
terjadi sendi plastis
1200
a = 100
500
16 D 22
a = 200
1600
a = 100
1200
2 D8-a 2 D 10 - a
2 D 10 - a
DETAIL PENULANGAN KOLOM 500 X 500
24
CONTOH PENGGAMBARAN
SENGKANG KOLOM
500
1200
a = 100
500
16 D 22
a = 200
1600
a = 100
1200
2 D8-a 2 D 10 - a
2 D 10 - a
DETAIL PENULANGAN KOLOM 500 X 500
25
CONTOH PENGGAMBARAN
SENGKANG KOLOM
400
1200
a = 100
400
12 D 16
a = 250
1600
2 D8-a
a = 100
1200
2 D8-a
2 D8-a